Anda di halaman 1dari 28

BAB I

Pendahuluan
I.1 Latar Belakang

Alat untuk menciptakan energi listrik sangat dibutuhkan di era modern


dimana hampir seluruh kegiatannya membutuhkan tenaga listrik agar dapat bekerja
dengan baik. Generator merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan
energi listrik untuk sumber tenaga rangkaian-rangkaian yang memerlukan listrik.
Didalam kapal generator merupakan alat penting karena seluruh pasokan listrik
kapal berasal dari generator tersebut.
Bila suatu generator mendapat beban yang melebihi kapasitasnya, generator
tersebut akan mengalami kerusakan dikarenakan tidak kuat menahan beban yang
begitu besar. Untuk mengatasi hal ini maka dibutuhkan generator tambahan untuk
menyuplai daya tambahan. Untuk menyambung kedua generator, dibutuhkan sistem
parallel generator agar dapat bekerja dengan baik.
I.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara menghubungkan dua generator 3 fase secara parallel dengan
metode gelap – terang
b. Bagaimana cara menghubungkan dua generator 3 fase secara parallel dengan
metode gelap - gelap
I.3 Tujuan
a. Menghubungkan secara parallel dua generator 3 fase dengan metode gelap –
terang
b. Menghubungkan secara parallel dua generator 3 fase dengan metode gelap –
gelap
BAB II
Dasar Teori
II.1 Pengertian Generator
Generator adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik
dengan mengubah energi mekanik. Terdapat dua bagian utama dalam generator :
II.1.1 Motor Penggerak
Motor Penggerak merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan energi
mekanik yang kemudian akan digunakan oleh alternator untuk menghasilkan listrik.
Motor penggerak akan dihubungkan dengan rotor pada altenator. Salah satu contoh
alat penggerak altenator adalah kincir angin, turbin angin, turbin uap.
II.1.2 Altenator
Alternator merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan listrik dengan
memanfaatkan energi mekanik yang didapat dari motor penggerak. Terdapat 2
komponen utama dari altenator :
II.1.2.1 Stator
Stator merupakan salah satu komponen utama dari generator, stator berfungsi
sebagai stasioner dari sistem rotor. Stator ditempatkan mengelilingi rotor. Bentuk
dari stator pada umumnya adalah gulungan kawat tembaga. Kawat ini akan
berinteraksi dan membentuk medan magnet untuk mengatur perputaran rotor.

Gambar 2.1. Stator


Sumber : https://www.trailtech.net
II.1.2.2 Rotor
Rotor merupakan salah satu komponen utama dari generator, rotor berfungsi
sebagai bagian dari generator listrik yang berputar pada sumbu rotor. Putaran ini
disebabkan oleh medan magnet dan lilitan kawat pada rotor. Torsi dari putaran rotor
ditentukan oleh banyaknya lilitan kawat serta diameternya.

Gambar 2.2. Rotor


Sumber : https://www.elecmat.com
II.2 Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja dari generator terdiri dari beberapa bagian. Motor akan
memberikan energi mekanik yang didapat dari sumber listrik AC ke generator yang
kemudian diterima oleh rotor. Regulator yang memiliki arus AC melewati rectifier
agar arus berubah menjadi arus DC. Tujuannya adalah untuk dapat mengaktifkan
medan magnet pada generator (Ferro Magnet). Pada generator terjadi putaran rotor
yang memotong garis-garis medan magnet yang terjadi pada stator, sehingga
terbentuk GGL dan kemudian disalurkan ke output. Hukum Farady “medan magnet
yang mengalir pada besi akan menimbulkan gaya gerak listrik”. Hubungan antara
frekuensi, jumlah kutub, dan kecepatan putaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
120𝑓
𝑛=
𝑃
Keterangan :
𝑓 = Frekuensi (𝐻𝑧)
𝑃 = Jumlah kutub pada rotor
𝑛 = Kecepatan putar rotor (𝑟𝑝𝑚)
II.3 Pengertian dan prinsip kerja parallel generator
Parallel generator bekerja denngan cara menggabungkan dua generator atau
lebih untuk digunakan secara bersamaan dan dihubungkan secara parallel. Terdapat
beberapa tujuan dari parallel generator :
a. Untuk memperbesar kapasitas daya yang dihasilkan
b. Menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik
c. Efisiensi bahan bakar
Prinsip kerja dari generator adalah saat rotor diputar, maka lilitan kawat akan
memotong gaya - gaya magnet pada kutub magnet, sehingga terjadi perbedaan
tegangan, dengan dasar ini akan timbul arus listrik, arus melalui kabel.
II.4 Cara memparallelkan generator
Terdapat beberapa metode untuk memparallelkan generator, antara lain :
II.4.1 Lampu cahaya berputar dan Volt Meter

