Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magnet tentu saja bukan merupakan suatu kata yang baru untuk kita
dengar, melainkan suatu kata yang sangat lumrah dan tak asing di telinga
kita. Magnet bahkan telah sangat banyak berperan di dalam kehidupan
manusia. Sebagai contoh penggunaan bahan magnetik adalah inti
transformator, magnet pada pengeras suara dan masih banyak lagi contoh
penggunaan ahan magnetik yang lain.

Bahan listrik khususnya bahan magnetik sudah sering digunakan oleh


masyarakat luas untuk berbagai macam aplikasi peralatan listrik seperti yang
telah disebutkan di ats. Dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh
keamanan peralatan serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk itu
pengguna harus mengetahui bahan magnetik yang ada dan diperhatikan
dalam ketepatan pemilihan bahan oleh para pengguna.

Bahan-bahan dibagi menjadi 5 berdasarkan sifatnya terhadap


kemagnetannya, yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti
ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).

Untuk itu diperlukan suatu informasi bagi pengguna agar dapat


menentukan bahan-bahan magnetik yang dapat digunakan pada peralatan
listrik khususnya mengenai bahan-bahan magnetik.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penggolongan bahan-bahan magnetik dan parameter-
parameter magnetik.

2. Mengetahui bahan-bahan magnetik lunak yang lain dan bahan magnet


permanen.
3. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis magnetostriksi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penggolongan Bahan-bahan Magnetik

Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat


digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti
ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).

1. Bahan diamagnetik adalah bahan yang sulit menyalurkan garis gaya


magnet (ggm). Permeabilitasnya sedikit lebih kecil dari 1 dan tidak
mempunyai dwikutub yang permanen. Bahan-bahan diamagnetik
antara lain: Bi, Cu, Au, Al2O3, Ni SO4.

2. Bahan paramagnetik adalah bahan yang dapat menyalurkan ggm tetapi


tidak banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari 1, susunan
dwikutubnya tidak beraturan. Bahan-bahan paramagnetik antara lain:
Al, Pb, Fe2SO4, FeSO4, FeCl2, Mo, W, Ta, Pt, dan Ag.
3. Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan ggm. Permeabilitasnya jauh
di atas 1. Bahan ferromagnetik antara lain: Fe, Co, Ni, Gd, Dy.
Resisitivitas bahan ferromagnet adalah rendah. Hal ini yang
menyebabkan pemakaian ferromagnet terbatas pada frekuensi rendah.
4. Teori anti ferromagnetik dikembangkan oleh Neel seorang ilmuwan
Perancis. Bahan anti ferromagnetik mempunyai suscepbilitas positif
yang kecil pada segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas karena suhu
adalah keadaan yang sangat khusus. Susunan dwikutubnya adalah
sejajar tetapi berlawanan arah. Bahan anti ferromagnetik antara lain:
MnO2, MnO, FeO, dan CoO.

5. Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih tinggi


dibanding bahan ferromagnet. Karena itu ferrimagnet (ferrit) layak
digunakan pada peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi
disamping arus-eddy yang terjadi padanya kecil. Rumus bahan
ferrimagnetik adalah MO. Fe2O3 (M adalah logam bervalensi 2 yaitu
Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd). Contoh: ferrit, seng, nikel rumusnya
adalah αNiO, βZnO, Fe2O3 dimana α+β =1. Gambaran dwikutub bahan-
bahan magnet seperti gambar 4.1.

2
(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4.1. Susunan dwikutub bahan-bahan magnetik

a. paramagnetik b. ferromagnetik

c. antiferromagnetik d. ferrimagnetik

Istilah bahan magnetik untuk umum yang digunakan hanyalah bahan


ferromagnetik. Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu:

1. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik
lunak. Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor
atau generator, rele, peralatan sonar atau radar.
2. Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi
magnet tidak mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik
keras, bahan ini digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.

Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan


dielektrik. Momen atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya
dwikutub adalah sama dengan momen dwikutub pada bahan dielektrik.
Magnetisasi pada bahan magnet seperti halnya polarisasi pada bahan
dielektrik.

