Generator merupakan suatu peralatan yang mengubah energy mekanik menjadi energy
listrik. Pada kapal generator digunakan sebagai pembangkit listrik, dan merupakan sumber listrik
dari seluruh ketersediaan listrik di kapal. Pada umumnya generator di rangkai secara pararel
dengan tujuan effisiensi, mendapatkandaya yang lebih besar,dan menjamin kontinyuitas
ketersediaan daya listrik, Pararel Generator adalah metode penggunaan dua atau lebih generator
secara bersamaan yang dihubungkan secara parallel. Ada 2 metode untuk mempararelkan
generator, metode gelapterang dan dengan metode gelap gelap. Prinsip pada metode gelap
gelap yang dipakai adalah fasa sama, dalamhalini U-U, V-V dan W-W. Sehingga tidak ada
perbedaan tegangan yang dihasilkan, oleh karena itu saat disinkronkan lampu akan mati atau
gelap sedang kan pada metode gelap terang, salah satu fasa yang dikombinasikan adalah U-V
dan V-U dan yang tetap fasanya adalah W-W. Pada fasa U-V dan V-U ada perbedaan tegangan
yang menyebabakan lampu tersebut menyala sehingga akan ada 2 lampu yang menyala dan 1
lampu yang mati. Pararel generator memperhatikan beberapa syarat dalam mempararelkan dua
buah generator seperti urutan fasa yang sama, frekuensi yang sama, dan tegangan yang sama.
Pengaruh dari pararel generator ini adalah terjadinya load share dan load factor, load share
adalah dimanater jadi distribusi beban antar generator yang demikian maka dipergunakan alat
load share untuk membagi beban generator secara proporsional berdasarkan kapasitas generator
sementara load factor adalah perbandingan dari rata-rata output atau beban terhadap maksimum
output atau beban dalam suatu periode terhadap beban puncak yang terjadi pada periode tersebut.
Pada percobaan salah satunya adalah yang kami lakukan pada pararel generator metode gelap
gelap. Pada metodegelap gelap beban nol nilai tegangan dan frekuensi sama besar sesuai
dengan syarat pararel generator yaituse besar 220 V dan 53 Hz. Nilai arus sebelum dipararelkan
sebesar 0.086 A pada generator 1 dan 0.093 A pada generator 2, sehingga saat dipararelkan
arusnya berubah menjadi 0.315 A, sebelum di pararelkan generator 1 45,408 dan generator 2
memilikidaya 49,104 watt tetapisetelah di pararelkan menjadi 94,512 watt. Generator banyak
aplikasinya pada marine dan non marine,pada bidang non marine kerap digunakandi generator
pembangkit listrik bidang marine digunakan di bidang marine contohnya seperti generator pada
steam turbine, diesel generator, gensetdan MVPP (Marine Vehicle Power Plant).
BAB I
Pendahuluan
Paralel generator adalah suatu rangkain listrik yang menggabungkan dua generator atau
lebih yang disusun secara parallel, dimana rangkaian ini dapat digunakan secara terus menerus
ataupun secara bergantian. Pararel generator sendiri mempunyai kelebihannya diantaranya agar
beban kerja generator tidak dipaksa pada kondisi maksimumnya, kinerja generator dapat bekerja
bergiliran tanpa terputusnya aliran listrik. Pembagian beban yang ditanggung oleh masing-
masing generator yang bekerja paralel akan tergantung jumlah masukan bahan bakar dan udara
untuk pembakaran mesin diesel, bila mesin penggerak utamanya diesel atau bila mesin-mesin
penggeraknya lain maka tergantung dari jumlah (debit) air ke turbin air, jumlah (entalpi) uap/gas
ke turbin uap/gas atau debit aliran udara ke mesin baling-baling.
generator?
DASAR TEORI
Generator merupakan suatu peralatan yang mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik, kebanyakan generator digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Energi mekanik
yang diperoleh dari generator dapat berasal dari motor bakar diesel, kincir angin, kincir air,
dan dapat di kopling dengan suatu motor yang lain, yang jika dalam perkapalan kebanyakan
menggunakan motor induk.
