Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH LAPORAN

PRAKTIKUM HASIL PERCOBAAN


MATERIAL MAGNETIK

Oleh
Baso Fadhil Rahman
X IPA 3

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah pengetahuan bahan listik dengan judul “bahan magnetik Fungsi " tepat
pada waktunya. 

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya. 

2
ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Material Magnetik
2.2 Klasifikasi Material Magnetik
2.3 Histerisis
2.4 Titik Curie

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kata magnet pertama kali berawal dari bahasa Yunani magnitis lithos yang
berarti batu magnesian. Dahulu terdapat suatu daerah di Yunani bernama
Magnesia yang di dalamnya terkandung batu magnet (sekarang berada dalam
wilayah Turki dengan nama Manisa). Material magnetik adalah suatu material
yang istimewa karena kemampuannya untuk memberikan gaya tarik atau gaya
dorong terhadap bahan material lain tanpa bersentuhan. Namun tidak semua jenis
bahan material dapat dipengaruhi oleh material magnetik.

Atas keistimewaannya ini, material magnetik kini banyak sekali digunakan


dalam bidang perindustrian apapun. Hampir semua alat elektronik menggunakan
material magnetik untuk beroperasi seperti trafo, diesel, motor AC/DC, dan
banyak lainnya. Disini penulis tertarik untuk membahas apa sebenarnya yang
terjadi dalam suatu material magnetik yang dapat memberikan gaya tarik atau
gaya dorong terhadap suatu bahan material tertentu lainnya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah dari pembahasan ini adalah :

- Apa itu material magnetik?


- Apa klasifikasi dari material magnetik?
- Bagaimana material magnetik bekerja?

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah :

- Menjelaskan material magnetik


- Menjelaskan klasifikasi material magnetik
- Memahami cara kerja material magnetik

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. MATERIAL MAGNETIK

Material magnetik adalah suatu material istimewa yang dapat menimbulkan


gaya terhadap benda-benda berbahan suatu material tertentu berupa gaya tarik
ataupun gaya dorong. Gaya yang keluar dari suatu material magnetik disebabkan
dari tingkat atomik material. Elektron yang mengorbit inti atom akan
menghasilkan dipol magnetik. Apabila dalam suatu atom terdapat lebih banyak
elektron yang tidak berpasangan maka akan menimbulkan dipol magentik yang
keluar dan menghasilkan gaya. Jika semua atau sebagian besar atom penyusun
suatu material memiliki arah dipol yang maka akan timbul gaya magnet. Tingkat
kesamaan arah dipol-dipol dalam suatu material menentukan tingkat kekuatan dan
ketetapan magnetik material tersebut, hal ini disebut suseptibilitas. Pada dasarnya
semua benda memiliki dipol magnetik, namun bukan material magnetik memiliki
dipol magnetik yang lebih banyak. Meskipun terdapat material yang memiliki
banyak dipol magnetik, sifat kemagnetan juga ditentukan dari kesamaan arah
dipolnya.

2.1Tidak ada gaya magnet 2.2 Terdapat gaya magnet

2.2. KLASIFIKASI MATERIAL MAGNETIK

Berdasarkan wujudnya material magnetik terbagi menjadi material lunak dan


keras. Material lunak cenderung digunakan untuk kebutuhan magnet yang dapat
diubah-ubah kekuatan magnetnya, sedangkan material keras banyak digunakan
untuk kebutuhan magnet tetap. Sedangkan dari segi kandungan dipol, material

5
magnetik terbagi menjadi ferromagnetik, diamagnetik, paramagnetik,
antiferromagnetik, dan ferrimagnetik.

a. Ferromagnetik

Ferromagnetik adalah suatu material magnetik yang cenderung tetap.


Ferromagnetik memiliki susepbilitas yang besar. Sifat kemagnetan ini didapat dari
susunan struktur elektron atom yang tidak berpasanganh denganh lengkap.
Akhirnya elektron yang tidak berpasangan akan saling memperkuat dipol
magnetik. Jumlah elektron yang tidak berpasangan sangat banyak dan
menimbulkan momen dipol magnetik yang cukup besar. Untuk mengetahui sifat
kemagnetan suatu benda bisa dilihat dari struktur elektronnya serta kesamaan arah
spin dari dipolnya.

a. Ferromagnetik

b. Diamagnetik

Diamgnetik adalah material magnetik yang sedikit menolak gaya


magnetik.Ketika tidak ada pengaruh medan magnet luar, momen magnetik akibat
gerak orbital dan spin elektron saling meniadakan. Saat ada pengaruh medan
magnet luar, maka akan timbul medan magnet dalam tetapi masih lebih kecil.

b. Diamagnetik

6
c. Paramagnetik

Paramagnetik adalah suatu material magnetik yang memiliko momen dipol


magnetik permanen. Susepbilitas dari paramagnetik cenderung kecil karena
momen dipol kandungan dari paramagnetik memiliki arah spin yang acak. Saat
terdapat medan magnet yang berasal dari luar material paramegnetik mengenai
bahan tersebut, maka momen dipol yang sebelumnya acak akan mulai searah dan
muncul sifat kemagnetan. Tingkat susepbilitas dari paramagnetik tergantung oleh
seberapa kuat medan magnet luar yang mempengaruhi bahan paramagnetik.