3
2.2 Parameter – Parameter Magnetik
1. Permeabilitas dan susceptibilitas magnetik
Pada perhitungan – perhitungan tentang magnet, terdapat hubungan
antara fluxi (B) dengan satuan Wb/m2 atau tesla dengan kuat medan (H)
dengan satuan A lilit/ m sebagai berikut :

B=μ H
μ = μr . μo
sehingga :
B = μr . μo . H
μ adalah permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian
permeabilitas absolut (μo) dengan permeabilitas relatif (μr) . Besarnya μo =
4. π . 10-7 H/m. Kuantitas yang diekspresikan (μr – 1) disebut magnetisasi per
unit dari intensitas maka demikian pula dengan μr- 1. Besarnya μ untuk
bahan ferromagnetik adalah tidak konstan. Jika arus I dialirkan melalui
kumparan dengan inti adalah bertambah dari nol bertahap sehingga medan
magnet dan rapat fluksi bertambah. Pada gambar

4.2 kurva OP mula – mula naik dengan tajam , kemudian setelah mencapai
tahapan tertentu kurvanya mendatar, hal ini karena B telah mencapai
kejenuhan (saturasi). Pada gambar 4.2 setelah titik P dicapai , kemudian I
diturunkan secara bertahap, maka diperoleh kurva PQ yaitu pada saat I sama
dengan nol, masih terdapat sisa kemagnetan (Br) . Daya Koersip (coersive
force) yaitu apabila besar H akan bertambah sehingga B menjadi nol dititik R
dan diperoleh Hc . Selanjutnya prosedur diatas diulang maka didapat kurva
PQRSCTP yang disebut Jerat Histerisis magnetik yang luasnya sebanding
dengan volume bahan magnetic yang dimagnetisasi , dan kalau inti diberi
arus bolak – balik akan menimbulkan eddy current yang disebut arus pusar
atau arus focoult.

4
+B
P
Q

Br

-H R +H
0 T
He

C
q
S

-B

Gambar.4.2 Jerat histerisis bahan ferro

2. Momen magnetik
Jika sebuah yang dilewati arus (I) diletakan pada rapat fluksi yang merata
akan menimbulkan torsi , besar torsi akan tergantung pada : Luas kumparan , arus
dan rapat fluksi yang terpotong bidang kumparan.

Momen dwikutub magnetik hubungan dengan torsi


adalah : pm = I . A kumparan

Pm dengan satuan A/m2 adalah merupakan vektor yang arahnya tegak


lurus terhadap kumparan. Apabila batang magnet permanen diletakan didalam
medan yang merata akan menyebabkan torsi . Jika magnet mendapatkan kutub –
kutub bebas yang berlawanan, dikatakan sebagai momen dwikutub sebagai
produk dari kuat kutub dan jarak antara kutub-kutub.

3. Magnetisasi

Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetik , dari


itu secara eksperimental untuk menimbulkan momem magnetik. Besar momen ini
per unit volume disebut magnetisasi dari madium (M) dengan satuan C/m.dt atau

5
A/m . Induksi magnetik (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari effek pada keadaan
fakem suatu bahan, besar rapat fluksi (B) menjadi :

B = μo . H +

μo . M M =( μ –
1) . H

= Xm . H
Xm adalah susceptifitas magnetik . Magnetisasi (M) dari bahan dapat diekspresikan
sebagai momen dwikutub magnetik (pm) dengan satuan C. m2 / dt atau A/m2 dimana

:
M = N . pm

N adalah jumlah dwikutub magnetic per unit volume.

Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu


bahan yaitu untuk Xm negatif 10-5 adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif
10-3 pada suhu kamar (karena Xm berbanding terbalik dengan suhu) adalah
paramagnetik , untuk Xm yang besar adalah ferromagnetik .
2.3 Laminasi Baja Kelistrikan

Cara yang paling praktis untuk mengubah bahan magnetik lunak untuk
menjadi baja kelistrikan adalah dengan menambah silikon ke dalam
komposisinya. Cara ini akan mengurangi rugi histeris dan arus pusar dengan tajam
karena relativitasnya bertambah. Paduan baja dengan tambahan silikon sekarang
ini merupakan bahan yang sangat penting untuk bahan megnetik lunak pada
teknik listrik. Namun perlu diingat bahwa penambahan silikon akan menyebabkan
bahan menjadi rapuh.

Tabel 4.1 memberikan data campuran silikon pada baja sehubungan


dengan relativitas dan massa jenisnya.