Gambar1.1 : Generator
Sumber : www.generatorrentaldubai.com
Alasan dalam suatu perencanaan listrik perlu menghitung beban adalah untuk dapat
menghitung / memprediksi beban-beban peralatan elektronik yang akan dihidupkan dengan
generator sehingga dapat menentukan kapasitas daya yang dihasilkan oleh generator.
Generator memiliki 2 bagian yaitu :
A. Rotor
Bagian yang berputar dari motor yang mempunyai bagian terdiri dari poros, inti,
kumparan, dan sikat-sikat. Dan berfungsi untuk menghasilkan medan magnet. Antara rotor
dan stator dipisahkan oleh celah udara.
1. Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau
jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan.
Gambar2.1.1 -- Rotor
( Sumber: fabricast.com)
B. Stator
Stator merupakan elemen diam yang terdiri dari Rangka Stator, Inti Stator dan belitan-
belitan Stator (belitan jangkar). Bagian stator, terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Inti stator. Bentuk dari inti stator berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat mungkin
untuk menghindari rugi-rugi arus. Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan
konduktor untuk mengatur arus medan magnet.
2. Belitan stator. Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di
dalam slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapat
tegangan induksi.
3. Rumah stator. Umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang
rumah stator biasanya memiliki sirip sebgai alat bantu dalam proses pendinginan.
Gambar2.1.2 -- Stator
( Sumber: fabricast.com )
Generator bekerja dengan prinsip yang berlawanan dari motor. Generator mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada dasarnya cara kerja dari generator hampir sama
dengan cara kerja motor. Hanya saja, pada motor dimana rotor bergerak akibat arus listrik dari
stator yang menginduksi rotor. Sedangkan pada generator, rotor yang sudah terlebih dahulu
bergerak akibat poros rotor yang dikopel dengan sistem lain akan memotong medan magnet
sehingga timbulnya arus.
Arus listrik yang ditimbulkan itulah yang menjadi output dari generator. Sehingga
generator dikenal sebagai suatu alat yang mengubah energi mekanik (berupa gerakan rotor)
menjadi energi listrik (berupa arus). Gerakan rotor diperoleh dari primeover yang dapat
berupa mesin diesel, tenaga uap, maupun tenaga air.
Gambar 2.1.3 -- Prinsip Kerja Generator
( Sumber : generator(AC).wordpress.com )
2.2. Pengertian dan Prinsip Kerja Parallel Generator
Pararel generator adalah metode penggunaan dua atau lebih generator secara
bersamaan yang dihubungkan secara paralel. Berikut ini adalah fungsi spesifik dari
generator yang diparalelkan:
1. Salah satu dari generator berfungsi sebagai emergency agar pasokan daya tetap
kontinyu.
2. Memperbesar kapasitas daya yang dihasilkan.
3. Efisiensi penggunaan daya
Prinsip Kerja umum Parallel Generator
1. dimulai dari pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu
generator,
2. kemudian secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan
kemampuan generator tersebut,
3. selanjutnya menghidupkan lagi generator berikutnya dan memparalelkan
dengan generator pertama untuk memikul beban yang lebih besar lagi.
4.Saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama yang sudah
memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung
generator pertama, sehingga terjadi kerjasama yang meringankan sebelum beban-
beban selanjutnya dimasukkan.
Pada praktikum yang digunakan adalah jenis generator DC dan AC, dimana
generator AC dihidupkan dahulu untuk pasokan listrik ( regulator ) ke beban, kemudian
sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut.
Selanjutnya menghidupkan generator DC dan memparalelkannya dengan generator AC
untuk memikul beban yang lebih besar lagi.Saat generator DC diparalelkan dengan
generatorAC yang sudah memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang
semula ditanggung generator AC, sehingga terjadi kerjasama yang meringankan, sebelum
beban-beban selanjutnya dimasukkan. Seberapa besar pembagian beban yang ditanggung
oleh masing-masing generator yang bekerja paralel akan tergantung jumlah masukan
bahan bakar dan udara untuk pembakaran mesin diesel, bila mesin penggerak utamanya
diesel atau tergantung dari mesin penggerakknya.
