Anda di halaman 1dari 25

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN

Oleh
Nama / NIM : Bayoe Waskitho Adji
/191810201039
Kelompok : IIB
Asisten : Faiza Nur Laila
Tanggal Praktikum/Jam : 23 APRIL 2020 / 07.00-9.30

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1

1.3 Tujuan Praktikum............................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

BAB III METODE EKSPERIMEN.........................................................................7

3.1 Alat dan Bahan................................................................................................7

3.2 Desain Experimen...........................................................................................7

3.3 Metode Analisis Data....................................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................13

4.1 Hasil.............................................................................................................13

4.2 Pembahasan..................................................................................................13

BAB V PENUTUP.................................................................................................16

5.1 Kesimpulan...................................................................................................16

5.2 Saran..............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

LEMBAR PENGAMATAN .....................................................................................


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Induksi elektromagnetik merupakan fenomena munculnya arus listrik
akibat perubahan fluks magnetik. Proses induksi elektromagnetik melibatkan
konduktor yang diletakan dengan posisi tertentu dan medan magnet. Induksi
elektromagnetik sangat erat kaitannya dengan gaya gerak listrik. Gaya gerak listrik
adalah terhasilkannya gaya listrik di dalam kumparan, mencakup sejumlah fluks
garis gaya medan magnet. Timbulnya gaya gerak listrik di dalam kumparan adalah
apabila kumparan tersebut berada di dalam medan magnetik yang kuat dan berubah-
ubah setiap waktunya. (Haliday, 1996).
Prinsip dari Induksi elektromagnetik digunakan dalam kehidupan modern
ini. Induksi elektromagnetik banyak digunakan untuk mengubah energ kinetik
menjadi energi listrik seperti dalam dinamo sepeda. Dinamo dibedakan dalam
dinamo arus bolak balik dan dinamo arus sejarah. Dinamo pada dasarnya terdiri
dari sebuah kumparan yang berputar dalam medan magnet.
Praktikum kali ini kita akan membahasn tentang Induksi elektromagnetik
mempunyai dua tahap percobaan. Percobaan pertama adalah menentukan hubungan
antara kecepatan dan perubahan fluks magnet dengan ggl induksi yang dihasilkan.
Percobaan kedua adalah menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan
dengan ggl induksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari praktikum induksi elektromagnetik adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana fenomena induksi elektromagnetik?
2. Bagaimana hubungan kecepatan gerak magnet (mendekat atau menjauhi
kumpan) dengan besar ggl induksi yang ditimbulkan pada kumparan?

1
3. Bagaimana hubungan jumlah lilitan kumparan dengan besar ggl induksi yang
ditimbulkan kumparan?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari praktikum induksi elektromagnetik adalah sebagai berikut :
1. Dapat menunjukkan fenomena induksi elektromagnetik.
2. Dapat menentukan hubungan kecepatan gerak magnet (mendekat atau menjauhi
kumpan) dengan besar ggl induksi yang ditimbulkan pada kumparan.
3. Dapat menentukan hubungan jumlah lilitan kumparan dengan besar ggl induksi
yang ditimbulkan kumparan.

1.4 MANFAAT
Manfaat dari praktikum induksi elektromagnetik adalah sebagai berikut.
Kita jadi tahu penerapannya dapat merubah bentuk, yaitu dari energi gerak ke
energi listrik. Induksi elektromagnetik berguna sebagai alat pembangkit listrik dan
dynamo. Alat – alat pembangkit energi listrik tersebut seperti dynamo, generator
dan transformator.

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah

Michael Faraday ialah ilmuwan Inggris yang dijuluki 'bapak listrik' sebab
berkat usahanya, listrik menjadi teknologi yang berguna. Ia mempelajari
elektromagnetisme dan elektrokimia serta menemukan alat yang menjadi pembakar
bunsen yang berfungsi sebagai sumber panas yang praktis. Efek magnetisme
menuntunnya menemukan ide-ide yang menjadi dasar teori medan magnet. Faraday
juga banyak memberikan ceramah untuk memopulerkan ilmu pengetahuan pada
masyarakat umum. Faraday memulai percobaan hebat yang membuatnya
menemukan induksi elektromagnetik pada 29 Agustus 1831. Karena penemuan
tersebut, Faraday sangat dihormati walaupun ia telah didahului oleh Francesco
Zantedeschi dalam penelitian Induksi elektromagnetik pada 1829. Tahun sekitar
1830-1832, Joseph Henry membuat penemuan yang sama, tetapi tidak
memublikasikannya. Induksi elektromagnetik mendasari pengoperasian generator,
motor induksi, transformator, dan mesin listrik lainnya (Giancoli,2005).

Definisi

Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat


adanya perubahan fluks magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya
magnet yang menembus suatu bidang. Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua
gejala alam yang prosesnya dapat dibolak-balik (Young,2002).

Gambar 2.1 Induksi Elektromagnetik


(Sumber : Young,2002)

3
Rumus
Menurut Halliday(1996). Fluks magnet adalah perubahan pada medan
magnet. Fluks magnet dihasilkan dari perkalian antara medan magnet (B) dengan
luas bidang (A) yang saling tegak lurus. Fluks magnet dapat dirumuskan dengan
sebagai berikut:

(2.1)

Rumus diatas adalah fluks magnet dimana medan magnetnya tegak lurus
dengan luas bidangnya. Jika tidak tegak lurus, tapi membentuk sudut, maka besar
fluks magnetnya dikalikan cosinus sudutnya

(2.2)

Menurut Mikrajudin Abdullah(2006). Hukum Faraday menyatakan bahwa


jika jumlah fluks magnet yang memasuki suatu kumparan berubah, maka pada
ujung-ujung kumparan akan timbul GGL (gaya gerak listrik) induksi. Besarnya
GGL induksi ini bergantung pada laju perubahan fluks magnet dan banyaknya
lilitan kumparan. GGL induksi tersebut dapat dihitung secara matematis dengan
rumus:

(2.3)

dimana:

= GGL induksi (volt).


N = jumlah lilitan kumparan.
= laju perubahan fluks magnet.

Hukum Lenz menyatakan bahwa arus induksi akan muncul pada arah yang
sedemikian rupa sehingga arah induksi menentang perubahan yang dihasilkan. Jadi,
arah arus induksi yang terjadi dalam suatu penghantar menimbulkan medan magnet
yang saling bertolak-belakang dengan penyebab perubahan medan magnet tersebut.
Tanda minus pada persamaan Faraday diatas menunjukkan bahwa GGL yang

4
terbentuk memiliki arah yang bertolak belakang dengan fluks
magnet(Tippler,1991).

Menurut Halliday(1996). Hukum Henry menyatakan bahwa apabila arus


liktrik yang mengalir pada suatu penghantar berubah terhadap waktu, maka pada
penghatar tersebut akan terjadi GGL induksi diri yang dirumuskan dengan:

(2.4)

dimana:

= GGL induksi diri (volt)


L = Induktansi diri
dI/dt = besar perubaha arus per satuan waktu (Ampere/sekon)

Induksi diri (L) merupakan besarnya GGL yang terjadi pada suatu kumparan
dimana terjadi perubahan arus 1 Ampere setiap 1 detik yang dirumuskan dengan:

(2.5)

dimana:

N = jumlah lilitan kumparan


= fluks magnet (Weber)
I = kuat arus (Ampere)

Penerapan

Generator merupakan alat yang mempu mengubah putaran poros menjadi


arus listrik dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Bagian
generator yang berputar disebut rotor, dan bagian diam disebut stator. Terdapat dua
tipe generator, yaitu generator AC (arus searah) dan generator DC (arus bolak-
balik)( Halliday,1996).

5
Gambar 2.2 Prinsip kerja generator AC
(Sumber:)

Dinamo adalah istilah yang awalnya merupakan generator yang


menghasilkan arus searah (DC). Daya dengan arus DC hanya mengantarkan
elektron dalam satu arah. Masalah pada generator bahwa ketika rotor berputar maka
arus akan berbalik sepenuhnya, atau membalikkan arus. Untuk merubah arus
boplak balik generator menjadi searah, dibutuhkan komponen atau alat untuk
menangkap energi positif dari generator, akhirnya ditemukanlah komutator.
Komutator adalah sejenis sakelar yang hanya dapat dilalui arus listrik dalam satu
arah(Tippler,1991).

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Dinamo dan generator


(Sumber: Tippler,1991)

6
BAB 3 METODE EKSPERIMEN

3.1 ALAT dan BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Induksi Elektromagnetik
ini adalah sebagai berikut :
• Beberapa pegas identik, befungsi sebagai pemberi simpangan pada magnet
sehingga magnet dapat berisolasi.
• Magnet batang, berfungsi sebagai penyedia kutub postif dan kutub negative
medan magnet.
• Penjepit, berfungsi sebagai pengait magnet pada ujung pegas.
• Galvanometer, berfungsi sebagai pengukur arus dalam skala yang kecil.
• Kabel-kabel Penghubung, berfungsi sebagai penghantar listrik.
• Stopwatch, berfungsi untuk menghitung waktu.
• Statif dan klem, berfungsi untuk tempat menggantungkan pegas.

