Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATERIAL TEKNIK ELEKTRO

“BAHAN MAGNETIK”

Oleh :

Gede Patrianaya Margayasa Wirsuyana (B/1504405048)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015
1.1 Bahan-Bahan Magnetik

Di sekitar lingkungan kita banyak sekali terdapat beraneka macam benda dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah benda yang memiliki
kekuatan menarik benda lain atau yang sering kita sebut sebagai benda magnetik.

Karakteristik benda yang bersifat magnetik diantaranya sebagai berikut :

1. Magnet mempunyai dua kutub


2. Kutub magnet senama saling tolak menolak, sedangkan kutub magnet tidak
senama tarik menarik.
3. Magnet dapat menarik benda tertentu.
4. Medan magnet membentuk gaya magnet.

Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat


digolongkan menjadi 5, yaitu :

1. Diamagnetik
2. Paramagnetik
3. Ferromagnetik
4. Antiferromagnetik
5. Ferrimagnetik (ferrit)

Diamagnetik
Diamagnetik adalah bahan magnetik yang apabila didekatkan dengan magnet tidak akan
tertarik oleh magnet karena permeabilitasnya kurang dari 1 sehingga sulit menyalurkan
garis gaya magnet (ggm). Contoh : Bismut (Bi), Tembaga (Cu), Emas (Au), Aluminium
oksida (Al203), Nikel (II) sulfat (NiSO4).

Paramagnetik
Paramagnetik adalah bahan magnetik yang sedikit menarik garis gaya magnetik (ggm).
Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari 1 dan susunan dwikutubnya tidak beraturan.
Jika tidak ada pengaruh medan magnetik luar, bahan ini tidak memperlihatkan efek
magnetik karena momen magnetik total akibat gerak orbital dan elektron relatif kecil.
Tetapi jika diberikan pengaruh dari medan magnet luar, maka akan timbul momen yang
cenderung menyejajarkan medan magnetik dalam dengan medan magnetik luar. Bahan-
bahan paramagnetik antara lain Al, Pb, Fe2SO4, FeSO4, FeCl2, Mo ,W, Ta, Pt, dan Ag.

Ferromagnetik

Bahan ferromagnetik sangat mudah di pengaruhi medan magnetik karena mempunyai


resultan medan magnet atomis yang besar, sehingga apabila bahan ini diberi medan
magnet dari luar maka elektron elektronnya akan mengusahakan dirinya untuk
menimbulkan medan magnet atomis tiap tiap atom/ molekul searah dengan medan
magnet luar. Bahan ferromagnetic mudah menyalurkan ggm dan permeabilitasnya jauh
di atas 1.

Antiferromagnetik

Bahan antiferromagnetik mempunyai susceptibilitas magnetik positif kecil. Tidak ada


magnetisasi bila tidak ada medan luar. Material antiferromagnetik mempunyai dipol
dengan arah yang berlawanan yang berasal dari orientasi kristal yang berlawanan arah.
Sifat antiferromagnetik terjadi untuk temperatur di bawah temperatur kritis yang disebut
dengan temperatur Neel, TN. Pada temperatur diatas TN maka material
antiferromagnetik akan berubah menjadi paramagnetik. Bahan antiferromagnetik antara
lain MnO2, MnO, FeO, dan CoO.

Ferrimagnetik

Material ferrimagnetik seperti ferrit (misalnya Fe3O4) menunjukkan sifat serupa dengan
material ferromagnetik untuk temperatur di bawah harga kritis yang disebut dengan
temperatur Curie, TC. Pada temperatur di atas TC maka material ferrimagnetik berubah
menjadi faramagnetik. Ciri khas material ferrimagnetik adalah adanya momen dipol
yang besarnya tidak sama dan berlawanan arah. Sifa tini muncul karena atom-atom
penyusunnya misalnya (A dan B) mempunyai dipol dengan ukuran yang berbeda dan
arahnya berlawanan. Material ini mempunyai magnetisasi walau dalam keadaan tanpa
medan luar sekalipun.Material ferrimagnetik seperti ferrit biasanya non konduktif dan
bebas losses aruseddy. Sehingga banyak diaplikasikan untuk medan magnetik dengan
frekuensi tinggi. Rumus bahan ferrimagnetik adalah MO. etik adalah MO. Fe2O3 (M
adalah logam bervalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd). Contoh: ferrit, seng,
nikel rumusnya adalah α NiO, β ZnO, Fe2O3 dimana α + β = 1. Gambaran
dwikutub bahan-bahan magnet seperti Gb. 1.1

a. Paramagnetik b. Ferromagnetik
c. Antiferromagnetik d. Ferrimagnetik
Gb. 1.1 Susunan dwikutub bahan-bahan magnetik

Istilah “bahan magnetik” untuk umum yang digunakan hanyalah bahan


ferromagnetik. Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :

1. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik
lunak.Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau
generator,rele, peralatan sonar atau radar.

2. Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi


magnettidak mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik keras, bahan ini
digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.

Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik. Momen
atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama dengan
momen dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet seperti halnya
polarisasi pada bahan dielektrik.
1.2 Parameter-parameter Magnetik

1.2.1 Permeabilitas dan Susceptibilitas Magnetik

Pada perhitungan–perhitungan tentang magnet, terdapat hubungan antara


fluxi (B) dengan satuan Wb/m2 atau tesla dengan kuat medan (H) dengan satuan A lilit/
m sebagai berikut :

B=μH
μ = μr . μo
sehingga : B = μr . μo . H
μ : permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian permeabilitas absolut (μo)
dengan permeabilitas relative (μr).
μo : 4. π . 10-7 H/m.

Kuantitas yang diekspresikan (μr –1) disebut magnetisasi per unit dari
intensitas maka demikian pula dengan (μr -1). Besarnya μ untuk bahan ferromagnetik
adalah tidak konstan. Jika arus I dialirkan melalui kumparan dengan inti adalah
bertambah dari nol bertahap sehingga medan magnet dan rapat fluksi bertambah. Pada
Gb. 1.2 kurva OP mula–mula naik dengan tajam, kemudian setelah mencapai
tahapan tertentu kurvanya mendatar, hal ini karena B telah mencapai kejenuhan
(saturasi).
Pada Gb. 1.2 setelah titik P dicapai , kemudian I diturunkan secara
bertahap, maka diperoleh kurva PQ yaitu pada saat I sama dengan nol, masih terdapat
sisa k e m a g n e t a n ( B r ) . D a ya K o e r s i p ( coersive force) yaitu apabila besar H
akan bertambah sehingga B menjadi nol dititik R dan diperoleh Hc. Selanjutnya
prosedur diatas diulang maka didapat kurva PQRSCTP yang disebut Jerat Histerisis
magnetik yang luasnya sebanding dengan volume bahan magnetik yang dimagnetisasi,
dan kalau inti diberi arus bolak–balik akan menimbulkan eddy current yang disebut
arus pusar atau arus focoult.
Gb. 1.2 Jerat histeris bahan ferro

1.2.2 Momen Magnetik


Jika sebuah kumparan dilewati arus (I) diletakkan pada rapat fluksi yang merata akan
menghasilkan torsi, besar torsi akan tergantung pada luas kumparan, arus, dan rapat
fluksi yang terpotong bidang kumparan. Momen dwikutub magnetic hubungan dengan
torsi adalah :
pm = I . A kumparan
pm dengan satuan A/m2 merupakan vector yang arahnya tegak lurus terhadap
kumparan.
Apabila batang magnet permanen diletakan didalam medan yang merata akan
menyebabkan torsi . Jika magnet mendapatkan kutub –kutub bebas yang berlawanan,
dikatakan sebagai momen dwikutub sebagai produk dari kuat kutub dan jarak antara
kutub-kutub.

1.2.3 Magnetisasi
Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetik , dari itu
secara eksperimental untuk menimbulkan momem magnetik. Besar momen ini per unit
volume disebut magnetisasi dari madium (M) dengan satuan C/m.dt atau A/m. Induksi
magnetik (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari effek pada keadaan fakemsuatu bahan,
besar rapat fluksi (B) menjadi :

B = μo . H + μo . M
M =(μ–1) . H
= Xm . H
Xm adalah susceptifitas magnetik . Magnetisasi (M) dari bahan dapat diekspresikan
sebagai momen dwikutub magnetik (pm) dengan satuan C. m2/ dt atau A/m2 dimana :

M = N . pm
N adalah jumlah dwikutub magnetik per unit volume.
Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu
untuk Xm negatif 10-5 adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10-3 pada suhu
kamar (karena Xm berbanding terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik, untuk Xm
yang besar adalah ferromagnetik.

1.3 Laminasi Baja Kelistrikan


Cara yang paling praktis untuk mengubah bahan magnetik lunak untuk menjadi baja
kelistrikan adalah dengan menambah silikon ke dalam komposisinya.Cara ini akan
mengurangi rugi histeris dan arus pusar dengan tajam karenarelativitasnya bertambah.
Paduan baja dengan tambahan silikon sekarang inimerupakan bahan yang sangat
penting untuk bahan megnetik lunak pada teknik listrik. Namun perlu diingat bahwa
penambahan silikon akan menyebabkan bahanmenjadi rapuh.

Tabel 1.1 memberikan data campuran silicon pada baja sehubungan dengan
resistivitas dan massa jenisnya.