Pada generator motor DC membutuhkan 2 rectifier, ini bertujuan membagi input
untuk motor DC dan stator DC nya, dimana satu rectifier dihubungkan ke motor DC dan
yang satunya lagi dihubungkan ke stator. Dan juga sebagai pengatur tegangan dan
frekuensi pada panel board yang digunakan praktikum.Sedang pada generator motor AC
menggunakan satu rectifier, rectifier ini digunakan sebagai tenaga awal menggerakkan
motor.
Dengan rangkaian pada gambar 2.3.1, pilih lampu dengan tegangan kerja dua kali
tegangan fasa-netral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan secara seri. Dalam
keadaan saklar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat urutan nyala lampu. Urutan
lampu akan berubah menurut urutan L1 L2 L3 L1 L2 L3.
Perhatikan Gambar 2.3.2, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan L3 redup.
Gambar 2.3.3. Kondisi ke 2 lampu berputar
Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala (generator lain)
Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih
adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda
sederhana ini adalah lampu lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar
fasa.
( Sumber : http://eprints.undip.ac.id )
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan gelap yang
disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga sebaliknya, jika lampu
menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan.
( Sumber : http://eprints.undip.ac.id )
Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika antara
fasa terdapat beda tegangan yang ada adalah 0 maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan
generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui
seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap diparalel.
( Sumber : http://eprints.undip.ac.id )
2.6. Metode dalam Memparallelkan Generator
Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan digunakan alat
pendeteksi berupa lampu sinkronoskop hubungan gelap-terang.
Menurut buku Marine Electrical hal 57 pada gambar 2.1 diatas lampu
sinkronoskop dapat nyala-mati dikarenakan bahwa dikarenakan ada lampu yang tidak
dihubungkan dengan fase yang sama sehingga dua lampu akan terang dan yang lainnya
akan gelap.
Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase
yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ; lampu L2
dihubungkan pada phase S1 dan phase T2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase
T1 dan phase S2.
Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama ), lampu L1, L2 dan L3
akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui bahwa fasa
kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka L1 akan
mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala.
Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase
yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan
pada phase S1 dan phase S2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase
T2.
Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian paralel itu
benar ( urutan fasa sama ) ketiga lampu akan menyala-mati-menyala secara bersamaan
dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup.
Apabila fasa ke dua tegangan sama, maka ketiga lampu akan mati.
Load Share adalah pembagian beban pada 2 buah generator. Pada awal mula
dioperasikan hanya menggunakan 1 buah generator yang menanggung semua beban,
setelah 2 generator bisa dioperasikan secara perarell maka beban akan dibagi rata pada
tiap generator.
Permasalahan yang timbul untuk memparalelkan generator dengan kapasitas yang
berbeda adalah terjadinya overload pada generator yang kapasitasnya lebih rendah. Untuk
mengatasi permasalahan ini terlebih dahulu kita mengetahui karateristik dari setiap
generator. Karateristik yang dimaksud adalah karateristik daya terhadap putaran atau
frekuensi. Selain itu karateristik dari masing-masing generator harus mempunyai droop
yang sama. Dengan karateristik yang demikian kita dapat melakukan pengaturan daya
generator sehingga dapat mencapai prosentase yang sama pada masing-masing unit
generator yang dipararel. Implementasi dari karateristik tersebut adalah dengan diagram
karateristik frekuensi daya. Supaya terjadi distribusi beban seperti pada diagram
karateristik, maka antar generator dioperasikan pada kecepatan bersama yang besarnya
adalah sebagai berikut,
Kecepatan bersama = b/d x g atau c/e x g (dalam persen)
Dimana,
a. Frekuensi atau putaran bersama
b. Beban pada genset 1
c. Beban pada genset 2
d. Kapasitas genset 1
e. Kapasitas genset 2
f. Total beban kedua genset
g. Putaran atau frekuensi tanpa beban dari kedua genset
Pengaturan DROOP pada AVR berfungsi untuk mengatur tegangan drop ( Tegangan
jatuh ) pada generator atau Genset hingga 5 %. Jika diputar searah jarum jam akan menambah
besaran tegangan drop, sebaliknya jika diputar berlawanan arah jarum jam akan mengurangi
besaran tegangan drop. Pengaturan DROOP ini sangat penting khususnya pada saat Generator (
Genset ) dioperasikan secara Paralel. Agar nilai besaran tegangan drop pada masing-masing
Generator dapat disesuaikan. Untuk dapat mengatur DROOP pada AVR, harus dilengkapi
dengan alat yang disebut dengan DROOP kit.
