Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN LISTRIK

BAHAN MAGNETIK

DISUSUN OLEH

FAZRIN
E1D118021

JURUSAN S1 TEKNIK ELELTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
HALU OLEO

2023
KATA PEGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pengetahuan bahan listik dengan judul
“bahan magnetik Fungsi " tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Material Magnetik
2.2 Klasifikasi Material Magnetik
2.3 Histerisis
2.4 Titik Curie

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Kata magnet pertama kali berawal dari bahasa Yunani magnitis lithos yang berarti batu
magnesian. Dahulu terdapat suatu daerah di Yunani bernama Magnesia yang di dalamnya
terkandung batu magnet (sekarang berada dalam wilayah Turki dengan nama Manisa). Material
magnetik adalah suatu material yang istimewa karena kemampuannya untuk memberikan gaya
tarik atau gaya dorong terhadap bahan material lain tanpa bersentuhan. Namun tidak semua jenis
bahan material dapat dipengaruhi oleh material magnetik.

Atas keistimewaannya ini, material magnetik kini banyak sekali digunakan dalam bidang
perindustrian apapun. Hampir semua alat elektronik menggunakan material magnetik untuk
beroperasi seperti trafo, diesel, motor AC/DC, dan banyak lainnya. Disini penulis tertarik untuk
membahas apa sebenarnya yang terjadi dalam suatu material magnetik yang dapat memberikan
gaya tarik atau gaya dorong terhadap suatu bahan material tertentu lainnya.

1.1. RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah dari pembahasan ini adalah :

- Apa itu material magnetik?


- Apa klasifikasi dari material magnetik?
- Bagaimana material magnetik bekerja?

1.2. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah :

- Menjelaskan material magnetik


- Menjelaskan klasifikasi material magnetik
- Memahami cara kerja material magnetik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. MATERIAL MAGNETIK

Material magnetik adalah suatu material istimewa yang dapat menimbulkan gaya terhadap
benda-benda berbahan suatu material tertentu berupa gaya tarik ataupun gaya dorong. Gaya yang
keluar dari suatu material magnetik disebabkan dari tingkat atomik material. Elektron yang
mengorbit inti atom akan menghasilkan dipol magnetik. Apabila dalam suatu atom terdapat lebih
banyak elektron yang tidak berpasangan maka akan menimbulkan dipol magentik yang keluar
dan menghasilkan gaya. Jika semua atau sebagian besar atom penyusun suatu material memiliki
arah dipol yang maka akan timbul gaya magnet. Tingkat kesamaan arah dipol-dipol dalam suatu
material menentukan tingkat kekuatan dan ketetapan magnetik material tersebut, hal ini disebut
suseptibilitas. Pada dasarnya semua benda memiliki dipol magnetik, namun bukan material
magnetik memiliki dipol magnetik yang lebih banyak. Meskipun terdapat material yang memiliki
banyak dipol magnetik, sifat kemagnetan juga ditentukan dari kesamaan arah dipolnya.

2.1 Tidak ada gaya magnet 2.2 Terdapat gaya magnet

2.2. KLASIFIKASI MATERIAL MAGNETIK

Berdasarkan wujudnya material magnetik terbagi menjadi material lunak dan keras. Material
lunak cenderung digunakan untuk kebutuhan magnet yang dapat diubah-ubah kekuatan
magnetnya, sedangkan material keras banyak digunakan untuk kebutuhan magnet tetap.
Sedangkan dari segi kandungan dipol, material magnetik terbagi menjadi ferromagnetik,
diamagnetik, paramagnetik, antiferromagnetik, dan ferrimagnetik.

a. Ferromagnetik
Ferromagnetik adalah suatu material magnetik yang cenderung tetap. Ferromagnetik memiliki
susepbilitas yang besar. Sifat kemagnetan ini didapat dari susunan struktur elektron atom yang
tidak berpasanganh denganh lengkap. Akhirnya elektron yang tidak berpasangan akan saling
memperkuat dipol magnetik. Jumlah elektron yang tidak berpasangan sangat banyak dan
menimbulkan momen dipol magnetik yang cukup besar. Untuk mengetahui sifat kemagnetan
suatu benda bisa dilihat dari struktur elektronnya serta kesamaan arah spin dari dipolnya.

a. Ferromagnetik

b. Diamagnetik

Diamgnetik adalah material magnetik yang sedikit menolak gaya magnetik.Ketika tidak ada
pengaruh medan magnet luar, momen magnetik akibat gerak orbital dan spin elektron saling
meniadakan. Saat ada pengaruh medan magnet luar, maka akan timbul medan magnet dalam
tetapi masih lebih kecil.

b. Diamagnetik

c. Paramagnetik
Paramagnetik adalah suatu material magnetik yang memiliko momen dipol magnetik
permanen. Susepbilitas dari paramagnetik cenderung kecil karena momen dipol kandungan dari
paramagnetik memiliki arah spin yang acak. Saat terdapat medan magnet yang berasal dari luar
material paramegnetik mengenai bahan tersebut, maka momen dipol yang sebelumnya acak akan
mulai searah dan muncul sifat kemagnetan. Tingkat susepbilitas dari paramagnetik tergantung
oleh seberapa kuat medan magnet luar yang mempengaruhi bahan paramagnetik.

