BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang ada
dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat,energi yang kita
pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluardiri kita, seperti
yang ada di lingkungan kita. Dalam jenjang perguruan tinggi,seorang mahasiswa
diharapkan tidak hanya mengukuti perkuliahan semata, namun lebih dari itu juga
dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang dipelajarinya
sehingga nantinya akan menghasilkan yang berkualitas dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bermanfaat bagi masyarakat,
nusa bangsa dan negara tercinta,Hal ini bisa diminimalisir dengan membuat
peralatan laboratorium yang bersifat manual menjadi digita ldalam menyelesaikan
digunakan metode analisis (matematis) maka arah gaya (positif atau negatif)
tegantung pada arah dan kuadran. Dalam jenjang perguruan tinggi ilmu
disiplin ilmu yang eksak dan banyak menerapkan ilmu-ilmu murni yang
diterapkan kepada masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bidang- bidang keteknikan mutlak
untuk dikuasai mahasiswa teknik, tidak hanya dari segiteori juga dari segi
prakteknya. Contoh pengaplikasiannya,yaitu,titik yang telah diperoleh kerangka
dasar horizontal dan vertikal yang akan membentuk sebuah poligon yang dapat
dilihat dengaan garis yang menghubungkan titik tersebut. Apalagi dalam
menghadapi era globalisasi saat ini, akan segera kita masuki lebih menuntut
penguasaan dan penerapannya dalam menghadapi masalah kompleks tanpa
adanya salah satu sarana yang baik untuk menguasai ilmu tersebut. Titik yang
telah diperoleh kerangka dasar horizontal dan vertikal inilah akan membentuk
sebuah poligon yang dapat dilihat dengan adanya garis yang menghubungkan titik
tersebut. Dalam aplikasi ilmu tersebut, tugas yang diberikan kepada mahasiswa
tidak akan dikuasai sempurna tanpa adanya praktek yang merupakan salah satu
sarana yang baik untuk menguasai ilmu sekaligus mempraktekannya. Apa lagi
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
dalam mengahadapi era globalisasi saat ini, akan segera masuki. ( Ajwad, M ,
2020 ).
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu
benda. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga
mempunyai arti yang tidak sama, namun keduanya saling berhubungan. Gaya
tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Tarikan dan dorongan
yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang
lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan.
Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya
dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat memengaruhi pergerakan dan bentuk
benda. Gerak adalah perpindahan posisi atau kedudukan pada suatu benda, bentuk
benda juga merupakan gambaran wujud suatu benda yang memengaruhi
perpindahannya.
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah.
Pengertian Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda.
Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin
besar pula tenaga yang diperlukan. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang
harus kita keluarkan untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya.
Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F singkatan dari Force Secara singkat
gaya merupakan besaran vektor yang dapat menyebabkan suatu benda bisa
bergerak. Poligon adalah gabungan ruas garis dari bagian yang bertemu
hanya di titik akhir sehingga (1) sebesar dua ruas garis bertemu di satu titik, dan
(2) Tiap ruas garis bertemu tepat dua ruas garis lainnya, poligon dinamai dengan
memakai jumlah dari sisinya. Contoh segitiga-3 sisi, segiempat-4 sisi, segilima-5
sisi, segienam-6 sisi, segitujuh-7 sisi, segidelapan-8 sisi. Sebuah poligon dengan
sisi n dapat disebut segi-n. Diagonal dari poligon adalah ruas garis yang
menghubungkan antara dua titik puncak dari segi banyak tersebut, titik akhir dari
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
ruas garis AC adalah titik puncak dari poligon ABCD. Ruas garis AC adalah satu
diagonal dari poligon. Sebuah poligon adalah cembung jika semua diagonal dari
poligon terletak di dalam poligon itu sendiri, setiap diagonal dari poligon ini
seperti ruas garis PR
adalah terletak di dalam polygon. PQRST adalah poligon cembung, paling tidak
terdapat satu diagonal dari poligon ini yang tidak terdapat dalam poligon. GHIJK
bukan merupakan poligon cembung. Segitiga dengan sisi yang kongruen memiliki
nama khusus. Segitiga sama sisi adalah segitiga dengan semua sisi yang kongruen
sama mulai dari sisi yang satu ke sisi lainnya.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi
dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah
besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Pengertian Gaya adalah dorongan
atau tarikan yang diberikan pada suatu benda.Gaya ada yang kuat dan ada pula
yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang
diperlukan. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan
untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya
disimbolkan dengan huruf F singkatan dari Force Secara singkat gaya merupakan
besaran vector.