Namun jika Generator hanya digunakan secara single (Tidak diparalel). Pengaturan ini tidak
diperlukan.
Dengan demikian bila dua generator yang berkerja secara paralel, dan jika salah satu generator
karakteristik droopnya dinaikkan maka akan mengakibatkan,
1. Frekuensi akan naik.
2. Daya yang disediakan oleh generator yang dinaikkan karakteristik droopnya akan
bertambah.
Untuk mendapatkan putaran generator dengan pembagian beban yang demikian
dapat digunakan formula
Aplikasinya supaya terjadi distribusi beban antar genset yang demikian maka
dipergunakan alat load share untuk membagi beban genset secara proporsional
berdasarkan kapasitas generator. Beberapa merek dipasaran menggunakan parameter
tambahan selain parameter diatas yaitu persentase diviasi total kuat arus genset atau total
kuat arus genset dan tranformator arus yang diperlukan. Dengan demikian genset dengan
kapasitas yang berbeda dapat secara aman diparalel dan menanggung beban secara
proporsional sesuai dengan kapasitasnya.
Gambar 2.8.1 --Sistem Rangkaian Load Sharer Selco Model T4300 & Auto Synchronization
T4000
( Sumber : eprints.undip.ac.id )
II.9. Load Factor
Load factor didefinisikan sebagai muatan rata-rata yang dibagi dengan beban
tertinggi dalam waktu tertentu.
( Sumber : Wikipedia.org )
Nilai dari load factor ini selalu kurang dari satu, hal ini dikarenakan beban rata-
rata akan selalu lebih kecil dibandingkan dengan beban maksimumnya, karena kita juga
tidak dapat menghubungkan semua beban pada suatu waktu dan hal itu tidak dapat
beroperasi pada kapasitas penuh. Nilai load factor yang tinggi mengartikan penggunaan
daya yang relative konstan.
Aplikasi dari parallel generator terdapat pada bidang darat juga pada bidang
marine.
No Gambar Penjelasan
1. Genset :
Genset (generator set) adalah sebuah
perangkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik.
2. Generator PLTU :
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari
uap untuk menghasilkan energi
listrik. Bentuk utama dari
Gambar 2.10.2 -- Generator PLTU pembangkit listrik jenis ini adalah
(Sumber:kitadanenergi.blogspot.com) Generator yang dihubungkan ke
turbin yang digerakkan oleh tenaga
kinetik dari uap panas/kering.
3. Generator PLTA :
Pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi potensial dan
kinetik dari air untuk menghasilkan
energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut
Gambar 2.10.3 -- Generator PLTA sebagai hidroelektrik.
(Sumber: rejanglebong.blogspot.com)
5. Diesel Generator :
Generator ini adalah perpaduan
antara diesel engine dan alternator.
Generator ini dapat digunakan
meskipun tidak terkoneksi dengan
power grid. Jenis generator ini
berfungsi sama seperti emergency
Gambar 2.10.5 -- Diesel generator yaitu sebagai tenaga
Generator listrik cadangan apabila grid
(Sumber:http://en.wikipedia.org/) ataupun suplai listrik utama
mengalami gangguan.
