Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEMAGNETAN

Di susun

AGOK SETYOMONO

NIM 22 543 0018

Prodi. Teknik Elektro

Kelas : B/Sore

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Kemagnetan ini
tepat pada waktunya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang konsep-konsep listrik magnet
dalam fisika.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi semua pihak dan mohon maaf
apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan.

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................... 2


BAB I ........................................................................................................................4
PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3. Tujuan .................................................................................................. 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
2.1. Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik ......................................... 6
2.1.1 Gaya Gerak Listrik Induksi................................................................. 7
2.1.2 Faktor Penyebab Timbulnya Gaya Gerak Listrik Induksi .................. 11
2.1.3. Induktansi......................................................................................... 13
2.2. Penerapan Induksi Elektromagnetik ................................................... 15
2.2.1. Generator listrik ............................................................................... 15
2.2.2. Transformator .................................................................................. 17
2.2.3. Induktor ............................................................................................. 20
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 27

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Medan magnet, dalam Ilmu Fisika, adalah suatu medan yang
dibentuk denganmenggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan
munculnya gaya di muatanlistrik yang bergerak lainnya. Atau secara sederhana
Medan magnet adalah ruangan di sekitarkutub magnet, yang gaya tarik/tolaknya masih
dirasakan oleh magnet lain.Orang yang pertama kali menyatakan pernyataan
tersebut adalah Hans ChristianOersted pada tahun 1820. Dalam percobaannya, ia
menggunakan sebuah kompas jarum untukmenunjukan bahwa pada saat arus listrik
megalir pada seutas kawat, jarum kompas yangdiletakan pada daerah medan magnet
yang dihasilkan oleh kawat berarus menyebabkan jarumkompas menyimpang dari arah
utara-selatan. Besaran yang menyatakan medan magnetik disekitar kawat
berarus listrik adalahinduksi magnetik. Jadi, induksi magnet adalah kuat medan
magnet akibat adanya aruslistrik yang mengalir dalam konduktor. Selain itu dalam
makalah ini kita juga akan mempelajari gaya Lorentz, fluks magneticdan penerapan
medan magnet dalam kehidupan sehari-hari

1.2 Rumusan masalah


Berdasarka latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalahdari
makalah ini adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan Medan Magnet?
b. Apa itu Induksi Magnet?
c. Apa bunyi Hukum Biot-Savart ?
d. Apa perbedaan Penghantar lurus berarus dan Penghantar melingkarberarus?
e. Apa perbedaan Induksi magnet disumbu Toroid dan sumbuSelonoid?
f. Apa saja penerapan Hukum Ampere dikehidupan sehari hari?
g. Apa itu Gaya Lorentz dan Rumusnya?
h. Apa itu Gaya Fluks Magnetik dan Rumusnya?

4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam makalah iniadalah untuk mengetahui:
a. Medan Magnet
b. Induksi Magnet
c. Hukum Biot-Savartd.
d. Perbedaan Penghantar lurus berarus dan Penghantar
melingkarberaruse.
e. Perbedaan Induksi magnet disumbu Toroid dan sumbu Selonoidf.
f. Penerapan Hukum Ampere dikehidupan sehari harig.
g. Gaya Lorentz dan Rumusnyah.
h. Gaya Fluks Magnetik dan Rumusnya

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian medan magnet


Seperti halnya listrik, magnet juga dapat menimbulkan suatu medan
yang disebutmedan magnet, yaitu suatu ruang di sekitar magnet yang masih
terpengaruh gaya magnetik. Pada tahun 1269, berdasarkan hasil eksperimen, Pierre de
Maricourt menyimpulkan bahwa semua magnet bagaimanapun bentuknya terdiri dari
dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet ini memiliki efek
kemagnetan paling kuat dibandingkan bagian magnet

Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnet yang selalu
kelua rdari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara di
dalam magnet ,garis-garis gaya magnet memiliki arah dari kutub selatan magnet ke
kutub utara magnet .Garis-garis tersebut tidak pernah saling berpotongan.
Kerapatan garis-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet.Jika dua
kutub yang tidak sejenis saling berhadapan, akan diperoleh garis-garis gayamagnet
yang saling berhubungan. Jika dua kutub yang sejenis yang saling berhadapan,
akandiperoleh garis-garis gaya magnet yang menekan dan saling menjauhi. Kutub-
kutub yang

6
tidak sejenis ( utara-selatan ) jika didekatkan akan tarik menarik, sedangkan
kutub-kutubyang sejenis ( utara-utara atau selatan-selatan ), apabila didekatkan akan
tolak menolak.
Sehubungan dengan sifat-sifat kemagnetan benda dibedakan atasdiamagnetik
dan para magnetik.
•Benda magnetik : bila ditempatkan dalam medan magnet yangtidak
homogen, ujung-ujung benda itu mengalami gaya tolaksehingga benda
akan mengambil posisi yang tegak lurus pada kuatmedan. Contoh : Bismuth,
tembaga, emas, antimon, kaca flinta.
•Benda paramagnetik : bila ditempatkan dalam medan magnetyang tidak
homogen, akan mengambil posisi sejajar dengan arahkuat medan. Contoh :
Aluminium, platina, oksigen, sulfat tembagadan banyak lagi garam-garam
logam adalah zat paramagnetik.
•Benda feromagnetik : Benda-benda yang mempunyai effekmagnet yang
sangat besar, sangat kuat ditarik oleh magnet danmempunyai per meabilitas
relatif sampai beberapa ribu. Contoh :Besi, baja, nikel, cobal dan campuran
logam tertentu ( almico )

2.2 Induksi Magnet


Induksi magnet adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang
mengalirdalam konduktor. Adanya kuat medan magnetik di sekitar konduktor berarus
listrik diselidikipertama kali oleh Hans Christian (Denmark, 1774 – 1851).

2. 3 Hukum Biot – Savar


tPada saat Hans Christian Oersted melakukan percobaan
untukmengamati hubungan kelistrikan dan kemagnetan, Oersted belum sampaipada
tahap menghitung besar kuat medan magnet di suatu titik di sekitarkawat berarus.
Perhitungan secara matematis baru dikemukakan olehilmuwan dari Prancis yaitu
Jean Bastiste Biot dan Felix Savart.. Berdasarkan hasil percobaannya mengenai
medan magnet disuatutitik P yang dipengaruhi oleh suatu kawat penghantar dl yang
dialiri arus

7
listrik I diperoleh kesimpulan bahwa besarnya kuat medan magnet (yangkemudian
disebut induksi magnet yang diberi lambang B) dititik P.

1. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik (I)


2. Berbanding lurus dengan panjang kawat (dl)
3.Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik P ke elemen kawat
penghantar (dB)
4. Berbanding lurus dengan sinus sudut apit antara arah arus dengan garis

Hubung antara titik P ke elemen kawat penghantar

2.3.1 Induksi Magnetik di Sekitar Penghantar Lurus Berarus


Besar induksi magnetik B yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus I di
suatu tempat yang jaraknya dari suatu penghantar lurus tak berhingga adalah

8
2.3.2 Induksi Magnet pada Penghantar Melingkar Beraru

Besarnya induksi magnetik pada suatu titik yang terletak pada garis sumbu
penghantarberbentuk lingkaran dengan jari-jari r dapat dicari sebagai berikut :

Perhatikan Gambar besarnya induksi magnet di titik P yang terletak pada garis
sumbulingkaran akibat elemen kawat sepanjang dℓ yang berjarak r dapat dinyatakan :

