Anda di halaman 1dari 29

MEDAN MAGNET DAN GAYA LORENTZ

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN

Oleh
Nama / NIM : Rizky Wildan M/191810201047
Kelompok : IIIA
Asisten : Oki Firmansyah
Tanggal Praktikum/Jam : 16 April 2020 / 07.00 – 09.40

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Dastar Isi
BAB I.
Pendahuluan ...............................................................................
............ 1
1.1. Latar
Belakang .................................................................................... 2
1.2. Rumusan
Masalah ................................................................................2
1.3.
Tujuan ............................................................................................
.... 2
1.4.
Manfaat ..........................................................................................
.... 2
BAB II. Tinjauan
Pustaka ................................................................................... 3
BAB III. Metode
Percobaan ............................................................................... 7
3.1. Alat dan
Bahan .................................................................................... 7
3.2. Desain
Percobaan ................................................................................ 8
3.3. Metode Analisis
Data ........................................................................ 12
BAB IV. Hasil dan
Pembahasan ...................................................................... 14
4.1.
Hasil................................................................................................
.. 14
4.2.
Pembahasan ..................................................................................
..... 15
BAB V.
Penutup ............................................................................. ..........
......... 17
5.1.
Kesimpulan.....................................................................................
... 17
5.2.
Saran..............................................................................................
.... 17
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Medan megnet adalah medan gaya yang berada di sekitar benda magnetik
atau disekitar konduktor kawat berarus. Sebuah partikel yang diberikan di
sekitar medan magnet, maka partikel tersebut akan merasakan gaya magnet.
Gaya magnet atau gaya Lorentz adalah suatu gaya yang ditimbulkan karena
adanya muatan listrik yang bergerak dalam suatu medan magnet. Gaya Lorentz
merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya magnet (Serway, 2010).
Praktikum medan magnet dan gaya Lorentz dilakukan dengan dua tujuan
percobaan. Tujuan percobaan pertama yaitu mengetahui medan magnet
disekitar kumparan berarus. Percobaan pertama indikator adanya medan magnet
yaitu terdapat perubahan atau pergerakan dari jarum kompas. Kompas-kompas
kecil diletakkan di sekitar penghantar lurus yang tidak dialiri arus listrik, jarum-
jarum kompas tersebut sejajar (semuanya menunjuk ke satu arah). Ketika
penghantar lurus tersebut dialiri arus listrik dengan arah ke bawah (tegangan
positif baterai terhubung pada ujung atas penghantar), jarum-jarum kompas
tersebut membentuk arah tertentu. Arah jarum kompas tersebut jika
dihubungkan satu dengan lainnya akan membentuk lingkaran yang arahnya
searah dengan jarum jam. Ketika arah arus tersebut dibalik, arah medan magnet
tersebut juga terbalik. Dengan demikian suatu arus listrik yang mengalir
melalui sebuah kawat menimbulkan medan magnet yang arahnya bergantung
pada arah arus listrik tersebut.
Tujuan kedua percobaan yaitu mengetahui gaya magnet yang bekerja pada
penghantar berarus. Tujuan kedua percobaan ini, pergerakan pita alumunium
digunakan sebagai indikator adanya gaya magnet disekitar medan magnet. Gaya
magnet dapat terjadi apabila kawat penghantar berarus istrik berada di
dalam medan magnetik. Besar gaya magnet bergantung pada besar medan
magnet, panjang penghantar, dan besar arus listrik yang mengalir pada kawat
penghantar.
Medan magnet dan gaya Lorentz sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari – hari. Medan magnet dan gaya 1Lorentz dapat dimanfaatkan pada salah
satu komponen dari mobil atau motor yang menggunakan magnet sebagai
dinamonya. Serta pergerakan dari blender dan kipas angin. Motor listrik apabila
dialiri arus listrik maka akan ada arus yang mengalir dan menuju pada cincin
komutator, kemudian melewati sekat karbon maka arus listrik akan mengalir ke
kumparan. Motor listrik di dalamnya memiliki magnet yang bisa
menimbulkan medan magnet dan dengan adanya medan magnet yang dialiri
arus listrik akan menimbulkan gerak dan perputaran karena adanya gaya
magnet.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui medan magnet di sekitar kumparan berarus?
2. Bagaimana cara mengetahui gaya magnet yang bekerja pada
penghantar berarus?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui medan magnet di sekitar kumparan berarus.
2. Mengetahui gaya magnet yang bekerja pada penghantar berarus.