6. Parallel Generator pada Kapal
Tanker :
Merk : YANMAR
6AYL-ST
Spesifikasi generator : 320 kw,
Gambar 2.10.6 -- Paralel 1800 rpm, (Ac 440v, 3ph, 50 Hz, 0.8
generator pada kapal tanker P.F, 3 wire)
( Sumber : hartatoa.blogspot.com Data Utama Kapal
) Jenis : oil tanker
LPP : 87 m
B : 17.5 m
H :9m
T : 6.7 m
BAB III
DATA PRAKTIKUM
3.2. LangkahPercobaan
Beban
Simbol 240 W 348 W 456 W
Iex1 1.5 1.5 1.4
Iex2 2.2 1.8 1.2
VR1 200 200 200
VR2 100 100 200
VS1 200 200 200
VS2 200 200 200
VT1 200 200 200
VT2 200 200 200
VRS1 380 380 320
VRS2 380 380 320
VST1 360 360 320
VST2 380 380 320
VRT1 340 340 320
VRT2 280 280 320
F1 51.5 51.5 50.5
F2 51.5 51.5 50.5
N1 1430 1420 1410
N2 1435 1416 1403
IR1 0.27 0.35 0.51
IR2 0.22 0.31 0.45
IS1 0.28 0.26 0.53
IS2 0.096 0.24 0.31
IT1 0.24 0.39 0.54
IT2 0.122 0.22 0.3
IbebanRB 0.25 0.27 0.27
IbebanSB 0.45 0.26 0.26
IbebanTB 0.45 0.46 0.46
3.4.Tugas
Perbedaan antara Gelap Gelap dan Gelap-Terang pada saat praktikum adalah
saat Gelap Gelap ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase yang sama. Lampu L1
dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan
phase S2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase T2. Apabila
rangkaian parallel itu benar ( urutan fasa sama ) ketiga lampu akan menyala-mati-
menyala secara bersamaan dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa ke dua
tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama, maka ketiga lampu
akan mati.
Pada saat Gelap Terang ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase yang
telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ;lampu L2
dihubungkan pada phase S1 dan phase T2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase
T1 dan phase S2. Jika rangkaian untuk parallel itu benar ( urutan fasa sama ), lampu L1,
L2 dan L3 akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui
bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka
L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala. Untuk metode ini nyala lampu jauh
lebih terang dari metode Gelap Gelap.
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
220 + 220 + 220 220 + 220 + 220
= =
3 3
= 220 = 220
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
0 + 0.08 + 0.11 0 + 0.08 + 0.07
= =
3 3
= 0.063 = 0.05
1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 220 0.063 0.8 = 3 220 0.05 0.8
= 33.26 = 26.4
1 = 2 =
3 1 cos 3 2 cos
33.26 26.4
= =
3 220 0.8 3 220 0.8
= 0.125 A = 0.10 A
Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 0.125 + 0.10
= 0.225
= 1 + 2
= 33.26 + 26.4
= 59.66
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
220 + 220 + 220 220 + 220 + 220
= =
3 3
= 220 = 220
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
0 + 0.16 + 0.14 0 + 0.17 + 0.13
= =
3 3
= 0.10 = 0.10
1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 220 0.10 0.8 = 3 220 0.10 0.8
= 52.8 = 52.8
1 = 2 =
3 1 cos 3 2 cos
52.8 52.8
= =
3 220 0.8 3 221.6 0.8
= 0.0204 A
= 0.2 A = 0.2A
Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 0.2 + 0.2 = 0.4
= 1 + 2
= 52.8 + 52.8
= 105.6
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
200 + 200 + 200 200 + 200 + 200
= =
3 3
= 200 = 200
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
0.27 + 0.28 + 0.243 0.22 + 0.096 + 0.12
= =
3 3
= 0.264 = 0.145
1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 200 0.264 0.8 = 3 200 0.145 0.8