Kandungan Si (%) Resistivitas ohm.mm2/m Masa Jenis g/cm3


0,8 – 1,8 1,25 7,8
1,8 – 2,8 0,4 7,75
2,8 – 4,0 0,5 7,65

6
4,0 – 4,8 0,75 7,75

Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 4%,


sedangkan untuk jangkar motor listrik kandungan Si-nya 1 – 2 %. Namun hal ini
dapat diubah-ubah berdasarkan standar masing-masing negara penghasil mesin-
mesin tersebut. Selanjutnya periksa Tabel 10.2. Ketebalan laminasi baja
transformator untuk inti peralatan listrik adalah 0,1 hingga 1 mm dan yang bisa
dipasarkan adalah 0,35 mm dan 0,5 mm dalam bentuk lembaran 2 x 1 m; 1,5 x
0,75 m.

Baja listrik jenis lain adalah baja listrik dengan proses dingin. Kemampuan
baja listrik sangat tinggi terutama jika fluksi magnetiknya searah dengan panjang
laminasi. Karena kristal baja ini dibuat searah dengan proses dingin dan aniling
pada ruang yang diisi hidrogen. Baja ini digunakan pada pembuatan inti
transformatordengan lilitan jenis ribbon (misalnya : transformator arus). Baja ini
memungkinkan mengurangi berat dan dimensi transformator 20 hingga 25% dan
untuk transformator radio, hal tersebut dapat mencapai 40%.

2.4. Bahan Magnetik Lunak Lain

Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel.


Kurva pada Gambar.4.4 menunjukkan hubungan permeabilitas dengan komposisi
antara besi dan nikel. Pada komposisi nikel 20% paduan menjadi non-magnetis
dan permeabilitas maksimum dicapai pada komposisi nikel 21,5% . Paduan yang
terdiri dari besi-nikel dengan tambahan molybdenum, chromium atau tembaga
dinamakan permalloy.

Permalloy dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya, permalloy nikel


rendah yaitu permalloy yang mengandung nikel 40-50% dan permalloy nikel
tinggi yaitu permalloy yang mengandung nikel 72-80 %. Permalloy nikel rendah
mempunyai permeabilitas yang lebih rendah dibanding permalloy nikel tinggi,
namun induksinya lebih tinggi pada keadaan jenuh.

Permeabillitas permalloy berbanding terbalik dengan frekuensinya, seperti


yang ditunjukkan Gambar.4.4. Permalloy yang mengandung Ni sangat tinggi akan
mempunyai permeabilitas yang tinggi (hingga 800.000) setelah diadakan tritmen
termal. Daya koersipnya rendah yaitu 0,32 hingga 0,4 ampere lilit/m. Permalloy

7
difabrikasi pada lembaran tipis hingga sampai 3 mikron. Permalloy sensitif
terhadap benturan dan kemagnetannya sangat dipengaruhi tekanan.

20000
µ
15000

10000

5000

Hz

frekuensi

Gambar.4.4 µo = f (f) pada permalloy

Permeabilitas absolut dari paduan alfiser yang komposisinya 9.5% Si,


5,6% Al dan sisanya besi, berkisar antara 10.000 hingga 35.000, daya koersip 1,59
Ampere lilit/m dan resitivitasnya 0,81 Ohm mm 2/m Alfiser sangat regas, sehingga
sangat mudah dijadikan bubuk untuk dibuat bahan dielektrikmagnet. Harganya
lebih murah daripada permalloy karena kompsisinya tidak tergantung Ni.

Camalloy termasuk bahan magnetik lunak yang komposisinya 66,5% Ni,


30% Cu, 3,5% Fe. Yang menarik dari bahan ini adalah bahan akan kehilangan
sifat ferromagntiknya (titik Curie) pada suhu yang relative rendah yaitu 100 C
(titik Curie untuk Fe adalah 768 C).

Bahan-bahan ferromagnetik yang berubah ukurannya pada medan magnet


diantaranya Ni, beberapa paduan antara Fe, Cr, Co dengan Al. Gejala perubahan
ukuran tersebut dinamakan magnetostriksi. Dielektrikmagnet digunakan untuk inti
peralatan rangkaian rangkaian magnetik yang bekerja pada frekuensi yang sangat
tinggi dengan kerugian arus pusar yang rendah.