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi menjadi
dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah
besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan,
kecepatan, percepatan gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang
mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu
dan volume. Besaran vektor dinotasikan sama dengan huruf di atasnya ada anak
panah atau huruf dicetak tebal. Untuk menghitung resultan dari vektor, dapat
menggunakan metode jajar genjang poligon dan analitik .(Mudrik Alaydrus,
2014).
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah. Besar
kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan untuk suatu kegiatan,
tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F
singkatan dari Force. Satuan gaya dalam Satuan Internasional (SI) adalah Newton
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
(N) yang merupakan penghormatan bagi seorang ilmuwan Fisika Inggris bernama
Sir Isaac Newton. Jenis-jenis gaya dapat muncul karena adanya kerja otot,
gravitasi bumi, kelistrikan, atau kemagnetan. Sebuah gaya selalu dikerjakan oleh
satu benda kepada benda lain. Gaya adalah sebuah interaksi yang bila bekerja
sendiri akan menyebabkan suatu perubahan keadaan gerak benda. Gaya dapat
mempengaruhi perubahan gerak, posisi atau perubahan bentuk benda. ( Mudrik
Alaydrus, 2014).
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang menyebabkan suatu benda bisa
bergerak. Gaya (F) yang diperlukan untuk memindahkan objek massa (m) dengan
percepatan (a). Pengukuran gaya dapat dilakukan dengan alat yang dfisebut
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
dinamometer atau neraca pegas. Untuk melakukan sebuah gaya diperlukan usaha
atau tenaga yang harus dikeluarkan. Contoh dari gaya adalah ketika seseorang
ingin memindahkan meja dan sebagai terget hendaklah ia mendorongnya
ketempat tujuan Dari pengertian diatas,gaya dirumuskan dengan tiga
rumusan dasar yang menjelaskan kaitan gaya dengan gerak benda. Tiga rumusan
dasar ini adalah Hukum Newton 1, 2, dan 3 yang menemukan adanya pengaruh
gaya pada ∑F
suatu
= 0benda yang bergerak. Hukum gerak Newton menjadi dasar
hukum dasar dinamika dengan merumuskan pengaruh gaya terhadap perubahan
gerak benda. Rumusan ini dikenal dengan Hukum Newton 1,2, dan 3 diantaranya
sebagai berikut:
2.2.1 Hukum newton I
Jika resultan yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda semula
diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap
bergerak lurus beraturan (Martin kangiman,2014).
.....……..……………………………………………….. (1.2.1)
Keterangan:
∑F =resultan gaya (Kg m/s2)
2.2.2 Hukum Newton II
Percepatan (perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding
terbalik dengan massa benda (Martin Kangiman, 2014).
∑F = m.a …………….......….............……………........……….(1.2.2)
Keterangan :
∑F = resultan gaya (Kg m/s2), m = Massa Benda (Kg), a = Percepatan
(m/s2)
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Keterangan :
Faksi = Arah yang bekerja, Freaksi = Arah yang berlawanan arah, (-) = Gaya
yang berlawanan
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
terjadi karena adanya sifat keelastisan suatu benda. Gaya pegas termasuk
kedalam kelompok gaya sentuh. Gaya pegas timbul karena gaya pegas dapat
memindai dan merenggang sehingga bentuknya dapat kembali seperti semula
(elastis) setelah terjadi gaya tersebut. Contohnya seperti gaya pegas yang bisa kita
lihat pada anak panah yang telah dilepaskan saat melakukan aksi tersebut. Dan
juga digunakan dalam perangkat.Dan contoh gaya pegas juga ada pada pintu
pembuka dan penutup.
c. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena terjadinya persentuhan
langsung antara dua permukaan benda. Gaya gesek merupakan gaya yang
m e m p u n y a i arah selalu berlawanan dengan arah gerak benda atau arah gaya
luar. Gaya gesek termasuk ke dalam kelompok gaya sentuh. Contohnya adalah
apabila batu yang sama dengan jumlah gaya luar yang sama di gerakan pada 2
permukaan satu di lantai keramik (halus) maka pergerakan batu yang ada di lantai
keramik akan lebih cepat dan mudah dibandingkan pergerakan batu pada lantai
semen. Gaya gesek terbagi dari beberapa jenis antara lain :
1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis yaitu gaya gesek yang terjadi ketika benda diam. Gaya
gesek statis terjadi apabila gaya luar yang diberikan kepada benda nilainya sama
dengan gaya gesekan yang terjadi sehingga benda tersebut akan diam tidak
bergerak karena resultan (penjumlahan) gaya yang terjadi padanya sama dengan
nol. Contohnya, ketika ada sebuah benda diletakkan pada bidang miring dan
benda tersebut kita tahan dengan tangan, maka beda itu tidak akan bergerak (tetap
diam) karena resultan gaya dari tangan kita sa dengan resutan gaya gesek yang
terjadi, namun apabila kita melepaskannya, maka benda tersebut akan kembali
bergerak.
2. Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis yaitu gaya gesek yang terjadi ketika benda dalam
keadaan bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien
kinetis umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umunya selalu lebih kecil dari
gaya gesek statis untuk material yang sama. Contohnya adalah gaya gesek antara
permukaan mobil dengan aspal ketika mobil bergerak, gaya gesek yang terjadi
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2.4 Vektor
Vektor pada bidang datar mempunyai komponen yaitu pada sumbu x dan y.
Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya
mempunyai satu komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja pada
suatu menyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua yaitu besaran vektor dan besaran
skalar. Besaran yang hanya memiliki nilai disebut besaran skalar contoh besaran
massa, panjang, waktu masing-masing memiliki nilai saja yaitu misal 5 Kg, 6 m,
dan 7 menit. Sedangkan besaran yang memiliki yang memiliki nilai dan arah
disebut besaran vektor contoh besaran kecepatan, gaya masing-masing 5 m/detik
ke utara, 6 newton ke timur. Besaran dinotasikan dengan huruf diatasnya ada anak
panah atau huruf dicetak tebal sedangakan huruf tampa cetak tebal adalah nilai
(besar) vektor. Lambang besaran vektor yaitu anak panah dimana panjang ruas
garis menunjukkan nilai vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor Dalam
hal ini bisa ditentukan resultan vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu titik
dan dimana titik interaksinya sebagai titik O katresian dalam titik ini (Nidiannisa,
2014)
Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara grafis (menggunakan gambar)
dan secara analitis (menggunakan perhitungan). Dalam penggunaan vektor, dua
buah atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau dibagi. Kegiatan ini
disebut operasi vektor. Menjumlahkan dan mengurangkan vektor dapat ditempuh
dengan 2 (dua) cara metode grafis seperti metode poligon, jajar genjang dan segiti
ga. Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya bekerja
pada benda yang sama, percepatan benda adalah sama seperti jika benda dikenai
gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri.
Penjumlahan vektor dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Penjumlahan vektor dengan metode jajar genjang
Metode jajar genjang adalah cara penjumlahan vektor dengan
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
menghubungkan pangkal vektor yang satu pangkal ke pangkal yang lainnya. Lalu
menarik sebuah garis lurus dari pangkal kedua vektor menuju perpotongan
proyeksi masing-masing vektor.Metode yang digunakan adalah dengan mencari
diagonal jajargenjang yangterbentuk dari dua vektor dan tidak ada pemindahan
titik tangkap vektor untuk vektor segaris, penjumlahannya adalah R= A + B + C +
n dan seterusnya.