= 126.72 = 69.6
1 = 2 =
3 2 cos 3 2 cos
126.72 57,97
= =
3 200 0.8 3 166.6 0.8
= 0.528 = 0.29
Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 0.528 + 0.29
= 0.818
= 1 + 2
= 126.72 + 57,97
= 184.69
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
200 + 200 + 200 200 + 200 + 200
= =
3 3
= 200 = 200
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
0.35 + 0.26 + 0.37 0.31 + 0.24 + 0.22
= =
3 3
= 0.326 = 0.256
1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 200 0.326 0.8 = 3 200 0.256 0.8
= 156.48 = 122.88
1 = 2 =
3 2 cos 3 2 cos
156.48 122.88
= =
3 200 0.8 3 200 0.8
= 0.652 = 5.12
Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 0.652 + 0.512
= 1.164
= 1 + 2
= 156.48 + 122.88
= 279.36
IV.1.2.5 Perhitungan MetodeGelap-gelappada Beban 456 W
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
200 + 200 + 200 200 + 200 + 200
= =
3 3
= 200 = 200
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
0.51 + 0.53 + 0.54 0.45 + 0.31 + 0.3
= =
3 3
= 0.526 = 0.353
1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 200 0.526 0.8 = 3 200 0.353 0.8
= 252.48 = 169.44
1 = 2 =
3 2 cos 3 2 cos
252.48 169.44
= =
3 200 0.8 3 200 0.8
= 1.052 = 0.706
Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 1.052 + 0.706
= 1.758
= 1 + 2
= 252.48 + 169.44
= 421.92
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan
Tanpa Gelap-gelap
beban
Gelap-terang
Tanpa
beban
I
V (V) P (W) Inominal (A) Itotal (A) Ptotal (W)
(A)
generator 1 220 0.10 52.8 0.2
0.4 105.6
generator 2 220 0.10 52.8 0.2
1430
1420 N1
1410 N2
1400
1390
0 100 200 300 400 500
BEBAN (WATT)
Berdasarkan grafik 4.1 diketahui bahwa ketika pembebanan pada generator semakin besar
nilainya maka putarannya semakin rendah. Hal ini disebabkan karena adanya beban dari
generator maka akan timbul hambatan, adanya hambatan akan membangkitkan arus
sehingga timbul medan magnet, dimana nantinya akan terjadi magnetisasi pada kumparan
jangkar atau biasa disebut dengan reaktansi jangkar sehingga putarannya menurun ketika
beban semakin besar. Hal ini berkaitan dengan rumusan
Berdasarkan pada rumus tersebut dapat dilihat bahwa pada beban nol besar nya putaran
pada generator 1 sebesar 1465 rpm dan pada generator 2 sebesar 1463 rpm. Lalu pada
beban 240 W putaran generator 1 dan generator 2 mengalami penurunan menjadi sebesar
1430 rpm dan 1435 rpm. Pada beban 348 W putaran kedua generatornya kembali menurun
menjadi sebesar 1420 rpm dan 1416 rpm. Dan pada beban paling besar yaitu 456 W
putaran kedua generator tersebut juga semakin menurun menjadi 1410 rpm dan 1403 rpm.
IV.3.2 Analisa Frekuensi terhadap Pembebanan
53
Grafik frekuensi vs Beban
52.5
52
FREKUENSI
51.5
51 F1
F2
50.5
50
0 100 200 300 400 500
BEBAN (WATT)
Berdasarkan grafik 4.2 diketahui bahwa ketika pembebanan pada generator semakin besar
nilainya maka nilai putaran nya semakin rendah yang mengakibatkan frekuensi semakin
rendah. Hal ini berkaitan dengan rumusan
N = 120 x f / p
f = N x p / 120
Berhubungan dengan rumus dapat dilihat pada beban 0 frekuensi generator 1 dan 2
sebesar 53 Hz dan 53 Hz. Pada beban 240 W frekuensi pada kedua generator mengalami
penurunan menjadi sebesar 52 Hz dan 52 Hz. Pada beban 348 W frekuensi kembali turun
menjadi sebesar 51 Hz dan 51 Hz. Dan pada beban tertinggi yaitu 456 W frekuensi pada
generator 1 dan 2 sebesar 51 Hz dan 50,5 Hz.