c. Paramagnetik

d. Antiferromagnetik

Bahan antiferromagnetik memiliki susepbiltas yang kecil. Hampir tidak ada


sifat magnetik dalam antiferromagnetik, hal ini karena dipol-dipol dalam
antiferromagnetik memiliki arah spin yang berlawanan dengan jumlah yang relatif
sama banyak ditiap arah spin. Antiferromagnetik akan terus seperti itu disaat suhu
di sekitarnya lebih rendah dari temperatur kritis (temperatur Neel), pada suhu di
atasnya material antiferromagnetik akan berubah menjadi paramegnetik.

7
d. Antiferromagnetik

e. Ferrimagnetik

Material Ferrimagnetik menunjukan sifat serupa bahan material ferromagnetik


untuk temperatur di bawah titik kritis (titik Curie). Saat suhu di atas titik Curie
maka Ferrimagnetik berubah menjadi Paramagnetik. Ciri khas dari material
Ferrimagnetik adalah dipol-dipol yang ada didalamnya memiliki arah yang
berlawanan dengan jumlah yang tidak sama besar. Sehingga material ini cocok
untuk diaplikasikan pada suatu tempat dengan medan magnetik yang kuat serta
berfrekuensi tinggi karena material ini tidak mudah terpengaruhi.

e. Ferrimagnetik

2.3. HISTERISIS

Histerisis adalah peristiwa tertinggalnya fluks magnetik dari perubahan kuat


gaya magnetik. Misalnya pada suatu kumparan, gaya magnetik berubah-ubah
kuatnya dan fluks yang dihasilkan muncul terlambat dari gaya tersebut. Apabila
gaya magnetik berubah-ubah dengan frekuensi yang tinggi fluks yang dihasilkan
akan sangat tertinggal untuk menyusul perubahan tersebut. Hal ini menyebabkan
hilangnya energi secara percuma. Dalam kurva magnetik, histerisis digambarkan
seperti loop yang terjadi saat gaya magnet (H) berubah-ubah dan fluks magnetik
(B) yang tertinggal.

8
2.3. Histerisis magnetik

Arah arus yang berbalik menyebabkan berbaliknya arah medan magnet dari +H
menjadi –H. Demikian juga kerapatan fluks juga mengalami  polaritas terbalik
menjadi +B atau –B. Saat H meningkat maka B juga akan meningkat hingga titik
maksimalnya, namun saat H turun menjadi 0 b juga akan turun dengan terlambat.
Saat H mencapai titik 0, B hanya mencapai titik Br+. Peristiwa serupa terjadi saat
H turun mencapai titik H- maka B juga akan turun menjadi B-. Saat H- meningkat
menuju titik 0, B- tidak bisa mencapai titik 0 dan hanya sampai di titik Br-. Titik
dimana Br+ dan Br- disebut dengan retentivitas. Dan titik saat B menjadi 0
disebut titik koersif.

2.4. TITIK CURIE


Titik Curie adalah satu titik suhu dimana bahan ferromagnet atau ferrimagnet
berubah menjadi paramagnet semasa dipanaskan. Serta magnet akan hilang
kemagnetannya jika dipanaskan melebihi suhu Curie. Hal ini disebabkan karena
gerakan acak termal yang disebabkan oleh panas mengalahkan gaya magnet pada
tingkat molekular.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Sifat magnet suatu material disebabkan dari tingkat atomik material
tersebut, dimana putaran dan orbit elektron serta jumlah elektron menjadi
faktor penentu.
2. Berdasarkan dipol magnet yang dihasilkan elektron, material magnetik
diklasifikasikan menjadi ferromagnetik, diamagnetik, paramagnetik,
antiferromagnetik, dan ferrimagnetik.
3. Beberapa jenis material magnetik dapat dipengaruhi temperatur. Dimana
perubahan dapat terjadi pada material magnetik saat mencapai atau
melebihi titik curie.

10
DAFTAR PUSTAKA

Diki Julistian. Material Magnetik (29 mei 2018).


https://www.slideshare.net/dickyjulistian/bahan-bahan-listrikbahanmagnetik

Sandra Permana. Material magnetik (29 Mei


2018).https://www.scribd.com/doc/93894126/Makalah-Material-Magnetik

Christ Nainggolan. Dipol Magnetik (29 Mei 2018).


https://www.scribd.com/document/93210247/dipol-magnetik

Momen Dipol (Dipole Moment). Diakses 29 Mei 2108.


http://www.dimensisains.com/2015/09/momen-dipol-dipole-moment_25.html

Aaron French. Histerisis Magnet (29 Mei 2018).


https://www.scribd.com/doc/230540866/Fisika-HISTERISIS-MAGNET

Titik Curie. Diakses 29 Mei 2018. http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-


titik-curie/

11

Anda mungkin juga menyukai