BA B I
P EN D A H U LU A N
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Pada percobaan pesawat atwood akibat suatu gaya baik bumi yang menurut
hukum II newton yang berbunyi apabila ada gaya yang dapat bekerja pada
suatu benda yang akan mengalami sesuatu pada percepatan yang arahnya sama
dengan arah gaya, maka benda akan mengalami suatu percepatan. Pesawat
Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum
mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar
abad ke delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi (g). Sederhananya
alat ini tersusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana
pada ujung tali dikaitkan massa beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2
sama (m1 = m2), maka keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih
besar dari pada massa benda m1(m2 > m 1), maka massa m1 akan tertarik oleh benda
m2. Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah kedudukanya
setiap saat titik acuan (titiknya asal). Benda dikaitkan bergerak lurus atau
melenggang sebagai contoh gerak peluru yang ditambahkan dengan sendok
tembak tertentu (gerak sepak bola) dan sebagainya.
Gerak benda ditinjau tanpa memperhatikan penyebab bila penyebab gerak
dapat diperhatikan, tinjauan gerak disebut dinamika melibatkan besaran-besaran
fiska yang disebut gaya. Gaya adalah satu besaran atau dorongan yang dapat
menimbulkan perubahan gerak dengan demikian jika benda ditarik / didorong
maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat berubah. Gaya
merupakan penyebab terjadinya gerakan termasuk besaran vektor, karena gaya
mempunyai besar arah.
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
kemudian dijadikan sebagai satuan gaya demi menghormati Sir Isaac Newton atas
penemuannya.
2.2.1 Hukum Newton I
Hukum newton I adalah menunjukan resultan gaya yang berkerja pada
benda dengan nol maka benda dengan komposisi yang awalnya diam akan
selamanya terus diam. Sedangkan benda awalnya bergerak lurus beraturan, maka
akan selamanya terus bergerak lurus beraturan dalam kecepatan yang tetap. Jadi
dapat disimpulkan bahwa dalam hukum newton 1 percepatan benda berbanding
lurus dengan gaya yang berkerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik
dengan massa atau berat bendaitu sendiri. Sifat benda pada Hukum Newton I
cenderung mempertahankan keadaanya semula dengan sifat kelembaman atau
kadar inersia yang sama. Itulah sebabnya mengapa hukum Newton I tersebut
disebut juga dengan istilah hukum kelembaman. Bentuk dari momen inersia pada
hukum Newton I terjadi beragam, misalnya momen inersia linear, momen inersia
massa, dan momen inersia polar atau kutub. Besaran tegangan-teganganya pun
berbeda sesuai bahan yang digunakan, seperti tegangan lengkung dan tegangan
punter maka menghitungnya bisa berdasarkan momen inersianya. Rumus hukum
newton I adalah:
∑F = 0 …………………………………….…………………………………………….………………(2.2.1)
Keterangan :
∑F = Resultan gaya (N)
2.2.2 Hukum Newton II
Hukum Newton II adalah berkaitan dengan kondisi benda yang bergerak
dalam keadaan massa benda dan gaya yang ada pada benda tersebut juga
diperhitungkan. Hal ini menunjukan percepatan benda akan berbanding lurus
dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut, sedangkan massanya akan
berbanding terbalik dengan percepatan benda. Arah percepatan benda akan sama
dengan arah gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Melalui Hukum Newton
II gaya benda kemudian akan menjadi semakin besar jika memperoleh kekuatan
gaya yang searah dengan laju benda tersebut bergerak. Sebaliknya, jika diberikan
gaya berlawanan atau bertolak belakang melawan gaya benda, maka laju gaya
akan semakin lambat atau kecepatannya mengecil karena terjadi perubahan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
kecepatan dan laju yang berubah. Besar kecilnya lambat atau cepat yang dimiliki
benda bergerak tersebut, maka akan memengaruhi arah gerak benda. Hukum ini
menjelaskan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda tidak sama dengan nol,
maka benda tersebut akan bergerak dengan kecepatan tertentu, alias benda yang
bergerak pasti memiliki percepatan. Rumus Hukum Newton II adalah :
∑F = m.a
…………..………………………………………………………………..…………..……………(2.2.2)
Keterangan :
∑F= Resultan gaya (N), m = Massa benda (Kg), a = percepatan (m/s2).
