Anda di halaman 1dari 28

MEDAN MAGNET DAN GAYA LORENTZ

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN

Oleh
Nama / NIM : Bayoe Waskitho Adji
/191810201039
Kelompok : IIB
Asisten : Faiza Nur Laila
Tanggal Praktikum/Jam : 16 APRIL 2020 / 09.40-12.20

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Praktikum............................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

BAB III METODE EKSPERIMEN.........................................................................8

3.1 Alat dan Bahan................................................................................................8

3.2 Desain Experimen...........................................................................................9

3.3 Metode Analisis Data....................................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................14

4.1 Hasil.............................................................................................................14

4.2 Pembahasan..................................................................................................15

BAB V PENUTUP.................................................................................................17

5.1 Kesimpulan...................................................................................................17

5.2 Saran..............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

LEMBAR PENGAMATAN .....................................................................................


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Medan Magnet adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan
muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik
yang bergerak lainnya. Putaran mekanika kuantum suatu partikel
membentuk medan magnet dan putaran itu secara inheren dipengaruhi seperti arus
listrik yang merupakan alasan medan magnet feromagnet “permanen”. Gaya
Lorentz merupakan nama lain dari Gaya magnetik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh
medan magnet. Timbul bila ada interaksi antara dua medan magnet, contohnya
adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar berarus dan muatan yang
bergerak dalam medan magnet (Haliday, 1996).
Prinsip dari medan magnet sering digunakan dalam kehidupan modern ini ,
karena magnet berhubungan dengan listrik dan listrik merupakan kebutuhan wajib
peradaban modern ini yang mana kita selalu gunakan sebagai pelengkap hidup.
Medan magnet sangat bermandaat bagi makhluk di Bumi ini. Medan magnet juga
berberan besar dalam membantu proses migrasi burung merpati. Burung merpati
menggunakan medan magnet Bumi sebagai penunjuk arah pulang. Butiran-butiran
magnet yang ada dalam paruh burung digunakan sebagai pusat pengindraan
magnetik burung dan masih banyak lagi contohnya. Manusia juga pasti akan
memanfaatkan keuntungan dari medan magnet seperti digunakan pada alat
pengeras suara, kulkas, kompas, dinamo sepeda, dan sebagainya.
Praktikum kali ini kita akan mencari tahu bagaimana karakteristik dari
medan magnet dan gaya magnet bekerja. Karene kedua hal tersebut sering di
aplikasikan dalam kehidupan dan membuat kita jadi penasaran. Praktikum kali ini
kita akan melakukan dua percoban. Percobaan ke- 1 kita menganalisis kondisi yang
terjadi saat arus listrik dialirkan ke dalam kumparan. Percobaan 2 kita menganalisis
mengenai yang terjadi pada pita pada saat arus arus listrik mengalir pada rangkaian.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan pada praktikum medan magnet dan gaya
Lorentz adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik medan magnet di sekitar kumparan berarus ?
2. Bagaimana karakteristik gaya magnet yang bekerja pada penghantar berarus ?

1.3 Tujuan
Tujuan praktikum medan magnet dan gaya Lorentz adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengetahui karakteristik medan magnet di sekitar kumparan berarus.
2. Mampu mengetahui karakteristik gaya magnet yang bekerja pada penghantar
berarus.

1.4 Manfaat
Manfaat yang kita dapat dari praktikum kali ini adalah kita dapat
mengetahui dan paham tentang prinsip dan cara kerja medan magnet dan gaya
lorenzt. Prinsip medan magnet dan gaya lorenzt sering di aplikasikan dalam
kehidupan modern ini jika kita paham kita dapat menemukan penemuan baru
menggunakan prinsip ini dan menyumbang sumbangsih terhadap IPTEK. Banyak
manfaat yang kita terima dari praktikum ini tentunya yang seharusnya dapat kita
manfaatkan untuk dapat hidup yang lebih bermutu dan berguna bagi nusa bangsa
dan negara.