Sekarang banyak digunakan Ferrit pada peralatan yang bekerja pada frekuensi
tinggi. Bahan ini adalah kompon keramik yang mempunyai rumus umum
MOFeO3. M adalah logam diantara Fe, Cu, Mn, Zn, danNi. Ferrit dibuat
dengan campuran senyawa-senyawa Oksidanya dengan perbandingan yang tepat

8
dalam bentuk bubuk, dengan tambahan sebikit bahan-bahan organik untuk
mengikat atau merekatkan, ditekan dan dipanasi 1100 – 1400o C di ruang yang
berisi oksida.

Ferrit adalah semikonduktor yang mempunyai resitifitas antara 10 2 hingga


107 Ω cm. Karena Resitivitas yang tinggi tersebut, maka sangat tepat digunakan
pada frekuensi tinggi karena rugi daya yang disebabkan arus pusar adalah kecil.
Ferrit mempunyai massa jenis 3 - 5 g/cm3 kapasitas termal 0,17 kalori/g oC,
konduktivitas panas 5.10 W/cm oC, muai panjang 105 / oC.

Tabel 4.2 Bahan-bahan magnetik lunak


Klasifik Komposisi Hc Br
asi
(sisanya % Fe) Ampere lilit/m Wb/m^2
1 2 3 4
I. Besi murni untukbaja
listrik 0,01 % C 6,32 - 31,6 2,1 - 2,15

II. Besi tuang 2 – 3,5 %C 126,4 >1,5

III. Dinamo dan


Transformator
Baja trafo I
Baja trafo II 0,7 % Si 158 2,1
Baja trafo III 1% Si 252,8 2
Baja trafo IV 1,7 - 2,7 % Si 63,2 - 79 1,95
3,4 - 4,3 % Si 23,7 - 47,7 1,9
IV. Bahan-bahan yang
mengandung Ni
Permenorm 3601K1
(it)
Nikkel murni 36 %Si 7,9 1,3
Hyperm 99% Ni; 0,2 % 1,2 0,6
Cu
Memetal 50% Ni 4,74 - 1,9 1,5
Supermalloy 76 % Ni; 5 % Cu 1,2 0,8
79 % Ni; 55 Mo; 0,47 0,78
0,5%
V Bahan-bahan yang Mn
mengandung Al
Sendust
Vacadur 5.4 %Al; 9,6 % 1,74 1,1
Si

9
16 Al 3,95 0,9
VI Bahan-bahan
yang
mengandung
Co Vacaflux 49% C0; 1,8 V 110,6 2,35
99 % Co 790 7,8
50 Cobal
murni
30 Ni induksinya sangat tergantung pada suku,
misalnya : H = 7900 Ampere lilit/m
t = 0o C t = 20o C t = 60o C
B = 0,41 B = 0,3 B = 0,065

VII.Paduan
Termo
Termofluks
65/1000

Keterangan : it adalah inti toroida

1 A lilit /m = 0,0126
Oersted1Wb/m2 =
Gauss

Bahan-bahan yang mempunyai jerat histerisis persegi seperti yang


ditunjukkan pada gambar digunakkan pada komputer sebagai perangkat memory
atau komponen opersi logic, sebagai alat switching dan penyimpan informasi.

+B

-H +H

10

-B
Gambar 4.5 Jerat histerisis ferrit.

2.5 Bahan Magnet Permanen

Magnet permanen digunakan pada instrumen pengindraan, rele, mesin-


mesin listrik yang kecil dan banyak lagi. Baja karbon yaitu baja dengan
komposisikarbon 0,4 hingga 1,7 % merupakan bahan dasar pembuatan magnet
permanen. Walaupun bahan ini tergolong harganya murah tetapi kualitas
kemagnetannya tidak terlalu tinggi. Kemagnetan bahan ini relatif lebih mudah
untuk hilang terutama disebabkan oleh pukulan atau vibrasi. Untuk menaikkan
mutu kemagnetannya, mka baja karbon ditambah wolfram, kromium atau kobal.

Magnet yang dibuat dari karbon murni, wolfram, kromium, dan baja
kobal harus dikeraskan di dalam air atau minyak mineral sebelum
dimagnetisasi.

4000
1.3 μ0

3000
2000
1000

0 50 100 150 200

11
1.4 T(0C)

Gambar 4.6 μ0 = f(T) beberapa ferrit

Bahan paduan alni terdiri dari aluminium, nikel dan besi . Jika bahan
tersebut ditambah lagi dengan Si, maka paduan disebut alnisi. Sedangkan alnico
adalah bahan paduan yang terdiri dari aluminium, nikel dan kobal. Bahan-bahan
tersebut mempunyai sifat kemagnetan yang tinggi dan lebih murah dibanding baja
kobal kualitas tinggi.