2.2.3 Hukum Newton III
Hukum Newton III adalah gaya aksi dan reaksi menunjukan tiap aksi akan
menimbulkan sebuah reaksi. Jika sebuah benda memberikan gaya pada benda
lain, maka benda yang mendapat gaya tersebut akan memberikan gaya yang
besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama. Namun arah yang
dihasilkan akan berlawanan. Hukum Newton III juga menjelaskan tiap aksi akan
berkonsekuensi memunculkan reaksi, atau menimbulkan sebab dan akibat.
Memberi gaya sebagai sebab akan menghasilkan gaya akibat. Gaya aksi reaksi ini
kemudian bekerja saling berlawanan dan berproses pada benda yang berbeda-
beda. Tiap aksi akan menimbulkan reaksi, jadi apabila suatu benda memberikan
gaya pada benda lain maka benda yang mendapat gaya akan memberikan gaya
kembali yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama,
namun arahnya akan berlawanan. Rumus Hukum Newton III :
Faksi = .................................................................................................(2.2.3)
-Freaksi
Keterangan :
F = Gaya yang diberikan (N), -F = Gaya yang berlawanan (N)
2.3 Gaya
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
F = μ.N ........................................................................................(2.2.
Keterangan :
Fg = Gaya Gesek ( N ), µg = Kofisien Gesekan, N = Gaya Normal
b. Gaya berat
Dalam ilmu fisika, berat dari suatu benda adalah gaya yang disebabkan oleh
gravitasi berkaitan dengan massa benda tersebut. Massa benda ialah tetap dimana-
mana, tapi berat sebuah benda akan berubah-ubah sesuai dengan besarnya
percepatan gravitasi ditempat tersebut. Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang
bekerja pada suatu benda. Berat suatu benda adalah besarnya gaya tarik bumi
yang bekerja pada benda tersebut. Berat benda sangat dipengaruhi oleh kuat
medan gravitasi dimana benda itu berada. Secara matematis dapat dituliskan
seperti ini:
W= m × g .............................................................................................(2.2.
Keterangan :
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
sentuh.
d. Gaya Tegangan Tali
Gaya Tegangan Tali ada tegangan tali ketkatali tersebut dalam keadaan
tegang.
e. Gaya Sentrifugal
Gaya sentrifugal adalah lawan dari gaya sentripetal. Gaya sentripetal
merupakan efek semu yang timbul ketika sebuah benda melakukan gerak
melingkar. Gaya sentrifugal memiliki besar yang sama dengan gaya sentripetal,
hanya saja arahnya berbeda. Kedua gaya ini mengakibatkan adanya keseimbangan
pada benda yang berada pada lintasan melingkar. Arah gerak sentrifugal ini
adalah menjauhi pusat putaran. Sebagai contohnya adalah ketika sebuah bandul
diputar kemudian tali bandul putus maka bandul tersebut akan bergerak menjauhi
pusat putaran.
Gaya senterial dapat diamati jika menggunakan kerangka acuan inersial,
yaitu kerangka acuan yang diam ataupun bergerak dengan kecepatan konstan
terhadap bumi. Contohnya adalah ketika kita melihat benda berputar. Misalnya,
bola yang diikatkan ke ujung tali diputarkan secara horizontal, dagasentripetal
akan membuat bola terus ditarik kearah pusat sehingga bergerak secara
melingkar.
f. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya yang berasal dari gaya tarik bumi. Besarnya gaya
gravitasi yang dialami oleh benda bergantung pada massa benda tersebut.
Semakin besar massanya, maka gaya tarik gravitasinyapun semakin besar. Ada
beberapa teori gravitasi yang mengatakan bahwa ini terjadi karena adanya partikel
“gravitron” di dalam setiap atom.
Ada teori yang mengatakan karena massa bumi sangat besar berbanding
benda-benda yang berada di atasnya sehingga akan menimbulkan gaya tarik.