3.2 DESAIN EKSPERIMEN


Desain Eksperimen dari praktikum Induksi Elektromagnetik ini adalah
sebagai berikut :

Gambar 3.1 Susunan Alat Eksperimen


(Sumber : Tim Penyusun 2020)

7
3.2.1 VARIABLE EKSPERIMEN
Variabel eksperimen yang terdapat dalam praktikum Induksi
Elektromagnetik ini adalah sebagai berikut:

A. Percobaan menentukan hubungan antara kecepatan perubahan fluks magnet


dengan ggl induksi yang dihasilkan.
• Variabel kontrol: Jumlah lilitan dan jumlah simpangan
• Variabel bebas: Jumlah pegas
• Variabel terikat: Simpangan galvanometer dan waktu yang dibutuhkan

B. Percobaan menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl


induksi yang dihasilkan.
• Variabel kontrol: Jumlah lilitan dan jumlah simpangan
• Variabel bebas: Jumlah pegas
• Variabel terikat: Simpangan galvanometer dan waktu yang dibutuhkan

8
3.2.2 PROSEDUR EKSPERIMEN
Prosedur eksperimen dari praktikum Induksi Elektromagnetik ini adalah
sebagai berikut :
A. Percobaan Menentukan hubungan antara kecepatan perubahan fluks magnet
dengan ggl induksi yang dihasilkan.

MULAI

Susun rangkaian seperti gambar 3.1

Catat jumlah lilitan kumparan dan skala galvanometer

Beri simpangan dan lepaskan pegas

Catat skala simpangan maksimum dan arahnya jarum

Lakukan sebanyak 5 kali

Catat semua data di table pengamatan

Lepas stau per satu pegas dan atur kembali


ketinggian magnet

SELESAI

9
B. Percobaan Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl
induksi yang dihasilkan.

MULAI

Susun rangkaian seperti gambar 3.1

Gunakan 1 pegas

Catat jumlah lilitan kumparan

Beri simpangan dan lepaskan pegas

Catat skala simpangan maksimum dan arahnya jarum

Lakukan sebanyak 5 kali

Ganti kumparan dengan 2 kali jumlah lilitan sebelumnya

Ganti kumparan dengan 3 kali jumlah lilitan sebelumnya

Catat hasilnya

SELESAI

10
3.3 METODE ANALISIS DATA
Metode analisis data yang digunakan dalam praktikum Induksi
Elektromagnetik ini adalah sebagai berikut :
A. Percobaan Menentukan hubungan antara kecepatan perubahan fluks magnet
dengan ggl induksi yang dihasilkan.
Metode analisis pada percobaan menentukan hubungan antara kecepatan
perubahan fluks magnet dengan ggl induksi yang dihasilkan dapat dilakukan
dengan menganalisis jumlah lilitan kumparan, jumlah simpangan yang terjadi, dan
menganalisis simpangan dan arah dari jarum galvanometer.

B. Percobaan Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl


induksi yang dihasilkan.
Metode analisis pada percobaan menentukan hubungan antara jumlah lilitan
kumparan dengan ggl induksi yang dihasilkan adalah dengan menganalisis jumlah
lilitan kumparan, skala yang ditunjuk oleh galvanometer, jumlah simapang, dan
variasi pada lilitan yang digunakan.

11
3.3.1 RALAT
Rumus ralat yang digunakan dalam praktikum Induksi Elektromagnetik ini
adalah sebagai berikut :
𝑉 = 𝐴. 𝜔
𝜕𝑉 𝜕𝑉
∆𝑉 = +
𝜕𝐴 𝜕𝜔
𝜕𝑉 𝜕𝑉
∆𝑉 = | ∆𝐴| + | ∆𝜔|
𝜕𝐴 𝜕𝜔
2𝜋
𝜔=
𝑇
𝜕𝜔
∆𝜔 = ∆𝑇
𝜕𝑟
−2𝜋
= 2 ∆𝑇
𝑇