Vectolit adalah bahan paduan yang terdiri dari besi, kobal oksida
sedangkan ferroxdure adalah bahan paduan yang terdiri dari besi oksida dan
barium, bahan ini juga disebut barium ferrit dan di pasaran dengan nama arnox,
indox atau ferroba, pembuatannya adalah dari bubuk bahan yang akan dipadukan
pada suhu yang tinggi.

Penggunaanya antara lain : magnet pada pengeras suara,perangkat


penggandeng magnetik. Beberapa sifat kemagnetan dari bahan magnet permanen
paduan seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Beberapa Bahan Magnet Keras

Nama Komposisi Hc Br (BH)


A-lilit/m Wb/m2 Maks
J/m3
Baja wolfram 93,3% Fe, 0,7%C, 6%W 4.800 1,05 2.400
Baja chrom 96%Fe, 1%C, 3%Cr 4.800 0,9 2.200
Baja kobal 59%Fe, 1%C, 5%Cr, 17.500 0,9 7.440
5%W, 30%Co
Alni 57%Fe, 4%Cu, 25%Ni, 43.800 0,55 4.400
14%Al
Alnisi 51%Fe, 1%Si, 34%Ni, 63.700 0,4 11.20
14%Al 0
12
Alnico II 55%Fe, 17%Ni, 12%Co, 50.000 0,7 17.00
10%Al 0
Alnico V 51%Fe, 24%Co, 14%Ni, 50.000 1,2 45.00
8%Al 0
Vektolit 44%Fe3O4, 30%Fe2O3, 70.000 0,6 4.000
26%Co2O3
Platina kobal 77%Pt, 23%Co 200.000 0,45 16.00
0

2.6 Magnetostriksi

Pada saat sebuah bahan ferromagnetik diamagnetisasi, umumnya secara


fisik akan terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut
magnetostriksi. Terdapat tiga jenis magnetostriksi, yaitu :

a. Magnetostriksi longitudinal, yaitu perubahan panjang searah dengan


magnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah panjang atau berkurang.

b. Magnetostriksi transversal, yaitu perubahan dimensi tegak lurus dengan


arah magnetisasi.
c. Magnetostriksi volume, yaitu perubahan volume sebagai akibat dari kedua
efek diatas.

13
Perubahan panjang atau ( ∆ℓl) searah induksi magnetisasi disebut Efek
joule. Magnetostriksi joule (τ ) adalah perbandingan antara perubahan panjang
(∆ℓ) dengan panjang semula (ℓ). Umumnya harga tidak lebih dari 30.10 -6.
magnetostriksi beberapa bahan ditunjukan pada gambar.4.7

+Ve
36% Ni + 64% Fe

Fe
Co

Ni

-Ve
Gambar.4.7 Magnetostriksi joule sebagai fungsi dari medan magnet (H)

Perubahan searah panjang juga menyebabkan perubahan permeabilitas


kearah perubahan panjang tersebut. Hal ini disebut Efek Villari. Secara umum
dapat dikatakan bahwa permeabilitas akan naik karena penurunan perubahan atau
kenaikan tegangan tarik. Sebaliknya untuk bahan dengan τ negatif, tekanan yang
digunakan akan mengurangi permeabilitas.

14
BAB III
PEMANFAATAN DAN CONTOH SOAL
3.1 Pemanfaatan

1. Pengeras Suara

Pengeras suara dalam penggunaannya memanfaatkan prinsip


elektromagnetik. Komponen utama yang terdapat pada alat elektronik ini
berupa magnet yang terpasang secara permanen dengan elektromagnetik
sebagai daya penyokongnya. Cara kerja dari alat ini adalah mengubah energi
listrik menjadi bunyi dengan berbagai mekanisme khusus. Komponen voice
coil di dalam pengeras suara akan menciptakan medan elktromagnetik yang
akan melakukan interaksi dengan komponen cone yang ada di dalam magnet.
Aliran listrik yang yang terdapat di dalam voice coil akan menciptakan suatu
medan magnet yang berubah arah dan mengakibatkan adanya pergerakan
menarik dan melepas aliran listrik dengan sangat cepat. Dengan kronologi
tersebutlah suara keras dapat dihasilkan.