Tabel 1.1 Campuran Si (silicon) pengaruhnya


Terhadap resistivitas dan massa jenis baja
Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 4%,
sedangkan untuk jangkar motor listrik kandungan Si-nya 1 –2 %. Namun
hal ini dapat diubah-ubah berdasarkan standar masing-masing negara penghasil mesin-
mesin tersebut. Selanjutnya periksa Tabel 10.2. Ketebalan laminasi baja transformator
untuk inti peralatan listrik adalah 0,1 hingga 1 mm dan yang bisa dipasarkan adalah 0,35
mm dan 0,5 mm dalam bentuk lembaran 2 x 1 m, dan 1,5 x 0,75 m.
Kurva magnetisasi baja transformator seperti ditunjukkan pada Gb. 1.3

Gb. 1.3 Kurva B-H baja transformator

Baja listrik jenis lain adalah baja listrik dengan proses dingin. Kemampuan baja
listrik sangat tinggi terutama jika fluksi magnetiknya searah dengan panjang laminasi.
Karena kristal baja ini dibuat searah dengan proses dingin dan aniling pada ruang yang
diisi hidrogen. Baja ini digunakan pada pembuatan inti transformator dengan lilitan
jenis ribbon (misalnya : transformator arus). Baja ini memungkinkan mengurangi berat
dan dimensi transformator 20 hingga 25% danuntuk transformator radio, hal tersebut
dapat mencapai 40%.

1.4. Bahan Magnetik Lunak Lain


Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel.Kurva
pada Gambar.1.4 menunjukkan hubungan permeabilitas dengan komposisi antara besi
dan nikel. Pada komposisi nikel 20% paduan menjadi non-magnetis dan permeabilitas
maksimum dicapai pada komposisi nikel 21,5% . Paduan yang terdiri dari besi-nikel
dengan tambahan molybdenum, chromium atau tembaga dinamakan permalloy.
Permalloy dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya, permalloy nikel rendah
yaitu permalloy yang mengandung nikel 40-50% dan permalloy nikel tinggi yaitu
permalloy yang mengandung nikel 72-80 %. Permalloy nikel rendah mempunyai
permeabilitas yang lebih rendah dibanding permalloy nikel tinggi, namun induksinya
lebih tinggi pada keadaan jenuh.
Permeabillitas permalloy berbanding terbalik dengan frekuensinya, seperti yang
ditunjukkan Gb.1.4. Permalloy yang mengandung Ni sangat tinggi akan mempunyai
permeabilitas yang tinggi (hingga 800.000) setelah diadakan tritmentermal.
Daya koersipnya rendah yaitu 0,32 hingga 0,4 ampere lilit/m. Permalloy difabrikasi
pada lembaran tipis hingga sampai 3 mikron. Permalloy sensitif terhadap benturan dan
kemagnetannya sangat dipengaruhi tekanan.
Permeabilitas absolut dari paduan alfiser yang komposisinya 9.5% Si, 5,6%Al
dan sisanya besi, berkisar antara 10.000 hingga 35.000, daya koersip 1,59 Amperelilit/m
dan resitivitasnya 0,81 Ohm mm2/m Alfiser sangat regas, sehingga sangat mudah
dijadikan bubuk untuk dibuat bahan dielektrikmagnet. Harganya lebih murah daripada
permalloy karena kompsisinya tidak tergantung Ni.
Camalloy termasuk bahan magnetik lunak yang komposisinya 66,5% Ni, 30%
Cu, 3,5% Fe. Yang menarik dari bahan ini adalah bahan akan kehilangan
sifatferromagntiknya (titik Curie) pada suhu yang relative rendah yaitu 100 C (titik
Curieuntuk Fe adalah 768 C).
Gb. 1.4 µ o= f (f) pada permalloy

Bahan-bahan ferromagnetik yang berubah ukurannya pada medan magnet


diantaranya Ni, beberapa paduan antara Fe, Cr, Co dengan Al. Gejala perubahan ukuran
tersebut dinamakan magnetostriksi. Dielektrikmagnet digunakan untuk inti peralatan
rangkaian rangkaian magnetik yang bekerja pada frekuensi yang sangat tinggi dengan
kerugian arus pusar yang rendah.

Sekarang banyak digunakan Ferrit pada peralatan yang bekerja pada frekuensi
tinggi. Bahan ini adalah kompon keramik yang mempunyai rumus umum MOFeO3M
adalah logam diantara Fe, Cu, Mn, Zn, danNi. Ferrit dibuat dengan campuran
senyawa-senyawa Oksidanya dengan perbandingan yang tepat dalam bentuk
bubuk,dengan tambahan sebikit bahan-bahan organik untuk mengikat atau
merekatkan,ditekan dan dipanasi 1100 –1400 o C di ruang yang berisi oksida..