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Gaya Lorenzt


Tahun 1878, Lorentz meneruskan pekerjaanya untuk menyederhanakan
teori Maxwell dan memperkenalkan gagasan bahwa medan elektromagnetik
ditimbulkan oleh muatan listrik pada tingkat atom. Lorenzt mengemukakan bahwa
pemancaran cahaya oleh atom dan segala jenis optik dapat dirunut ke gerak dan
interaksi energi atom. Tahun 1892 Lorentz mengemukakan teori elektron yang
berpengaruh besar terhadap perkembangan fisika, terutama fisika teori. Tahun
1895, Lorentz mendapatkan seperangkat persamaan yang mentransformasikan
kuantitas elektromagnetik dari suatu kerangka acuan ke kerangka acuan lain yang
bergerak relatif terhadap yang pertama meski pentingnya penemuan itu baru
disadari 10 tahun kemudian saat Albert Einstein mengemukakan teori relativitas
khususnya.
Teori ini dikenal dengan nama “Transformasi Lorentz”. Tahun 1904
Lorentz mengemukakan transformasi-transformasi yang betul dan menerbitkan
sebilangan hasil daripada transformasi-transformasi itu, seperti perubahan jisim
dengan halaju. Lorentz juga menerbitkan penelitianya mengenai perubahan bentuk
suatu benda yang diakibatkan oleh geraknya dengan kecepatan V melalui eter.
Dalam hal ini beliau mendukung hipotesis Fitzgorald yang menyatakan bahwa
benda itu akan menyusut dengan factor. Teori ini yang kini dikenal sebagai Teori
Eter Lorentz (LET). Lorentz juga menentukan gaya magnetik yang terjadi pada
penghantar arus listrik dan berada dalam medan magnetic atau biasa disebut dengan
‘gaya Lorentz’. Menurut Young(2002). Gaya lorenzt dirumuskan dengan:
𝐹 = 𝑖. 𝑙. 𝐵 (2.1)
Dimana :
F = gaya lorentz (Newton)
i = kuat arus (Ampere)
l = panjang kawat (Meter)
B = medan magnet (weber/m2)

3
Definisi Medan Magnet

Medan magnet merupakan daerah disekitar magnet yang masih merasakan


adanya gaya magnet. Kita ketahui, ketika sebatang magnet diletakkan di dalam
suatu ruang, maka terjadi perubahan dalam ruang tersebut. Kondisi demikian
mengakibatkan terjadi perubahan dalam ruang tersebut yakni dalam setiap titik
ruangan tersebut terdapat medan magnetik. Arah medan magnetik di suatu titik
didefinisikan sebagai arah yang ditunjukkan oleh kutub utara jarum kompas ktika
ditempatkan pada titik tersebut. Seorang professor Denmark yakni Hans Christian
Oersted pada tahun 1820, melalui suatu percobaannya menemukan bahwa arus
listrik dapat menimbulkan medan magnetik. Penemuan Oersted tersebut telah
membuka wawasan terkait hubungan listrik dan magnet. Penemuan tersebut
menyatakan bahwa suatu muatan listrik dapat berinteraksi dengan magnet ketika
muatan itu bergerak. Penemuan tersebut juga membangkitkan Kembali teori
tentang muatan magnet, yang mana magnet terdiri dari muatan listrik. Kita dapat
menyimpulkan juga bahwa batang magnet yang statis itu terdiri dari muatan-
muatan listrik yang senantiasa bergerak dan fenomena kelistrikan dengan
kemagnetan merupakan satu fenomena (Mikrajudin, 2006).

Gambar 2.1 Magnet


( Sumber : Mikrajudin, 2006)

4
Gaya lorenzt pada muatan Bergerak
Sebuah penghantar berarus mengalami suatu gaya ketika diletakkan dalam
suatu medan magnetik. Arus listrik dapat dipandang sebagai partikel bermuatan
yang bergerak, sehingga kita pikir medan magnetik yang bekerja pada partikel-
partikel bermuatan, seperti ion-ion atau elektron-elektron menyebabkan timbulnya
gaya pada partikel-partikel tersebut. Gaya yang dikerjakan pada penghantar tidak
lain ialah resultan gaya-gaya yang bekerja pada elektron-elektron yang bergerak
dalam penghantar tersebut (Tippler,1991).