Bedasarkan grafik 4.3 diketahui bahwa ketika pembebanan pada generator semakin besar
nilainya maka voltase semakin rendah. Rumus yang berkaitan dengan voltase dan beban
adalah
V=P/I
Pada pengukuran voltase yang dilakukan di praktikum yang kami lakukan nilai voltase
pada generator 1 dan 2 pada masing-masing pembebanan cenderung sama yaitu sebesar
rata rata 220 V pada VR1, VR2, VS1, VS2, VT1, dan VT2. Lalu voltase pada VRS1, VRS2, VST1,
VST2, VRT1, dan VRT2 mengalami penurunan pada beban 456 W menjadi sebesar 320 V
yang sebelumnya 380 V pada beban 0 W, 240 W, dan 348 W. Hal ini bisa disebabkan
karena generator sudah lama beroperasi sehingga mengalami penurunan perform.
0.4
IS1
0.3 IS2
0.2 IT1
IT2
0.1
0
0 100 200 300 400 500
BEBAN (WATT)
Berdasarkan grafik 4.4 diketahui bahwa ketika pembebanan pada generator semakin besar
nilainya maka arus nominalnya semakin tinggi. Hal ini berkaitan dengan rumusan :
=
3 cos
Pada beban 0 W didapatkan nilai arus nominal pada generator 1 sebesar 0 A, 0.08 A dan
0.11 A, sedangkan pada generator 2 nilai arus nominalnya sebesar 0 A, 0.08 A, dan 0.11 A.
Padabeban 240 W nilai arus nominalnya meningkat menjadi sebesar 0.27 A, 0.28 A, dan
0.24 A pada generator 1 dan 0.22 A, 0.09 A, dan 0.112 A pada generator 2. Pada beban
348 W arus nominal nya mengalami kenaikan menjadi sebesar 0.35 A, 0.26 A, dan 0.39 A
pada generator 1 dan 0.31 A, 0.24 A, dan 0.22 A pada generator 2. Arus nominal terbesar
dialami beban terbesar dalam praktikum ini yaitu 456 W sebesar 0.51 A, 0.53 A, dan 0.54
A pada generator 1 dan 0.45 A, 0.31 A dan 0.30 A pada generator.
1.5
I Eksitasi
1 IEX 1
IEX 2
0.5
0
0 100 200 300 400 500
BEBAN (WATT)
Berdasarkan grafik 4.5 diketahui bahwa daya (P) dan arus (I) berbanding lurus dimana
ketika bebannya semakin besar nilainya maka menyebabkan nilai dari arus semakin besar
pula. Hal ini dapat dilihat dari rumus
P=VxI
Namun pada pada praktikum yang kami lakukan generator 1 dan 2 nilai arus eksitasinya
berbeda nilainya, hal ini bisa saja terjadi ketika generator sudah cukup lama beroperasi
maka menyebabkan kemampuan kumparan jangkar berkurang atau bisa dikatakan
efektifitas dari generator tersebut berkurang, sehingga untuk dapat menyamakan keduanya
maka salah satu generator tersebut harus mempunyai medan yang besar agar menimbulkan
tegangan yang besar pula hingga arus yang timbul sama besarnya. Pada beban 0 W nilai
arus eksitasi generator 1 dan 2 sebesar 1.1 A dan 0.7 A. Pada beban 240 W nilai arus
eksitasinya naik menjadi sebesar 1.5 A dan 2.2 A. Pada beban 348 W arus eksitasinya
mengalami penurunan pada generator 2 menjadi sebesar 1.6 A dan 1.8 A. Dan pada beban
terbesar yaitu 456 W arus eksitasinya turun lagi menjadi 1.4 A dan 1.2 A. Hal tersebut
dikarenakan efektifitas generator yang berkurang karena digunakan terus-menerus serta
diberi beban yang terlampau berat.