9
2.4 HUKUM AMPERE

A.Andre Marie ampere


Pada 1820, Oersted ahli fisika Denmark menemukan bahwa jarumkompas
bergerak jika ditaruh di dekat kawat (penghantar atau konduktor)yang berarus listrik.
Ampere sadar betapa penting penemuan Oersted itu.Ampere segera melakukan
eksperimen dan menemukan fakta bahwa kumparan bersifat sebagai magnet
batang. Besi lunak dalam kumparan berubah menjadi magnet dan kumparan yang
berisi batang besi lunakmenjadi magnet yang kuat. Adapun dua penghantar berarus
listrik yang berdekatan akan memiliki gaya
Akhirnya, Ampere menemukan hukum matematika untuk menghitung gaya
tersebut. Hukum ini terkenal dengan nama hukum Ampere. Hukum Ampere menjadi
dasar teori elektromagnet ciptaan Maxwell (1865).Ampere merupakan ilmuwan
pertama yang mengembangkan alat untuk mengamati bahwa dua batang konduktor
yang diletakkan berdampingan dan keduanya mengalirkan listrik searah akan
tarik menarik dan jika berlawanan arah akan tolak-menolak.
Hukum Ampere berbunyi, "Untuk semua bentuk lintasan tertutup yang
mengelilingi penghantar berarus / di dalam vakum, medan magne tyang ditimbulkan
akan berlaku B = B ʃcos θ = µo I dengan dl sebagaielemen panjang dari lintasan
tertutup, θ sebagai sudut antara arahinduksi magnet B dengan elemen lintasan
dl, dan I sebagai total kuat arus yang dilingkupi oleh lintasan tertutup". Hukum Ampere
dapat digunakan untuk menentukan besar induksi magnetik di sumbu toroid
dan induksi magnet di pusat maupun ujung solenoid

10
2.4.1. Induksi Magnet di Sumbu Toroid
Toroid adalah kumparan yang ditekuk sehingga berbentuk lingkaran.Jika toroid
dialiri arus listrik akan timbul garis-garis medan magnetberbentuk lingkaran di
dalam toroid. Salah satu garis medan dimisalkanmemiliki jari-jari efektif yang besarnya
a seperti gambar berikut

Besar induksi magnet di titik Q bernilai nol,sedangkan besar induksimagnet di


sumbu toroid ditentukan dengan persamaan berikut.
B=
Keterangan :
B = besar induksi magnet (T)
N = banyak lilitan tiroid(lilitan)
I = kuat arus(ampere)
a = jari jari efektif(m)
µ0 = permeabilitas vakum (4π × 10-7 T m/A)

apabila terdapat jari jari dalam (rd) dan jari jari luar(rl),jari
jariefektif(a) memiliki persamaan ;

a=

11
2.4.2 Induksi Magnet di Pusat dan di Ujung Solenoid
Solenoida adalah suatu kumparan berbentuk agak silindris yang berasal
dari sebuah kawat yang sangat panjang tapi di lilit. Karena dibuat kumparan, jadi
arah medan magnetnya berubah dibandingkan dengan kawat lurus. Modelnya
jadi macam magnet batang, satu sisi jadi Utara dan satu sisi jadi Selatan. Solenoid
yang dialiri arus listrik akan menghasilkan garis medan magnet dengan pola
sama dengan pola yang dihasilkan magnet batang. Sementara itu, besar induksi
magnet dapat ditentukandengan menerapkan hukum Ampere

Besar induksi magnet pada pusat solenoida dapat dihitung dengan


menggunakan Persamaan ;

2.4.3. Hukum Ampere dalam Kehidupan Sehari-hari

Banyak alat-alat listrik yang menerapkan konsep kemagnetan listrik.Misalnya bel


listrik, telepon,telegraf, alat penyambung atau relai, kunci pintu listrik, detektor
logam, dan loud speaker. Alat-alat ukur seperti ampere meter, voltmeter, dan
galvanometer juga menggunakan prinsip kemagnetan listrik.

12
2.5 Gaya Lorentz dan Fluks magnetic

2.5.1.Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh medan magnetik pada
arus listrik Gaya Lorentz pada kawat berarus dapat ditentukan arahnya
dengan menerapkan kaidah tangan kanan. Kaidah tersebut menyatakan jika
tangan kanan dibuka dengan ibu jari menunjukkan arah arus / dan keempat jari lain
yang dirapatkan menunjukkan arah medanmagnet B, arah keluar dari telapak
tangan menunjukkan arah gaya Lorentz". Arah gaya Lorentz ini dapat ditentukan
dengan kaidah tangan kanan seperti ilustrasi Gambar berikut.

Jika kuat arus I dan induksi magnetik B membentuk sudut


90°terhadap arah arus serta panjang kawat lurus yang panjangnya L, gayaLorentz
adalah:

F = BI L

Keterangan :
F = gaya Lorentz(N
)I = Kuat arus melalui penghantar(A)
L = panjang kawat penghantar(m)
B = medan magnet (Wb/m2)

13
Jika kawat penghantar berarus membentuk sudut antara arah arusdan arah
medan magnet gaya Lorentz dirumuskan sebagai berikut.
F = BI L sin α
Keterangan :
α = sudut terkecil antara I dan B

a. Gaya pada muatan yang bergerak dalam medan magnet


Jika muatan sebesar q bergerak dengan kecepatan v dalam sebuah medan
magnet homogen (B) dengan arah v tegak lurus terhadap arah B. gaya yang bekerja
pada muatan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

F = Bqv

Jika arah v dan arah B membentuk sudut α,persamaan diatas menjadi:

FL = Bqv sin α

Keterangan :
q = muatan listrik(C)
v = kecepatan gerak muatan listrik (m/s)

Muatan yang bergerak tegak lurus medan magnetik mengalami gaya


Lorentz yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan. Gaya ini hanya mengubah arah
gerak muatan, tidak mengubah besar kecepatan. Gaya Lorentz (FL) berfungsi
sebagai gaya sentripetal (Fsp) sehingga geraknya merupakan gerak melingkar
beraturan. Persamaannya menjadi:

F = m atau r =

Keterangan :
r = jari jari lintasan (m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan linear (m/s)

14
b. Gaya Antara Dua Kawat Sejajar Berarus
Medan magnet dapat timbul di s(N)ekitar kawat berarus listrik. Kawat berarus
yang diletakkan di daerah bermedan magnet akan timbul suatu gaya. Jika
dua buah kawat diletakkan sejajar dengan jarak a dan dialiri arus sebesar I1 dan I2,
akan menimbulkan induksi magnetik B1 dan B2. Dengan demikian kawat berarus I1
akan berada dalam medan magnet B2 , sedangkan kawat berarus I2 akan berada
dalam medan magnet B1 . Jika arah arus sama,kedua kawat akan tarik-menarik. Jika
arah arus berlawanan,kedua kawat akan tolak menolak

15
2.5.2 Fluks magnetik

Fluks magnetik (sering disimbolkan Φm), adalah ukuran atau jumlah medan magnet
B yang melalui luas penampang tertentu, misalnya kumparan kawat (hal ini
sering pula dikata "kerapatan medan magnet").Satuan fluks magnetik dalam
Satuan Internasional adalah weber (Wb)(Weber adalah satuan turunan dari
volt-detik). Masih satuan menggunakan sistem CGS adalah maxwell
Penjelasan
Fluks magnetik yang melalui segi tertentu sebanding dengan jumlah medan magnet
yang melalui segi tersebut. Jumlah ini termasuk pengurangan atas medan
magnet yang berlawanan arah. Jika medan magnet seragam melalui segi dengan
tegak lurus, nilai fluks magnetikd idapat dari perkalian selang medan magnet
dan luas segi yang dilaluinya. Fluks magnetik yang datang dengan sudut tertentu
didapat menggunakan perkalian titik selang medan magnet dan vektor luas a

dimana θ adalah sudut datang B menurut vektor a (vektor a adalahvektor normal,


adalah tegak lurus dengan bidang).

Umumnya, fluks magnetik yang melalui segi S diberitahukan sebagai integra l dari
medan magnet atas luas segi

16
dS adalah vektor infinitesimal (kecil tidak berhingga), yang magnitudonya
adalah elemen luas diferensial dari S, yang arahnya adalah tegak lurus segi

.Fluks magnetik biasanya diukur dengan fluksmeter. Peralatan ini berisi


kumparan dan rangkaian yang dapat menghitung fluks magnetik sesuai pada
perubahan tegangan yang dikarenakan oleh perubahan medan magnet yang
melalui kumparan di dalam peralatan ini.

Fluks magnetik yang melalui segi tertutup

Hukum Gauss untuk magnetisme, yang adalah satu dari empat Persamaan
Maxwell, menyatakan bahwa jumlah fluks magnetik yangmelalui segi tertutup
sama dengan nol. ("bidang tertutup" adalah segi yang melingkupi suatu ruang
tanpa celah.)
Dengan kata lain, hukum Gauss untuk magnetisme menyatakan

Fluks magnetik yang melalui segi membukaJika fluks magnetik yang melalui segi
terututp selalu berjumlah nol, fluksmagnetik yang melalui segi membuka tidak selalu nol
dan nilai ini sangatpenting dalam teori elektromagnetisme. Contohnya,
perubahan fluks magnetik yang melalui kumparan kawat akan menimbulkan Gaya
gerak listrik (GGL), yang kesudahan menyebabkan benarnya aliran listrik, dalam
kumparan. Anggarannya diberikan melalui Hukum Faraday:

17
dimana:
adalah GGL,
Φm adalah fluks yang melalui segi membuka yang dibatasi olehkurva
∂Σ(t),
∂Σ(t) adalah kurva tertutup yang berubah sejalan dengan waktu;GGL
timbul disekitar kurva ini, dan adalah ketentuan yang tidakboleh
dilampaui segi dimana Φm berada,
dℓ adalah elemen vektor infinitesimal dari kurva ∂Σ(t),
v adalah kecepatan dalam dℓ,
E adalah medan listrik
B adalah medan magnet.

GGL yang timbul dalam persamaan diatas ditentukan dengan dua cara:pertama, sbg
jumlah usaha yang dimainkan tiap satuan muatan untukmelawan Gaya Lorentz
supaya muatan dapat (cenderung) mengadakankampanye sepanjang kurva ∂Σ(t),
dan kedua, sbg fluks magnetik yangmelalui segi membuka Σ(t).

Persamaan ini adalah prinsip landasan pembuatan generator listrik.

Perbandingan dengan fluks listrik

Bertolak belakang dari fluks magnetik, Hukum Gauss tentang medanlistrik,


juga adalah salah satu dari empat Persamaan Maxwell, adalah

Dimana
E adalah Medan listrik,
S adalah sembarang segi tertutup,
Q adalah jumlah muatan listrik didalam segi S,
adalah konstanta listrik (konstanta umum, sering dikata pula "permitivitas" ruang).

18
Perlu diperhatikan bahwa jumlah fluks listrik yang melalui segi tertutup tidak selalu nol;
halini menandakan benarnya monopole kelistrikan, adalah muatan listrik dapat bermutu
negatifsaja atau positif saja.

19
Daftar Pustaka

https://www.studocu.com/id/document/smk-negeri-1-batam/tujuan-penulisan-dan-
mengatasi-rendahnya-minat-literasi-dikalangan-pelajar/bab-iii-rec-kelompok-1-
revisi/35960796
https://mahasiswa.ung.ac.id/421415063/home/2016/8/12/makalah-magnet.html
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-magnet/

20

Anda mungkin juga menyukai