Dengan rangkaian pada gambar 2.3, pilih lampu dengan tegangan kerja dua kali
tegangan fasa-netral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan secara
seri. Dalam keadaan saklar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat urutan
nyala lampu. Urutan lampu akan berubah menurut urutan L1 – L2 – L3 – L1 – L2 – L3.

Gambar 2.3. Rangkaian parallel generator


Pada gambar 2.4 dapat terlihat bahwa keadaan L1 paling terang, L2 terang, dan L3
redup

Gambar 2.4. Kondisi pertama lampu berputar

Perhatikan pada gambar 2.5 dapat terlihat bahwa pada keadaan ini L2 paling terang,
L1 terang, dan L3 paling terang.

2.5. Kondisi ke dua lampu berputar

Perhatikan pada gambar 2.6 dapat terlihat bahwa pada keadaan ini L1 dan L2 sama
sama terang, sedangkan L3 gelap dan voltmeter menunjukkan nilai 0V. maka pada
saat inilah generator dapat diparallelkan dengan generator lainnya.

Gambar 2.6. Kondisi ke tiga lampu berputar


II.4.2 Voltmeter, frekuensi meter dan synchroscope

Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator parallel


generator banyak yang menggunakan alat synchroscope. Penggunaan alat ini
dilengkapi dengan voltmeter untuk memoniter kesamaan tegangan dan frekuensi
meter untuk kesamaan frekuensi.
Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk
berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih rendah dan
bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah
diam dan menujuk pada kedudukan vertical, berarti beda fasa generator dan jala-
jala telah 0 dan selisih frekuensi telah 0. Maka pada kondisi ini saklar dimasukan 0.
Alat-alat synchroscope tidak bisa menunjukan urutan fasa jala-jala, sehingga untuk
memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala-jala.

II.4.3 Parallel otomatis

Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara


otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila
semua kondisi telah tercapai alat pemberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel
dapat dimasukan.

Gambar 2.7. Synchroscope

Sumber : https://tmi.yokogawa.com
II.5 Syarat Parallel Generator

Dalam memparallelkan dua generator atau lebih, maka terdapat ketentuan dan
syarat yang harus terpenuhi antara lain :

a. Fase kedua altenator harus sama dan bertentangan setiap saat

b. Urutan fase kedua altenator harus sama

c. Harga sesaat GGL kedua altenator harus sama besar dan bertentangan arah. Atau
harga tegangan efektif terminal altenator harus sama besar dan bertentangan arah
dengan harga efektif tegangan jala-jala.

d. Frekuensi kedua altenator harus sama

II.6 Synchroscope

Metode sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator


atau lebih adalah dengan mempergunakan synchroscope lampu. Yang harus
diperhatikan dalam metode sederhana ini adalah lampu-lampu indikator harus
sanggup menahan dua kali tegangan antar fasa
2A 2B 2C

Gambar 2.8. Synchroscope lampu


II.6.1 Synchroscope lampu gelap

Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara


ketiga fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.9. Synchroscope lampu gelap

Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu
akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga
sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan.