𝜕𝑇 2 2 𝜕𝑇 2 2
∆𝑇 = √ ∆𝑡 + ∆𝑛
𝜕𝑡 𝜕𝑛

∆𝑡 = 𝑛𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑜𝑝𝑤𝑎𝑡𝑐ℎ
∆𝑛 = 𝑛𝑠𝑡 = 1

12
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Hasil dari praktikum induksi elektromagnetik adalah sebagai berikut :

4.1.1 Hubungan kecepatan fluks magnet dengan GGL induksi.

No. Banyak N T 𝒗 V 𝜀̅ ± ∆𝜀
Pegas
1 3 buah 250 1,00 12,56 48 3140 ± 74,01
2 2 buah 250 0,81 12,57 52 3893 ± 87,6
3 1 buah 250 0,58 21,60 48 5400,3 ± 57,3

4.1.2 Hubungan Jumlah Lilitan kumparan dengan GGL induksi


No. N T 𝒗 V 𝜀̅ ± ∆𝜀
1 250 0,58 21,60 52 5400,3 ± 57,3
6 500 0,58 10,76 104 10759,7 ± 187,2
11 1000 0,58 21,52 214 21519,5 ± 150,9

4.2 Pembahasan

Magnet merupakan benda yang dapat menarik benda-benda lain di


sekitarnya seperti besi, baja, dan kobalt. Magnet tersusun atas magnet-magnet
elementer yang tersusun secara teratur. Magnet mepunyai bagian yang paling kuat
daya tariknya yaitu bagian kutub magnet, terdiri dari kutub utara(KU) dan kutub
Selatan (KS). Menentukan kutub magnet dapat dilakukan dengan munggunakan
kompas dengan cara mendekatkan magnet ke kompas atau dengan kaidah aturan
tangan kanan dengan cara memisalkan tangan kanan seolah olah menikuti
kumparan. Arah empat jari mengikuti arus listrik yang mengalir pada kawat
melingkar. Posisi ibu jari selalu menunjukan kutub utara. Ataran tangan kanan
digunakan dalam menentukan kutub magnet yang di aliri arus listrik.

13
Gaya gerak listrik merupakan beda potensial antara ujung-ujung penghantar
sebelum dialiri arus listrik. Gaya gerak listrik disingkat dengan GGL, dengan satuan
volt. Gaya gerak listrik adalah suatu energy yang diberikan pada setiap muatan
listrik untuk bergerak antara dua kutub baterai atau generator. Gaya gerak listrik
dapat menggerakan muatan-muatan listrik yang berada diantara dua kutub magnet.
Muatan tersebut diantaranya adalah elektron, sebuah elektron bermuatan e bergerak
dari kutub negatif menuju kutub positif melalui konduktor diluar baterai denga gaya
gerak listrik. Gaya gerak listrik jika besar maka lilitan kumparan semakin besar dan
arus induksi magnet juga akan semakin besar.
Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum
galvanometer menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum
galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet
tersebut didiamkan sejenak di dalam kumparan. Ketika magnet batang
dikeluarkan, maka jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang
berlawanan (misalnya ke kiri). Jarum galvanometer menyimpang disebabkan
adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada
ujung-ujung kumparan timbul beda potensial ketika magnet batang digerakkan
masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang timbul ini
disebut Gaya Gerak Listrik Induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis
gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada
arus yang mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum
galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang
magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang
memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan). Jadi,
akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka
pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik
yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong
kumparan disebut arus induksi.

14
Solenoida merupakan seutas kawat panjang yang di lilitkan mengitari
sebuah penampang berbentuk silinder. Sering kali dan biasanya disebut dengan
kumparan. Solenoida adalah perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah
energi listrik menjadi energi gerakan. Energi gerakan yang dihasilkan oleh Solenoid
biasanya hanya gerakan mendorong (push) dan menarik (pull). Pada dasarnya,
Solenoid hanya terdiri dari sebuah kumparan listrik (electrical coil) yang dililitkan
di sekitar tabung silinder dengan aktuator ferro-magnetic atau sebuah Plunger yang
bebas bergerak “Masuk” dan “Keluar” dari bodi kumparan. Medan solenoida
tersebut merupakan jumlah vektor dari medan-medan yang ditimbulkan oleh semua
lilitan yang membentuk solenoida tersebut. Kedua ujung pada solenoida dapat
dianggap sebagai kutub utara dan kutub selatan magnet, tergantung arah arusnya.
Kita dapat menentukan arah induksi dengan menggunakan kaidan atau aturan
tangan kanan dengan ibu jari mangikuti arah arus yang mengalir sedangkan ke
empat jari lainnya menunjukan arah medan magnet.
Induksi magnetik solenoida merupakan kumparan dari kawat yang
diameternya sangat kecil dibandingkan panjangnya. Kumparan jika dialiri arus
listirk, kumparan ini akan menjadi magnet listrik. Induksi pada solenoida
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti arus listrik, panjang solenoida, jumlah
lilitan, dan bahan yang disisipkan pada bagian dalam solenoida. Arus yang
mengalir melalui solenoida, arah arus tersebut menentukan medan pada solenoida,
sehingga arah arus tersebut juga menentukan sebagai arah induksi solenoida