Contohnya adalah buah kelapa yang jatuh dari pohonnya. Hukum gravitasi
newton adalah kesimpulan newton bahwa gaya tarik gravitasi yang bekerja antara
dua benda sebanding dengan massa msaing-masing benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak kedua benda.
2.4 Percepatan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Percepatan adalah perubahan kecepatan dan atau arah dalam selang waktu
tertenatu. Percepatan merupakan besaran vektor. Tiap benda yang mengalami
perubahan kecepatan, baik besarnya saja atau arahnya saja atau kedua-duanya,
akan mengalami percepatan.
2.5 Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.
Jenis gerak ini disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang
waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama besar. Jenis gaya ini
disebut suatu translasi yang beraturan pada rentang waktu yang sama terjadi
perpindahan yang besarnya sama.
2.5.1 Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya
selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah
kecepatan selalu konstan. Karena besar kecepatan alias kelajuan dan arah
kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak pada
lintasan lurus dengan kelajuan konstan.
GLB atau gerak lurus beraturan adalah sebuah keadaan dimana sebuah
benda bergerak dalam kecepatan yang tetap atau konstan. Gerak lurus yang
beraturan ini bermula dari sebuah gerak. Gerak sendiri memiliki pengertian
“perubahan posisi objek dari titik awal ke tujuan”. Di atas kita sudah
menyinggung sedikit mengenai hal ini, gerak adalah perubahan posisi sebuah
benda atau objek suatu titik awal objek menuju titik akhir. Sedangkan untuk GLB,
pengertiannya adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan tetap, dan tidak adanya
percepatan pada objek. Sehingga nilai percepatan pada objek yang mengalami
GLB adalah nol (a = 0). Sedangkan pada sisi GLBB benda akan mengalamu
perubahan kecepatan.Kita bisa ambil contoh, jika dalam kurun waktu 1 menit
pertama, sebuah benda menempuh jarak 10 m, maka dalam selang 1 menit
berikutnya benda tersebut juga menempuh jarak 10 m. Walaupun berada pada
jalan yang lurus sebuah mobil tidak akan dapat menempuh jarak yang sama dalam
selang waktu yang juga tetap, sehingga akan sedikit sulit untuk mengalami
kejadian GLB ini di dunia nyata. Karena pasti akan terjadi percepatan atau
perlambatan dari sebuah mobil.
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
s…………………………………………......…………………….….(2.2.6)
V=
t
Keterangan :
V=kecepatan (m/s), s= jarak atau perpindahan (m), t = waktu (s)
Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah
benda yang akan melakukan gerak lurus beraturan tersebut grafik linear atau
berupa garis lurus dengan (tan) sudut kemiringan grafik dan menunjukkan
wilayah nilai kecepatan benda serta semakin curam kemiringan grafik, semakin
besar pula nilai kecepatanya. Dan begitupun dengan sebaliknya. Itulah hubungan
antara ketiganya, yang saling berkaitan dan tidak dapat dihilangka dari hubungan
tersebut.
2.5.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
jika percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor. Gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus
dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke
waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat. Dengan kata lain
gerak benda dipercepat. Namun demikian, GLBB juga dapat berarti, bahwa dari
waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lambat hingga akhirnya
berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Dalam modul ini,
kita tidak,menggunakan istilah perlambatan untuk gerak benda diperlambat. Kita
tetap saja, menamakannya percepatan, hanya saja nilainya negatif. Jadi
perlambatan sama dengan, percepatan negatif. Contoh sehari-hari GLBB
dipercepat adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari ketinggian tertentu di
atas. Semakin lama benda bergerak semakin cepat. GLBB terjadi pada benda
yang bergerak dalam lintasan lurus (linear) dengan kecepatan yang tidak konstan.
Hal tersebut, percepatan GLBB memiliki percepatan yang konstan. Percepatan
GLBB dapat berbbentuk positif dan negatif, atau dipercepat dan diperlambat.
