Anda di halaman 1dari 40

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era industri seperti sekarang, pegas merupakan suatu konstruksi yang
sudah lama sekali digunakan dalam kehidupan manusia. Pegas mempunyai peran
yang sangat penting untuk meredam getaran, oleh karena itu penggunaan pegas
sangatlah beragam. Namun untuk menentukan pegas yang cocok digunakan pada
suatu produk, mula-mula ditentukan dahulu besaran gaya yang akan bekerja pada
pegas tersebut. Lalu karena pegas memiliki batas elastis. Apabila terdapat gaya
yang menyebabkan pegas tersebut tertarik melampaui batas elastisitasnya, maka
akan menyebabkan fungsi pegas tidak optimal lagi.
Karena itu setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda
tergantung gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada pegas
tersebut. Maka penting bagi kita untuk mengetahui nilai tetapan dari suatu pegas
yang menggambarkan kekakuan dari suatu pegas. Sifat elastis atau elastisitas
adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah
gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan (dibebaskan). Berdasarkan
sifat elastis ini, benda-benda kertas dan tanah liat disebut sebagai benda yang
tidak elastis. dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu benda elastis dan
benda plastis (tak elastis). Benda-benda seperti busa spons, karet gelang, dan
pegas baja disebut sebagai benda yang elastis.
Sedang benda-benda seperti kertas dan tanah liat disebut sebagai benda
yang tidak elastis atau plastis. Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang
dibutuhkan atau yang harus diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar
satu satuan panjang. Satuan SI untuk konstanta pegas adalah N/m atau 𝑘𝑔.𝑚/𝑠2.
Sebuah gaya pemulih yang ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh
Hukum Hooke. Saat menentukan koefisien elastisitas, pegas dibebani dengan
beban. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan proporsionalitas antara ekstensi
pegas dan bobot. Koefisien proporsionalitas adalah koefisien elastisitas pegas.
Oleh karena itu diperlukan suatu eksperimen untuk membuktikan faktor apa saja
yang mempengaruhi nilai konstanta pegas.
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )


1. Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmoni pada pegas.
1.2.1 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Mahasiswa dapat memahami arti waktu/priode getaran dan frekuensi
getaran (osilasi).
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

Getaran merupakan fenomena fisika yang banyak terjadi di dalam


kehidupan. Terjadinya getaran disebabkan karena adanya usikan atau gangguan
yang diberikan kepada benda sehingga benda dapat bergetar. Setiap gerak yang
berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Jika suatu
partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama,
maka geraknya disebut gerak osilasi atau getaran. Gerak harmonik sederhana
adalah suatu getaran dengan resultan gaya yang bekerja selalu mengarah ke titik
setimbang dengan besarnya resultan gaya adalah berbanding lurus dengan
besarnya simpangan. Sehingga semakin besar resultan gaya maka semakin besar
juga simpangannya. Contoh getaran harmonik diantaranya adalah gerak pada
pegas.
Pegas merupakan gulungan lingkaran kawat yang digulung sedemikian
rupa agar memiliki kelenturan. Didalam sebuah pegas terdapat gaya pemulih,
yaitu gaya yang berlawanan dengan perpindahan sistem sehingga mendorong atau
menarik sistem kembali pada posisi kesetimbangan. Sebuah gaya pemulih yang
ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh hukum Hooke.
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Ukuran elastisitas
sebuah pegas berbeda-beda sesuai dengan ukuran kekuatan pegas tersebut.
Ukuran kekuatan sebuah pegas disebut modulus elastis yang dikenal sebagai
konstanta pegas (k).
Konstanta pegas merupakan karakteristik dari suatu pegas. Besarnya
konstanta pegas dipengaruhi oleh besarnya gaya pemulih. Dan gaya tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang
diberikan pada pegas dan oleh faktor tetapan pegas itu sendiri.
Faktor nilai tetapan pegas itu juga mempengaruhi periode yang dialami
oleh pegas tersebut sehingga juga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

tersebut. Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu cara statis dan cara dinamis.
Cara statis merupakan cara yang digunakan untuk menetukan nilai
konstanta pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas ketika diberi
beban (W). Dengan cara statis maka akan dapat dilihat pengaruh pertambahan
massa terhadap perubahan panjang pegas. Sedangkan cara dinamis adalah cara
yang digunakan apabila pegas yang diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka
pegas akan mengalami getaran dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat
dilihat hubungan massa terhadap periode getaran suatu pegas. Karena elastisitas
pegas ditentukan oleh besarnya konstanta pegas maka penulis mengambil judul
penentuan konstanta pegas secara statis dan dinamis.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini untuk mengetahui
nilai konstanta pegas dengan menggunakan cara statis dan dinamis. Agar
penulisan ini mencapai tujuan pembahasan yang diharpkan, penulis perlu
membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan konstanta
pegas dengan cara statis dan dinamis. Apabila suatu pegas dengan tetapan pegas k
diberi beban W, maka ujung pegas akan bergeser sepanjang x sesuai dengan
persamaan m g = k x. Untuk menentukan tetapan pegas (k) dengan cara statis
maka digunakan rumus gabungan antara hukum Hooke dan Hukum II Newton
yaitu :

F=-kx ………………………………………………….………………………(4.2.1)

Keterangan :
F = Gaya yang bekerja pada pegas (N), k = Konstanta pegas (N/m), x =
Pertambahan panjang pegas (m).
Hukum hooke dan elastisitas adalah dua istila yang salin berkaitan. Untuk
memahami arti kata elastisitas, banyak orang menganalogikan istilah tersebut
dengan benda – benda yang terbuat dari karet, walaupun pada dasarnya tidak
semua benda dengan bahan dasar karetbersifat elastik. Kita ambil dua contoh
karet gelang dan permen karet. Bila karet gelang tersebut ditarik, maka
panjangnya akan terus bertambah sampai batas tertentu. Kemudian, jika tarikan
dilepaskan panjang karet gelang akan kembali seperti semula. Berbeda halnya
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

dengan permen karet, bila ditarik panjangnya akan terus bertambah sampai batas
tertentu tetapi jika tarikan dilepas panjang permen karet tidak akan kembali seperti
semula. Hal ini bisa terjadi karena karet gelang sifatnya elastis sedangkan permen
karet bersifat plastik. Jadi bisa disimpulkan bahwa elastisitas yaitu kemampuan
suatu benda kembali ke bentuk awal (FN Hidayati, 2016).
Konstanta pegas merupakan suatu pegas. Jika sebuah pegas yang diberikan
beban menjadi salah satu karakteristik suatu pegas. Setiap gerak yang terjadi
secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak priodik. Karena
gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harminik. Jika
sebuah pegas yang diberikan beban M digabung secara vertikal maka akan
berlaku hubungan sebagai berikut :

m.g = k.x ………………………………...……………………(4.2.2)

Keterangan:
m = Massa (kg), g= Percepatan gravitasi (m/s2), k=Konstanta gaya pegas
(N/m), x= Pertambahan panjang pegas (m).
Yang artinya bahwa gaya pegas F = -k . x di imbangi oleh gaya gravitasi
(g) sehingga beban m tetap dalam keadaan setimpang pada simpangan pegas X.
Jika g.m dan x dapat diketahui atau diukur maka konstanta pegas dapat dihitung.
Cara seperti ini disebut cara statis.
Jika m tergantung pada pegas dalam keadaan setimpang, lalu kita
sampaikan misalnya dengan menarik M kebawah. Dan kita lepaskan kembali
maka pada saat dilepaskan ada gaya pegas yang bekerja pada suatu benda
kemudian benda bergerak mula-mula kearah titik setimbang dan selanjutnya
benda akan bergerak harmonik.
Gerak harmoni sederhana adalah gerak bolak balik benda melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Setimbangnya yang diungkapkan dalam persamaan berikut.