2. Penjumlahan vektor dengan metode segitiga
Metode segtiga merupakan metode penjumlahan vektor yang menempatkan
pangkal vektor kedua pada ujung vektor pertama. Hasil yang ada pada metode
penjumlahan vektor ini dilakukan pemindahan titik tangkai pada vektor satu ke
ujung yang lain titik pangkal vektor yang pertama dengan titik ujung vektor
kedua.
2.5 Poligon
Poligon telah dikenal sejak lama, Poligon reguler diketahui orang sejak
zaman Yunani kuno, dan pentagram, poligon beraturan yang tidak cembung
contoh poligon bintang, muncul pada vas bunga Aristophonus, Caere, tertanggal
abad-ke 7 Sebelum Masehi. Poligon adalah serangkaian titik-titik yang
dihubungkan dengan garis lurus sehingga titik-titik tersebut membentuk sebuah
rangkaian (jaringan) titik-titik atau poligon. penamaan poligon disesuaikan
dengan jumlah tepi, bergabung satu dengan awalan angka dalam bahasa yunani
sendiri ditambahkan dengan akhiran-gon. Pada pekerjaan pembuatan peta, yaitu
merupakan jaringan titik-titik yang telah tertentu letaknya ditanah yang sudah
ditandai dengan patok. Kedudukan benda pada pekerjaan pemetaan biasanya
dinyatakan dengan sistem koordinat kartesius tegak lurus (X,Y) dibidang datar
(peta), dengan sumbu X menyatakan arah timur-barat dan sumbu Y menyatakan
arah utara-selatan. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi
horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama
lain dengan pengukuran sudut dari jarak sehingga membentuk rangkaian titik atau
poligon. Contohnya perpindahan, kecepatan, percepatan gaya. Untuk menghitung
resultan dari vektor, dapat menggunakan metode jajar genjang poligon dan
analitik Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah. Adapun
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi,Poligon berguna untuk sebuah
bentuk 3D, yang sebagai contoh kubus tersebut terdiri dari enam sistem
berbentuk persegi,persegi adalah penggbungan antara 4 garis yang membentuk
sebuah bagun dan titik sudut sehingga bisa dikatakan sebagai persegi. Metode
poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik. Tujuannya
untuk koordinat
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
efek pada total kelengkungan dan torsi total. Sementara beberapa hasil kami
sesuai dengan apa yang telah diamati dalam studi tentang poligon acak bebas,
beberapa hasil yang mengejutkan muncul dari penelitian kami, menunjukkan
beberapasifat yang unik.
Sebagai contoh, di bawah kurungan ketat, poligon dengan tipe simpul
sederhana (seperti simpul tidak) memiliki kelengkungan total yang lebih tinggi
dibandingkan dengan poligon dengan jenis simpul yang lebih rumit, yang
menunjukkan bahwa konfigurasi harus 'mengatur sendiri' dalam beberapa mode.
Fakta kontra intuitif bahwa knot kurang bengkok dari pada knot dalam kondisi
tertentu juga telah diamati, di mana penulis mempelajari ketergantungan
probabilitas knotting dari cincin semiflexible bebas pada kekakuan lentur. Juga,
fenomena yang diamati untuk total puntir sangat berbeda dibandingkan dengan
kelengkungan total, ini jauh lebih sulit untuk dijelaskan. (Marthen
Kanginan.2007)
2.5.7 Hubungan Poligon dengan Magnettostatik
Magnetostatik adalah salah satu isi penting dari program Fisika sarjana
sarjana Ini sering digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena medan
magnet yang dapat dihasilkan oleh arus listrik yang stabil. Sebagai contohnya,
medan magnet pada sumbu simetri dari cincin bermuatan yang berputar dapat
dihitung dengan mudah oleh hukum Biot-Savart. Perhitungan ini sangat mudah
dilakukan dan dapat dengan mudah dipahami oleh mahasiswa yang tekah sarjana
karena cincin bermuatan berputar dapat dianggap sebagai arus sirkuler .