2. Microfon

Prinsip kerja elektromagnetik pada microfon adalah mengubah energi


suara menjadi energi listrik. Ketika suara memasuki microfon, maka akan
timbul gelombang yang akan melewati diafragma yang berupa membrane
plastik. Membrane plastik tersebut akan bergetar seiring dengan volume
gelombang suara yang memasuki microfon. Pada saat yang bersamaan, bagian
voice coil yang terletak di belakang diafragma juga akan turut bergetar
bersamaan dengan gelombang suara yang masuk. Selanjutnya gelombang bunyi
akan bergesekan dengan medan magnet yang kemudian akan memunculkan
sebuah energi listrik di dalam magnet. Mulai dari sinilah gelombang bunyi
selanjutnya akan diubah menjadi suara. Listrik yang terdapat di dalam medan
magnet selanjutnya akan bergerak menuju ke arah amplifier. Melalui amplifier
inilah gelombang suara yang telah dihasilkan akan keluar dan dapat didengar.

3. Pintu Kulkas

Penerapan prinsip elektromagnetik pada kulkas terbilang cukup


sederhana. Di sekitar permukaan pintu kulkas umumnya telah terpasang
magnet yang akan menarik material besi pada penampang pintu. Gaya tarik-
menarik inilah yang membuat pintu kulkas dapat menutup dengan cukup kuat
dan rapat.

4. Kompas

Pada jarum kompas telah terpasang dua buah magnet tetap yang
senantiasa menunjuk ke arah utara dan selatan. Hal ini disebabkan bumi
mmeiliki medan magnet yang amat besar di bagian wilayah utara dan selatan.
Sifat magnetik yang senantiasa bertolak belakang ini menjadikan jarum kompas
utara menunjuk ke arah selatan dan begitupun sebaliknya. Mengenai hal
tersebut, kompas yang banyak diproduksi saat ini telah dimodifikasi

15
sedemikian rupa dengan akurasi ketepatan penunjuk arah yang begitu otentik,
sehingga tidak perlu khawatir tertukar arah.

5. Dynamo Sepeda

Dynamo dimanfaatkan sebagai sumber penghasil energi penerangan bagi


sepeda. Dynamo menghasilkan energi listrik ketika roda bergerak. Pergerakan
roda sepeda akan memutar turbin dynamo yang selanjutnya akan memutarkan
magnet di dalam kumparan tetap. Perputaran magnet tersebut akan
menghasilkan medan elektromagnetik yang dengan perlahan akan berubah
menjadi energi listrik. Energi listrik inilah yang membuat lampu menyala.

6. Pengangkat Besi

Prinsip elektromagnetik pada pengangkat besi pada prinsipnya sama


halnya seperti pintu kulkas yang berupa material besi dan penopang pintu
sebagai magnetnya. Pengangkat sebagai magnet, sedangkan material besi
sebagai benda yang ditarik oleh magnet. Pengangkat besi lebih banyak
digunakan dalam bidang industri seperti halnya pengangkat peti kemas,
pemilah sampah logam, mesin pengankat logam berat, dan lain sebagainya.
Cara kerjanya adalah dengan mengalirkan listrik terhadap kumparan yang
dililitkan pada logam besar. Pada saat listrik mengalir, kumparan tersebut akan
memiliki muatan magnet yang mampu menarik material logam. Sifat
kemagnetan akan tetap bertahan selama listrik masih disalurkan pada
kumparan. Jika aliran listrik diputus, maka logam yang semula telah diangkat
dapat terlepaskan.

7. Bel Listrik

Bel listrik lebih banyak dimanfaatkan sebagai simbol, peringatan,


isyarat, atau penanda khusus terhadap suatu peristiwa. Alat ini pada umumnya
digunakan di sekolah, pintu halaman rumah, dan acara perlombaan tertentu.
Bunyi nyaring yang dihasilkan oleh bel listrik berasal dari aliran listrik yang
muncul pada saat tombol pengaktifan ditekan. Aliran listrik tersebut
selanjutnya akan memberikan energy elektromagnetik menuju interuptor.
Interuptor inilah yang selanjutnya akan menarik pemukul sehingga mampu
menimbulkan bunyi nyaring. Jika tombol pengaktivan berhenti ditekan, maka
secara otomatis listrik berhenti mengalir sehingga bunyi bel pun akan berhenti.