II.6.2 Synchroscope lampu terang

Synchroscope jenis ini merupakan kebalikan dari Synchroscope lampu gelap.


Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama
terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari Synchroscope ini adalah
kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap
diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.

Gambar 2.10. Synchroscope lampu terang


II.6.3 Synchroscope lampu terang gelap

Synchroscope jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara


Synchroscope lampu gelap dan terang. Prinsip dari Synchroscope ini adalah dengan
menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan
fasa U, fasa V dengan fasa W, dan fasa W dengan fasa V.

Gambar 2.11. Synchroscope lampu terang gelap

II.7 Metode mempararelkan generator

II.7.1 Metode hubungan lampu gelap – terang

Misalkan generator G2 akan diparalel dengan generator yang telah


dioperasikan sebelumnya yaitu generator G1. Mula-mula G2 diputar dengan
penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan If diatur hingga
tegangannya sama dengan tegangan G1.

Gambar 2.12. Metode gelap terang

Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan digunakan alat
pendeteksi berupa lampu sinkronoskop hubungan gelap-terang. Pada metode ini,
rangkaian disusun seperti diatas

Pada gambar diatas lampu sinkronoskop dapat nyala-mati dikarenakan bahwa


dikarenakan ada lampu yang tidak dihubungkan dengan fase yang sama sehingga
dua lampu akan terang dan yang lainnya akan gelap.
Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-
phase yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ;
lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2 ; sedangkan lampu L3
dihubungkan pada phase T1 dan phase S2.

Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama ), lampu L1, L2 dan L3
akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui bahwa
fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka
L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala.

II.7.2 Metode hubungan lampu gelap – gelap

Gambar 2.13. metode gelap -gelap


Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-
phase yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ; lampu L2
dihubungkan pada phase S1 dan phase S2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada
phase T1 dan phase T2.

Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian paralel itu
benar ( urutan fasa sama ) ketiga lampu akan menyala-mati-menyala secara
bersamaan dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa kedua tegangan
sama, saklar ditutup. Apabila fasa ke dua tegangan sama, maka ketiga lampu akan
mati
II.8 LoadShare

Load Sharer adalah pembagian beban pada 2 buah generator. Pada awal mala
dioperasikan hanya menggunakan 1 buah generator yang menanggung semua
beban, setelah 2 generator bisa dioperasikan secara paralel maka beban akan dibagi
rata pada tiap generator. Namun biasanya masalah yang sering timbul dalam
memparalkan generator ini adalah terjadinya overload pada generator yang
kapasitasnya lebih rendah. Untuk menghindari overload ini, kita harus mengatahui
karakteristik dari setiap generator yakni putaran dan frekuensinya. Selain itu
generator harus memiliki drop yang sama. Dengan demikian kita dapat mengatur
daya generator sehingga masing-masing generator mencapai prosentase yang sama.
Implementasi dari karakteristik tersebut adalah dengan diagram karakteristik
frekwensi - daya. Supaya terjadi distribusi beban seperti pada diagram karakteristik,
maka antar generator dioperasikan pada kecepatan bersama yang besarnya adalah
sebagai berikut,

Kecepatan bersama = b/d * g atau = c/e * g (%)

Gambar 2.14. Diagram karakteristik frekuensi terhadap daya dua genset

Keterangan :
a. Frekwensi atau putaran bersama.
b. Beban pada genset 1.
c. Beban pada genset 2
d. Kapasitas genset 1.
e. Kapasitas genset 2
f. Total beban kedua genset.
g. Putaran atau frekwensi tanpa beban dari kedua genset

Dengan demikian bila dua generator yang berkerja secara paralel, dan jika salah satu
generator karakteristik droopnya dinaikkan maka akan mengakibatkan,

1. Frekuensi akan naik.


2. Daya yang disediakan oleh generator yang dinaikkan karakteristik droopnya akan
bertambah.
II.9 Aplikasi Loadshare

Aplikasi load share adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk membagi
beban yang diterima oleh lebih dari satu generator. Pembagian beban yang diterima
oleh generator nantinya dibagi secara proporsional berdasarkan batas kemampuan
dari generator tersebut. Maka dari itu generator dengan kapasitas beban yang
berbeda dapat secara aman diparalelkan sesuai dengan kemampuan masing-masing
generator.

Gambar 2.15. Load share hot swappable


II.10 Load Factor
Load factor merupakan beban kerja yang bisa didefinisika sebagai
perbandingan antara waktu pemakaian peralatan pada suatu kondisi dengan total
waktu untuk suatu kondisi dan nilai load factor dinyatakan dalam persentase.
Untuk peralatan yang jarang dipergunakan diatas kapal dianggap
mempunyai beban nol. Begitu juga untuk peralatan yang bisa dikatakan hampir tidak
pernah digunakan nilai load faktornya juga dianggap nol seperti, fire pump, anchor
windlass, dan boat winches.

Gambar 2.16. Load Factor

Gambar 2.17. Rumus load factor


II.11. Kelebihan dan Kekurangan

II.11.1 Kelebihan
a. Bisa melakukan penghematan biaya pemakaian operasional dan meghemat biaya
pembelian generator
b. Biaya maintanence generator akan lebih murah
c. Menjaga kontinyuitas pelayanan energi listrik apabila salah satu generator akan
diistirahatkan atau diperbaiki
d. Akan menghasilkan effisiensi daya yang optimal apabila generator diparalelkan.

II.11.2 Kekurangan
a. Jika salah satu generator mati, maka total kebutuhan daya tidak bisa terpenuhi
secara maksimal
b. Membutuhkan ruang yang cukup besar untuk menampung generator
c. Harus dalam keadaan sinkron setiap saat
d. Pemeliharaan generator yang lebih sulit
II.12. Aplikasi

II.12.1 Aplikasi Non Marine

No Aplikasi Gambar Fungsi


paralel
generator

1 Genset Genset (generator set)


adalah sebuah perangkat
yang berfungsi menghasilkan
daya listrik.

Sumber : https://alfagenerators.es

2 Pabrik Penggunaan konsumsi energi


kelapa sawit listrik yang tinggi otomatis
mempengaruhi biaya
operasional yang semakin
tinggi. Bila biaya operasional
terhadap pemenuhan energi
listrik yang tinggi tidak
diimbangi dengan
peningkatan produksi dan
kapasitas pabrik, maka akan
menimbulkan kerugian yang
Sumber : besar. Oleh karenanya
https://palmoilextractionmachine.com parallel generator
diperlukan.
3 Generator Pada PLTU ini membutuhkan
pada PLTU daya yang besar, maka dari
itu generator pada PLTU
diparalelkan.

Sumber : https://www.powerzone.com
II.12.2 Aplikasi Marine

No Aplikasi Gambar Fungsi


paralel
generator

1 Generator Pada lokasi seperti di offshore


pada yang jauh dari suplai listrik
bangunan seperti PLN, tentunya
offshore penggunaan generator
sangatlah penting untuk
memenuhi segala kebutuhan
listrik yang ada diseluruh
bagunan offshore tersebut.
Sumber : https://www.cat.com Prinsip paralel generator juga
diterapkan untuk menjaga
kebutuhan operasionalnya.

2 Generator Paralel generator sangat


pada kapal dibutuhkan pada bidang
kapal dikarenakan kapal
sngat membutuhkan sumber
daya listrik yang banyak
untuk memenuhi seluruh
kebutuhan listrik yang ada
dikapal

Sumber : https://visaenergy.com
3 Pelabuhan Pada pelabuhan peti kemas
peti kemas tentu banyak aktifitas yang
mebutuhkan beban besar
seperti aktifitas bongkar
muat. Penggunaan paralel
generator akan mengatasi
kebutuhan daya yang besar

Sumber : https://www.theherald.com
BAB III
Data Praktikum
III.1 Peralatan dan Fungsi
Nama Alat Gambar Fungsi
No
Generator sinkron Penghasil tegangan listrik
1 (2buah)
Motor penggerak Sebagai sumber tenaga
2 AC mekanik untuk
menggerakkan generator
dengan sumber listrik AC
Motor penggerak Sebagai sumber tenaga
3 DC shunt mekanik untuk
menggerakkan generator
dengan sumber listrik DC
Regulator (3buah) Untuk mengatur besarnya
4 tegangan & arus masuk
Penghubung komponen
5 Kabel listrik
Tangmeter digital Alat untuk mengukur arus
6
Frekuensi meter Sebagai pengukur
7 frekuensi

8 Voltmeter Pengukur tegangan


3 buah lampu Sebagai indikator sinkron
9 sinkronoskop
Lampu TL (6buah)
10 Sebagai beban
Lampu
11 pijar(12buah) Sebagai beban
Rectifier (3 buah) Penyearah arus
12
Tachometer Alat untuk mengukur Rpm
13
III.2 Data Hasil Percobaan

Gambar rangkaian metode hubungan lampu gelap-gelap

Gambar rangkaian metode hubungan lampu gelap-terang


1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar.
2. Menjalankan motor AC dan memberi penguatan pada G1 sehingga mencapai
tegangan 220 V
3. Berikan beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah dan berupa lampu
TL 3 watt sebanyak 6 buah kemudian ukur arus dari generator tersebut.
4. Memutar motor DC dan member penguatan pada generator G2 hingga mencapai
tegangan 220 V
5. Menyamakan tegangan dan frekuensi pada kedua generator dengan mengatur
penguatan pada motor DC dan generator G2.
6. Menggunakan metode gelap - gelap dan metode gelap - terang sebagai
sinkronoskop.
7. Menutup kedua saklar pararel bila sinkronoskop telah memenuhi.
8. Kemudian berikan beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah dan
berupa lampu TL 36 watt sebanyak 6 buah pada generator kedua.
Mencatat tegangan, frekuensi dan arus medan dari kedua generator, baik dalam kondisi
tanpa beban, maupun dalam kondisi berbeban.
BAB IV
ANALISIS DATA

4.1. Pembahasan dan perhitungan daya

4.1.1. Perbedaan metode gelap-gelap dan gelap-terang


4.1.2. Perhitungan Daya
4.1.2.1. Perhitungan pada metode gelap-gelap beban nol
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 220 𝑉 = 226.67 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.045 𝐴 = 0,05 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 23.9 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 28.47 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.078 A = 0.09 A

Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.17 𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 52.4 𝑤𝑎𝑡𝑡
4.1.2.1. Perhitungan pada metode gelap-terang beban nol
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 220 𝑉 = 230 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.048 𝐴 = 0,05 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 25.34 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 28.52 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.083 A = 0.089 A

Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.17 𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 53.86 𝑤𝑎𝑡𝑡
4.1.2.2. Perhitungan pada metode gelap-gelap beban 240W
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 220 𝑉 = 220 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.34 𝐴 = 0,26 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 177.76 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 139.04 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.58 A = 0.46 A

Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 1𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 316.8 𝑤𝑎𝑡𝑡
4.1.2.3. Perhitungan pada metode gelap-gelap beban 348W
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 216.6 𝑉 = 216.6 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.38 𝐴 = 0,37 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 197.6 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 192.4 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.66 A = 0.64 A
Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.386 𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 563.33 𝑤𝑎𝑡𝑡
4.1.2.4. Perhitungan pada metode gelap-gelap beban 468W
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 273.33 𝑉 = 290 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.0383 𝐴 = 0,1867 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 25.12 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 129.94 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.066 A = 0.32 A

Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.386 𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 563.33 𝑤𝑎𝑡𝑡
4.1.2.5. Perhitungan pada metode gelap-terang beban 228W
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 273.33 𝑉 = 290 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.0383 𝐴 = 0,1867 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 25.12 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 129.94 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.066 A = 0.32 A
Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.386 𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 563.33 𝑤𝑎𝑡𝑡
4.1.2.6. Perhitungan pada metode gelap-terang beban 344W
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 273.33 𝑉 = 290 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.0383 𝐴 = 0,1867 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 25.12 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 129.94 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.066 A = 0.32 A

Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.386 𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 563.33 𝑤𝑎𝑡𝑡
4.1.2.5. Perhitungan pada metode gelap-terang beban 464W
Generator 1 Generator 2
𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 + 𝑉𝑇1 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑆2 + 𝑉𝑇2
𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 273.33 𝑉 = 290 𝑉

𝐼𝑅1 + 𝐼𝑆1 + 𝐼𝑇1 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑆2 + 𝐼𝑇2


𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 = 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 =
3 3
= 0.0383 𝐴 = 0,1867 𝐴

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × 𝐼𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃


= 25.12 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 129.94 𝑤𝑎𝑡𝑡

𝑃 𝑃
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1 = 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
√3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎1 × cos 𝜃 √3 × 𝑉𝑅𝑎𝑡𝑎2 × cos 𝜃
= 0.066 A = 0.32 A
Ketika Dipararelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.386 𝐴

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 563.33 𝑤𝑎𝑡𝑡

4.2. Analisa Grafik (Tambahin penjelasan sesuai dengan teori yang ada!)
4.2.1. Perbandingan putaran terhadap Pembebanan

Grafik Perbandingan Putaran Terhadap


Pembebanan
1610
1600
1590
1580
RPM

1570
N1
1560
1550 N2

1540
1530
0 100 200 300 400 500
Pembebanan

Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kecepatan putaran


berbanding terbalik dengan pembebanan. sehingga nilai putaran akan mengecil
ketika pembebanan membesar. Ini sesuai dengan persamaan rumus :
𝑃
𝑅𝑝𝑚 =
𝑇 × 2𝜋
Pada gambar grafik diatas, beberapa data mengalami kesalahan pembacaan
sehingga tidak sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan alat yang terkadang
mengalami kesalahan membaca.
4.2.2. Perbandingan frekuensi terhadap Pembebanan
Grafik Perbandingan frekuensi Terhadap
Pembebanan
53.5

53

52.5
Frekuensi

52
frekuensi 1
51.5
frekuensi 2
51

50.5
0 100 200 300 400 500
Pembebanan

Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa, frekuensi


berbanding terbalik dengan pembebanan. sehingga nilai putaran akan mengecil
ketika pembebanan membesar. Ini sesuai dengan persamaan rumus :
(𝑁 × 𝑃)
𝑓=
120
4.2.3. Perbandingan tegangan terhadap Pembebanan

Grafik Perbandingan tegangan Terhadap


Pembebanan
450
VR1
400
VR2
350
300 VS1
Tegangan

250 VS2
200 VT1
150 VT2
100
VRS1
50
VRS2
0
0 100 200 300 400 500 VST1
Pembebanan VST2

Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa, tegangan tidak


dipengaruhi dengan pembebanan. sehingga nilai tegangan akan tetap ketika
pembebanan membesar.

4.2.4. Perbandingan arus nominasi terhadap Pembebanan


Grafik Perbandingan arus nominal Terhadap
Pembebanan
0.8
0.7
0.6 IR1
Arus Nominal

0.5
IR2
0.4
IS1
0.3
0.2 IS2

0.1 IT1
0 IT2
0 100 200 300 400 500
Pembebanan

Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa, arus nominasi


berbanding lurus dengan pembebanan. sehingga nilai arus nominasi akan membesar
ketika pembebanan membesar. Ini sesuai dengan persamaan rumus :

