Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GENERATOR SINKRON

DAN KERJA PARALEL

DISUSUN OLEH :
1. ANAZMI (E1D120003)
2. ARPIN (E1D120004)
3. BAMBANG YUSUF (E1D120005)
4. DANILNSYAH (E1D120006)
5. ELIS (E1D120007)
6. IKHSAN PRAWIRA (E1D120009)
7. MAHARUDIN (E1D1200013)
8. MALIKURAHIM (E1D120014)
9. MUHAMMAD ALIF RAMADAN ZULKIFLI (E1D120016)
10.MUHAMMAD RAHLIM (E1D120018)
11.RAHMAD RAMADHAN SWARA (E1D120023)
12.RUSLIN (E1D120024)

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Generator adalah sebuah mesin yang digunakan untuk mensupplay


kebutuhan daya listrik di dalam kapal. Dalam pengoperasiannya, sistel
kelistrika didalam kapal merupakan hal yang sangat penting karena
banyaknya perlatan di dalam kapal yang membutuhkan daya listrik misalnya
lampu penerangan, navigasi dan lain-lain. untuk itu perlu adanya
perhitungan kebutuhan daya pada suatu kapal agar generator yang akan
dipasang bisa menyediakan permintaan kebutuhan.
Generator Sinkron atau disebut juga alternator merupakan mesin listrik
yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik melalui proses
induksi elektronagnetik. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Generator
tiga fasa diharapkan dapat bekerja stabil pada tegangan dan frekuensi yang
dihasilkan sehingga dapat mensuplai tenaga listrik. Ketidakstabilan pada
generator sinkron ini sangat berpengaruh terhadap beban yang di pikul
generator sinkron tersebut.

Untuk melayani beban listrik yang berkembang dan pada saat terjadi
beban maksimum, maka biasanya dilakukan pengoperasian alternator secara
paralel. Sebab jika hanya menggunakan satu alternator saja, alternator
tersebut harus mempunyai kapasitas terpasang yang mampu melayani
beban-beban maksimum. Hal ini tentu mengurangi efisiensi pada alternator
tersebut.

Dalam sistem memparalelkan alternator ini, dapat digunakan untuk


mengatur perubahan faktor daya generator tersebut dengan syarat mengatur
arus eksitasi pada masing-masing alternator yang di paralelkan. Dimana arus
eksitasi ini merupakan pemberian arus listrik pada kutub magnetik pada
generator. Dengan mengatur besar kecilnya arus listrik tersebut kita dapat
mengatur besar tegangan output generator atau dapat juga mengatur besar
daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan
sistem jaringan besar (Infinite bus).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari generator sinkron dan bagaimana prinsip kerja
s serta bagian bagian dari generator sinkron ?
2. Bagaimana cara memparalelkan generator ?
C. Tujuan Dan Manfaat
a. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu generator sinkron dan prinsip kerja
serta bagian bagian dari generator sinkron
2. Untuk mengetahui cara memparalelkan generator
b. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Dapat menjelaskan generator sinkron dan memahami prinsip
prinsip kerjanya serta mengetahui bagian bagian dari generator
sinkron
2. Dapat mengetahui cara memparalelkan generator
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Generator Sinkron
a. Pengertian gererator sinkron
Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan
untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan perantara
induksi medan magnet. Dikatakan generator sinkron karena jumlah
putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.
Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub
– kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan
medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena
kutub – kutub rotor tidak dapat tiba – tiba mengikuti kecepatan medan
putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala – jala.
Generator sinkron mengkonversikan energi mekanik menjadi
energi listrik. Adapun sumber dari energi mekanik tersebut adalah prime
mover, baik mesin diesel, turbin uap, turbin gas, turbin air atau perangkat
sejenis lainnya. Tegangan output dari generator sinkron adalah tegangan
bolak-balik, karena itu generator sinkron disebut juga generator .
b. Prinsip kerja generator sinkron
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus
listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen
elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga
menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan EMF ini akan
menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan
memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar
menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada
stator dan menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub
yang berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90o pertama akan
dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 2700 kedua akan
dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus
menerus/continue.

c. Bagian bagian generator sinkron


1. Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi
sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC
yang menuju ke beban disalurkan melalui armatur, komponen ini
berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang
sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak bergerak). Stator dari
mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk
laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti
ferromagnetik yang bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari
bahan tinggi.

Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:


a. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang
diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy
(eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk
menempatkan konduktor dan untuk mengatur arah medan
magnetnya. Untuk menghindari arus pusar dan panas yang timbul,
maka inti stator dibuat dari lempengan baja tipis dan isolasi satu
terhadap yang lain.

b. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang
terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-
masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.

c. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan
stator ditempatkan.

d. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya
memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan

2.Rotor

Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara


rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor berfungsi
untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian tegangan
dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Rotor terdiri dari dua bagian
umum, yaitu: - Inti kutub - Kumparan medan Pada bagian inti kutub
terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur
fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan
medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur
untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.

Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub


menonjol) dan non salient pole (kutub silinder).
a. Rotor Bentuk Menonjol (Salient Pole) Pada jenis salient pole,
kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor. Belitan-belitan
medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini disuplai oleh eksiter,
maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub berlawanan. Rotor
kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara
bising jika diputar dengan kecepatan tinggi dan konstruksi kutub
menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis apabila
diputar dengan kecepatan tinggi.
b. Rotor Bentuk Silinder (Non-Salient Pole) Rotor silinder
umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan putar
tinggi (1500 atau 3000 rpm). Rotor silinder baik digunakan pada
kecepatan putar tinggi karena konstruksinya memiliki kekuatan mekanik
yang baik pada kecepatan putar tinggi dan distribusi di sekeliling rotor
mendekati bentuk gelombang sinus sehingga lebih baik dari kutub
menonjol.

d. System eksitasi pada generator sinkron


Eksitasi atau penguatan medan merupakan bagian yang penting dari
sebuah generator sinkron. Tidak hanya untuk menjaga tegangan terminal
tetap konstan tetapi juga harus merespon terhadap perubahan beban yang
tiba-tiba. Eksitasi pada generator sinkron adalah pemberian arus searah pada
belitan medan yang terdapat pada rotor. Sesuai dengan prinsip
elektromagnet, apabila suatu konduktor yang berupa kumparan yang dialiri
listrik arus searah maka kumparan tersebut akan menjadi magnet sehingga
akan menghasilkan fluks-fluks magnet.

Sistem eksitasi mempunyai berbagai fungsi. Fungsi tersebut antara lain :


a. Mengatur tegangan keluaran generator agar tetap konstan (stabil).
b. Mengatur besarnya daya reaktif.
c. Menekan kenaikan tegangan pada pelepasan beban (load rejection).
Karena mempunyai fungsi seperti di atas maka sistem eksitasi harus
mempunyai sifat antara lain ;
a. Mudah dikendalikan.
b. Dapat mengendalikan dengan stabil/ sifat pengendalian stabil.
c. Mempunyai respon/tanggapan yang cepat.
d. Tegangan yang dikeluarkan harus sama dengan tegangan yang diinginkan.

1. Efisiensi generator

Efisiensi generator adalah perbandingan antara daya output dengan daya


input. Seperti halnya dengan mesin- mesin listrik lainnya, maupun
transformator, maka efisiensi generator sinkron dapat dituliskan seperti
Persamaan :

η= 𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑖𝑛 𝑋 100 %.................................................................(2.1)

Dimana :
Pin = Pout + Σ PRugi ............................................................(2.2)
Pout = daya keluaran
Pin = daya masukan

Σ PRugi = I2 .R............................................................................ (2.3)

2. Rugi rugi daya pada generator

a. Rugi Listrik
Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri dari
kumparan armatur, kumparan medan. Rugi – rugi tembaga ditemukan
pada semua belitan pada mesin, dihitung berdasarkan pada tahanan dc
dari lilitan pada suhu 750 C dan tergantung pada tahanan efektif dari
lilitan pada fluks dan frekuensi kerjanya. Rugi kumparan armatur ( Par
= Ia2 . Ra ) sebesar sekitar 30 sampai 40% dari rugi total pada beban
penuh. Sedangkan rugi kumparan medan shunt ( Psh = Ish2 . Rsh )
bersama – sama dengan kumparan medan seri ( Psr = Isr ) sebesar
sekitar 20 sampai 30% dari rugi beban penuh.
Sangat berkaitan dengan rugi I 2 R adalah rugi – rugi kontak sikat
pada cincin slip dan komutator, rugi ini biasanya diabaikan pada
mesin induksi dan mesin serempak, dan pada mesin dc jenis industri
tegangan jatuh pada sikat dianggap tetap sebesar 2V keseluruhannya
jika dipergunakan sikat arang dan grafit dengan shunt.
b. Rugi Besi
Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari histerisis dan
rugi arus pusar atau arus eddy yang timbul dari perubahan kerapatan
fluks pada besi mesin dengan hanya lilitan peneral utama yang diberi
tenaga pada generator sinkron rugi ini dialami oleh besi armatur,
Rugi ini biasanya data diambil untuk suatu kurva rugi – rugi besi
sebagai fungsi dari tegangan armatur disekitar tegangan ukuran. Maka
rugi besi dalam keadaan terbebani ditentukan sebagai harga pada suatu
tegangan yang besarnya sama dengan tegangan ukuran yang
merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm armatur pada saat
terbebani. Rugi histerisis (Ph) dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan empiris yang besarnya adalah :

Ph = ηh. Bmax f . v ..............................................................(2.16)


Dimana :
ηh = koefisien steinmetz histerisis.
Perhatikan tabel 2.1 tentang nilai ηh dari bermacam – macam bahan
baja .
B = kerapatan flux (Wb/m2 )
v = volume inti (m3 )
f = frekuensi (Hz
c. Rugi mekanik
Rugi mekanik terdiri dari :

1. Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini
dapat diukur dengan menentukan masukan pada mesin yang bekerja
pada kecepatan yang semestinya tetapi tidak diberi beban dan tidak
diteral.

2. Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss)
akibat adanya celah udara antara bagian rotor dan bagian stator. Besar
rugi mekanik sekitar 10 sampai 20% dari rugi total pada beban penuh.

B. Paralel generator
Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generatoratau
lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama – sama dengan tujuan :
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan Menghemat
biaya pembelian)
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik.

 Syarat paralel generator

Bila dua sistem tegangan bolak-balik (AC) akan di paralel, maka


kesamaan dari tiga kondisi atau parameter berikut ini harus dipenuhi.
Kondisi tersebut adalah :

1. Tegangan harus sama

Antara tegangan generator (yang akan dipararel) dengan tegangan sistem


jaringan harus sama besarnya (nilainya). Untuk menyamakan, maka tegangan
generator harus diatur, yaitu dengan mengatur arus eksitasinya.
Perbedaan Tegangan saat akan Paralel Generator

Apabila tegangan generator lebih tinggi dari tegangan sistem, maka mesin
(generator) akan mengalami sentakan beban M Var lagging (induktif); artinya
generator mengirim daya reaktif ke sistem. Sebaliknya bila tegangan
generator lebih rendah dari pada tegangan sistem, mesin akan mengalami
sentakan beban M Var Leading (kapasitif), artinya generator menyerap daya
reaktif dari sistem.

2. Frekuensi harus sama

Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama (match). Untuk


menyamakan, maka putaran generator harus diatur, yaitu dengan cara
mengatur katup governor (aliran uap masuk turbin). Jika frekuensi generator
lebih tinggi dari pada frekuensi sistem, sistem akan mengalami sentakan
beban MW dari mesin, artinya mesin membangkitkan MW. Sebaliknya jika
generator frekuensinya lebih rendah dari pada sistem, mesin akan mengalami
sentakan MW dari sistem, artinya mesin menjadi motor (motorig).

Double Frequency Meter yang digunakan saat akan Paralel Generator

3. Syncronscope.
Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel generator
banyak yang menggunakan alat Synchroscope. Penggunaan alat ini dilengkapi
dengan Voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan Frekuensi meter
untuk kesamaan frekuensi.Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope.
Bila jarum penunjuk berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi
generator lebih rendah dan bila searah jarum jam berarti frekuensi generator
lebih tinggi. Pada saat jarum telah diam dan menunjuk pada kedudukan vertikal,
berarti beda fasa generator dan jala-jala telah 0 (Nol) dan selisih frekuensi telah
0 (Nol), maka pada kondisi ini saklar dimasukkan (ON). Alat synchroscope
tidak bisa menunjukkan urutan fasa jala-jala, sehingga untuk memparalelkan
perlu dipakai indikator urutan fasa jala-jala.Paralel generator secara otomatis
biasanya menggunakan alat yang secara otomatis memonitor perbedaan fasa,
tegangan, frekuensi, dan urutan fasa.Apabila semua kondisi telah tercapai alat
memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan.

Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator


atau lebih adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus
diperhatikan dalam metoda sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus
sanggup menahan dua kali tegangan antar fasa.

 Sinkronoskop Lampu Gelap

Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara


ketiga fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga
lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol.
Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat
beda tegangan.
Gambar 2.5.1 Skema Sinkronoskop Lampu Gelap

 Sinkronoskop Lampu Terang Gelap

Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara


sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah
dengan menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu
fasa U dengan fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini :

Gambar2.5.3 Skema sinkronoskop lampu terang gelap

 Sinkronoskop Lampu Terang

Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu


gelap. Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan
menyala sama terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari
sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut
sampai generator siap diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah
ini.
Gambar2.5.3 Skema sinkronoskop lampu terang

 Kelebihan dan kekurangan Paralel Generator

Kelebihan
1. Mendapatkan daya yang lebih besar. (Daya dari generator 1 ditambah
generator 2)
2. Effisensi bahan bakar (Pada saat daya yang dibutuhkan sedikit, salah satu
generator bisa di stand by)
3. Menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik apabila salah satu generator
akan diistirahatkan atau diperbaiki
4. Maintenanance lebih murah
5. Menghemat biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya
pembelian (Tidak perlu memakai generator dengan daya yang besar)
Keurangan
1. Panel untuk menyinkronkan kedua atau lebih generator itu mahal
2. Sulit dalam pemeliharaannya (maintenance rutin)
3. Harus dalam keadaan sinkron setiap saat
4. Membutuhkan ruang yang cukup besar (dikarenakan generator lebih dari
1)
5. Jika salah satu generator mati, maka total kebutuhan daya tidak bisa
terpenuhi secara maksimal

Anda mungkin juga menyukai