m.a= -k.x ……………………………………………………(4.2.3)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Keterangan :
m = Massa (kg), a = Percepatan benda (m/s), k = Konstanta gaya pegas
(N/m), x = Pertambahan panjang pegas (m).
Gerak harmonik yang dilakukan massa M mempunyai perode T yaitu:

t = 2π
m

…………………………………..………………………………….(4.2.4)
k

Keterangan :
t = Waktu (s), m = Massa (kg) ,k = Konstanta gaya pegas (N/m).
Jadi periode gerak ditentukan oleh massa (m) dan konstanta gaya pegas
(k). Periode tidak tergantung pada amplistik, kemudian untuk harga-harga tertentu
m dan k. Satu waktu lengkap adalah tidak peduli apakah implitik besar atau kecil.
Jadi suatu gerak yang mempunyai sifat ini dinamakan isolaton (waktu sama).
Frekuensi F atau banyak osilasi lengkap perwat satuan adalah kebalikan dari T
yaitu.

1 1
F=1 =
1 2π √ k
m
………………………………………………..(4.2.5)

Keterangan :
F = Gaya yang bekerja pada pegas (N), k = Konstanta gaya pegas (N/m),
m = Massa (kg).
Satuan dasar untuk F adalah “siklus perdetik atau hanya detik”. Dalam
satuan SI satu siklus perdetik diberi nama satu Hertz (satu Hz) sebahai
penghargaan kepada Hendrik Hertz salah serang dalam penelitian gelombang
listrik magnet frekuesi sudut W dapat dinyakatakan dalam radian perdetik sebagai
berikut :

W=2 π .f=
√ k
m
………………………………………………

(4.2.6)

Keterangan :
W= Usaha (J), F= Frekuensi (Hz).
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.2 Pengertian Gaya

Gaya adalah suatu kekuatan (tarikan atau dorongan) yang mengakibatkan


benda yang mengenainya dan akan mengalami perubahan posisi/ kedudukan
(bergerak atau berubah bentuk) gaya dapat di artikan sebagai suatu tarikan atau
dorongan yang di gerakkan oleh sebuah benda lain. Misalnya pada kegiatan tarik
tambang di sebuah tabung yang membuat pelakunya berpindah pada tempatnya.
Gaya merupakan suatu kekuatan (tarikan atau dorongon) yang berakibat kepada
benda tersebut, dengan seperti ini benda itu mengalami perubahan posisi
(bergerak). Gaya juga bisa diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang ditujukan
kepada sebuah benda dari benda lain. Contohnya pada suatu kegiatan atau
permainan tarik tambang yang mampu membuat pelakunya untuk berpindah
tempat. Gaya yang berupa suatu tarikan atau dorongan memiliki arah gaya.
Tarikan mempunyai arah yang mendekati hewan, orang, atau benda yang
menariknya. Sedangkan dorongan memiliki arah yang menjauhi orang, hewan,
atau benda yangmendorongnya. Selain memiliki arah gaya, gaya juga mempunyai
nilai, maka gaya merupakan besaran vektor (Gartiwa, 2020).

Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,


berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah. Besar
kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan untuk suatu kegiatan,
tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F
singkatan dari Force. Satuan gaya dalam Satuan Internasional (SI) adalah Newton
(N) yang merupakan penghormatan bagi seorang ilmuwan Fisika Inggris bernama
Sir Isaac Newton (1642-1727).

Jadi dapat kita simpulkan bahwa gaya mempunyai 3 sifat, yaitu:

1. Gaya dapat mengubah bentuk benda.

2. Gaya dapat mengubah arah gerak benda

3. Gaya dapat menyebabkan benda bergerak atau berpindah tempat.

Jenis-jenis gaya dapat muncul karena adanya kerja otot, gravitasi bumi,
kelistrikan, atau kemagnetan. Sebuah gaya selalu dikerjakan oleh satu benda
kepada benda lain. Gaya yang terjadi pada dua buah benda yang bersentuhan
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

secara langsung disebut gaya sentuh atau gaya kontak.

Terdapat juga gaya yang bekerja pada benda dengan tidak bersentuhan
secara langsung. Gaya semacam ini disebut gaya kerja dengan jarak antara atau
gaya aksi jarak jauh. Satu contoh dari gaya jenis ini adalah gaya tarik bumi atau
gaya gravitasi bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, gaya ini disebut gaya berat
benda atau disebut juga berat benda. Berat menyebabkan setiap benda dapat jatuh
ke bumi. Contoh lainnya adalah gaya listrik dan gaya magnet.
2.3 Pengertian Pegas

Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam. Pegas
sendiri mempunyai sifat elastis. Maksudnya ia bisa mempertahankan bentuknya
dan kembali ke bentuk semula setelah diberi gaya. Gaya pegas dapat didefinisikan
sebagai gaya atau kekuatan lenting suatu pegas untuk kembali ke posisi atau
bentuk semula. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau
elastsitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya
diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah.
Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah
pertambahan panjang. Perlu diketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki
batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat
besar, melawati batas elastisitasnya.

Pegas merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam industri


seperti pada otomotif, transportasi dan industri lainnya. Pegas digunakan untuk
sistem suspensi, peralatan, perabot dan sebagainya. Sekarang ini dunia otomotif
berkembang pesat. Berdasarkan Studi Ipsos Busines Consulting yang dirilis tahun
2016 lalu, menunjukan pasar otomotif nasional masih tergolong aktraktif.
Masyarkat Indonesia mempunyai karakteristik menjadikan kendaraan dengan
segmen mobil penumpang dan low cost green car (LCGC) sebagai kendaraan
favorit. Pertumbuhan pasar otomotif nasional hingga 2020 mendatang diprediksi
mencapai angka 6,8 %. Merujuk pada data gabungan industri kendaraan bermotor
Indonesia (Gaikindo), kuartal pertama 2017 pejualan mobil di Indonesia akan
meningkat sebesar 6 %. Kondisi ini menunjukan bahwa pasar domestis masih

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

mempunyai potensi pasar yang baik. Industri otomotif sangat berkembang pesat
saat ini, sehingga mempunyai kebutuhan pegas yang banyak. Hal ini berimbas
pada peningkatan jumlah produksi pegas.

Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika
diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut
memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas
tersebut tidak diberikan gaya. Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara
gaya tarik dengan luas penampang benda. Regangan didefinisikan sebagai hasil
bagi antara pertambahan panjang benda ketika diberi gaya dengan panjang awal
benda.

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban


dinamis. Pegas memiliki sifat keelastisitasan. Elastisitas adalah sifat dari benda
yang cenderung kembali dari baja. Pegas akan bertambah panjang atau bertambah
pendek jika diberi gaya, dari sini dapat dicari konstanta pegas secara statis. Dalam
hallain, ketika pegas diberi usikan, maka sistem akan mengalami getaran. Dari
waktu getaran dapat dihitung periode dan dari periode dapat dihitung konstanta
pegas secara dinamis.
2.4 Gaya Pegas

Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali ke keadaan semula. Gaya ini
ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami renggangan. Pegas akan selalu
memiliki sifat keelastisan. Sifat elastis diartikan sebagai kemampuan suatu benda
untuk kembali ke kedudukan semula setelah diberi gaya dari luar. Apabila kita
meninjau pegas, andai panjang pegas pada keadaan seimbang 10, salah satu ujung
pegas ditarik dan dihubungkan pada suatu neraca pegas dan ujungnya yang lain
ditarik sedemikian rupa hingga pegas tersebut akan bertambah panjang. Benda
elastis mempunyai batas elastis. Jika gaya yang diberikan ke benda elastis
mengakibatkan benda tersebut melampaui batas elastisnya maka benda tersebut
tidak dapat kembali ke ukuran semula. Besar atau kecilnya pertambahan panjang
pegas bergantung pada besar kecilnya gaya yang digunakan untuk menarik pada
pegas (Maulini, 2016).