𝑃 = 𝐼2 𝑥 𝑅
Pada gambar grafik diatas, beberapa data mengalami kesalahan pembacaan
sehingga tidak sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan alat yang terkadang
mengalami kesalahan membaca.
4.2.5. Perbandingan Arus Eksitansi terhadap Pembebanan

Grafik Perbandingan Arus Eksitasi Terhadap


Pembebanan
0.1
0.09
0.08
0.07
Arus Eksitasi

0.06
0.05
0.04 Iex1
0.03 Iex2
0.02
0.01
0
0 100 200 300 400 500
Pembebanan

Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa, arus eksitansi


berbanding lurus dengan pembebanan. sehingga nilai arus eksitansi akan membesar
ketika pembebanan membesar. Ini sesuai dengan persamaan rumus :

𝑃 = 𝐼2 𝑥 𝑅
Pada gambar grafik diatas, beberapa data mengalami kesalahan pembacaan
sehingga tidak sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan alat yang terkadang
mengalami kesalahan membaca.
BAB V
KESIMPULAN

1. Terdapat 4 syarat utama dalam mempararelkan generator :


 Frekuensi generator yang sama
 Urutan fasa yang sama
 Tegangan yang sama
 Sudut fase yang sama

2. Tujuan utama dari memparalelkan generator adalah untuk memenuhi kapasitas daya
yang besar, menghemat biaya pembelian, menjaga kontinuitas pelayanan energi
listrik. Penghematan daya. Menghemat biaya opersional.

3. Hubungan lampu gelap-gelap dalam memparalellkan generator yaitu Ketiga lampu


dihubungkan pada phase-phase yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1
dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase S2 ; sedangkan
lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase T2. Apabila rangkaian paralel itu
benar (urutan fasa sama) ketiga lampu akan menyala-mati-menyala secara
bersamaan dengan tempo yang lambat.

4. Hubungan lampu gelap terang dalam memparalelkan generator yaitu Ketiga lampu
dihubungkan pada phase-phase yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada
phase R1 dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2 ;
sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase S2. Jika rangkaian untuk
paralel itu benar ( urutan fasa sama ), lampu L1, L2 dan L3 akan hidup mati secara
bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan
sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka L1 akan mati,
sedangkan L2 dan L3 akan menyala.
ABSTRAK
Pararel generator adalah penggunaan dua atau lebih generator secara
Bersama-sama dan dihubungkan secara pararel. Generator digunakan sebagai
sumber listrik utama atas segala kebutuhan listrik pada kapal. Terdapat syarat
yang harus dipenuhi dalam mempararelkan generator antara lain; tegangan
harus sama, frekuensi harus sama, urutan fase yang sama, sudut fase yang
sama. Dalam mempararelkan generator terdapat dua metode yaitu gelap-
gelap dan gelap terang. Pada prinsip metode gelap-terang, salah satu fasa
dikombinasikan yaitu U-V dan V-U sedangkan W-W tetap sama fasanya. Pada
saat fasa U-V dan V-U ada perbedaan tegangan sehingga menyebabkan 2
lampu menyala dan 1 lampu mati. Pada praktikum ini digunakan dua metode
yaitu metode gelap-gelap dan gelap-terang dan juga pada praktikum kali ini
ada yang menggunakan tanpa beban dan menggunakan beban yaitu 240 W,
348 W dan 428 W. Adapun kelebihan generator dirangkai secara parallel untuk
mendapatkan daya yang lebih besar (daya generator 1 ditambah generator 2),
menjamin kontinyuitas ketersediaan daya apabila salah satu generator
diistirahatkan atau diperbaiki, dan effisiensi bahan bakar (pada saat
penggunaan listrik sedikit hanya perlu menggunakan satu generator dan
generator lainnya tidak perlu dioperasikan). Keuntungan lainnya yaitu dapat
menghemat biaya pembelian (tidak perlu memakai generator dengan daya
yang besar). (tambahin Analisa perbandingan)

Anda mungkin juga menyukai