16
3.2 Contoh Soal

A. Magnetik pada Kawat Berarus dalam Medan Magnetik

• Jika kawat berarus berada dalam medan magnetik makasetiap muatan


mengalami gaya magnetik qvd x B, dengan vd merupakan kecepatan drift
pembawa muatan.
• Jumlah muatan dalam potongan kawat ini merupakan jumlah n persatuan
volume dikali volume Al. Sehingga:
F = (qvd ×B)nAl dimana I = nqvd A
maka F = Il× B atau F = IlB sin θ

Contoh Soal :
1. Sepotong kawat yang panjangnya 3 mm menyalurkan arus 3A dalam arah x.
Kawat ini terletak dalam medan magnetik yang besarnya 0,02 T yang berada
pada bidang xy dan membuat sudut 30o dengan sumbu x seperti gambar
dibawah. Berapakah gaya magnetik yang dikerahkan padapotongan kawat
tersebut?

Solusi Soal

• Dari gambar dapat dilihat bahwa gaya magnetik berada dalam arah z.
Besarnya:

F = il × B= ilB sin 30o k

F = (3A)(0,0003m)(0,002T)(sin 30o)k

F = 9×10-5 N k

17
B. Induksi Elektromagnetik

1.        diantara faktor - faktor berikut:


(1) jumlah lilitan kumparan
(2) laju perubahan fluks magnet
(3) arah medan magnet
yang mempengaruhi GGL induksi pada kumparan adalah...
A.    1 dan 3 B. 1 dan 2 C. 2 saja D. 2 dan 3 E. 3 saja

Jawaban: B
Rumus hukum faraday

Berdasarkan persamaan di atas, untuk mempebesar GGL induksi dengan cara


memperbesar laju perubahan fluks magnetik dan memperbanyak jumlah lilitan.

2. Suatu generator menghasilkan tegangan GGL induksi sebesar Ɛ. Jika generator


tersebut kumparannya dirubah sehingga jumlah lilitannya menjadi dua kali lipat dari
semula, dan laju fluksnya menjadi tiga kali semula, besar perbandingan GGL
sekarang dan GGL mula – mula adalah.....
A. 1 : 6     B. 1 : 3     C. 2 : 3     D 3 : 2      E. 6 : 1

Jawaban: A
pembahasan:
Ditanyakan: Ɛ1 : Ɛ2

Ɛ1 : Ɛ2 = 1 : 6

3.        Sebuah kumparan diletakkan pada medan magnetik homogen. Dalam waktu 30
detik terjadi perubahan fluks sehingga GGL menjadi ε1. Jika dalam waktu 20 sekon
terjadi perubahan fluks yang sama sehingga GGL yang dihasilkan adalah ε2, maka
perbandingan ε1 dan ε2 adalah ….
A.    1:2
B.     1:3
C.     2:3
D.    2:5
E.     3:4

Jawaban: C
GGL pada kumparan dapat ditentukan dengan persamaan / rumus Hukum faraday
sebagai berikut.
Ɛ = - N [ΔΦ/Δt]

18
Berdasarkan persamaan di atas, GGL berbanding terbalik dengan perubahan waktu
sehingga perbandingan antara ε1 dan ε2 dapat ditentukan melalui perhitungan sebagai
berikut:

Jadi, perbandingan antara ε1 dan ε2 adalah 2:3

4.        Di antara pernyataan di bawah ini:


(1)   banyaknya lilitan
(2)   kuat arus yang melalui kumparan
(3)   luas bidang kumparan
(4)   hambatan kumparan
Faktor-faktor yang memengaruhi besarnya GGL induksi generator adalah ….
A.    (1), (2), (3), dan (4)
B.     (1), (2), dan (4)
C.     (1) dan (3) saja
D.    (2) dan (4) saja
E.     (4) saja

Jawaban: C
Besar GGL pada generator dirumuskan melalui persamaan berikut.
Ɛ = NBAω sinωt
Berdasarkan persamaan tersebut, besar GGL pada generator dipengaruhi oleh jumlah
lilitan (N), luas bidang kumparan (A), kuat medan magnet (B), dan kecepatan putar
(ω). Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah C.