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.5 Konstanta gaya pegas

Gaya pegas adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja suatu benda elastis.
Contoh gaya pegas terhadap pada katepel dan busur panah. Demikian juga sebuah
pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan gaya yang
sangat besar. Karet elastis pada katepel dapat digunakan untuk melontarkan batu
kecil sedangkan tali pada busur panah dapat digunakan untuk melesatkan anak
panah. Pegas merupakan salah satu komponen penting yang digunakan dalam
industri seperti pada otomotif, transportasi dan industri lainnya. Sebuah pegas
biasa digunakan untuk sistem suspensi, peralatan, perabot dan sebagainya.
Elastisitas adalah sifat dari suatu benda kembali ke bentuk semula setelah
mengalami perubahan bentuk, pegas bertambah panjang atau bertambah pendek
jika diberi gaya maka dari sini dapat dicari konstanta pegas secara statis. Ketika
pegas diberi gaya maka sistem akan mengalami getaran. Dari waktu getaran dapat
dihitung periode dan dari periode dapat dihitung konstanta pegas secara dinamis.
Cara statis merupakan cara yang digunakan untuk menetukan nilai konstanta
pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas ketika diberi beban (W).
Dengan cara statis maka akan dapat dilihat pengaruh pertambahan massa terhadap
perubahan panjang pegas. Sedangkan cara dinamis adalah cara yang digunakan
apabila pegas yang diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan
mengalami getaran dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat
hubungan massa terhadap periode getaran suatu pegas. Karena elastisitas pegas
ditentukan oleh besarnya konstanta pegas.
Konstanta gaya pegas menurut hukum hooke bahwa besar pertambahan
panjang pegas akan sebanding dengan gaya yang diberikan pada pegas asalkan
gayanya tidak melebihi batas kemampuan pegas tersebut. Dari rumusan berarti
batas kemampuan yang dimaksud adalah k yang kita kenal sebagai konstanta
pegas. Pertambahan panjang pegas bisa jadi berbeda antara satu pegas dengan
pegas yang lainnya, pertambahan panjang suatu pegas terjadi karena karakteristik
pegas antara pegas yang satu dengan pegas yang lainnya (Kurniawan, 2018).
Pegas merupakan suatu konstruksi yang sudah lama sekali digunakan
dalam kehidupan manusia. Pegas mempunyai peran yang sangat penting untuk
meredam getaran, oleh karena itu penggunaan pegas sangatlah beragam. Namun
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

untuk menentukan pegas yang cocok digunakan pada suatu produk, mula-mula
ditentukan dahulu besaran gaya yang akan bekerja pada pegas tersebut. Lalu
karena pegas memiliki batas elastis. Apabila terdapat gaya yang menyebabkan
pegas tersebut tertarik melampaui batas elastisitasnya, maka akan menyebabkan
fungsi pegas tidak optimal lagi.
Karena itu setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda
tergantung gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada pegas
tersebut. Maka penting bagi kita untuk mengetahui nilai tetapan dari suatu pegas
yang menggambarkan kekakuan dari suatu pegas. Sementara, pegas yang ada
dipasaran umumnya tidak mempunyai nilai konstanta sehingga menyulikan dalam
pemilihan penggunaan pegas. Lalu, dalam penelitian sebelumnya tentang alat uji
pegas seperti pada gambar 1, banyak diantaranya menggunakan pegas jenis tarik
untuk menentukan konstanta pegasnya yang biasanya kapasitas beban pegas
tersebut kecil.
Terkait hal ini, karena umumnya kapasitas beban yang dipakai tidak
sampai 1 kg, penulis mencoba membuat alat uji konstanta pegas dengan kapasitas
maksimal 2000N atau 203.94 kg dengan specimen alat ujinya berupa pegas ulir
tekan. Dan dalam mendesain alat ini diperlukan perhitungan pada komponen
utama agar alat ini mampu menahan beban statis pegasnya, perangkat lunak yang
digunakan penulis dalam simulasi beban statis disini adalah SolidWork 2017.
Cara penggunaan perangkat lunak ini membutuhkan model 3D berupa komponen-
komponen yang disatukan menjadi suatu assembly yang telah ditetapkan
materialnya. Setelah itu disimulasikan dengan menempatkan beban pada rangka
yang akan diteliti, hasil dari simulasi dalam bentuk data berupa nilai minimum
sampai maksimum dan warna yang menunjukan parameterparameternya yang
telah disediakan oleh perangkat lunak (SolidWork, 2017.)
Untuk cara konstanta gaya pegas dinamis, apabila pegas yang telah diberi
beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran selaras
dalam kurun waktu yang konstan. Teknik untuk menurunkan rumus periode pegas
adalah sederhana, yaitu hanya menyamakan gaya pemulih dan gaya dari hukum II
Newton F = m.ay dengan ay= -w2y adalah percepatan gerak harmonik. Gaya
pemulih pada pegas adalah F = -k.y (Wicaksana, 2016).

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Hukum Hooke adalah perbandingan tegangan dan regangan pada deformasi


elastis, dan memiliki rentang keabsahan yang terbatas. Suatu pegas jika ditarik
oleh tangan, maka tangan akan merasakan adanya tarikan dari pegas. Bunyi
hukum Hooke yaitu “Bila pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas
tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang
mempengaruhi pegas tersebut”. Sesuai dengan hukum Hooke tersebut, maka besar
gaya berat (F) yang diberikan akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas
(x). Sehingga dapat digambarkan dengan grafik hubungan antara F-x yaitu
semakin besar gaya berat yang diberikan, maka semakin besar pula grafik tersebut
menunjukan pertambahan panjang pada pegas.
Gerakan benda secara periodik dan terjadi dalam selang waktu tertentu
melalui titik kesetimbangan disebut osilasi. Beban yang terikat pada ujung pegas
kemudian dilepas maka sistem akan bergerak secara periodik pada titik setimbang
yang disebabkan oleh gaya pemulih, gerakan ini disebut gerak harmonik
sederhana. Getaran merupakan fenomena fisika yang banyak terjadi di dalam
kehidupan.
Terjadinya getaran disebabkan karena adanya usikan atau gangguan yang
diberikan kepada sebuah benda sehingga benda dapat bergetar. Setiap gerak yang
berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Jika suatu
partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama,
maka geraknya disebut gerak osilasi atau getaran. Bentuk yang sederhana dari
gerak periodik adalah gerak harmonis sederhana.
Gerak harmonik sederhana adalah suatu getaran dengan resultan gaya yang
bekerja selalu mengarah ke titik setimbang dengan besarnya resultan gaya adalah
berbanding lurus dengan besarnya simpangan. Sehingga semakin besar resultan
gaya maka semakin besar juga simpangannya. Contoh getaran harmonik
diantaranya adalah gerak pada pegas (Wicaksana, 2016). Gerak harmonik yang
terjadi pada suatu benda dapat bertujuan untuk memahami peristiwa osilasi pegas
dan menentukan nilai konstanta gaya pegas. Gaya yang diberikan pada sebuah
benda yang menyebabkan benda bertambah panjang disebut konstanta pegas.
Pada umumnya percobaan penentuan konstanta pegas masih dilakukan
secara manual, penentuan periode dan frekuensi masih menggunakan metode

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

perhitungan manual. Penelitian tentang konstanta pegas telah dilakukan


sebelumnya menggunakan persamaan konsep Hukum Hooke (Ewar et al., 2021).
Konstanta pegas adalah besaran fisik yang menentukan tingkat kekakuan
pegas. Setiap pegas memiliki nilai sendiri konstanta pegas. Huruf k digunakan
untuk menunjukkan jumlah. Satuan SI-nya adalah Newton per meter (N/m). Untuk
cara konstanta gaya pegas dinamis, apabila pegas yang telah diberi beban tadi
dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran selaras dalam kurun
waktu yang konstan.
Pada dasarnya, pegas bekerja atas dasar hukum gerak ketiga Newton. Ini
menyatakan bahwa “Untuk setiap tindakan, ada reaksi yang sama dan
berlawanan”. Jika pegas ditarik menjauh dari kesetimbangnnya, maka akan ada
gaya pemulih yang dihasilkan di dalamnya. Hukum yang memberikan hubungan
antara gaya pemulih ini dan perpindahan adalah hukum Hooke.
Konstanta proporsionalitas disebut konstanta pegas. Nilai tetapan pegas (k)
pada setiap pegas itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mengakibatkan nilai
k pada setiap pegas itu berbeda. Faktor-faktor tersebut adalah suhu lingkungan,
rapat massa, diameter pegas, lilitan dan luas penampang pegas. Suhu lingkungan
sangat berpengaruh pada nilai tetapan pegas, pada saat suhu tinggi maka pegas
akan memuai atau merenggang, sedangkan pada suhu rendah pegas akan merapat,
hal ini akan memberikan efek pada kerapatan massa. Semakin tinggi suhu maka
kerapatan massanya rendah maka nilai k nya kecil dan sebaliknya.
Lilitan pada pegas juga mempengaruhi nilai k, jika lilitannya semakin
banyak maka pegas akan semakin kaku sehingga nilai k-nya semakin tinggi.
Selain itu, luas permukaan pegas juga mempengaruhi nilai k, jika luas penampang
semakin besar maka nilai k-nya juga semakin besar. Sedangkan pada diameter
pegas, jika semaki lebar diameter pegas maka nilai k–nya akan semakin kecil hal
ini dikarenakan semakin lebar diameter pegas maka semakin besar pula daerah
pergeseran elemen pegas sehingga menghasilkan pertambahan panjang yang
semakin besar yang akibatnya nilai konstanta pegas semakin kecil.
Nilai k pada pegas dengan cara statis atau dinamis seharusnya memiliki nilai
k yang sama, namun dari hasil perhitungan didapat nilai k yang berbeda–beda.
Perbedaan nilai k tersebut kemungkinan besar dikarenakan kurangnya ketelitian

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

praktikan dalam mengambil data pada saat percobaan dan dalam penggunaan alat
masih terdapat kesalahan. Konstanta pegas adalah besaran fisik yang menentukan
tingkat kekakuan pegas. Setiap pegas memiliki nilai sendiri konstanta pegas.
Huruf k digunakan untuk menunjukkan jumlah. Satuan SI-nya adalah Newton per
meter (N/m).
Selain itu, terdapat suatu faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan
data percobaan tetapan pegas. Faktor yang dimaksud adalah gaya gesek udara
yang membuat sebuah pegas mengalami perlambatan. Konstanta pegas adalah
besaran fisik yang menentukan tingkat kekakuan pegas. Setiap pegas memiliki
nilai sendiri konstanta pegas. Huruf k digunakan untuk menunjukkan jumlah dari
penetapan konstantsa gaya pegas. Satuan SI-nya adalah Newton per meter (N/m)
(C. P. Pratama & Wulandari, 2020).
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta pegas dengan variasi
jumlah lilitan dan diameter pegas dengan maksimal disarankan untuk :
a. Menghitung pengaruh waktu pemanasan terhadap konstanta pegas.
b. Dalam mengukur perubahan panjang pegas dan gaya angkat ke atas (F A)
diharapkan lebih teliti, karena perbedaannya sangat kecil.
c. Untuk penelitian lebih lanjut menggunakan konstanta gaya pegas dapat
menggunakan zat cair yang berbeda-beda (Irawan et al., 2018).
Nilai konstanta berbanding terbalik dengan pertambahan panjang pegas,
ketika nilai konstanta tinggi maka tingkat pertambahan panjang pegas rendah
begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke yaitu gaya
berbanding lurus dengan konstanta dan pertambahan panjang, tetapi konstanta
pegas akan berbanding terbalik dengan gaya dan pertambahan panjang pegas.
Tetapan pegas atau disebut juga tetapan gaya, merupakan tetapan
kesebandingan antara gaya yang diberikan pada pegas terhadap pertambahan
panjang pegas tersebut yang dinyatakan dengan hukum Hooke. Nilai tetapan
pegas juga merupakan ukuran kekakuan (stiffness) dari pegas tersebut dimana
semakin besar nilai tetapan pegas maka semakin kaku pegas tersebut. Kekakuan
suatu bahan (padatan) berkaitan dengan sifat elastisitas bahan tersebut. Sifat
elastisitas suatu bahan dinyatakan dengan nilai modulus Young yang merupakan
nilai kesebandingan antara tegangan terhadap regangan.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang


cukup banyak dijumpai gejalanya. Dalam getaran, sebuah benda melakukan gerak
bolak-balik menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan satu gerakan bolak-balik yang dinamakan periode
(dilambangkan dengan T) satuannya second (s). Simpangan maksimum getaran
yang terjadi pada gerak benda dinamakan amplitudo. Hukum Hooke menyatakan
bahwa besar gaya berbanding lurus dengan pertambahan Panjang. Hukum Hooke
menjelaskan tentang batas elastisitas. “Elastisitas benda hanya berlaku sampai
suatu batas yaitu batas elastisitas.” Grafik tegangan terhadap regangan hukum
Hooke: Titik O ke titik B adalah masa deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk
yang dapat kembali ke bentuk semula. Titik A adalah batas hukum Hooke yang
grafiknya merupakan garis lurus. Titik B adalah batas elastis, dan grafik
selanjutnya merupakan masa deformasi plastis. Titik C adalah titik tekuk (yield
point), dimana benda dibutuhkan gaya yang kecil untuk memperbesar
pertambahan panjang. Titik D adalah tegangan maksimum (ultimate stress),
dimana benda benar-benar mengalami perubahan bentuk secara permanen. Titik E
adalah titik patah, dimana benda patah/putus bila ada gaya yang diberikan sampai
ke titik tersebut (C. P. Pratama & Wulandari, 2020).
2.6 Hukum Newton

Hukum newton merupakan suatu hukum yang ada dalam dunia fisika yang
menggambarkan hubungan antara suatu gaya yang bergerak dikarenakan adanya
sebab. Hal ini menjadi pondasi dalam mekanika klasik dalam hukum fisika
dengan 3 jenis hukum yang ada.
1. Hukum I Newton
Bunyi hukum newton I : “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang
sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang
mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan
tetap”
Dari bunyi hukum newton 1 ini dapat dipahami bahwasanya suatu benda
akan berusaha mempertahankan keadaannya atapun posisi awalany yang ia miliki.
Dimana, benda yang awalnya diam akan berusaha untuk tetap diam. Begitu juga
jika benda yang awalnya bergerak akan berusaha untuk tetap bergerak.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Dikarenakan benda mempunyai adanya kecenderungan dalam mempertahankan


posisi semula yang dialami oleh suatu benda tersebut maka, hukum newton 1 ini
disebut juga sebagai hukum inersia atau hukun kelembaman.
Dalam penerapan kesehariannya, hukum newton 1 ini memiliki contoh
penerapan disaat anda berkendara apakah itu dengan motor, mobil, dan alat yang
bergerak seperti lift. Kemudian, benda tersebut tiba – tida di rem atau berhenti
secara mendadak. Contoh yang paling terasa adalah saat anda berkendara dengan
mobil, anda cenderung tersentak kebelakang saat kendaraan mulai
melaju.dipahami bahwasanya suatu benda akan berusaha mempertahankan.
Dengan demikian, hukum newton I dapat dirumuskan sebagai berikut.

∑F = 0 …………...……………………………………..(4.2.7)

Keterangan :
F = Gaya (N)
2. Hukum Newton II
Bunyi Hukum Newton II: “Percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan
massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”.
Berdasarkan dari bunyi hukum newton ke 2 ini, dapat dipahami bahwasanya suatu
gaya benda akan semakin bertambah besar jika diberikan dorongan daya yang
searah dengan laju arah gaya benda tersebut. Namun, jika diberikan gaya tolak
atau berlawanan arah dari gaya benda tersebut, maka akan memperkecil atau
memperlambat dari laju gaya benda tersebut.
Contoh hukum newton II dapat diamati saat anda menggelindingkan bola
ditanah datar. Jika semula anda menggelindingkan bola dari kanan menuju kiri
lalu memberikan gaya dari kanan pula dengan cara menendang bola tersebut,
maka bola tersebut akan mendapat gaya searah dari kanan kekiri yang
membuatnya mengalami percepatan. Benda yang mula-mula bergerak lurus
beraturan akan tetap lurus beraturan. Dengan demikian, hukum newton II dapat
dirumuskan sebagai berikut.

F = m.a
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

……………………………………………………..(4.2.8)

Keterangan :
F= gaya (N), m = massa (Kg), a = percepatan (m/s2)
3. Hukum Newton III

Bunyi Hukum Newton III Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika
suatu benda memberikan gaya pada benda yang lain maka benda yang terkena
gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari
benda pertama, tetapi arahnya berlawanan. Benda yang mula-mula bergerak lurus
beraturan akan tetap lurus beraturan
Dari bunyi hukum newton ke III ini dimana setiap aksi akan menimbulkan
aksi atau setiap sebab akan menimbulkan akibat. Dimana, setiap gaya sebab yang
diberikan akan menghasilkan besarnya gaya akibat yang dihasilkan. Pada contoh
penerapan hukum newton ke 3 ini bekerja pada setiap ben da yang diberikan gaya
aksi akan menghasilkan gaya reaksi. Namun, gaya aksi reaksi tersebut saling
berlawanan arah dan bekerja pada benda yang berbeda (Rosdianto 2017).
Sebagai contoh dengan gaya dari paku adalah gaya reaksi dari palu
tersebut. Saat anda memukul paku dengan palu, begitu palu menyentuh paku, palu
berhenti sesaat atau bahkan memantul hukum newton 3, ketika anda memukul
paku dengan paku, ecara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

Faksi = - Freaksi
….……………………………………...…….(4.2.9)

Keterangan:
F = aksi, -F = reaksi

2.7 Susunan Pegas

Hal hal yang berkaitan dengan pegas pengganti susunan seri ada tiga.
Susunan Pegas Secara Seri adalah susunan pegas yang dibuat dengan tujuan untuk
mendapatkan konstata yang lebih kecil sehingga pertambahan panjang pegas
menjadi besar.Yang pertama adalah gaya yang menarik pegas pengganti, dan
masing-masing pegas sama besarnya yaitu F1 = F2 = F3=.........= F yang kedua

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

adalah pertambahan masing-masing pegas, yaitu X = X1 + X2 + X3 +...... dan


yang ke tiga adalah tetapan pegas yang di susun secara seri, (Lestari 2015) dapat
dinyatakan sebagai berikut:

1 1 1 1
= + + +¿……………………………………..……….(4.2.10)
ks k 1 k 2 k 3

Keterangan :
Ks = konstanta gaya pegas pengganti susunan seri.

A. Energi Potensial dan Energi Kinetik Pegas

Energi potensial adalah energi yang memiliki suatu benda karena


memikliki ketinggian tertentu dari tanah. Energi kinetik adalah energi yang
memiliki suatu benda karena geraknya energi kinetik dipengaruhi oleh massa
benda. Prinsip energi memberi suatu dasar yang mudah untuk menganalisa
berbagai sesi gerak hormonik sederhana,kerja yang di lakukan gaya ini dapat di
nyatakan dalam suatu energi potensial V dan energi kinetik.dan menurut prinsip
kekebalan energi (Ernawati 2017) energi total adalah konstantanya yaitu:

1 1 ………………..………………...(4.2.11)
E= M .V2 + . k .x2 = Konstan
2 2
Keterangan :
E= Energi kinetik benda (Joule), M= Massa (kg), V= Kecepatan benda
(m/s2)
Energi total E juga sangat berkaitan dengan A gerak. Bila partikel
mencapai pergeseran yang maksimum ± A. Partikel berhenti dan kembali menuju
setimbang. Pada saat itu percepatan partikel V=O sehingga tak ada lagi energi.
Energi kinetik untuk menentukan posisi partikel sebagai suatu fungsi waktu pada
saat T= O.X=XO dan dx/dt= 0, kita dapat menggunakan persamaan:

X = X0 COS wt ……………………………………………..(4.2.12)

Keterangan :

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

X0 = Simpangan awal (m)t = Waktu (s), w = Berat (kg)

B. Priode Frekuensi dan Hubungan

Benda yang bergerak harmonik sederhana pada ayunan yang memiliki


priode, priode adalah waktu yang diperlukan suatu benda untuk melakukan suatu
getaran jika benda tersebut sama. Frekuensi adalah banyak getaran yang akan
dilakukan oleh benda selama satu detik dan benda tersebut dimasukkan dengan
getaran disini ada getaran lengkap. Getaran adalah suatu gerak bolak – balik di
sekitar kesetimbangan B : titik setimbang, A dan C titik tengah amplitudo yang
antara lain dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.2.1 Gerak bolak-balik, Sumber (www.artikelmateri.com).