0.3
0.25 IbebanR
0.2 IbebanS
0.15
IbebanT
0.1
0.05
0
0 100 200 300 400 500
BEBAN (WATT)
Berdasarkan grafik 4 .6 diketahui bahwa semakin besar beban nya semakin besar pula
arus bebannya. Karena nilai daya berbanding lurus dengan nilai arus. Hal ini berdasarkan rumus
P=VxI
Arus beban dapat dibaca pada saat generator diberi beban, maka pada beban 0 W tidak
ada arus beban . Pada beban 240 W nilai arus beban pada generator 1 dan 2 sebesar 0.25 A, 0.25
A dan 0.45 A. Pada saat beban 348 W arus bebannya naik menjadi sebesar 0.27 A, 0.26 A, dan
0.46 A. Dan pada beban terbesar yaitu 456 W arus bebannya menjadi 0.27 A, 0.29 A, dan 0.46
BAB V
KESIMPULAN
1. Untuk memparalelkan generator dapat dilakukan salah satunya adatlah dengan cara
sinkronisasi. Sinkronisasi antara 2 generator ini dapat dilakukan dengan :
menyamakan fase kedua generator, menyamakan frekuensi generator, menyamakan
voltase kedua generator, dan menklik sinkron kedua generator.
2. Pada percobaan paralel generator yang pertama adalah metode gelap gelap beban nol
dengan hasil; Vrata1 adalah 220 dan Vrata2 adalah 220, Frekuensi generator 1 adalah
52.5 dengan RPM 1465 dan Frekuensi generator 2 adalah 53 dengan RPM 1463
3. Pada percobaan paralel generator yang kedua adalah metode gelap terang beban nol
dengan hasil; Vrata1 adalah 220 dan Vrata2 adalah 220, Frekuensi generator 1 adalah 53
dengan RPM 1456 dan Frekuensi generator 2 adalah 53 dengan RPM 1463
4. Pada percobaan paralel generator yang ketiga adalah metode gelap terang berbeban
240 watt dengan hasil; Vrata1 adalah 200 dan Vrata2 adalah 200, Frekuensi generator 1
adalah 51.5 dengan RPM 1430 dan Frekuensi generator 2 adalah 51.5 dengan RPM
1435
5. Pada percobaan paralel generator yang ke empat adalah metode gelap terang berbeban
348 watt dengan hasil; Vrata1 adalah 200 dan Vrata2 adalah 200, Frekuensi generator 1
adalah 51.5 dengan RPM 1420 dan Frekuensi generator 2 adalah 51.5 dengan RPM
1416
6. Pada percobaan paralel generator yang ke lima adalah metode gelap terang berbeban
456 watt dengan hasilVrata1 adalah 200 dan Vrata2 adalah 200, Frekuensi generator 1
adalah 50.5 dengan RPM 1410 dan Frekuensi generator 2 adalah 50.5 dengan RPM
1403
7. Arus dan beban hubungannya berbanding lurus, sehingga jika generator dibebani
dengan beban yang besar maka voltase yang dihasilkan akan semakin rendah
8. Arus dan daya memiliki hubungan berbanding lurus, apabila arusnya naik maka
dayanya juga naik hal tersebut dibuktikan dengan rumus
P = V x I.
9. Pada saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama yang telah
memiliki beban, terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung generator
pertama. Kemudian, akan terjadi kerjasama yang dapat meringankan sebelum beban-
beban selanjutnya dimasukkan. Namun pada percobaan ini, terjadi perbedaan
pembagian pembebanan. Ini dikarenakan generator telah digunakan terus-menerus
serta berkaitan dengan panjang kabel. Panjangnya kabel ini akan berpengaruh pada
beban yang dihasilkan. Selain itu, susahnya untuk mencapai kondisi yang sinkron
dimana kondisi alat yang tidak bisa membaca dengan hasil yang akurat.
10. Load share merupakan Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu
generator, kemudian secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan
kemampuan generator tersebut, selanjutnya menghidupkan lagi generator berikutnya
dan memparalelkan dengan generator pertama untuk memikul beban yang lebih besar