c. Paramagnetik

d. Antiferromagnetik

Bahan antiferromagnetik memiliki susepbiltas yang kecil. Hampir tidak ada sifat magnetik
dalam antiferromagnetik, hal ini karena dipol-dipol dalam antiferromagnetik memiliki arah spin
yang berlawanan dengan jumlah yang relatif sama banyak ditiap arah spin. Antiferromagnetik
akan terus seperti itu disaat suhu di sekitarnya lebih rendah dari temperatur kritis (temperatur
Neel), pada suhu di atasnya material antiferromagnetik akan berubah menjadi paramegnetik.

d. Antiferromagnetik

e. Ferrimagnetik
Material Ferrimagnetik menunjukan sifat serupa bahan material ferromagnetik untuk
temperatur di bawah titik kritis (titik Curie). Saat suhu di atas titik Curie maka Ferrimagnetik
berubah menjadi Paramagnetik. Ciri khas dari material Ferrimagnetik adalah dipol-dipol yang
ada didalamnya memiliki arah yang berlawanan dengan jumlah yang tidak sama besar. Sehingga
material ini cocok untuk diaplikasikan pada suatu tempat dengan medan magnetik yang kuat
serta berfrekuensi tinggi karena material ini tidak mudah terpengaruhi.

e. Ferrimagnetik

2.3. HISTERISIS

Histerisis adalah peristiwa tertinggalnya fluks magnetik dari perubahan kuat gaya magnetik.
Misalnya pada suatu kumparan, gaya magnetik berubah-ubah kuatnya dan fluks yang dihasilkan
muncul terlambat dari gaya tersebut. Apabila gaya magnetik berubah-ubah dengan frekuensi
yang tinggi fluks yang dihasilkan akan sangat tertinggal untuk menyusul perubahan tersebut. Hal
ini menyebabkan hilangnya energi secara percuma. Dalam kurva magnetik, histerisis
digambarkan seperti loop yang terjadi saat gaya magnet (H) berubah-ubah dan fluks magnetik
(B) yang tertinggal.
2.3. Histerisis magnetik

Arah arus yang berbalik menyebabkan berbaliknya arah medan magnet dari +H menjadi –H.
Demikian juga kerapatan fluks juga mengalami  polaritas terbalik menjadi +B atau –B. Saat H
meningkat maka B juga akan meningkat hingga titik maksimalnya, namun saat H turun menjadi
0 b juga akan turun dengan terlambat. Saat H mencapai titik 0, B hanya mencapai titik Br+.
Peristiwa serupa terjadi saat H turun mencapai titik H- maka B juga akan turun menjadi B-. Saat
H- meningkat menuju titik 0, B- tidak bisa mencapai titik 0 dan hanya sampai di titik Br-. Titik
dimana Br+ dan Br- disebut dengan retentivitas. Dan titik saat B menjadi 0 disebut titik koersif.

2.4. TITIK CURIE


Titik Curie adalah satu titik suhu dimana bahan ferromagnet atau ferrimagnet berubah
menjadi paramagnet semasa dipanaskan. Serta magnet akan hilang kemagnetannya jika
dipanaskan melebihi suhu Curie. Hal ini disebabkan karena gerakan acak termal yang
disebabkan oleh panas mengalahkan gaya magnet pada tingkat molekular.
BAB III
KESIMPULAN

3.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Sifat magnet suatu material disebabkan dari tingkat atomik material tersebut, dimana
putaran dan orbit elektron serta jumlah elektron menjadi faktor penentu.
2. Berdasarkan dipol magnet yang dihasilkan elektron, material magnetik diklasifikasikan
menjadi ferromagnetik, diamagnetik, paramagnetik, antiferromagnetik, dan
ferrimagnetik.
3. Beberapa jenis material magnetik dapat dipengaruhi temperatur. Dimana perubahan dapat
terjadi pada material magnetik saat mencapai atau melebihi titik curie.
DAFTAR PUSTAKA

Diki Julistian. Material Magnetik (29 mei 2018).


https://www.slideshare.net/dickyjulistian/bahan-bahan-listrikbahanmagnetik

Sandra Permana. Material magnetik (29 Mei


2018).https://www.scribd.com/doc/93894126/Makalah-Material-Magnetik

Christ Nainggolan. Dipol Magnetik (29 Mei 2018).


https://www.scribd.com/document/93210247/dipol-magnetik

Momen Dipol (Dipole Moment). Diakses 29 Mei 2108.


http://www.dimensisains.com/2015/09/momen-dipol-dipole-moment_25.html

Aaron French. Histerisis Magnet (29 Mei 2018). https://www.scribd.com/doc/230540866/Fisika-


HISTERISIS-MAGNET

Titik Curie. Diakses 29 Mei 2018. http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-titik-curie/

Anda mungkin juga menyukai