1. Titik A merupakan titik kesetimbangan.
2. Simpangan terbesar dan terjauh bandui (dilanjutkan ini jarak AB=C) disebut
amplitudo getaran.
3. Jarak tempuh B-A-C-A-B disebut getaran penuh.
C. Amplitudo

Dalam gambar telah disebut bahwa amplitudo adalah simpangan terbesar


dihitung dari symbol A dengan getaran satuan meter, kesetimbangan dan
pengertian dari amplitudo adalah suatu simpangan yang sangat mempengaruhi
dari kuat lemahnya bunyi yang dihasilkan dari suatu getaran namun kadang
apmlitudo juga mengalami penurunan yang menyebabkan sebuah frekuensi
(HGrtz), amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak/simpangan terjauh dari
titik keseimbangan dalam gelombang sinusoide.
Amplitudo tetap, frekuensi getaran rata-rata berkurang 0,2/Hz untuk
massa yang lebih besar 2 kali. Beban yang digantungkan pada pegas dan
berosilasi dengan x adalah perpindahan dari kesetimbanganya, maka pada sistem

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

tersebut terdapat gaya pemulih yang besarnya sebanding dengan jarak sistem dari
posisi setimbangnya adalah –kx. Amplitudo adalah suatu simpangan yang sangat
mempengaruhi dari kuat lemahnya bunyi yang dihasilkan dari suatu getaran
namun kadang apmlitudo juga mengalami penurunan yang menyebabkan sebuah
frekuensi
Gaya tersebut akan cenderung mengembalikan sistem pada posisi
setimbangnya. Apabila tidak ada gaya gesek maka pegas akan terus berosilasi
tanpa berhenti. Pada kenyataannya amplitudo osilasi perlahan-lahan akan
berkurang dan pada akhirnya osilasi akan berhenti. Berkurangnya amplitudo
biasanya disebabkan oleh hambatan udara dan gesekan internal pada sistem yang
berosilasi, maka dalam kasus ini terdapat gaya hambat yaitu −𝑐𝑥̇ yang mana c
merupakan konstanta hambatan.
D. Elastis

Bicara tentang fenomena Elastisitas. Pegas merupakan salah satu contoh


benda elastis. Elastis atau elastsitas adalah kemampuan sebuah benda untuk
kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka
bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan
perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu diketahui bahwa gaya yang
diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya
tarik.
Jika sebuah pegas ditarik maka ia akan bertambah panjang akan tetapi jika
tarikan tersebut dihilangkan maka pegas akan kembali kebentuk semula.
Elastisitas adalah kemampuan benda padat untuk kembali kebentuk semula
setelah diberikan gaya, mengubah bentuk dan setelah gaya mengubah bentuk
dihapuskan deformasi atau perubahan bentuk pada benda padat elastis yang
mengikuti aturan yang dikemukakan oleh Robert hooke. Elastis atau elastsitas
adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya
luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Ahli matematikan dan ahli filsuf ini berasal dari inggris ia menyatakan
“perubahan bentuk benda elastis akan juga dengan gaya yang bekerja pada sampai

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

batas, jika benda elastis diberi gaya tetapi benda tidak dapat kembali kebentuk
semula, telah melewati batas elastis. Modulus yang lebih tinggi biasanya
menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit untuk megalami deformasi (FN Hidayati
2016).
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
dihilangkan (dibebaskan). Berdasarkan sifat elastis ini, benda-bendakertas dan
tanah liat disebut sebagai benda yang tidak elastis.

Dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu benda elastis dan benda
plastis (tak elastis). Benda-benda seperti busa spons, karet gelang, dan pegas baja
disebut sebagai benda yang elastis. Sedang benda-benda seperti kertas dan tanah
liat disebut sebagai benda yang tidak elastis.
E. Gerak Harmonik

Gerak harmonik merupakan gerak periodik suatu benda atau system


mekanik melalui suatu titik kesetimbangan. Sistem mekanik dapat bergerak secara
periodik yang diakibatkan oleh bekerjanya gaya pemulih pada sistem tersebut.
Panjang pegas pada saat tidak mendapat gaya luar a adalah L dan pegas
dikatakan berada posisi seimbang bila benda digerakkan ke kiri ddengan
memberikan gaya tekan pada pegas
Gaya pemulih yang bekerja adalah sebanding terhadap kedudukan relatif
massa sistem terhadap titik kesetimbangan dan selalu berarah menuju titik
kesetimbangan tersebut. Gerak ini disebut sebagai gerak harmonis sederhana.
Secara umum sistem mekanik ditunjukan seperti gambar berikut ini.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur melalui
titik kesetimbangan dengan banyak getaran dalam setiap sekon selalu sama atau
konstan. Jika gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama
disebut gerak perodik. Jika gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga
sebagai gerak harmonik.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 4.2.2 Gerak harmonik sederhana (Husna Afiani 2019).

F. Tegangan
Tegangan (stress) merupakan besar gaya yang diberikan oleh melekul-
molekul terhadap luas penampang, misalnya kawat besi, didefinisikan
sebagaigaya persatuan luas penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol σ
(dibaca sigma). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

F
σ = A
……….……………………………………...……(4.2.13)

Keterangan :
σ = Tegangan (N/m2), F = Besar gaya tekan/tarik (N), A =
Luaspenampang (m2).
Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya
berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang
berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar
dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar.
Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan
jenis bahan penyangga ataupenopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan
gantung dan bangunan bertingkat, maka jika melihat hal seperti itu tegangan yang
di hasilkan akan sangat besar.
G. Regangan

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan


panjang benda ΔX terhadap panjang mula-mula X (Simatupang 2018). Regangan
dirumuskan sebagai berikut.

∆X
ε= …………………………...………………………..…(4.2.14)
A

Keterangan :
ε = Regangan strain (tanpa satuan), ∆ X = Pertambahan panjang (m) A =
Panjang mula-mula (m)
Regangan adalah perubahan ukuran dari panjang awal sebagai hasil
dari gaya yang menarik atau menekan pada material. Batasan sifat elastis
perbandingan tegangan regangan akan linier dan akan berakhir pada titik
mulur. hubungan tegangan tegangan tidak lagi linier ketika material
mencapai batas sifat plastis. Hubungan tegangan regangan harus didapati
untuk menurunkan persamaan analisis dan rancangan serta langkah-langkah
pada struktur beton. Semakin tinggi kualitas dari beton, maka semakin tinggi
kurva tegangan-tegangan yang dihasilkan. Pengekangan pada beton dapat
meningkatkan kuat lentur, ini disebabkan adanya tulangan (sengkang) yang
terpasang di sepanjang bentang (Arini dan Pradana, 2021).

Perubahan pada ukuran sebuah benda karena gaya-gaya atau kopel dalam
kesetimbangan dibandingkan dengan ukuran semula disebut regangan. Regangan
juga disebut derajat deformasi. Kata regangan berhubungan dengan perubahan
relatif dalam dimensi atau bentuk suatu benda yang mendapat tekanan. (Sarojo,
2002).

Ada tiga macam regangan, yakni:


a) Regangan Tarik
b) Regangan kompresi
c) Regangan geser.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

(a) (b)

(c) (d)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

(e) (f)

Gambar 3.1 Pralatan Praktikum Konstanta Gaya Pegas


(a). Perangkat Konstanta Gaya Pegas, (b). Pegas dinamis/statis,
(c). Beban pemberat, (d). Penggaris, (e). Ember kecil, (f). Stopwatch
3.2 Prosedur Percobaan

Pertama tama kami menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Lalu
kami mengatur posisi mistar yang terdapat pada perangkat konstanta gaya pegas.
Kemudian gantunglah ember pada pegas dan atur sedemikian rupa sehingga jarum
menunjukkan skala 0 dan berikan beban kedalaman ember beberapa kali dan
setiap kali penambahan beban, maka penunjuk jarum harus dicatat. Keluarkan
beban dan ulangi prosedur 3 beberapa kali sesuai petunjuk asisten. Selanjutnya
untuk kondisi dinamis, gantung ember, atur posisi jarum agar membelakangi
mistar lalu masukkan satu beban lalu getarkan naik turun, tunggu hingga getaran
yang terjadi stabil, ukur waktu getaran untuk interval tertentu (sesuai petunjuk
asisten). Tambahkan beban dalam ember lalu ulangi seperti prosedur 6, lakukan
penambahan beban beberapa kali sesuai petunjuk assisten.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Hasil data pengamatan dalam keadaan statis