Gambar 2.2a Gambar2.2b


( Sumber : Tippler,1991 )

Foto pada Gambar di atas ini menunjukkan gaya yang bekerja pada partikel-partikel
bermuatan yang bergerak dalam suatu daerah medan magnetik. Gambar (a) tidak
ada medan magnetik, terlihat lintasan elektron berupa garis lurus. Kemudian,
medan magnetik diberikan dan kita amati lintasan yang ditempuh elektron. Gambar
(b). Terlihat lintasan eletron dibelokkan sehingga berbentuk busur lingkaran.

Menurut Young(2002). Besar gaya yang dialami partikel bermuatan yang


bergerak memasuki medan magnetik dirumuskan dengan :

F = qvB sin  (2.2)

Keterangan :
q = muatan listrik (C)
v = kecepatan partikel (m/s)
B = besar induksi magnetik (T)
 = sudut antara arah v dan arah B

5
Arah gaya Lorentz yang dialami oleh partikel bermuatan dapat kita tentukan
dengan menggunakan kaidah tangan kanan.Tangan kanan dibuka dengan jempol
menunjukkan partikel bermuatan (v) dan keempat jari lain yang dirapatkan
menunjukkan arah medan magnetik (B) maka arah dorong telapak tangan
menunjukkan arah gaya Lorentz (FL). Partikel bermuuatan positif (misal proton)
maka arah gaya Lorentz yang dialami partikel adalah searah dengan arah gaya F
yang diperoleh dari kaidah tangan kanan, tetapi jika partikel bermuatan negatif
(misal elektron) maka arah gaya Lorentz yang dialami partikel haruslah berlawanan
dengan arah gaya F yang diperoleh dari kaidah tangan kanan(Giancoli,2005).

Gambar 2.3 Arah gaya Lorentz dengan menggunakan kaidah tangan kanan
( Sumber: Giancoli,2005)

Gaya Lorentz Pada Kawat Berarus

Menurut Tippler(1991). Gaya magnet atau gaya Lorentz merupakan


besaran vektor. Arahnya dapat menggunakan kaedah tangan kanan. Ibu jari sebagai
arah I, empat jari lain sebagai arah B dan arah gaya Lorentz sesuai dengan arah
telapak. Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I, induksi magnet B
dan panjang kawat l. B dimisalkan membentuk sudut θ terhadap I maka akan
memenuhi persamaan berikut.
FL = B . I . l sin θ (2.3)

Keterangan:
Fl = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnet (wb/m2)
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
θ = sudut antara B dengan I

6
Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut θ adalah :
a. θ =90̊ , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling tegak lurus
maka FL mencapai maksimum
b. θ = 0̊ , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling sejajar maka FL
sama dengan 0 atau kawat tidak dipengaruhi gaya Lorentz

Gaya Lorentz Pada Kawat Berarus

Dua kawat dimisalkan di susun secara sejajar dengan panjang sama yaitu l
dialiri arus listrik sebesar I dan magnet tersebut terkenagaya magnet homogen
sebesar B, maka akan menimbulkan gaya Lorentz berupa gaya Tarik menarik
maupun tolak menolak. Gaya Tarik dan tolak itu dapat timbul bergantung susunan
kawat dan arah arus listrik yang mengalir pada kawat tersebut (Giancoli, 2005).