15
BAB 5 PENNUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum Induksi elektromagnetik


adalah sebagai berikut :

• Induksi elektromagnetik dapat menghasilkan gaya gerak listrik induksi.


• Gaya gerak listrik merupakan gaya yang ditimbulkan dari perbedaan potensial
antara ujung-ujung.
• Gaya gerak listrik dapat menggerakan muatan-muatan listrik yang berada
diantara dua kutub magnet.
• Gaya gerak listrik jika besar maka lilitan kumparan semakin besar dan arus
induksi magnet juga akan semakin besar.
• Gaya gerak listrik induksi merupakan peristiwa timbulnya gaya gerak listrik di
dalam kumparan yang terdiri dari sejumlah fluks garis gaya medan magnet yang
berbeda-beda.
• Batang magnet ketika di dorong ke dalam kumparan dengan kutub utara
menghadap kumparan, maka galvanometer menunjukkan adanya
penyimpangan jarum. Kondisi demikian, memperlihatkan arus telah dihasilkan
pada kumparan tersebut.
• Kondisi magnet batang dipegang dalam kedudukan tetap (stasioner) terhadap
kumparan, maka galvanometer tidak menyimpang.
• Kondisi jika magnet menjauhi kumparan, galvanometer menyimpang kembali
namun arahnya berlawanan dengan sebelumnya. Hal ini menunjukkan arus di
dalam kumparan mengalir dengan arah yang berlawanan dengan sebelumnya,
namun besarnya akan sama.
• Gaya gerak listrik merupakan energi yang mampu berada diantara dua kutub
alat pembangkit listrik.

• Induksi bergantung pada kecepatan, semakin cepat terjadinya perubahan


magnet makan semakin besar gaya gerak listrik yang terjadi.

16
• Jumlah lilitan yang besar juga akan menghasilkan gaya gerak listrik induksi
yang besar dan hal ini berlaku sebaliknya.

5.2 SARAN

Saran yang dapat saya sampaikan adalah praktikan dimohon bertannya


apabila ada sesuatu yg dibingungkan. Praktikan di harap dapat mempelajari modul
sebelum melakukan praktikum. Praktikan di wajibkan serius dalam menjalankan
praktikum supaya tidak kebingunan saat menjalankan praktikum. Praktikan
diharapkan teliti ketika melakukan perhitungan supaya praktikum dapat berjalan
lancar

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajudin. 2006. Fisika Dasar 2. Bandung: ITB.

Douglas C., Giancoli.2005.Fisika Jilid 1 Edisi kelima.Jakarta: Erlangga.

Halliday.1996.Fisika Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

Tim penyusun.2020.Petunjuk praktikum fisika dasar 2.Jember:Universitas Jember.

Tippler, Paul A .1991.Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid .Jakarta: Erlangga.

Young, hugh D.2002.Fisika Universitas Jilid 1.Jakarta:Erlangga.


LAMPIRAN

1. Tabel Pengamatan
❖ Hubungan kecepatan fluks magnet dengan GGL induksi
No. Banyak A t n N V- V+
Pegas

1 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50

2 3 buah 2 cm 30 29 250 40 40

3 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50

4 3 buah 2 cm 30 31 250 50 50

5 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50

6 2 buah 2 cm 30 37 250 50 50

7 2 buah 2 cm 30 38 250 50 50

8 2 buah 2 cm 30 37 250 60 60

9 2 buah 2 cm 30 38 250 50 50

10 2 buah 2 cm 30 36 250 50 50

11 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50

12 1 buah 2 cm 30 51 250 50 50

13 1 buah 2 cm 30 51 250 40 40

14 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50

15 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50
❖ Hubungan Jumlah Lilitan kumparan dengan GGL induksi
No. N A t n V- V+