Tabel 4.4.1 Hasil data pengamatan dalam keadaan statis


Massa
No. Simpangan Keterangan
(kg) Xa Xb Xc Xd
1 0,01 0,01 0,01 0,011 0,01
Me = 0,0612 kg
2 0,02 0,21 0,21 0,21 0,21
Mp = 0,008 kg
3 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
4 0,04 0,04 0,04 0.04 0,04
4.2 Hasil data pengamatan dalam keadaan statis

Tabel 4.4.2 Hasil data pengamatan dalam keadaan dinamis


No. Massa Waktu (s)
Keterangan
(Kg) Ta Tb Tc Td
1 0,01 8,70 8,35 8,54 8,35 Me = 0,kg
2 0,02 8,87 8,89 9,25 9,05 Mp = 0,018 kg
3 0,03 8,82 9,32 9,35 9,59 Jumlah getaran = 10

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

4 0,04 9,85 10,43 10,09 9,86


Hari/Tanggal Praktikum : 11 Maret 2023
Kelompok/Frekuensi : 3A/1
AnggotaKelompok : 1. Ahmad tawakkil 09120220019
2. Sindi Antika 09120220071
3. Lisa Alfianita 09120220133
4. Rahmat Dani Edri 09120220026
5. Zulfikar Panangi 09120220017
Makassar, Maret 2023
ASISTEN

(Muh. Akbar Jamal)


BAB V

PENGOLAHAN PENGAMATAN DATA

5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk
setiap beban dalam satuan N/m2 .

F =m×g
F1 = 0,01× 9,81
= 0,098N
F2 = 0,02× 9,81
= 0,196 N
F3 = 0,03 × 9,81
= 0,294 N
F4 = 0.04 × 9,81
= 0,392
X a 1 + X b 1 + X c1 + X d 1
∑ x1=
4
0,01+0,01+0,011+0,01
=
4
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

= 0,010 m
X a 2 + X b 2 + X c2 + X d 2
∑ x2=
4
0,21+0,21+0,21+0,21
=
4
= 0,21 m
X a 3 + X b 3 + X c3 + X d 3
∑ x3 =
4
0,03+0,03+0,03+ 0,03
=
4
= 0,03 m
Xa4+ Xb4+ Xc 4+ Xd 4
∑ x4 =
4
0,04+0,04 +0,04+ 0,04
=
4
= 0,04 m
X1+ X2+ X3+ X4
∑x=
4
0 , 010+0 , 021+ 0,03+0,04
=
4
= 0,025 m
F
K =
∑x
F1
K1 =
∑ x1
0 , 098
=
0 , 010
= 9,8 N/m2
F2
K2 =
∑ x2
0 ,196
=
0 , 021
= 9,3 N/m2
F3
K3 =
∑ x3

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

0 ,294
=
0,03
= 9,8 N/m2
F4
K4 =
∑ x4
0 ,392
=
0,04
= 9,8 N/m2
k 1+ k 2+ k 3+k 4
K =
n
9,8+9,3+ 9,8+9,8
=
4
= 9,675 N/m2
5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk

setiap beban

4 π2
K = (me + me + me)
T2
T
Tn =
jumlah getaran
8,70
Ta1 =
10
= 0,870 s
8,35
Tb1 =
10
= 0,835 s
8,54
Tc1 =
10
= 0,854 s
8,35
Td1 =
10
= 0,835 s
8,87
Ta2 =
10
= 0,887 s

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

8,89
Tb2 =
10
= 0,889 s
9,25
Tc2 =
10
= 0,925 s
9,05
Td2 =
10
= 0,905 s
8,82
Ta3 =
10
= 0,882 s
9,32
Tb3 =
10
= 0,932 s
9,35
Tc3 =
10
= 0,935 s
9,59
Td3 =
10
= 0,959 s
9,85
Ta4 =
10
= 0,985 s
10,43
Tb4 =
10
= 1,043 s
10,09
Tc4 =
10
= 1,009 s
9,86
Td4 =
10
= 0,986 s
Tabel 4.5.1 Hubungan periode dan massa
No Massa beban Periode (s)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

(kg) Ta Tb Tc Td
1 0,01 8,70 s 8,35 s 8,54 s 8,35 s
2 0,02 8,87 s 8,89 s 9,25 s 9,05 s
3 0,03 8,82 s 9,32 s 9,35 s 9,59 s
4 0,04 9,85 s 10,43 s 10,09 s 9,86 s

T a 1 +T b 1+ T c 1 +T d 1
T1 =
n
0 , 870+0 , 835+0 , 854+ 0 ,835
=
4
= 0,849 s
T a 2 +T b 2+ T c 2 +T d 2
T2 =
n
0 , 887+0 , 889+0 , 925+0 , 905
=
4
= 0,902 s
T a 3 +T b 3 +T c3 +T d 3
T3 =
n
0 , 882+ 0 , 932+ 0 , 935+0 , 959
=
4
= 0,927 s
T a 4+ T b 4 +T c4 +T d 4
T4 =
n
0 , 985+1,043+1,009+0,986
=
4
= 1,006 s
T 3+ ¿T
T❑ = T 1+T 2 + 4
¿
n
0 , 849+0 , 902+0 , 927+1,006
=
4
= 0,921 s
2

K1 = 2 (mb + mp + me)
(T1)
2
(4)(3,14)
= 2 (0,01 + 0,018 + 0,0612 )
(0 , 849)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

= 4,881 N/m2
4 π2
K2 = 2 ( mb + mp + me)
(T2)
( 4)(3,14)2
= 2 ( 0,02 + 0,018 + 0,0612 )
(0,902)
= 4,809 N/m2
4 π2
K3 = 2 ( mb + mp + me)
(T3)
( 4)(3,14)2
= 2 (0,03 + 0,018 + 0,0612 )
(0 , 927)
= 5,012 N/m2
4 π2
K4 = 2 ( mb + mp + me)
(T3)
( 4)(3,14)2
= 2 (0,04 + 0,018 + 0,0612 )
(1,006)
= 4,645 N/m2
∑ K K1+ K2+ K3
K= =
n 3
4,881+4,809+5,012+ 4645
¿
4
= 4,837 N/m2
5.3 Teori Ketidakpastian Untuk Keadaan Statis
F
Kn=
X

√( ) ( )
2 2
δK δK
∆ K= ( ∆ F )2 + ( ∆ x )2
δF δx
δK u' v−v ' u
= 2
δF v
dimana : u = f u’ = 1
u' = x v' = 0
δK 1. x−0. F
=
δF x
2

x
¿
x2
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

¿ 0,010
F = m.g

∆ F=
√ ( δF )
( δm )
( ∆ m)
2

δF ' '
=u v +v u
δm
'
dimana : u = m u= 1
'
v =g v=0
' '
F=u . v+ v .u
¿ 1. g+ 0. m
¿ 9,81 N
1
∆ m= × skala terkecil
2
1
¿ ×0,001
2
¿ 0,5 ×10−3
= 0,0005

∆F =
√ ( δF )
( δm )
(∆ m)
2

∆ F=√ ( 9,81 ) ( 0,0005 )


2 2

¿ √ ( 96,236 ) (0,00000025)
¿ √ 0,0000241
¿ 0,004
δK F
=
δx x
'
dimana : u = F u= 0
v =x v' = 1
u' v−v ' u
¿ 2
v