7
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum medan magnet dan gaya
Lorentz adalah sebagai berikut:
• Catu daya, yang berfungsi untuk memberi tegangan atau sebagai sumber
tegangan listrik.
• Kumparan, yang berfungsi untuk media penghantar listrik.
• Saklar, yang berfungsi untuk media pemutus dan penghubung aliran listrik.
• Model kompas, yang berfungsi untuk mengetahui pergerakan jarum ke arah
mana.
• Lamp holder, yang berfungsi untuk memasang lampu bohlam.
• Bola lampu, yang berfungsi untuk sebagai penerang dalam praktikum ini
untuk indikator adanya tegangan dan kuat arus yang mengalir.
• Jembatan penghubung, yang berfungsi untuk menghubungkan aliran arus
listrik.
• Magnet batang, yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet dan
untuk mengetahui interaksi gaya magnet yang bekerja pada penghantar
berarus.
• Rumah baterai, yang berfungsi untuk meletakkan baterai.
• Baterai, yang berfungsi untuk sumber energi listrik dan menyebabkan arus
listrik mengalir pada rangkaian.
• Papan perangkai, yang berfungsi untuk merangkai rangkaian eksperimen.
• Inti besi, yang berfungsi sebagai objek yang ingin diketahui pengaruhnya.
• Jepit buaya, yang berfungsi untuk menghubungkan peralatan satu dengan
peralatan lain dalam rangkaian.
• Steker perangkai, yang berfungsi untuk menyambung peralatan listrik.
• Pita alumunium, yang berfungsi untuk objek yang dijadikan indikator gaya
magnet yang bekerja pada penghantar berarus.

8
3.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang dipakai pada praktikum medan magnet dan gaya
Lorentz adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Set alat percobaan medan magent di sekitar kumparan berarus
(Sumber: Tim Penyusun, 2020)

Gambar 3.2 Set alat percobaan gaya magnet di sekitar kawat berarus
(Sumber: Tim Penyusun, 2020)

9
3.2.1 Variabel Eksperimen
Variabel eksperimen dalam praktikum medan magnet dan gaya Lorentz
adalah sebagai berikut :
1) Medan magnet si sekitar kumparan berarus
• Variabel bebas : Tegangan, posisi kutub, dan perlakuan saklar
• Variabel terikat : Perubahan sudut pada kompas
• Variabel kontrol : Alat dan bahan pendukung praktikum seperti
kumparan, jembatan, dan sebagainya
2) Gaya magnet di sekitar kawat berarus
• Variabel bebas : Posisi kutub dan tegangan sumber
• Variabel terikat : Arah gerak pada pita alumunium
• Variabel kontrol : Alat dan bahan pendukung seperti jembatan, papan
perangkai, dan sebagainya

3.2.2 Prosedur Eksperimen


Metode eksperimen yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni medan
magnet dan gaya Lorentz antara lain:

10
1) Medan magnet si sekitar kumparan berarus

Mulai

Rangkaian disusun sesuai gambar 3.1

Rangkaian dihubungkan pada catu daya 6


VDC

Catu daya
dinyalakan

Saklar ditutup, besar sudut


penyimpangan di ukur

Posisi kompas di ubah dan diulangi langkah


sebelumnya

Saklar di buka, kutub positif dan negatif di tukar

Saklar posisi 0 dibuka, catu daya dimatikan

Inti besi dimasukkan pada kumparan, kemudian


lakukan Langkah-langkah sebelumnya

Selesai

11
2) Gaya magnet di sekitar kawat berarus
Mulai

Rangkaian disusun sesuai gambar 3.2

Pita alumunium dipasang pada jepit buaya

2 buah magnet di pasang dengan arah


medan magnet dari bawah keatas

Saklar posisi 1 di buka

Pita alumunium diamati saat saklar dalam


kondisi on

Saklar dibuka, polaritas baterai dibalikkan


(kutub + dan – bertukar)