5.        Kumparan kawat luasnya A terdiri dari N lilitan. Kumparan tersebut berputar
dengan kecepatan sudut ω dalam medan magnet homogen yang memiliki rapat fluks
magnetnya B sehingga menghasilkan GGL induksi maksimum ε. jika GGL
maksimum menjadi 6 kali semula, maka ….
A.    ω diperbesar 2 kali dan A diperbesar 3 kali
B.     N diperbanyak 3 kali dan kecepatan sudutnya diperbesar 3 kali
C.     N dan kecepatan sudutnya diperbesar 2 kali
D.    A diperkecil 1/3 kali dan kecepatan sudut diperbesar 4 kali
E.     N dan luas kumparan diperkecil 1/6 kali

19
Jawaban: A
GGL induksi maksimum dirumuskan dengan persamaan 

Ɛ = NBAω sinωt
GGL maksimum menjadi 6 kali semula jika ω diperbesar 2 kali dan A diperbesar 3
kali. Apabila dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

6.        sebuah bidang datar yang berada dalam medan magnetik membentuk sudut 60°
dengan arah magnet. Jika fluks yang menembus bidang tersebut 0,9 miliWeber dan
luas bidang tersebut 3 cm2, tentukan besar medan magnetnya!

Pembahasan:
B = φ . A . cos Ө = 0,9 . 10-3 . 3 . 10-6 . ½ = 1,35 . 10-9 Tesla

7.        Pada suatu kumparan yang terdiri dari 300 lilitan terjadi perubahan fluks
magnetik dari 0,5 Wb menjadi 0,2 Wb dalam waktu 5 sekon. Tentukan besar GGL
induksi yang terjadi!

Pembahasan:
Δφ = 0,5 – 0,2 = 0,3
Ɛ = -N.[Δφ/Δt] = -300 . [0,3/5] = 18 Volt

8.        Fluks magnetik yang menembus melalui bidang berubah terhadap waktu
menurut persamaan ɸ = (4t2 + 5t + 2) Weber. Tentukanlah GGL induksi saat t = 4
sekon jika kumparan mempunyai 100 lilitan!

Jawab :
Turunan -----> dφ/dt = 8t + 5 = 8.4 + 5 = 37
Ɛ = -N [dφ/dt] = -100 .37 = 3700 V

9.        Perhatikan gambar berikut!

Kawat AB terletak pada medan magnet 0,5 T. Bila kawat digeser ke kanan dengan
kecepatan 4 m/s, tentukan besar GGL induksi yang terjadi dan arah arusnya!

20
Jawab :
Ɛ = B l v = 0,5 T . 05 m . 4 = 1 Volt
10. Perhatikan gambar!

Batang konduktor OP yang panjangnya 40 cm berputar dengan frekuensi 4 Hz di


dalam medan magnetik 0,3 T. Tentukan besar GGL induksi yang terjadi pada batang
konduktor OP!
Jawab :
Ɛ = B l v = B . l . (ω . l) = B . l2 . 2πf = 0,3 . 0,42 . 2π.4 = 0,384π Volt

21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pemabahasan materi bahan-bahan magnetik di atas dapat ditarik
kesimpulan antara lain:

1. Bahan magnetik dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik,


paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan ferrimagnetik
(ferri).
2. Parameter – Parameter magnetik antara lain : Permeabilitas dan
susceptibilitas magnetik, momen magnetik, magnetisasi
3. Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-
nikel yang digunakan dibidang kelistrikan misalnya ferrit digunakan
sebagai bahan semikonduktor.
4. Magnetostriksi adalah gejala perubahan ukuran secara fisik dari
bahan-bahan magetik. Ada 3 jenis magnetostriksi yaitu :
magnetostriksi longitudinal, magnetostriksi transversal,
magnetostriksi volume.

4.2 Saran
Bahan magnetik merupakan salah satu bahan listrik yang sering
digunakan oleh masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat mulai sekarang ini adalah meningkatkan pengetahuan
mengenai bahan magnetik dan melestarikan bahan-bahan anorganik
maupun organik sebagai bahan dasar pembuat bahan magnetik ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT


Pradnya Paramita.

Sumanto, MA.Drs. 1944. Pengetahuan Bahan Untuk Mesin Dan Listrik.

Yogyakarta: Andi Offset.


_ _ _ . 2007. Http;//www. wikipedia.org/wiki.com

_ _ _ . 2015. http://www.pelajaransekolah.net/2016/01/pengertian-
elektromagnetik-dan-penerapan-elektromagnetik-dalam-kehidupan-
sehari-hari.html

23

Anda mungkin juga menyukai