Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN SINKRON ASINKRON

TOPIK : GENERATOR SINKRON TANPA BEBAN

Nama : Fauziah Hanum Simbolon


NIM 1805052008
Kelas : EN – 6C
Dosen pengampu : Ir. Burhanuddin Tarigan, M.T.

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis
berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak
mulanya. Sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya.
Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan
hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada
batu bara, air, minyak, gas uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah
digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri. Konstruksi umum dari
suatu Generator Sinkron adalah Penggerak Mula, Rotor atau bagian yang berputar,
Stator atau bagian yang diam, dan celah udara antara Stator dan Rotor. Konstruksi
Rotor sendiri terdiri atas Rotor Silinder dan Rotor Kutub Sepatu yang masing-
masingnya memiliki fungsi yang berbeda.
Disamping itu juga perlu rangkaian eksitasi sebagai penghasil tegangan
induksi pada terminal jangkar. Untuk Generator Sinkron yang besar, Rangkaian
Jangkar diletakkan pada Stator untuk menghindari timbulnya bunga api jika
Rangkaian Jangkar pada bagian Rotor. Untuk Rangkaian Eksitasi dapat dibagi
atas eksitasi dengan sikat dan tanpa sikat. Generator tiga fasa dituntut untuk
bekerja stabil dalam tegangan yang dihasilkan, dan frekuensi. Ketidak stabilan
kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap beban terutama beban-beban
elektronik. Salah satu penyebab alternator bekerja tidak stabil adalah factor daya
dari beban yang dipikul yang mana hal itu mempengaruhi arus beban.

2. Tujuan Percobaan :
a. Dapat menjalankan Generator Sinkron tanpa beban
b. Dapat menggambarkan karakteristik tanpa beban :
Pengaruh perubahan arus penguat If terhadap tegangan yang dihasilkan/di-
bangkitkan E0 pada putaran n yang konstan  E0 = E0 ( If), n Pengaruh
perubahan putaran n terhadap tegangan yang dihasilkan E0 pada
arus pnguat If yang konstan  E0 = E0 (n), If
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Generator Sinkron


Mesin Sinkron merupakan mesin listrik dinamis, dimana Kumparan Jangkar
berada pada Stator dan Bahan magnit dan Kumparan Penguatnya berada pada
Rotor. Mesin Sinkron dapat beroperasi/digunakan sebagai Generator maupun
Motor Kapasitor. Umumnya Mesin Sinkron digunakan sebagai Generator disebut
juga Alternator baik untuk skala kecil maupun besar, baik bekerja sendiri maupun
bekerja paralel. Pada penggunaan sebagai generator maka energi mekanik
diperoleh dari pengerak mula, pada laboratorium T. Konversi Energi
penggeraknya adalah Motor DC. Generator Sinkron ada yang 1 phasa dan 3
phasa untuk pembangkit besar digunakan Generator 3 phasa . Di Lab.T. Konversi
Energi terdapat Genrator Sinkron 3 phasa, sebagai alat praktek maka kumparan
jangkarnya masih terpisah belum dibuat dalam hubungan bintang ataupun delta,
sehingga Generator 3 phasa ini dapat dioperasikan/dirangkai dalam bentuk :
1. Tiga Generator 1 phasa dengan 1 poros atau rotor
2. Generator 3 phasa hubungan bintang
3. Generator 3 phasa hubungan delta

2. Konstruksi Generator Sinkron


Pada bagian ini akan dibahas mengenai konstruksi generator sinkron secara
garis besar. Bagian – bagian generator yang dibahas pada bagian ini antara lain :

a. Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat
untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban
disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder
dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam
(tidak bergerak). Oleh karena itu, komponen ini juga disebut dengan stator.
Lilitan armatur generator dalam wye dan titik netral dihubungkan ke tanah.
Lilitan dalam wye dipilih karena:
1. Meningkatkan daya output
2. Menghindari tegangan harmonik, sehingga tegangan line tetap
sinusoidal dalam kondisi beban apapun. Dalam lilitan wye tegangan
harmonik ketigamasing-masing fasa saling meniadakan, sedangkan
dalam lilitan delta tegangan harmonik ditambahkan. Karena
hubungan delta tertutup, sehingga membuat sirkulasi arus harmonik
ketiga yang meningkatkan rugi-rugi (I2R).

Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang


berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti
ferromagnetik yang bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan
tinggi. Gambar 2.2 berikut memperlihatkan alur stator tempat kumparan
jangkar.

Gambar Inti Stator dan Alur pada Stator

Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron


tiga phasa, ada dua tipe yaitu:
1) Belitan satu lapis (Single Layer Winding).
Gambar memperlihatkan belitan satu lapis karena hanya ada satu
sisi lilitan di dalam masing - masing alur. Bila kumparan tiga phasa
dimulai pada Sa, Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa
disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga.
Antar kumparan phasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik atau
60 derajat mekanik, satu siklus ggl penuh akan dihasilkan bila rotor
dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus ggl
penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara
sudut rotor mekanis αmekdan sudut listrik αlis, adalah:
αlis = αmek

Gambar Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa

2) Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).


Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada hanya
mempunyai satu lilitan per kutub per phasa, akibatnya masing –
masing kumparan hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak
terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam alur
akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing –
masingtegangan phasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per
penghantar dan jumlah total dari penghantar per phasa.
Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan
cara yang efektif dalam penggunaan inti stator, karena variasi
kerapatan fluks dalam inti dan juga melokalisir pengaruh panas
dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk mengatasi
masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan
terdistribusi dalam beberapa alur per kutub per phasa.
Gambar Belitan Berlapis Ganda Generator Sinkron Tiga Fasa

Gambar memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang


secara umum banyak digunakan. Pada masing masing alur ada dua sisi lilitan
dan masing – masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari
lilitan yang tidak terletak ke dalam alur biasanya disebut winding overhang,
sehingga tidak ada tegangan dalam winding overhang.

b. Rotor (Magnetic Field)


Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian
tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Generator sinkron
memiliki dua tipe rotor, yaitu :
1. Rotor berbentuk kutub sepatu (salient pole)
2. Rotor berbentuk kutub dengan celah udara sama rata (cylindrical)
Perbedaan utama antara keduanya adalah salient pole rotor digerakkan oleh
turbin hidrolik kecepatan rendah sedangkan cylindrical rotor digerakkan oleh
turbin uap berkecepatan tinggi. Sebagian besar turbin hidraulic harus berputar
pada kecepatan rendah (50 – 300 rpm). Salient pole rotor dihubungkan
langsung ke roda kincir dan frekuensi yang diinginkan 60 Hz. Jumlah kutub
yang dibutuhkan di rotor jenis ini sangat banyak. Sehingga dibutuhkan
diameter yang besar untuk memuat kut ub yang sangat banyak tersebut.
Cylindrical rotor lebih kecil dan efisien daripada turbin kecepatan
rendah. Untuk 2 kutub, frekuensi 60 Hz, putarannya 3600 rpm. Untuk 4 kutub,
putarannya 1800 rpm. Bentuk rotor yang terdapat pada generator sinkron
dapat dilihat pada gambar berikut.

Rotor kutub menonjol Rotor Silinder

3. Prinsip Kerja Generator Sinkron


Prinsip kerja Generator adalah jika suatu konduktor/kumparan mengalami
perubahan fluksi maka pada konduktor/kumparan tersebut akan
terjadi/dibangkitkan tegangan ( hukum M Faraday).
Dalam bentuk matematik dituliskan Ggl induksi =
e = - N [ Volt ] atau

E = E = 4,44. Kd. Kp. Nph........Фm = C. n. Фm [V] .