Saklar ditutup lakukan langkah sebelumnya dan kemudian


buka kembali saklar, lalu balikkan kembali polaritas baterai

Posisi magnet di tukar (bagian utara diatas dan


selatan dibawah) dan ulangi perlakuan sebelumnya

Selesai

12
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni medan magnet
dan gaya Lorentz antara lain:
1) Percobaan 1 Medan Magnet di Sekitar Kumparan Berarus
Percobaan 1 kita menganalisis kondisi yang terjadi saat arus listrik dialirkan
ke dalam kumparan. Kita juga menganalisis arah vektor medan magnet di
sekitar kumparan berdasarkan dari penyimpangan jarum. Pengaruh dari bahan
inti besi terhadap simpangan juga kita analisis. Kita kemudian mencatat semua
hasil analisis dan membentuk suatu kesimpulan yang sebagaimana mestinya.
2) Percobaan 2 Gaya Magnet di sekitar Kawat Berarus
Percobaan 2 kita menganalisis mengenai yang terjadi pada pita pada saat
arus arus listrik mengalir pada rangkaian. Kita akan menganalisis pengaruh
pergerakan pita alumunium saat posisi magnet pada posisi tertentu yang
kemudian akan kita balikkan posisinya, dan kita akan tahu pengaruhnya serta
bagaimana gaya magnet bekerja.
3) Rumus ralat yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Mean = 𝛴D1/n
• ΔD1 = ((𝛴(D1-(MeanD1)2)/(n-1)))1/2

• I = ΔD1/MeanD1 . 100%
• K = 100% - I
• AP = 1 – log(ΔD1/MeanD1)

13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapat pada prkatikum listrik medan magnet dan gaya Lorentz
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Medan Magnet di Sekitar Kumparan Berarus
Tegangan Kutub Positif 𝐷1 ± 𝐷2 ± 𝐷3 ±

ΔD1 ΔD2 ΔD3

3V A 101,333±1,154 22,666± 101,333±

1,154 1,154

B 54,666± 47,333± 58,666±

1,154 1,154 1,154

6V A 112± 66,666± 68±2

2 1,154

B 116,666± 44± 44±

1,154 2 2

Penambahan inti besi

Tegangan Kutub Positif 𝐷1 ± 𝐷2 ± 𝐷3 ±

ΔD1 ΔD2 ΔD3

3V A 110± 228,666± 106,666±

2 1,154 1,154

B 70,666±1,154 115,333± 61,333±

1,154 1,154

6V A 117,333± 234,666± 112,666±

14
1,154 1,154 1,154

B 60,666± 118,666 54,666±


±1,154
1,154 1,154

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Gaya Magnet di Sekitar Kawat Berarus


Keterangan Susunan Magnet Kutub Positif Arah Pita

U-S Bawah-Atas A Keluar (kiri)

U-S Bawah-Atas B Kedalam (kanan)

S-U Bawah-Atas A Keluar (kiri)

S-U Bawah-Atas B Kedalam (kanan)

4.2 Pembahasan

Gaya Lorentz adalah suatu gaya dalam ilmu fisika yang ditimbulkan karena
adanya muatan listrik yang bergerak atau karena arus listrik yang ada dalam suatu
medan magnet, apabila ada suatu penghantar yang dialiri oleh arus listrik dan
penghantar itu berada didalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang
disebut sebagai nama gaya magnetik atau dikenal dengan nama gaya lorentz, arah
dari gaya lorentz adalah tegak lurus dan dengan arah kuat arus listrik, dan induksi
yang ada, arah dari gaya lorentz ini mengikuti arah maju dari skrup yang diputar
dari vektor arah gerak muatan listrik ke arah medan magnet

Praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang medan magnet dan gaya
lorenzt. Praktikum ini akan di uji coba dengan melakukan dua buah percobaan.
Percobaan pertama adalah dengan medan magnet disekitar kumparas berarus. Pada
percobaan ini dijalankan dengan dua perlakuan yang pertama dengan menggunakan
inti besi dan tanpa menggunakan inti besi untuk mengetahui arah jarum kompas.

15
Percobaan kedua adalah gaya magnet disekitar kawat berarus. Arah jarum kompas
akan menunjukan arah yang berbeda pada di setiap posisinya. Perbandingan arah
jarum kompas pasti akan memiliki besar yang berbeda pada kumparan yang
sesudah dan sebelum diberi inti besi. Arah jarum kompas dan defieksi sudut yang
dihasilkan mendapat nilai yang lebih besar pada saat kumparan diberi inti besi.