Namun, medan magnet pada sumbu simetri dari poligon berotasi berputar
jarang diselidiki secara sistematis. Perhitungan matematis ini yang tidak nyaman
dan panjang dalam situasi ini membuat mahasiswa yang telah sarjana menyusun
kembali. Misalkan poligon beraturan membawa muatan listrik yang seragam pada
tepinya. Nomor tepi yang bermuatan dan mengelilingi poligon masing-masing n,
q dan L. Ketika poligon berotasi sepanjang sumbu simetri dengan kecepatan sudut
ω, terdapat lingkaran bertulis dan lingkaran yang dibatasi. Di antara semua jari-
jari lingkaran yang ditulis dan dibatasi, poligon berotasi berputar dan setara
dengan serangkaian cincin pembawa arus dengan jari-jari yang berbeda.
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Poligon gaya adalah bentuk dasar yang terdiri dari garis lurus yang
bergabung untuk membentuk sirkuit atau rantai tertutup. Poligon gaya berasal dari
kata poligon yang berarti poli (banyak) dan gon (titik), yang kita maksud disini
adalah poligon gaya ini yang digunakan sebagai kerangka dasar dari pemetaan
yang banyak memiliki titik-titk dimana titik ini mempunyai sebuah koordinator x
dan y.
Poligon juga dapat di sebut pengukuran segi banyak yang merupakan salah
satu titik di lapangan. Jadi dapat di simpulkan bahwa poligon adalah suatu
rangkaian garis lurus koordinat suatu dengan lainya menjadi bentuk tertentu segi
banyak berurutan atau segi banyak tidak beraturan dengan tidak persegi. Apabila
sejumlah gaya dikerjakan bersamaan pada sebuah titik akibatnya dapat
menimbulkan gaya tunggal yang menpunyai besar dan aarah gaya yang tepat. Apa
bila yang sendiri-sendiri itu di ketahui maka kita dapat mencari gaya tunggal ini,
yang di sebut resultan (2).
Poligon digunakan apabila titik-titik akan dicari koordinatornya terletak
sehingga terbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dari penetaan karangka
dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat yang kourtesian
(x.y) titik pengukuran di dalam pengukuran poligon gaya itu sendiri mengandung
arti dari salah satu metode dalam persatuan untuk penentuan titik yang lain. Untuk
daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara
memperlihatkan pilihan yang paling sering di gunakan dalam poligon gaya,
karena cara tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan dengan keadaan daerah
atau lapangan penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini dapat
membuktikan.
Jika dalam menyelesaikan terdapat lebih dari dua gaya yang bekerja di
suatu titik dimana untuk menyelesaikan komponen gaya tersebut digunakan
metode poligon digunakan apabila titik yang akan dicari koordinatnya terletak
memanjang sehingga terbentuk segi banyak poligon. Pengukuran dan pemetaan
poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar
horizontal ffyang berrtujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (x,y) titik
pengukuran di mulai dengan menggunakan resultan itu lalu resultan berikutnya
di gunakan dengan gaya yang kesekian dan selanjutnya. Komposisi dari
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
R = F1 + F2 + F3 + ........+ Fn = ∑ F .............................................(1.2.4)
Keterangan :
R = Resultan gaya, F1= Besar gaya pertama, F2= Besar gaya kedua
F3 = Besar gaya ketiga,Fn= Besar gaya kesekian.