………………..………………..……………………………..…..(2.2.7)
Vt = v0 + a.t
Keterangan :
V0 = kecepatan awal (m/s), v1= kecepatan akhir (m/s), a = percepatan
(m/s2),t = selang waktu (s).
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Suatu benda yaitu melakukan suatu gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
jika percepatanya itu selalu konstan. Percepatan adalah besara vektor yaitu
(besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan adalah atau berarti
besar dan arah percepatan selalu konstan pada setiap saat. Dan walaupun
besar Percepatan suatu benda itu selalalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu
berubah maka percepatan benda tidak akan konstan. Dan demikian juga
sebaliknyaa,jika arah percepatan suatu benda itu selalu konstan, dan akan tetapi
besar percepatanya selalu berubah maka dari itu percepatan benda tidak konstan .
itulah sebabnya mengapa di katakana gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Jika
benda bergerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal (v 0 = 0), maka
menjadi :
1
………………………………………………………..…..…(2.2.8)
X = X0+ at
2
Keterangan :
X0= posisi awal (m), X = posisi akhir (m), a = percepatan (m/s2),
t = waktu (s)
Dari persamaan di atas akan diperoleh grafik linier jika diplot antara x
terhadap t2 dengan kemiringan gerafik tan (α) = a/2. Gerak benda yang mengalami
percepatan disebut gerak lurus berubah beraturan dipercepat,sedangkan gerak
yang diperlambat. Sebenarnya kedua tipe gerak benda yang dibahas di atas
bukanlah jenis gerak yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gerak
yang banyak kita jumpai pada umumnya jauh lebih kompleks dan rumit. Tetapi
dalam ilmu fisika khususnya bahwa dalam menjelaskan fenomena alam selalu
dimulai dengan model yang paling sederhana.
2.5.3 Gerak melingkar Beraturan (GMB)
Berbagai macam benda-benda yang melakukan gerak dalam orbit lintasan
melingkar. Roda kendaraan, komedi putar di pekan raya menunjukkan gerak
melingkar. Gerak melingkar dengan kelajuan sudut konstan dinamakan gerak
melingkar beraturan. Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam
lintasan melingkar disebut gerak melingkar. Elektron dalam atom dimodelkan
melakukan gerak melingkar mengelilingi inti atom. Benda-benda angkasa seperti
bulan juga melakukan gerak melingkar mengelilingi bumi. Bumipun melakukan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidang mekanika
klasik bahwa benda apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang
kemudian banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh. Besar gaya grafitasi ini
sesuai dengan Hukum Newton tentang gravitasi tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut. “Setiap benda dialam akan narik benda lain dengan gaya yang
besarnya sebanding dengan hasil kali suatu massa atau suatu partikel tersebut dan
sebanding atau berbanding terbalik dengan suatu kuadrat jaraknya. Dan secara
matematis Hukum Newton tentang suatu Gravitasi tersebut dapat pula dirumuskan
sebagai berikut (Haridan Subbangi, 2015)
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Gerak jatuh bebas adalah sebuah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari
ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal. Galileo menyatakan bahwa untuk gerak
jatuh bebas semua benda akan jatuh dengan percepatan yang sama jika tidak ada
udara dan hambatan lainya. Percepatan konstan untuk gerak jatuh bebas adalah
percepatan akibat gravitasi bumi (g). Berdasarkan teori, peristiwa gerak jatuh
bebas dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, sehingga nilai percepatan benda pada
saat mengalami gerak jatuh bebas adalah mendekati nilai percepatan gravitasi
bumi. Untuk membuktikan teori tersebut maka perlu dilakukan eksperimen gerak
jatuh bebas. Pengukuran parameter gerak jatuh bebas dalam eksperimen selama
ini masih dilakukan secara manual. Beberapa set eksperimen gerak jatuh bebas
yang telah dikembangkan masih terbatas pada pencatatan waktu secara otomatis.
Pencatatan waktu masih menggunakan stopwatch sedangkan ketinggian benda
masih diatur secara manual. Selain itu, pengolahan data untuk mendapatkan nilai
percepatan gravitasi bumi masih dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan
data hasil pengukuran memiliki ketelitian dan ketepatan yang cukup rendah. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengembangan terhadap set eksperimen gerak jatuh
bebas untuk menghasilkan data dengan ketelitian dan ketepatan yang baik.
Berdasarkan latar belakang ini, dalam penelitianini telah dibuat set eksperimen
gerak jatuh bebas berbasis mikrokontroler dengan tampilan PC. Sehingga
pengukuran dapat dilakukan secara otomatis dan data yang dihasilkan lebih teliti
dan akurat. Ketinggian benda dalam penelitian ini diatur menggunakan motor dc.
Motor merupakan sebuah perangkat elektronik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal
menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua
terminal menentukan kecepatan motor.
2.7.2 Momen Inersia
Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi atau dapat juga diartikan sebagai
kelembaman benda yang berotasi atau berputar pada sumbunya semakin jauh
posisi massa benda ke pusat rotasinya semakin besar momen inersia benda
tersebut. Aplikatif keilmuan fisika terdapat pada setiap segi kehidupan, mulai
dari yang dasar hingga tambahan. Salah satu yang sering dijumpai adalah
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
a
a. b c
f.
c.
d
d. e
e. f
Gambar 2.3.1
Peralatan Pesawat Atwood
(a) Alat Peraga Pesawat Atwood, (b) Neraca Analiti,
(c) Stopwatch, (d) Roll Meter, (e) Slinder dan benang, (f) Beban pemberat
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
4. 1 Tabel Pengamatan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Asisten
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Tbc
5. 1 Menentukan ∑
n
Tba
5. 2 Menentukan ∑
n
Tba T 1+T 2+ T 3
Tba =∑ =
n n
Tba1 T 1+T 2+T 3 1,01+0,89+ 0,90 1,8
Tba 1= ∑ = = = =0,6 s
n 3 3 3
Tba2 T 1+T 2+T 3 0,58+0,53+0,56 1,67
Tba 2 =∑ = = = =0,55 s
n 3 3 3
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2( Xbc 1+ Xba 1)
a 1= 2
(Tbc 1 +2.Tbc 1.Tba 1)
2(0,4+0,6)
¿ 2
(1,19) + 2.1,19 . 0,6
2
=
2.8441
= 0,703 m/s
2( Xbc 2+ Xba 2)
a 2=
( Tbc2 +2. Tbc 2.Tba 2 )
2(0,6+ 0,4)
( 1,57 ¿2 +2.1,57 .0,55 )
=
2
=
4. 19199
= 0,477 m/s
(ms+mb )a n
gn=
mb
( 0,157+0,013 ) 0,703
g1=
0,013
0,11951
=
0,013
= 9,193 m/s
(ms+ mb) a2
g2=
mb
( 0,157+ 0,013 ) 0,477
g2=
0,013
0,08109
=
0,013
= 6,237 m/s
5. 4 Teori Ketidakpastian
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
a. Untuk percepatan
Xba2
a=
2 Xbc .Tba2
2
0,6
= 2
2 x 0,4(0,6)
0,36
=
0,288
= 1,25 m/s
∆ a=√ ¿ ¿
Xba2
¿= 2
2 Xbc .Tba
Dimana:
U=xba2 u’=2xba
v=2xbc. Tba2 v’=0
δa u' . v −u . v '
=
δXba v2
2 2
= 2 Xba. 2 xbc . Tb a −xb a .0
¿¿
= 2 . ( 0,6 ) .2 ( 0,4 ) ¿ ¿
0,014
=
0,103
= 0,135 m/s
1
∆ Xba= X skala terkecil
2
1
∆ Xba= x0,0001
2
= 0,0005
¿
Dimana:
U = Xba 2 u’ = 0
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
¿¿¿
=0 ¿ ¿
0 , 082
=
0,053
= 1,547 m/s
1
∆ Xbc= x skala kecil
2
1
∆ Xbc= X 0,0001
2
= 0,0005
∆ a=√ ¿ ¿ ¿ ¿
= √¿ ¿¿
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
0,013
=
6
= 0,002 m/s
∆ a=√ ¿ ¿
√¿ ¿
√ 0,018+0,00000025+1,532+0,00000025+2,393+
¿
0,000000025 ¿
= 1, 985 m/s
∆a
KR = x 100 %
2(∆ a+ a)
1,985
= X 100%
2(1,985+1,25)
= 30,6%
KB =100% -KR
= 100% - 30,6%
= 69, 4 %
b. Untuk Gravitasi
(ms+ mb) a
g =
mb
( 0,157+0,013 ) 1,25
=
0,013