Inti besi dapat berpengaruh terhadap simpangan perbandingan dan besar


sudut yang dihasilkan oleh jarum kompas. Simpangan yang dihasilkan dari defieksi
sudut adalah dengan pengurangan nilai arah jarum kompas dari keadaan on dan off
pada arus listrik. Perbandingan dari posisi sudut kompas menghasilkan nilai yang
lebih besar pada saat kompas berada didekat kumparan.

Polaritas baterai berpengaruh terhadap pita alumunium. Kutub selatan pada


magnet bermuatan negatif dan kutub utara bermuatan positif. Kondisi demikianlah
yang mempengaruhi akan bertolak-menolak atau tarik-menarik sehingga akan
melengkung ke depan atau belakang. Polaritas baterai dengan kutub positif yang
memiliki arah arah yang sama dengan medan magnet akan membuat pita
alumunium melengkung ke luar. Kondisi demikian mengindikasikan terjadi
interaksi tolak-menolak. Polaritas baterai dengan arah yang berlawanan dengan
arah medan magnet akan membuat pita melengkung ke dalam. Kondisi demikian
mengindikasikan terjadi interaksi tarik-menarik. Faktor yang menyebabkan kondisi
demikian yakni gaya Lorentz yang arahnya bergantung pada arah arus listrik dan
medan magnet yang dihasilkan, kemudian bisa saja ada faktor eksternal lainnya.

16
BAB 5 PENNUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan peraktikum medan magnet dan


gaya lorenzt adalah sebagai berikut :
• Kumparan kawat yang dialiri oleh arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet.
• percobaan tanpa besi kita amati pada data percobaan menghasilkan simpangan
jarum kompas yang kecil dibandingkan dengan adanya inti besi.
• Inti besi pada kumparan berarus listrik akan menyebabkan inti besi menjadi
sebuah magnet. Hal ini yang menyebabkan simpangan jarum kompas semakin
besar tentunya, karena besarnya medan magnet akan semakin besar pula.
• Faktor yang memperngaruhi gerak dari pita alumunium berdasarkan perbedaan
polaritas adalah dengan menggunakan kaidah tangan kanan

5.2 SARAN

Saran yang dapat saya sampaikan adalah praktikan dimohon bertannya


apabila ada sesuatu yg dibingungkan. Praktikan di harap dapat mempelajari modul
sebelum melakukan praktikum. Praktikan di wajibkan serius dalam menjalankan
praktikum supaya tidak kebingunan saat menjalankan praktikum. Praktikan
diharapkan teliti ketika melakukan perhitungan supaya praktikum dapat berjalan
lancar

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajudin. 2006. Fisika Dasar 2. Bandung: ITB.

Douglas C., Giancoli.2005.Fisika Jilid 1 Edisi kelima.Jakarta: Erlangga.

Halliday.1996.Fisika Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

Tim penyusun.2020.Petunjuk praktikum fisika dasar 2.Jember:Universitas Jember.

Tippler, Paul A .1991.Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid .Jakarta: Erlangga.

Young, hugh D.2002.Fisika Universitas Jilid 1.Jakarta:Erlangga.