Jadi pada Generator Sinkron tegangan yang dibangkitkan adalah sebanding


dengan fluksi dan putarannya.
Pada Generator agar Konduktor/kumparan mengalami perubahan fluksi maka
dilakukan dengan memutar kumparan pada magnit yang diam atau memutar
magnit pada kumparan yang diam seperti gambar 1.
a b
Gambar 1. Generator Sinkron a 1 phasa dan b 3 phasa sederhana

Generator sinkron memiliki belitan jangkar dan belitan penguat karena


menggunakan magnit buatan. Pada umumnya belitan jangkar (tempat
terjadinya ggl) ditempatkan di stator dan belitan penguat untuk Generator
dengan magnit buatan ditempatkan di rotor, belitan penguat dililitkan di bahan
magnetic. Susunan ini berkebalikan dengan generator DC.
Dalam generator sinkron dengan magnit buatan, arus searah dicatu ke
belitan penguat yang menghasilkan medan magnet rotor. Rotor diputar
penggerak mula di Lab T.Konversi Energi pada percobaan ini penggerak mula
yang digunakan adalah Motor DC Penguat Bebas. Rotor diputar penggerak
mula menghasilkan suatu medan magnet berputar dalam mesin. Medan
magnet berputar memotong konduktor-konduktor jangkar dan
menginduksikan tegangan dalam belitan jangkar stator. Gnerator Sinkron
dapat dijalankan dalam keadaan tanpa beban atau berbeban.

A. Alaternator tanpa beban.


Dengan memutar rotornya pada putaran sinkron dan kumparan rotor
(penguat) di beri arus penguat ( Iex) maka tegangan (E 0) akan terinduksi pada
kumparan jangkar stator.
E0 = c n Ф [Volt]
c = konstanta mesin
n = putaran rotor [rpm]
Ф = fluks magnit [Wb]
Tegangan ini sebanding dengan arus penguat selama magnit belum jenuh,
sedangkan frekuensi tegangan yang dihasilkan dipengaruhi oleh putaran dan
jumlah kutubnya f = (P . n ) / 120, f = frekensi [Hz], P = jumlah kutub dan n
= putaran rotor [rpm].
Pada keadaan tanpa beban arus beban = 0 sehingga arus jangkar juga = 0
karenanya tidak ada pengaruh reaksi jangkar, tidak ada tegangan jatuh karena
tahanan jangkar dan reaktansi bocor jangkar sehingga tegangan yang
diabangkitkan (Ea) sama dengan tegangan beban/terminal (Vt) atau Ea = E 0 =
Vt. Pada keadaan tanpa beban generator dapat dijalankan untuk mendapatkan
karakteristik tanpa beban sesuai tujuan praktikum yaitu :
1. Bagaimana pengaruh perubahan arus penguat terhadap tegangan yang
dihasilkan pada putaran yang konstan dalam bentuk matematik dapat
ditulis E0 = E0 ( Iex), n
2. Bagaimana pengaruh perubahan putaran terhadap tegangan yang
dihasilkan pada arus penguat yang konstan dalam bentuk matematik dapat
ditulis E0 = E0 (n), Iex
BAB III
RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar percobaan Generator Sinkron


1. Tiga Generator 1 phasa dengan 1 poros atau rotor
2. Generator 3 phasa hubungan bintang
3. Generator 3 phasa hubungan delta

Gambar Rangkaian Percobaan 3 Generator 1 phasa dengan 1 poros tanpa beban

Gambar Rangkaian Percobaan Generator 3 phasa hubungan bintang tanpa beban

Gambar Rangkaian Percobaan Generator 3 phasa hubungan delta tanpa beban


BAB IV
TABEL DATA PERCOBAAN

Tabel data seharusnya diisi dari hasil percobaan dengan berpedoman pada data di
plat nama

1. Tiga Generator 1 phasa dengan 1 poros atau rotor


a. E0 = E0 (If), n
Tabel 1
No Arus Penguat If Tegangan yang dibangkitkan Putaran n
[A] pada setiap phasa Eu, Ev, Ew [V] [rpm]
Eu1-u2 Ev1-v2 Ew1-w2
1 0 20 21 19
2 0,2 75 75 76
3 0,4 120 121 122 3.000
4 0,6 180 179 180
5 0,8 200 202 201
6 1 220 222 221

b. E0 = E0 (If), n
Tabel 2
No Putaran Tegangan yang dibangkitkan pada Arus Penguat If
n [rpm] setiap phasa Eu, Ev, Ew [V] [A}
Eu1-u2 Ev1-v2 Ew1-w2
1 3.000 220 222 221 1
2 2.900 210 212 211
3 2.850 205 203 204
4 2.800 200 198 199
5 2.750 190 190 189
6 2.700 175 176 176
2. Tabel data Generator 3 phasa hubungan bintang