1 250 2 cm 30 52 50 50

2 250 2 cm 30 52 50 50

3 250 2 cm 30 51 60 60

4 250 2 cm 30 52 50 50

5 250 2 cm 30 51 50 50

6 500 2 cm 30 50 100 100

7 500 2 cm 30 51 100 100

8 500 2 cm 30 52 110 110

9 500 2 cm 30 52 110 110

10 500 2 cm 30 52 100 100

11 1000 2 cm 30 51 220 220

12 1000 2 cm 30 50 220 220

13 1000 2 cm 30 53 210 210

14 1000 2 cm 30 51 210 210

15 1000 2 cm 30 52 210 210


2. Tabel Analisa Data
❖ Hubungan kecepatan fluks magnet dengan GGL induksi
N Bany A t n N 𝑉 T 𝜔 𝑣 𝜀 𝜀 ∆𝜀 𝜀 ± ∆𝜀
o. ak
Pega
s

1 3 2 3 3 25 5 1 6,2 12, 314 3140 74, 3140±74


buah c 0 0 0 0 8 56 0 01 ,01
m

2 3 2 3 2 25 4 1,3 6,0 12, 303


buah c 0 9 0 0 04 71 14 5
m

3 3 2 3 3 25 5 1 6,2 12, 314


buah c 0 0 0 0 8 56 0
m

4 3 2 3 3 25 5 0,9 6,4 12, 324


buah c 0 1 0 0 68 89 98 5
m

5 3 2 3 3 25 5 1 6,2 12, 314


buah c 0 0 0 0 8 56 0
m

6 2 2 3 3 25 5 0,8 7,7 15, 387 3893 87, 3894±87


buah c 0 7 0 0 11 45 49 3 ,6 57 ,57
m

7 2 2 3 3 25 5 0,7 7,9 15, 397


buah c 0 8 0 0 89 55 91 7
m

8 2 2 3 3 25 6 0,8 7,7 15, 387


buah c 0 7 0 0 11 45 49 3
m

9 2 2 3 3 25 5 0,7 7,9 15, 397


buah c 0 8 0 0 89 55 91 7
m
10 2 2 3 3 25 5 0,8 7,5 15, 376
buah c 0 6 0 0 33 36 07 8
m

11 1 2 3 5 25 5 0,5 10, 21, 544 5400 57, 5401±57


buah c 0 2 0 0 77 89 77 3 ,8 33 ,33
m

12 1 2 3 5 25 5 0,5 10, 21, 533


buah c 0 1 0 0 88 68 35 8
m

13 1 2 3 5 25 4 0,5 10, 21, 533


buah c 0 1 0 0 88 68 35 8
m

14 1 2 3 5 25 5 0,5 10, 21, 544


buah c 0 2 0 0 77 89 77 3
m

15 1 2 3 5 25 5 0,5 10, 21, 544


buah c 0 2 0 0 77 89 77 3
m

❖ Hubungan Jumlah Lilitan kumparan dengan GGL induksi

No. N A t N V T 𝜔 𝑣 𝜀 𝜀 ∆𝜀 𝜀 ± ∆𝜀

1 250 2 cm 30 52 50 0,577 10,885 21.771 5442,67 5400,8 57,328 5401±75,328

2 250 2 cm 30 52 50 0,577 10,885 21,771 5442,67

3 250 2 cm 30 51 60 0,588 10,676 21,352 5338

4 250 2 cm 30 52 50 0,577 10,885 21,771 5442,67

5 250 2 cm 30 51 50 0,588 10,676 21,352 5338

6 500 2 cm 30 50 100 0,6 10,467 21,933 10466,7 10759,7 187,23 10760±187,23

7 500 2 cm 30 51 100 0,588 10,676 21,352 10676

8 500 2 cm 30 52 110 0,577 10,885 21,771 10885,3


9 500 2 cm 30 52 110 0,577 10,885 21,771 10885,3

10 500 2 cm 30 52 100 0,577 10,885 21,771 10885,3

11 1000 2 cm 30 51 220 0,588 10,676 21,352 21352 21519,5 477,35 21519±477,35

12 1000 2 cm 30 50 220 0,6 10,467 20,933 20933,3

13 1000 2 cm 30 53 210 0,566 11,095 22,189 22189,3

14 1000 2 cm 30 51 210 0,588 10,676 21,352 21352

15 1000 2 cm 30 52 210 0,577 10,885 21,771 21770,7

Anda mungkin juga menyukai