LAMPIRAN

1. Tabel Pengamatan

No. Tegangan Kutub Posisi Posisi Posisi


positif kompas 1 kompas 2 kompas 3

Off On off on off on

1 3V A 66 168 228 206 198 300

2 A 66 168 228 206 198 300

3 A 68 168 228 204 198 298

4 B 154 100 54 102 80 22

5 B 154 98 54 102 80 22

6 B 154 100 54 100 82 22

7 6V A 66 180 228 160 200 130

8 A 68 178 226 160 198 130

9 A 68 180 228 162 198 132

10 B 154 270 56 10 80 36

11 B 152 270 54 12 80 38

12 B 154 272 54 10 82 36

Penambahan Inti Besi

No. Tegangan Kutub Posisi Posisi Posisi


positif kompas 1 kompas 2 kompas 3
Off On off on off on

1 3V A 82 192 154 26 80 188

2 A 82 190 254 24 80 186

3 A 80 192 254 26 82 188

4 B 98 28 92 208 92 30

5 B 98 26 92 208 92 30

6 B 98 28 92 206 90 30

7 6V A 82 198 254 18 80 192

8 A 80 198 254 20 82 194

9 A 82 200 252 18 80 194

10 B 98 36 92 210 92 38

11 B 98 38 92 212 90 36

12 B 96 36 94 212 92 36

2. Tabel Analisis Data


Tegangan Kutub Positif D1 𝐷1 ΔD1 I K AP

3V A 102 101,333 1,154 1,139 98,860 2,943

A 102

A 100

6V B 116 116,666 1,154 0,989 99,010 3,004


B 118

B 116

Tegangan Kutub Positif D2 𝐷2 ΔD2 I K AP

3V A 22 22,666 1,154 5,094 94,905 2,292

A 22

A 24

6V B 46 44 2 4,545 95,454 2,342

B 42

B 44

Tegangan Kutub Positif D3 𝐷3 ΔD3 I K AP

3V A 102 101,333 1,154 1,139 98,860 2,943

A 102

A 100

6V B 44 44 2 4,545 95,454 2,342

B 42

B 46

Penambahan inti besi

Tegangan Kutub Positif D1 𝐷1 ΔD1 I K AP

3V A 110 110 2 1,818 98,181 2,740


A 108

A 112

6V B 62 60,666 1,154 1,903 98,096 2,720

B 60

B 60

Tegangan Kutub Positif D2 𝐷2 ΔD2 I K AP

3V A 228 228,666 1,154 0,504 99,495 3,296

A 230

A 228

6V B 118 118,666 1,154 0,973 99,026 3,011

B 120

B 118

Tegangan Kutub Positif D3 𝐷3 ΔD3 I K AP

3V A 108 106,666 1,154 1,082 98,917 2,965

A 106

A 106

6V B 54 54,666 1,154 2,112 97,887 2,675

B 54

B 56

Keterangan: D (defleksi sudut kompas) dengan mengurangi posisi akhir kompas dengan
posisi awal kompas
Tegangan Kutub Positif D1 𝐷1 ΔD1 I K AP

3V B 54 54,666 1,154 2,112 97,887 2,675

B 56

B 54

6V A 114 112 2 1,178 98,214 2,748

A 110

A 112

Tegangan Kutub Positif D2 𝐷2 ΔD2 I K AP

3V B 48 47,333 1,154 2,439 97,560 2,612

B 48

B 46

6V A 68 66,666 1,154 1,732 98,267 2,761

A 66

A 66

Tegangan Kutub Positif D3 𝐷3 ΔD3 I K AP

3V B 58 58,666 1,154 1,968 98,031 2,705

B 58

B 60

6V A 70 68 2 2,941 97,058 2,531


A 68

A 66

Penambahan inti besi

Tegangan Kutub Positif D1 𝐷1 ΔD1 I K AP

3V B 70 70,666 1,154 1,634 98,365 2,786

B 72

B 70

6V A 116 117,333 1,154 0,984 99,015 3,006

A 118

A 118

Tegangan Kutub Positif D2 𝐷2 ΔD2 I K AP

3V B 116 115,333 1,154 1,001 98,998 2,999

B 116

B 114

6V A 236 234,666 1,154 0,492 99,507 3,307

A 234

A 234

Tegangan Kutub Positif D3 𝐷3 ΔD3 I K AP

3V B 62 61,333 1,154 1,882 98,117 2,725


B 62

B 60

6V A 112 112,666 1,154 1,024 98,975 2,989

A 112

A 114

Keterangan: D (defleksi sudut kompas) dengan mengurangi posisi akhir kompas dengan
posisi awal kompas

Keterangan Susunan Magnet Kutub Positif Arah Pita

U-S Bawah-Atas A Keluar (kiri)

U-S Bawah-Atas B Kedalam (kanan)

S-U Bawah-Atas A Keluar (kiri)

S-U Bawah-Atas B Kedalam (kanan)

Anda mungkin juga menyukai