Ferrit adalah semikonduktor yang mempunyai resitifitas antara 102 hingga 107Ω
cm. Karena Resitivitas yang tinggi tersebut, maka sangat tepat digunakan pada
frekuensi tinggi karena rugi daya yang disebabkan arus pusar adalah kecil. Ferrit
mempunyai massa jenis 3 -5 g/cm 3 kapasitas termal 0,17 kalori/goC,
konduktivitas panas 5.10 W/cmoC, muai panjang 105/oC.
Tabel 1.2. Bahan-bahan magnetik lunak

Keterangan : it adalah inti toroida, 1 A lilit /m = 0,0126 Oersted, 1Wb/m2= 104 Gauss

Bahan-bahan yang mempunyai jerat histerisis persegi seperti yang ditunjukkan


pada gambar digunakkan pada komputer sebagai perangkat memory atau komponen
opersi logic, sebagai alat switching dan penyimpan informasi.
Gb 1.5. Jerat Histerisis Ferrit.

1.5. Bahan Magnetik Permanen


Magnet permanen digunakan pada instrumen pengindraan, rele, mesin-mesin
listrik yang kecil dan banyak lagi. Baja karbon yaitu baja dengan komposisi karbon 0,4
hingga 1,7 % merupakan bahan dasar pembuatan magnet permanen. Walaupun bahan
ini tergolong harganya murah tetapi kualitas kemagnetannya tidak terlalu tinggi.
Kemagnetan bahan ini relatif lebih mudah untuk hilang terutama disebabkan oleh
pukulan atau vibrasi. Untuk menaikkan mutu kemagnetannya, mka baja karbon
ditambah wolfram, kromium atau kobal.
Magnet yang dibuat dari karbon murni, wolfram, kromium, dan baja kobal harus
dikeraskan di dalam air atau minyak mineral sebelum dimagnetisasi.

G b 1 . 6 μo = f(T)beberapa ferrit
Bahan paduan alni terdiri dari aluminium, nikel dan besi . Jika bahan tersebut
ditambah lagi dengan Si, maka paduan disebut alnisi. Sedangkan alnico adalah
bahan paduan yang terdiri dari aluminium, nikel dan kobal. Bahan-bahan tersebut
mempunyai sifat kemagnetan yang tinggi dan lebih murah dibanding baja kobal kualitas
tinggi.
Vectolit adalah bahan paduan yang terdiri dari besi, kobal oksida sedangkan
ferroxdure adalah bahan paduan yang terdiri dari besi oksida dan barium, bahan ini juga
disebut barium ferrit dan di pasaran dengan nama arnox, indox atau
ferroba, pembuatannya adalah dari bubuk bahan yang akan dipadukan pada suhu yang
tinggi.
Penggunaanya antara lain : magnet pada pengeras suara, perangkat penggandeng
magnetik. Beberapa sifat kemagnetan dari bahan magnet permanen paduan seperti
terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3. Beberapa Bahan Magnet Keras

1.6. Magnetostriksi
Pada saat sebuah bahan ferromagnetik diamagnetisasi, umumnya secara
fisik akan terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi.
Terdapat tiga jenis magnetostriksi, yaitu :
a. Magnetostriksi longitudinal, yaitu perubahan panjang searah
denganmagnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah panjang atau berkurang.
b. Magnetostriksi transversal, yaitu perubahan dimensi tegak lurus
dengan arah magnetisasi.
c. Magnetostriksi volume, yaitu perubahan volume sebagai akibat dari
kedua efek diatas.
Perubahan panjang atau (∆ℓl) searah induksi magnetisasi disebut Efek
joule.Magnetostriksi joule (τ ) adalah perbandingan antara perubahan panjang (∆ℓ)
dengan panjang semula (ℓ). Umumnya harga tidak lebih dari 30.10-6. Magnetostriksi
beberapa bahan ditunjukan pada gambar.1.7

Gb 1.7. Magnetostriksi joule sebagai fungsi dari medan magnet (H)

Perubahan searah panjang juga menyebabkan perubahan permeabilitas


kearah perubahan panjang tersebut. Hal ini disebut Efek Villari. Secara umum
dapatdikatakan bahwa permeabilitas akan naik karena penurunan perubahan atau
kenaikan tegangan tarik. Sebaliknya untuk bahan dengan τ negatif, tekanan yang
digunakan akan mengurangi permeabilitas.
Secara praktis pengaruh dari penggunaan magnetostriksi adalah sangatterbatas.
Beberapa pemakaian yang memperhatikan magnetostriksi antara lain :Oscilator
frekuensi tinggi dan Generator super sound, Proyektor suara bawah air,Detektor-
detektor suara. Karena permeabilitas adalah berhubungan denganmagnetostriksi,
maka untukpenggunaan bahan-bahan yang permeabilitasnya tinggiharus
diusahakan megnetostriksinya serendah mungkin.

Anda mungkin juga menyukai