0,212
=
0,013
¿√¿¿
δ g2 ( ms+mb ) a
( ¿=
δ ms mb
Dimana:
U = (ms+mb) a u’ =a
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
V = mb v’ =1
u' . v −u . v '
= 2
v
( ) a . mb−( ms+mb ) a . 1
2
δg
=
δ ms mb
0,196
=
0,013
= 15, 076 m/s
1
∆ ms= x skala kecil
2
1
= x 0,0001
2
= 0,00005
( δδgmb )= ( ms+mbmb ) a
Dimana:
U =(ms +mb) u’=a
V = mb v’= 1
'
δg
( ) = u . v −u . v '
δmb v2
a . mb−( ms+mb ) . 1
=
mb
1,25.0,013−( 0,157+0,013 ) .1
=
(0,013)
= 11, 826 m/s
1
∆ mb= x skalaterkecil
2
1
= x 0,0001
2
= 0,00005
¿
U = ( ms+ mb) a u’= (ms+ mb)
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
V = mb v’= 1
δ g 2 u' . v −u . v '
( ¿=
δ smb v
2
=
√ 0,025
2
= 0,012 m/s
∆ g √¿¿
¿√¿¿
√
¿ 227,285+0,000000025+127,373+0,000000025+77,053+0,000000025 ¿
¿
= 20, 777 m/s
∆g
KR = =X 100%
2(∆ g+ g)
20,777
= X 100
2(20,777+16,307)
= 28,1 %
KB= 100% - 28 %
= 71,9 %
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
6.2. Pembahasan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
penggunaan pesawat Atwood ini Nampak tidak jauh berbeda dari sistem kerja dari
hukum Newton. Dalam pengaplikasian pesawat Atwood ini, dapat terlihat
pengaplikasian dari hukum pertama, kedua dan ketiga dari Newton. Tujuan
dilakukan percobaan ini tidak lain dan tidak bukan praktikan harus mengetahui
besaran fisis dan momen inersia. Praktikan juga harus mengenal hukum Newton
melalui katrol. Praktikan juga harus mengamati gerak dipercepat dan gerak
dengan kecepatan tetap. Praktikan juga harus memeriksa apakah hukum Newton
berlaku baik terhadap sistem katrol. Dan tujuan terakhir adalah praktikan harus
menghitung biaya momen inersia katrol apabila nilai percepatan gravitasi
diketahui.
BAB VII
KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
di gantung di salah satu tali maka semakin cepat pula gerak tali yang akan turun,
dan sebaliknya jika kedua ujung tali tersebut diberi beban yang sama atau sedikit
berbeda maka geraknya tidak akan dipercepat.
7.2. Saran
7.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Kebersihan lab dan alat nya lebih di perhatikan.
7.2.2 Saran Untuk Asisten
Jangan slow respon saat praktikan ingin melakukan asistensi.
7.2.3 Saran Praktikum
Kebersihan lebih di jaga dan ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Saraswati dan Putri, dkk. 2018. Penentuan momen inersia benda silinder pejal
dengan integral dan tracker. Diakses pada tanggal 5, Maret 2018.
Joehan Wahyudi, dkk. 2017. Identifikasi faktor terhadap waktu yang berpengaruh
pada kinematika gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB)
Ariska, Melly (2019). Penyelesaian Dinamika Pesawat Atwood Dengan
Persamaan Eular-Lagrange Sebagai Alternatif Persamaan Newton Pada
Fisika. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 6 (1), 61-68.
Siti Nursetia, (2019). Eksperimen Momen Inersia dalam Pesawat Atwood
Menggunakan Katrol dengan Penambahan massa.
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
PESAWAT ATWOOD