Gaya adalah interaksi apapun yang terjadi pada suatu benda Jika kita amati
sebuah benda yang jatuh bebas ke bawah akan nampak bahwa di samping
ukurannya sendiri sebesar W (kg), maka benda tadi juga mempunyai ciri lain
yaitu arahnya kebawah. Suatu besaran dengan ukuran besar serta arah bekerjanya
disebut “gaya” atau dengan kata lain bahwa Gaya adalah besaran Vektoris yaitu
suatu besaran yang lengkap dengan arah (Sukanto,2004).
2.7.1 Gaya Berat
Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat
suatu benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut.
Gaya berat disebabkan oleh gravitasi yang berkaitan dengan massa benda akan
tetap dimanapun ia berada,namun berat suatu benda akan berubah-ubah sesuai
dengan besarnya percepatan gravitasi ditempat tersebut. Seperti telah disebutkan
diatas bahwa gaya ini terjadi oleh sebab berat benda dan arahnya selalu tegak
lurus bumi.Di pihak lain koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan gerak, makin
cepat maka koefisien geseknya semakin kecil.
2.7.2Besaran Vektor
Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Contohnya
kecepatan,percepatan,gravitasi,dan gaya. Vektor suatu besaran yang memiliki
magnitudo (besaran skalar) dan arah sekaligus. Besaran vektor dalam besaran
fisis, yang dapat diartikan sebagai memiliki besar yang sebanding dengan
vektor, memiliki arah pula, misalnya vektor perpindahan (vector displacement).
Dalam fisika selain besaran pokok dan besaran turunan, dikenal juga
besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor adalah besaran fisika yang
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
mempunyai nilai dan arah sedangkan besaran skalar adalah besaran fisika yang
hanya mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai arah. Beberapa besaran vektor
antara lain perpindahan, kecepatan, gaya, tekanan, medan magnet, dan
momentum. Besaran-besaran tersebut selalu dapat dikaitkan dengan arah kemana
vektor itu bekerja. Besaran fisika seperti kelajuan, massa, jarak, waktu, luas,
volume, dan massa jenis, termasuk besaran skalar karena besaran-besaran tersebut
hanya mempunyai nilai saja. Jika dikatakan ada sebuah meja yang panjangnya 2
meter, maka pernyataan tersebut sudah cukup jelas karena kita tidak memerlukan
arah untuk menentukan besaran panjang. Besaran seperti itu dinamakan besaran.
Besaran fisis seperti gaya dan kecepatan selalu mempunyai nilai dan arah.
Komponen Vektor ini adalah nilai vektor yang sering disebut dalam arah
tertentu. Sebagai contoh, komponen x pada suatu perpindahan adalah perpindahan
sejajar sumbu x sesuai vektor perpindahan tersebut . Suatu vektor dapat di
pandang sebagai resultan vektor-vektor komponennya dengan arah-arah tertentu.
Metode ini sering merangkai setiap vektor yang sedemikian rupa sehingga ujung
vektor jika bertemu dengan pangkal vektor lain. Resultan gaya yang ada pada
vektor ini dapat diperoleh dengan menarik arah vektor baru yang pangkalnya bisa
disebut berat.Untuk vektor berada dalam dua dimensi ada sudut ∅ yang dibentuk
vektor resultan Vektor satuan i, j, dan k masing masing ditetapkan terhadap
sumbu sumbu x,y dan z. Kesimpulannya vektor R dapat dituliskan sebagai R =
Rxi + Ryj + Rzk.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Alat
a b c d
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Pertama pasanglah alat sesuai petunjuk pada asisten, berikan beban pada
masing-masing katrol, dengan besar sama atau berbeda sesuai petunjuk asisten,
catat besarnya beban masing-masing katrol, tarik simpul tali (titik 0) ke pusat
keseimbangan (perpotongan diagonal pada bidang/papan grafik), kemudian
lepaskan, ukur kemiringan masing–masing tali (sesuai gambar) dengan
menggunakan busur derajat catat hasilnya, ubah besarnya beban beberapa kali
sesuai petunjuk asisten, ulangi prosedur beberapa kali, catat pula hasil.