0. x−1. F
¿ 2
x
−F
¿ 2
x

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

−9,81
¿
(0,010)2
= -98.100
∆ x= √¿ ¿ ¿
¿ √(0,010−0,025)2+(0,021−0,025)2+¿ ¿ ¿
= 2,023

√( ) ( )
2 2
δK δK
∆ K= ( ∆ F )2 + ( ∆ x )2
δF δx
¿√¿¿¿
¿198.468
∆K
KR= × 100 %
2 (∆ K + K )
198.468
¿ ×100 %
2 ( 198.468+ 4,881 )
= 0,5
KB=100 %−¿ KR
¿ 100 %−¿ 0,5
¿99,5%
5.4. Teori Ketidakpastian Untuk Keadaan Dinamis
2
4π r u
K= =
r2 v

∆ K=
√(
'
δK 2
δm )
( ∆ m )2

'
δT ( )
δK 2
( ∆ T )2

δK u v−v u
=
δm v2
dimana : u = 4 u' = 0
v = T 2 v ' = 2T
δK u' v−v ' u
= 2
δm v
4. π
¿
T2
4 × 3.14
¿
0,8492

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

12,56
¿
0,721
= 17,420
1
∆ m= × skala terkecil
2
−4
¿ 5 ×10
= 0,0005
m 1+ m2 +m3 +m4
m=
4
0,01+ 0,02+0,03+0,04
¿
4
0,1
¿
4
¿ 0,025
' '
δK u v−v u
= 2
δT v
dimana : u = m u' = 0
v = T2 '
v = 2 T .4 π
2

u' v−v' u
=
v2
2 2
0.T −2 T .4 π .m
¿ 2
T
−2T .4 π 2 . m
¿
T2
−2 ( 0,849 ) × 4 ( 3,14 )2 (0,010)
¿
( 0,849)2
−0,67
¿
0,721
¿ - 0,93


2 2 2
(T ¿¿ 1−T ) + ( T 2−T ) + ( T 3−T )
∆T= ¿
n ( n−1 )


2 2 2 2
(0,849−0,921) + ( 0,902−0,921 ) + ( 0,927−0,921 ) + ( 1,006−0,921 )
¿
4 (4−1)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar


2 2 2 2
(−0,072) + (−0,019 ) + ( 0,006 ) + ( 0,085 )
¿
12

¿
√ 0,00519+ 0,000361+ 0,000036+0,00723
12
¿ √ 0,00107
¿ 0,033

√( ) ( )
2 2
δK δK
∆ K= ( ∆ m )2 ( ∆ T )2
δm δT

¿ √(17,420) ( 0,0005 ) (−0,93 ) ( 0,033 )


2 2 2 2

= 2,687
2,87
KR= × 100 %
2 ( 2,687+4,881 )
¿ 0,190%
KB=100 %−¿ KR
¿ 100 %−¿ 0,190%
¿ 99,81%

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

6.1 Tabel pengolahan data

Pada percobaan Konstanta Gaya Pegas kondisi statis dilakakukan melalui


percobaan tersebut dapat dilihat pada tabel 6.1.1
Tabel 6.1.1 Untuk keadaan statis
Massa Beban
No. F X F.x
(kg)
1. 0,01 0,098 0,230 0,022
2. 0,02 0,196 0,462 0,091
3. 0,03 0,294 0,700 0,206
∑n 0,02 0,196 0,464 0,106
Pada percobaan Konstanta Gaya Pegas kondisi dinamis dilakakukan
melalui percobaan tersebut dapat dilihat pada tabel 6.1.2
Tabel 6.1.2 Untuk keadaan dinamis
Periode (S)
NO Massa beban(kg)
Ta Tb Tc Td
1 0,01 0,805 0,807 0,806 0,807
2 0,02 0,867 0,868 0,867 0,869
3 0,03 0,927 0,927 0,928 0,929
6.2 Pembahasan hasil pengolahan data

6.2.1 Untuk Keadaan Statis


Dari tabel (6.1.1) dapat kita analisis semakin besar massa yang bekerja
pada beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada beban itu dan akan
menghasilkan simpangan yang semakin besar pula.
6.2.2 Untuk Keadaan Dinamis
Dari tabel (6.1.2) dapat kita analisis semakin besar massa yang bekerja
pada beban maka semakin besar periode yang bekerja pada beban tersebut.

BAB VII
PENUTUP

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

7.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan kami dapat memahami bahwa gerak


harmonik suatu benda atau system mekanik melalui suatu titik kesetimbangan.
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran,
sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu
satu detik.
Setelah melakukan percobaan kami dapat mengetahui bahwa semakin
tinggi massa maka semakin tinggi pula nilai simpangan. Setelah melakukan
percobaan kami dapat mengetahui bahwa dengan nilai massa, simpangan, gaya
dan periode maka nilai konstanta dapat ditentukan.

7.2 Saran

7.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Perbanyak peralatan laboratorium khususnya praktikum Kontanta Gaya
Pegas, agar proses praktikum dapat berjalan lancer dan tertib. Dan kipasnya bisa
ditambah agar pada saat praktikum tidak kepanasan.
7.2.2 Saran untuk Asisten
Asisten lebih memperhatikan para praktikannya disetiap pertemuan
sehingga timbul silaturahmi yang baik antara sesama asisten dan praktikannya.
7.2.3 Saran Praktikum
Sebelum memulai praktikum pelajari terlebih dahulu materi yang telah
diberikan agar pada saat memulai praktikum tidak kesulitan, tetap dengarkan
arahan dari asisten, jaga etika, jangan malas mengerjakan laporan ingat ACC,
tetap semangat and never give up.
ss7.3 Ayat Al-Qur’an yang relevan dengan percobaan
(Q.S. Ar-Rahman ayat 7)
Yang Artinya :

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca.” Tafsir
dari ayat ini kita tau bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada sejak
dahulu manusia belum mengetahui, dan ilmu yang ada diperumpamakan dengan
hal-hal lain ini yang menjadikan fakta di balik ilmu itu semua. T ak hanya

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

manusia yang dapat memberikan arti penting itu listrik namun al-quran sudah
berbicara lebih dahulu sebelum listrik itu ada.

DAFTAR PUSTAKA

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Ernawati, (2017). ‘Keaktifan peserta Didik kelas Viii Smp Kanisius Wonogiri FN
pada pokok Bahasan Energi Potensial, Energi Kinetik dan Energi’.
Hidayati, (2016). ‘Identifikasi miskonsepsi siswa kelas X pada materi elastisitas
dan Hukum Hooke di SMA Negeri 1 Indralaya’, Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika.
Kurniawan, (2016). ‘Test untuk Mengungkap Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi
pada Konsep Konstanta Pegas’.
Lestari, (2015). ‘Desain Didaktis Pembelajaran Hukum Hooke dan Susunan
Pegas Berdasarkan Hambatan Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas’.
Maulini, (2016). ‘Test untuk Mengungkap Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi
pada Konsep Gaya Pegas’.
M Gartiwa, (2020). ‘Gaya-gaya dan Keseimbangan Gaya’.
Rosdianto, (2017) ‘Pengaruh model generative learning terhadap hasil belajar
ranah kognitif siswa pada materi Hukum Newton, Jurnal Pendidikan Fisika
dan Keilmuan (JPFK)’.
Simatupang,(2018).’Pengaruh Variasi Perhitungan Tegangan dan Regangan
Kolom Beton Bertulang Terhadap Dektilitas Penampang Takterkekang

KONSTANTA GAYA PEGAS

Anda mungkin juga menyukai