a. E0 = E0 (If), n
Tabel 3
No Arus Tegangan yang phasa Teganga Putaran n
Penguat dibangkitkan pada n Phasa [rpm]
If [A] setiap phasa Eu, Ev, Ew ke phasa
[V] VL
[V]
Eu1-N Ev1-N Ew1-N Eu-w
1 0 20 21 19 34
2 0,2 75 75 76 130
3 0,4 120 121 122 208 3.000
4 0,6 180 179 180 310
5 0,8 200 202 201 348
6 1 220 222 221 381

b. E0 = E0 (If), n
Tabel 4
No Putaran Tegangan yang Tegangan Arus
n [rpm] dibangkitkan pada Phasa ke Penguat
setiap phasa Eu, Ev, Ew phasa VL If [A}
[V] [V]
Eu1-N Ev1-N Ew1-N Eu-w
1 3.000 220 222 221 381
2 2.900 210 212 211 365
3 2.850 205 203 204 353 1
4 2.800 200 198 199 345
5 2.750 190 190 189 329
6 2.700 175 176 176 304
3. Tabel data Generator 3 phasa hubungan delta

a. E0 = E0 (If), n
Tabel 5
No Arus Penguat If Tegangan yang phasa Putaran n
[A] dibangkitkan pada setiap [rpm]
phasa
Eu, Ev, Ew [V]
Eu-v Ev-w Ew-u
1 0 20 21 19
2 0,2 75 75 76
3 0,4 120 121 122 3.000
4 0,6 180 179 180
5 0,8 200 202 201
6 1 220 222 221

b. E0 = E0 (If), n
Tabel 6
No Putaran Tegangan yang Tegangan Arus
n [rpm] dibangkitkan pada Phasa ke Penguat
setiap phasa Eu, Ev, Ew phasa VL If [A}
[V] [V]
Eu1-u2 Ev1-v2 Ew1-w2 Eu-w
1 3.000 220 222 221 381
2 2.900 210 212 211 365
3 2.850 205 203 204 353 1
4 2.800 200 198 199 345
5 2.750 190 190 189 329
6 2.700 175 176 176 304
BAB V
PERALATAN PERCOBAAN

Adapun peralatan yang dipakai dalam percobaan adalah sebagai berikut :


1. Generator Sinkron 3 phasa
2. Motor DC penguat bebas
3. Reostart
4. Tahanan Geser
5. Amper meter
6. Volt meter
7. Tacho meter
8. Sumber tegangan DC
9. Kabel
BAB VI
LANGKAH PERCOBAAN

1. Membuat rangkaian seperti gambar sesuaikan dengan tabel datanya.


2. Tutup saklar 1 (S1) pada saat ini dipastikan tahanan depan(geser)
maksimum.
3. Tutup saklar 2 (S2) pada saat ini dipastikan tahanan start maksimum
kemudian tahanan start diminimumkan.
4. Atur tahanan depan sehingga putaran nominal sesuai di plat nama
5. Tutup saklar 3 pada saat ini pengatur tegangan pada posisi minimum
6. Naikkan arus penguat generator secara bertahap dan setiap kenaikannya
dibaca besar arus penguat dan tegangan yang dibangkitkan dengan
menjaga putaran konstan kemudian dicatat ke tabel data a.
7. Turunkan arus penguat generator secara bertahap dan setiap penurunannya
dicatat ke tabel data a, (di tabel belum dibuat) .
8. Percobaan selesai, S3 dibuka, tahanan start dimaksimumkan S2 dibuka
kemudian tahanan depan dimaksimumkan S1 dibuka.
9. Peralatan alat ukur di buka dan dikembalikan ke tempatnya.