1.4 Manfaat
Medan magnet dan gaya Lorentz memiliki manfaat yang penting
dalam kehidupan sehari–hari.Contohnya yaitu dalam penggunaan
pesawat telepon. Telepon berperan penting, yaitu penerima dan
pengirim atau pemancar. Prinsip kerja telepon adalah mengubah
gelombang suara menjadi getaran–getaran listrik di dalam rangkaian.
Prosesnya yaitu ketika kita berbicara, maka tekanan suara menekan
diafragma alumunium sehingga mengakibatkan serbuk – serbuk karbon
tertekan juga. Akibat tekanan pada serbuk karbon ini, hambatan
serbuk menjadi kecil sehingga isyarat arus listrik dapat mengalir
melalui rangkaian. Isyarat listrik yang dihasilkan oleh telepon
pengirim tadi diterima oleh pesawat penerima melalui elektromagnet
dan diubah menjadi tekanan suara.

BAB II. TINJAUAN2 PUSTAKA


Medan magnet bermula ketika de Marcuit pada tahun 1269
melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya
sepasang kutub pada benda magnetik. Kutub – kutub tersebut
dinamakan kutub utara dan kutub selatan. Pada saat kutub yang
sejenis seperti kutub utara dengan kutub utara saling didekatkan
maka akan saling tolak menolah dan ketiaka kutub selatan dan
kutub utara didekatkan akan saliang menarik. Gaya saling tolak
dan tarik menyerupai fenomena listrik statis, namun kutub utara
dan kutub selatan pada magnet tidak dapat dipisahkan dan akan
selalu berpasangan. (Ishaq, 2007)
Tahun 1820 Hans Cristian Oersted melakukan percobaan
untuk membuktikan listrik dan magnet bisa jadi satu atau yang
lebih dikenal elektromagnetik. Percobaan tersebut dilakukan
dengan meletakkan kompas didekat kawat yang dialiri arus
listrik. Jarum kompas yang menunjuk ke arah utara tersebut
bergerak, sehingga dapat membuktikan bahwa kawat yang dialiri
arus listrik dapat menggerakkan jarum kompas. Dalam
percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa listrik dapat
menimbulkan elektromagnet, sehingga menilbulkan medan
elektromagnetik.
(Anggraeni, 2008)
Medan magnet adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang
menyebabkanmunculnya gaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya. Putaran mekanika kuantum dari suatu partikel ke
membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh
dirinya sendiri seperti arus listrik. Hal tersebut menyebabkan
medan magnet dariferromagnet “permanen”. Sebuah medan
magnet adalah vektor, yaitu berhubungan dengan setiap titik
dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah
dari medan magnet adalah seimbang dengan arah jarum kompas
yang diletakkan didalam medan terebut. (Tipler, 2010)

3
Gambar 2.1. Arah medan magnet.
(Sumber : Giancoli, 2001)
Arah medan magnetik pada kumparan berarus listrik dapat
diingat dengan cara sederhana. Cara sederhana untuk
mengingat arah garis – garis medan magnet disebut dengan
kaidah tangan kanan. Kaidah tangan kanan dapat dilakukan
dengan menggenggam kawat dengan tangan kanan, sehingga
ibu jari menunjukkan arah arus (positif) konvensional dan jari jari
lain akan melingkar kawat dengan arah medan magnet.
(Giancoli, 2001)

Gambar 2.2. Kaidah Tangan Kanan Medan Magnet.


(Sumber : Giancoli, 2001)
Bahan magnet terdiri dari tiga sifat, yaitu paramagnetik,
ferromagnetisme, dan diamagnetisme. Paramagnetik adalah
suatu sifat yang tidak memiliki sifat magnetik sama sekali. Bahan
paramagnetik tersusun dari atom –atom atau ion yang memiliki
momen dipol magnet tetap. Ferromagnetisme adalah bahan
yang memiliki sifat magnetik yang kuat. Bahan ferromagnetisme
bila diradiasi medan magnet menyebabkan kuat medan magnet
didalam bahan tersebut menjadi besar. Contoh dari bahan
ferromagnetisme adalah besi, kobalt, nikel, disprosium, dan
gadulinium. Bahan diamagnetisme memiliki sifat seperti
paramagnetik, namun sifat magnetiknya kecil. (Jati, 2010)
Gaya magnet atau dapat disebut juga dengan gaya
Lorentz. Menurut Reitz (1993) gaya lorentz adalah gaya yang
ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak tau loeh arus

4
listrik yang berada dalam suatu medan magnet B. Arah gaya ini
mengikuti arah maju sekrup yang diputar dari vektor arah gerak
muatan listrik (v) ke arah medan magnet B. Secara sistematis
dapat dirumuskan dengan formula barikut :
F=q (v x B) (2.1)
Dengan F adalah vektor gaya Lorentz yang memiliki satuan
newton (N), B adalah vektor madan magnet ynag memiliki
satuan Tesla (T), v adalah vektor kecepatan muatan listrik yang
memiliki satuan (m/s), dan q adalah muatan yang memiliki
satuan Coloumb (C).

Gambar 2.3. Kaidah Tangan Kanan pada Gaya Lorentz.


(Sumber : Young, 2003)
Apabila gerak partikel sejajar (paralel) dengan medan
magnet, maka gaya lorentz sama dengan nol, sehingga partikel
akan bergerak dalam lintasan lurus. Gaya yang ditimbulakan
oleh kuat medan listrik pada partikel bermuatan adalah sebesar :
F=q 0 x E (2.2)
Dengan q0 adalah muatan listrik (C) dan E adalah kuat medan
listrik (N/C). (Reitz, 1993)
Apabila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak
lurus dengan medan magnet homogen yang mempengaruhi
selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan lintasan
berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam medan
magnet B dengan arah menembus bidang secara terus menerus
akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz
menuju ke pusat lingkaran. Gaya Lorentz ini akan setara dengan
gaya sentripetal yang bekerja dalam sistem tersebut, sehingga :
v2
F=m (2.3)
R
Dengan m adalah massa partikel (kg), v adalah vektor kecepatan
partikel (m/s), dan R adalah jari – jari lintasan partikel (m).
(Giancoli, 2001)
5
BAB III. METODE PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum medan
magnet dan gaya Lorentz adalah sebagai berikut :
 Percobaan Medan Magnet disekitar Kumparan Berarus
1. Catu daya 6V DC sebanyak satu unit digunakan sebagai
sumber tegangan pada rangkaian sebesar 6V
2. Kumparan 500 lilitan sebanyak satu buah digunakan
sebagai penghantar arus listrik dan menciptakan medan
magnet
3. Saklar 1 kutub sebanyak satu buah digunakan
menghubungkan dan memutuskan arus listrik
4. Model kompas sebanyak satu buah digunakan sebaga
penguji dan pengukur medan magnet
5. Lamp holder sebanyak satu buah digunakan sebagai
wadah atau tempat melatakkan lampu
6. Bola lampu 6,2 V 0,48 A sebanyak satu buah digunakan
untuk membuktikan bahwa terdapat arus yang lewat atau
mengalir
7. Kabel penghubung sebanyak dua buah digunakan untuk
menghubung rangkaian yang satu dengan yang lain dan
menghubungkan arus listrik
8. Papan perangkai sebanyak satu unit digunakan sebagai
wadah atau tempat untuk menyusun rangkaian
9. Jembatan penghubung sebanyak empat buah digunakan
sebagai penghubung arus listrik antar komponen
10. Inti besi sebanyak satu buah digunakan sebgai
penghambat pada rangkaian
 Percobaan Gaya Magnet disekitar Kumparan Berarus
1. Magnet batang sebanyak dua buah digunakan untuk
menciptakan medan magnet
2. Rumah batrai sebanyak dua buah digunakan sebaga
wadah batrai
3. Batrai A 1,5 V sebanyak 2 buah digunakan sebagai sumber
tegangan pada rangkaian
4. Papan perangkai sebanyak satu buah digunakan sebagai
tempet menyusun rangkaian listrik
5. Jembatan penghubung sebanyak enam buah digunakan
sebagai penghubung arus 7listrik antar komponen
6. Saklar 1 kutub sebanyak satu buah digunakan
menghubungkan dan memutuskan arus listrik
7. Jepit buaya sebanyak dua buah digunakan sebagai penjepit
pita aluminium
8. Steker perangkain sebanyak dua buah digunakan sebagai
pengusun jepit buaya
9. Pita aliminium digunakan sebagai bahan penguji gaya
magnet pada magnet
3.2. Desain Percobaan
Desain percobaan pada praktikum medan magnet dan
gaya Lorentz adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Rangkaian Percobaan Medam Magnet disekitar


Kumparan Berarus.
(Sumber : Tim Penyusun, 2020)
Gambar 3.1. Rangkaian Percobaan Gaya Magnet disekitar
Kumparan Berarus.
(Sumber : Tim Penyusun, 2020)
3.2.1. Variabel Percobaan
Pada percobaan pertama yaitu percobaan medan magnet
disekitar kumparan berarus variabel bebasnya adalah letak dari
kompas yang diletakkan pada posisi 1, 2, dan 3; arah arus dari
catu daya dimana kutub positif diletakkan pada posisi A dan B;
8
dan besar tegangan dari catu daya dengan besar 6 V dan 3 V.
Varibel terikat pada percobaan pertama ini adalah besar sudut
atau angka yang ditunjuk jarum kompas sebelum dan atau
sesaat saklar dinyalakan. Variabel kontrol pada percobaan
pertama adalah banyaknya lilitan pada kumparan.
Pada percobaan kedua yaitu percobaan gaya magnet
disekitar kawat berarus variabel bebasnya adalah arah dari arus
dengan merubah posisi batrai dengan kutub positif dekat dengan
saklar dan jauh dari saklar; dan posisi magnet dengan kutub
utara dibagian atas dan kutub selatan dibagian atas. Variabel
terikat pada percobaan kedua ini adalah kondisi atau gaya yang
dialami pita aluminium ketika saklar dinyalakan. Varibel kontrol
pada percobaan kedua adalah besar tegangan yang disebabkan
oleh batrai tersebut dan jenis magnet dan pita aluminium yang
digunakan.
3.2.2. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan pada praktikum medan magnet dan
gaya lorentz adalah sebagai berikut :
1. Percobaan Medan Magnet disekitar Kumparan Berarus.

MULAI

GUNAKAN KUMPARAN DAN INTI BESISUSUN RANGKAIAN (GAMBAR 3.1)

GUNAKAN KUMPARAN

HUBUNGKAN DENGAN CATU DAYA


KUTUB POSITIF (B) 3V
KUTUB NEGATIF (A)

6V

KUTUB POSITIF (A)


KUTUB NEGATIF (B)

POSISI 2 LETAKKAN MODEL KOMPAS POSISI 3

9
POSISI 1

HIDUPKAN SAKLAR

MATIKAN SAKLAR

HASIL

SELESAI

Diagram 3.1. Flowchart Percobaan Medan Magnet di sekitar


Kumparan Berarus.
Percobaan pertama adalah medan magnet disekitar
kumpran berarus. Percobaan ini dimulai dengan menyusun

10
rangkaian tertutup seperti gambar 3.1. setiap ujung – ujung dari
kedua rangkaian dihubungkan terhadap catu dengan besar
tegangan 6V. Gunakan kumparan tanpa inti besi dan pastikan
saklar dalam posisi off. Letakkan model kompas pada posisi 1
dan hidupkan saklar. Hitung besar sudut pengimpangan jarum
kompas sabelum dan sesudah saklar dinyalakan. Ulangi langkah
tersebut dengan meletakkan kompas pada posisi 2 dan 3. Ulangi
langkah tersebut dengn posisi kutub positif ujung rangkaian pada
posisi B. Ubahlah besar tegangan menjadi 3 V.
Diagram 3.2. Flowchart Percobaan Gaya Magnet di sekitar
Kumparan Berarus.
Percobaan kedua yaitu gaya magnet disekitar kumparan
berarus dilakukan dengan menyusun rangkaian seperti gambar
11
3.2. dan menggunakan dua batrai yang disusun secara seri.
Pasang dua magnet diantara pita aluminium dengan kutub
selatan di atas pita magnet dan kutub utara dibawah pita.
Nyalakan saklar dam amati apa yang terjadi pada pita setelah
dan sebelum saklar dinyalakan. Ulangi langkah tersebut dengan
mengubah posisi kutub utara magnet diatas pita dan kutub
selatan magnet di bawah pita. Lakukan langkah – langkah
tersebut dengan mengubah arus searah jarum jam atau kutub
positif dibawah kutub negatif.
3.3. Metode Analisis Data
Analisis yang dilakukan pada percobaan medan magnet
disekitar kawat berarus adalah kondisi yang terjadi ketika arus
listrik dialirkan pada kumparan. Kumparan yang dialiri listrik
dapat menciptakan medan magnet, medan magnet tersebut
memiliki beberapa karakteristik. Analisis yang terakhir adalah
pengaruh penambahan inti besi ke kumparan terhadap
simpangan yang dihasilkan oleh jarum kompas.
Analisis data yang dilakukan pada percobaan gaya magnet
disekitar kawat berarus adalah kondisi atau reaksi dari pita
aluminium ketika saklar sebelum atau saat dinyalakan. Reaksi
pita aluminium ketika pada saat kutub utara magnet ada
dibawah dan kutub selatan ada di atas atau pada saat kutub
utara dibawah dan kutub selatan diatas. Pita aluminium
memberikan raksi atau tidak ketika arus listrik bergerak dari
bawah dan arus lisstrik bergerak dari atas. Analisis yang terakhir
adalah menentukan dan memahami faktor – faktor yang
mempengaruhi gerak dari pita aluminium.

Rumus yang digunakan adalah :


D1 = D(On) – D(Off)
(3.1)

Metode ralat yang digunakan adalah sebagai berikut :


2
∑ ( D 1−D 1 )
ΔD 1= 12

ΔD 1
n−1
(3.2)

I= x 100 % (3.3)
D1
K=100 %−I (3.4)
ΔD 1
AP=1−log (3.5)
D1
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum medan magnet dan gaya
lorentz adalah sebagai berikut :
4.1. Tabel Hasil Percobaan Medan Magnet disekitar
Kumparan Berarus
Tegang Kutub
D1 ± ΔD1 D2 ± ΔD2 D3 ± ΔD3
an Positif
101,333 ± -22,667 ±
A 102 ± 2
1,155 1,155
3V
-54,667 ± 50,667 ± -59,333 ±
B
1,155 6,429 1,155
-66,667±
A 110 ± 2 -68 ± 2
1,155
6V
117,333 ± -47,333 ±
B -44 ± 2
1,155 4,163
Penambahan inti besi
Tegang Kutub
D1 ± ΔD1 D2 ± ΔD2 D3 ± ΔD3
an Positif
-228,667 ± 105,333 ±
A 110 ± 2
1,155 1,155
3V
-70,667 ± 114,667 ± -61,333 ±
B
1,155 1,155 1,155
117,333 ± -234,667± 112,667 ±
A
1,155 1,155 1,155
6V
-60,667 ± 118,667 ± -54,667 ±
B
1,155 1,155 1,155

4.2. Tabel Hasil Percobaan Gaya Magnet disekitar


Kumparan Berarus
Gerak Aluminium
Kutub Batrai Kutub Magnet
Foil
Positif Negatif Utara Selatan
Atas Bawah Atas Bawah Kekanan
Bawah Atas Kekiri
Atas Bawah Kekiri
Bawah Atas
Bawah Atas Kekanan

4.2. Pembahasan
Berdasarkan percobaan medan magnet dan gaya lorentz
14 menghasilkan medan magnet
diketahui bahwa kumparan dapat
ketika dialiri oleh arus listrik. Medan magnet pada kumparan
tersebut dapat dibuktikan dengan meletakkan kompas disekitar
kumparan tersebut. kompas yang diletakkan disekitar kumparan
berarus akan bergerak dari titik awalnya sebelum dialiri listik. Hal
ini dapat membuktikan sebuah percobaan yang dilakukan yang
dilakukan oleh Hans Cristian Oersted, dimana percobaan
tersebut menunjukkan bahwa kumparan dapat mengasilkan
medan magnet.
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa medan magnet
disekitar kawat berarus dapat mempengaruhi jarum kedudukan
kompas. Pada saat kompas diletakkan diposisi pertama
diperoleh bahwa jarum kompas kutub selatan mengarah ke
kumparan, posisi ketiga jarum kompas kutub utara mengarah ke
kumparan. Hal tersebt membuktikan bahwa kumparan
menghasilkan kutub magnet ketika dialiri arus listrik. Ketika arus
listrik dirubah dengan mengubah kedudukan muatan positif dan
negatif daru sumber daya, maka muatan megnet pada
kumparan akan ikut berubah. Pemberian tegangan 3 V dan 6 V
menghasilkan nilai sudut yang berbeda pada jarum kompas. Tegangan 6 V
menghasilkan simpangan sudut yang lebih besar daripada simpangan sudut
yang dihasilkan oleh tegangan 3 V. Hal ini dapat terjadi karena arus listrik
yang di hasilkan berbeda – beda. Tegangan 6 V arus yang timbul lebih besar
daripada arus yang timbul pada tegangan 3 V. Peristiwa ini sesuai dengan
hukum Ohm yang menyatakan, bahwa nilai kuat arus sebanding dengan nilai
tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai hambatannya.

Penyimpangan pada jarum kompas dipengaruhi oleh gaya magnet yang


bekerja saat arus dialirkan pada kumparan, sehingga jarum kompas mengalami
penyimpangan. Pergerakan arah jarum kompas menyesuaikan arah
medan magnet. Arus listrik saat diperbesar, maka penyimpangan jarum juga
semakin besar. Ketika kutub dari tegangan dibalik, maka arah arus akan terbalik,
medan magnet terbalik, sehingga arah jarum kompas juga berlawanan dengan
arah jarum sebelumnya. Nilai simpangan sebelum kutub diubah dan setelah
diubah berbeda. Nilai simpangan sebelum dan setelah diubah kutubnya
memiliki selisih yang cukup besar. 15
Nilai simpangan saat kutub sebelum
diubah lebih besar dibanding saat kutub telah diubah
Penambahan inti besi sangat berpengaruh dalam menghasilkan simpangan
terhadap jarum kompas. Hal tersebut dikarenakan inti besi merupakan
konduktor yang dapat menghantarkan listrik lebih cepat. Semakin besar nilai
arus yang ditimbulkan maka medan magnet yang dihasilkan juga semakin
besar karena saling sebanding. Sehingga nilai simpangan yang dihasilkan juga
semakin besar saat diberi inti besi.
Percobaan kedua diperoleh perubahan pita aluminium
pada saat dialiri arus listrik di antara dua magnet. Kedua magnet
diletakkan diantara pita aluminium dengan kutub yang berbeda
yang bertujuan untuk memberikan medan magnet. Pada saat
kutub utara magnet berada diatas dan kutub selatan berada
dibawah pita alumunium bergerak ke kanan, sedangkan pada
saat kutub utara dibawah dan kutub selatan diatas pit aluminium
bergerak ke kiri. Arus listrik dirubah dari yang semula kutub
positif dari batre berada diatas dirubah ke bawah, sehingga arus
listrik yang dihasilkan berlawanan dengan arah jarum jam. Gaya
magnet dari pita aluminium yang didapat setelah memindah
kutub positif dari batre berkebalikan dengan arah gaya magnet
dari aluminium sebelum arah arus listrik dirubah. Dimana ketika
kutub utara berada diatas maka pita aluminium bergerak ke kiri
dan ketika kutub positif dibawah pita aluminium bergerak ke
kanan.
Berdasarkan hasil percobaan kedua dapat diketahui bahwa
arah gaya magnet disebabkan oleh medan magnet dan arah arus
listrik. Seperti yang diketahui bahwa arah dari medan magnet
adalah dari kutub utara menuju kutub selatan. Hal ini sesuai
dengan kaidah tangan kanan gaya lorentz yang berhubungan
dengan gaya magnet, medan magnet dan arah arus listrik.

16
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum medan magnet dan gaya
lorentz adalah sebagai berikut :
1. Medan magnet pada kumparan berarus dapat diketahui
dengan cara menyususn kumparan pada rangkain listrik
dan memberikan tegangan. Karakteristik medan magnet
disekitar kumparan berarus dapat diketahui dengan
meletakkan kompas disebelah kumparan. Besar medan
magnet pada kumparan yang ditambah inti besi lebih
besar dibandingkan dengan kimparan yang tidak diberi inti
besi.
2. Gaya magnet pada penghantar dapat diketahui dengan
memberikan arus listrik. Gaya magnet terjadi diantara
medan magnet. Arah gaya magnet bergantung terhadap
arah arus listrik dan arah medan magnet.
5.2. Saran
Pada praktikum medan magnet dan gaya lorentz
menggunakan sumber srus sebesar 3V dan 6V, diharapkan para
praktikan untuk berhati – hati dalam menggunakannya supaya
tidak terjadi kecelakaan. Praktikan harus memahami betul
prosedur percbaanya sebelum praktikum dilakukan, supaya tidak
terjadi kesalahan saat melakukan prektikum. Pada saat
melakukan percobaan gaya magnet, jangan memasang pita
aluminium terlalu terlalu tegang supaya pita aluminium dapat
bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
Amggraeni, Neny. 2008. Faraday dan Kelistrikan. Jakarta : Elex
Media
Kamputindo.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi
Ketujuh Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta :
Graha Mulia
Jati, Bambang M E. 2010. Fisika Dasar : Listrik Magnet-Optika
Fisika Modern.
Yogyakarta : ANDL
Raitz, John R. 1993. Dasar Teori Listrik Magnet. Bandung : ITB
Press
Serway, R. 2010. Physics For Scientists and Engineers. USA : Cengage Learning
Tim Penyusun. 2020. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 2. Jember :
Universitas
Jember
Tipler, Paul. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Young. 2003. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN
Kumparan tanpa inti besi
kutub
tegangan D1 D1 ΔD1 I K AP
positif
A 102 101,333333 1,15470054 1% 98,87% 2,946131
A 102 101,333333 1,15470054 1% 98,87% 2,946131
A 100 101,333333 1,15470054 1% 98,85% 2,937531
3
B -54 -54,666667 1,15470054 2% 97,86% 2,669924
B -56 -54,666667 1,15470054 2% 97,94% 2,685719
B -54 -54,666667 1,15470054 2% 97,86% 2,669924
A 114 112 2 2% 98,25% 2,755875
A 110 112 2 2% 98,18% 2,740363
A 112 112 2 2% 98,21% 2,748188
6
B 116 117,333333 1,15470054 1% 99,00% 3,001989
B 118 117,333333 1,15470054 1% 99,02% 3,009413
B 118 117,333333 1,15470054 1% 99,02% 3,009413
kutub
tegangan D2 D2 ΔD2 I K AP
positif
A -22 -22,6667 1,154701 5% 94,75% 2,279953
A -22 -22,6667 1,154701 5% 94,75% 2,279953
A -24 -22,6667 1,154701 5% 95,19% 2,317742
3
B 58 50,66667 6,429101 11% 88,92% 1,955278
B 48 50,66667 6,429101 13% 86,61% 1,873091
B 46 50,66667 6,429101 14% 86,02% 1,854608
A -68 -66,6667 1,154701 2% 98,30% 2,77004
A -66 -66,6667 1,154701 2% 98,25% 2,757075
A -66 -66,6667 1,154701 2% 98,25% 2,757075
6
B -46 -44 2 4% 95,65% 2,361728
B -42 -44 2 5% 95,24% 2,322219
B -44 -44 2 5% 95,45% 2,342423

kutub
tegangan D3 D3 ΔD3 I K AP
positif
A 104 102 2 2% 98,08% 2,716003
A 102 102 2 2% 98,04% 2,70757
A 100 102 2 2% 98,00% 2,69897
3
B -60 -59,3333 1,154701 2% 98,08% 2,715682
B -58 -59,3333 1,154701 2% 98,01% 2,700959
B -60 -59,3333 1,154701 2% 98,08% 2,715682
A -70 -68 2 3% 97,14% 2,544068
A -68 -68 2 3% 97,06% 2,531479
A -66 -68 2 3% 96,97% 2,518514
6
B -44 -47,3333 4,163332 9% 90,54% 2,024012
B -52 -47,3333 4,163332 8% 91,99% 2,096562
B -46 -47,3333 4,163332 9% 90,95% 2,043317

Kumparan dengan inti besi


tegangan kutub positif D1 D1 ΔD1 I K AP
A 110 110 2 2% 98,18% 2,740363
A 108 110 2 2% 98,15% 2,732394
A 112 110 2 2% 98,21% 2,748188
1,1547005
B -70 -70,666667 2% 98,35% 2,782629
3 4
1,1547005
B -72 -70,666667 2% 98,40% 2,794863
4
1,1547005
B -70 -70,666667 2% 98,35% 2,782629
4
1,1547005
A 116 117,333333 1% 99,00% 3,001989
4
1,1547005
A 118 117,333333 1% 99,02% 3,009413
4
1,1547005
A 118 117,333333 1% 99,02% 3,009413
4
6
1,1547005
B -62 -60,666667 2% 98,14% 2,729922
4
1,1547005
B -60 -60,666667 2% 98,08% 2,715682
4
1,1547005
B -60 -60,666667 2% 98,08% 2,715682
4

tegangan kutub positif D2 D2 ΔD2 I K AP


3,29546
A -228 -228,667 1,154701 1% 99,49%
5
3
3,29925
A -230 -228,667 1,154701 1% 99,50%
8
3,29546
A -228 -228,667 1,154701 1% 99,49%
5
114,666 2,99443
B 114 1,154701 1% 98,99%
7 5
114,666 3,00198
B 116 1,154701 1% 99,00%
7 9
114,666 2,99443
B 114 1,154701 1% 98,99%
7 5
3,31044
A -236 -234,667 1,154701 0% 99,51%
3
3,30674
A -234 -234,667 1,154701 0% 99,51%
6
3,30674
A -234 -234,667 1,154701 0% 99,51%
6
6
118,666 3,00941
B 118 1,154701 1% 99,02%
7 3
118,666 3,01671
B 120 1,154701 1% 99,04%
7 2
118,666 3,00941
B 118 1,154701 1% 99,02%
7 3

tegangan kutub positif D3 D3 ΔD3 I K AP


2,95456
A 104 105,3333 1,154701 1% 98,89%
4
2,96283
A 106 105,3333 1,154701 1% 98,91%
6
2,96283
A 106 105,3333 1,154701 1% 98,91%
6
3
2,72992
B -62 -61,3333 1,154701 2% 98,14%
2
2,72992
B -62 -61,3333 1,154701 2% 98,14%
2
2,71568
B -60 -61,3333 1,154701 2% 98,08%
2
2,98674
A 112 112,6667 1,154701 1% 98,97%
6 9
A 112 112,6667 1,154701 1% 98,97% 2,98674
9
2,99443
A 114 112,6667 1,154701 1% 98,99%
5
2,66992
B -54 -54,6667 1,154701 2% 97,86%
4
2,66992
B -54 -54,6667 1,154701 2% 97,86%
4
2,68571
B -56 -54,6667 1,154701 2% 97,94%
9

Anda mungkin juga menyukai