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
No ϴM 1 ϴM 2 ϴM 3 ϴM 4 Keterangan
1 30 27 33 35 m1 = 70 g
2 30 27 34 34 m2 = 60 g
3 28 29 30 34
4 30 28 31 35 m3 = 50 g
5 32 26 34 34 m 4 = 50 g
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
5 36 33 26 29 m 4 = 90 g
Asisten
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 30
27+27+29+ 28+26
θ M2=
5
= 27,4
33+34+30+ 31+34
θ M3 =
5
= 32,4
35+34+34 +35+34
θ M4=
5
= 34,4
b. Gaya pada sumbu x
Fxθ = m.g.cos θ mn
Fxθ 1 = (0,07).(9,81 m/s2).(cos 30)
= 20,601 N
Fxθ 2 = (0,06).(9,81 m/s2).(cos 27,4)
= 14,361 N
Fxθ 3 = (0,05).(9,81m/s2).(cos 32,4)
= 15,892 N
Fxθ 4 = (0,05).(9,81m/s2).(cos 34,4)
= 16,873 N
c. Gaya pada sumbu y
Fyθ = m.g.sin θ mn
Fy θ 1 = (0,07).( 9,81m/s2).(sin 30)
= 20,601 N
Fy θ 2 = (0,06).( 9,81m/s2).(sin 27,4)
= 14,361 N
Fy θ 3 = (0,05).( 9,81m/s2).(sin 36,4)
= 15,892 N
Fy θ 4 = (0,07).( 9,81m/s2).(sin 34,4)
= 16,873 N
d. Resultan gaya pada sumbu X
Rx = Fx1 + (-Fx2) + (-Fx3) + Fx4
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 7,221 N
= 7,221 N
= √(7,221)2+(2,197)2
= 7,54
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
5. 2 Teori Ketidakpastian
Fx = F. cos θ
= 20,601 N . Cos 30
= 618,03
Fx = m.g.cos θ
= 0,07.9,81m/s2.cos 30
= 20,601
√( )
2
∆ Fx = δFx
+¿ ¿
δf
δFx
= f. cos θ
δf
Dimana:
u =f u1 =1
v = cos θ v1 =0
δFx
= u.v1 + u1.v
δf
= f. 0 + 1.cos θ
= 1 + cos 30
= 31
∆ F = m.g
= 0,05.9,81 m/s2
= 0,490
δF
= m.g
δm
Dimana :
u =m u1 =1
v =g v1 =0
δF
= u.v1 + u1.v
δm
= 0,07 + 1.9,81
= 1 . 9,81
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 9,81
1
∆F = × skala terkecil
2
1
= × 0,001
2
= 0,0005
δFx
= f. cos θ
δ cosθ
Dimana:
u =f u1 =1
v = cos θ v1 =0
δFx
= u.v1 + u1.v
δ cosθ
= 20,601.0 + 1. Cos 30
= 1 . 50,601
= 50,601
=
√( δf 2
δm )׿¿
= (9,81)2 × (0,0009)2
= 0,008
∆ cos θ =
√ ( cos θ−cos 1 )+ ( cos θ−cos 2 ) + ( cos θ−cos 3 ) + ( cos θ−cos 4 )
n(n−1)
=
√ ( cos 30−cos 30 )+ ( cos 27−cos 27,4 )+ ( cos 23−cos 32,4 ) + ( cos 35−cos 34,4 )
20(20−1)
3,033
=
380
= 0,007
∆ Fx =
√( δFx 2
δf )
׿ ¿
2
= √(31)2 × ¿ ¿2
= √ 961 ×0,240 ×2560 X 0,000049
= √ 15,190
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
∆ FK
KR = × 100 %
2(∆ FK + FK )
15,190
= × 100 %
2(15,190+20,601)
15,190
= × 100 %
71,582
= 0,212 %
KB = 100 % - KR
= 100 % - 0,212 %
= 99,788 %
.
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
DAFTAR PUSTAKA
POLIGON GAYA