a. E0 = E0 (n), If
1. Membuat rangkaian seperti gambar sesuaikan dengan tabel datanya
2. Tutup saklar 1 (S1) pada saat ini dipastikan tahanan depan (geser)
maksimum
3. Tutup saklar 2 (S2) pada saat ini dipastikan tahanan start maksimum
kemudian tahanan start diminimumkan.
4. Atur tahanan depan sehingga putaran nominal sesuai di plat nama
5. Tutup saklar 3 pada saat ini pengatur tegangan pada posisi minimum
6. Naikkan arus penguat generator secara bertahap sampai tegangan.
nominaldan setiap kenaikannya dibaca besar arus penguat dan tegangan
yang dibangkitkan dengan menjaga putaran konstan kemudian dicatat ke
tabel data a.
7. Turunkan putaran secara bertahap dan setiap penurunannya baca besar
putaran pada tachometer,, tegangan yang dibangkitkan dengan menjaga
arus penguat konstan kemudian dicatat ke tabel data b,
8. Naikkan putaran secara bertahap dan setiap kenaikannya baca besar
putaran pada tachometer,, tegangan yang dibangkitkan dengan menjaga
arus penguat konstan kemudian dicatat ke tabel data b ( di tabel belum
dibuat ).
9. Percobaan selesai, S3 dibuka, tahanan start dimaksimumkan S2 dibuka
kemudian tahanan depan dimaksimumkan S1 dibuka .
10. Kembalikan peralatan ke tempat semula ( diserahkan ke adm/teknisi
Laboratorium)
BAB VII
ANALISA DATA

Dari tabel 2,5,6 data hasil percobaan untuk mengetahui akibat dari
perubahan kecepatan putaran generator diatas, besar arus eksitasi (If) dijaga tetap
1 Ampere sesuai arus eksitasi pada spesifikasi generator. Kecepatan putar (n)
diturunkan secara konstan untuk mengetahui akibat dari perubahan kecepatan
putar generator sehingga didapatkan kurva karakteristik generator yang akan
membandingkan kecepatan putar generator (n) terhadap tegangan yang
dibangkitkan pada setiap fasa untuk mengetahui karakteristik generator sinkron
apabila terjadi kecepatan putar.
Kecepatan putar generator akan mempengaruhi besarnya tegangan yang
dibangkitkan dari generator,apabila kecepatan putar generator turun akan
menyebabkan penurunan tegangan (Eu,Ev,Ew) yang akhirnya juga akan
mengakibatkan tegangan phasa ke phasa VL (pada tabel 4,6) juga turun. Hal
tersebut terjadi karena kecepatan putar generator sinkron mempengaruhi tegangan
armature (Ea) generator sesuai persamaan :
Ea = c.n.Ф
Dimana :
c = konstanta mesin
n = kecepatan putar
Ф = fluks yang dihasilkan oleh If

Dari persamaan diatas terlihat bahwa kecepatan putar (n) generator


berbanding lurus terhadap fluks (Ф) yang dihasilkan kumparan, apabila kecepatan
putar generator turun maka fluks yang dihasilkan kumparan lebih sedikit.
KESIMPU L A N D A N SARAN
B A B V II I
1. Kesimpulan
 Mesin Sinkron merupakan mesin listrik dinamis, dimana Kumparan Jangkar
berada pada Stator dan Bahan magnit dan Kumparan Penguatnya berada
pada Rotor. Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin
sinkron tiga phasa, ada dua tipe yaitu belitan satu lapis (Single Layer
Winding)., belitan berlapis ganda (Double layer Winding).
 Ketika arus penguatan dibesarkan maka tegangan terminal juga akan
meningkat. Hal ini disebabkan semakin tinggi arus penguatan maka akan
semakin besar fluks magnet dihasilkan. Semakin banyak fluks magnet yang
memotong kumparan berputar dalam generator semakin besar gaya putar
yang membangkitkan tegangan generator.
 Semakin tinggi kecepatan akan meningkatkan tegangan keluaran pada
terminal generator sinkron karena tidak ada beban terpasang dalam
rangkaian tersebut sehingga tidak ada arus mengalir.
2. Saran

Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya mahasiswa diberikan modul agar pada saat praktikum
mahasiswa mengerti materi yang akan dipraktikkan. Sebelum praktikum, alat, dan bahan yang digunakan
diperiksa terlebih dahulu agar saat praktikum tidak ada alat dan bahan yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai