Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. DEWI SRI WAHYUNI 09120200066


2. WAHYU ILHAM 09120200067
3. M.RIAS RAHMAN 09120200068
4. RAHMAT ANTO 09120200069
5. A.M.FAUZI HAMID 09120200070

KELOMPOK/FREK : 2B/2

FAKULTAS/PRODI : TEKNOLOGI INDUSTRI/TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai benda elastis dan juga plastis
kedua jenis benda ini sering digunakan seperti contoh benda plastis yaitu; tanah liat,
plastisin, dan lain-lain. Dari contoh diatas kita dapat mengetahui pengertian masing-
masing jenis benda tersebut.

Benda palstis adalah benda yang saat diberikan gaya akan mengalami perubahan
bentuk dan saat gayanya dihilangkan maka benda tersebut tidak akan kembali ke bentuk
awal. Pegas sendiri memiliki arti yaitu sebuah benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energi mekanis.

Pegas sendiri sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari bahkan sudah menjadi
sebuah kebutuhan manusia diantaranya sokbriker pada motor, pegas pada mobil, dan
lain-lain.

Dalam ilmu fisika pegas sendiri memiliki daya ketahanan masing-masing berbeda
sesuai ukuran pegas tersebut dan masing-masing pegas memiliki nilai elastis yang
berbeda hingga pegas itu menjadi sebuah benda plastis ketika melebihi batas
elastisitasnya. Pegas sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tapi masih banyak
yang belum tahu kapan pegas itu akan menjadi benda plastis dan berapa masing-masing
nilai ketahanan pegas tersebut.

Bagaimana cara menghitung konstanta pegas serta pengaruh regangan dan tegangan
terhadap pegas dan bagaimana mengihitung periode getaran saat pegas itu tergantung
dengan beban yang dikaitkan pada bagian bawah pegas?. Penting bagi kita untuk
mengetahui hubungan antara pegas dengan ilmu lainnya. Menghitung frekuensi getaran
pada pegas serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat
memnfaatkan pegas dengan baik dan mengetahui apa itu pegas dan macam-macam
pegas (Firman, 2018).

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)

1. Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas.

1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)

1 Kami dapat memahami arti waktu periode getaran dan frekuensi, getaran
(osilasi).
2 Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap getaran.
3 Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta selalu
cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi elastik atas gaya
tegangan yang meregangkan. Tegangan (stress) menyatakan kekuatan dari gaya-gaya
yang menyebabkan penarikan, pemerasan atau pemuntiran, dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk gaya per satuan luas. Sedangkan regangan (strain) menyatakan hasil
deformasinya. Perbandingan antara tegangan dan regangan (dengan syarat-syarat
tertentu) disebut dengan Modulus Young. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertambahan panjang pegas yaitu jenis bahan, diameter, jumlah lilitan dan suhu.

Seuhu adalah derajat panas suatu benda. Suhu mempengaruhi semua sifat mekanis
dari bahan dan adanya suatu tegangan statis atau rata-rata juga menyebabkan perubahan
perlahan-lahan dalam bahan tersebut. Suhu yang tinggi akan membuat bahan
mengalami pergeseran atau dislokasi dan akan mengurangi ketahannya, semakin tinggi
suhu suatu bahan maka semakin kecil ketahannya sehingga bahan tersebut akan
mencapai pada titik lelahnya yaitu dimana kondisi bahan tidak dapat bekerja lagi.

Baja yang paling umum digunakan untuk pegas adalah baja pedas (SUP), baja
pegas pembentukannya dilakukan pada temperatur tinggi, maka perlu diberi perlakuan
panas setelah dibentuk. Selain suhu dan bahan pegas tersebut, pegas juga dipengaruhi
oleh diameter dan jumlah lilitan. Variasi dalam diameter kawat dan diameter gulungan
dari pegas mempunyai suatu pengaruh pada konstana pegas. Semakin besar jumlah
lilitan dan diameter pegas maka akan semakin kecil nilai dari konstanta tersebut.

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawan dan Sutarno (2011) dengan
judul pembuktian eksperimental pengaruh jumlah lilitan pegas dan diameter pegas
terhadap konstanta pegas menyatakan, “nilai konstanta pegas dipengaruhi oleh jenis
bahan pegas, jumlah lilitan pegas, dan diameter pegas. Semakin besar jumlah lilitan dan
diameter pegas maka semakin kecil nilai dari konstanta pegas tersebut. Konstanta pegas
berbanding terbalik dengan jumlah lilitan pegas dan pangkat tiga dari diameter pegas”.

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Batasan masalah pada penelitian tersebut menggunakan pegas tarik dengan 4


macam variasi jumlah lilitan dan 4 macam variasi diameter pegas yang terbuat dari
bahan baja. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono (2011) tentang kajian mikroskopis
pengaruh suhu terhadap perubahan konstanta pegas menghasilkan bahwa kenaikan
temperatur berpengaruh terhadap perubahan konstanta pegas, semakin tinggi suhu yang
diberikan akan menurunkan nilai konstanta pegas tersebut.

Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus diberikan
sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Satuan SI untuk
konstanta pegas adalah N/m atau kg.m/s²m. Sebuah gaya pemulih yang ditimbulkan
oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke (Vivi Eka Oktaviani, 2015).

Gambar 2.2.1 Pegas

2.2 Hukum Hooke


Hukum hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas suatu pegas. Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan
pegas dan pertambahan panjang pegas (∆x) di daerah yang ada dalam batas kelenturan
adalah :

..................................................................................................... (2.2.1)

Keterangan :

F = Gaya (N), K = konstanta (N/m), ∆x = Panjang pegas (m)

Yang dimana ini merupakan suatu perbandingan yang disebut tetapan pegas

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 2.2.2 Hukum Hooke

Untuk mencari konstanta pegas dapat docari menggunakan cara statis dan dengan
cara dinamis. Suatu pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta pegas k, yang
merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang (Δx) sebesar satu satuan panjang.
Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada pegas akan terjadi gaya
pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya (ΣF). Hal ini sesuai dengan
Hukum Hooke, dimana :

............................................................................................................ (2.2.2)

Keterangan :

Fp = Gaya Pegas, K = konstanta (N/m), ∆x = Pertambhan Panjang (m)

Sehingga untuk mencari nilai k dapat dicari dengan persamaan

..................................................................................................... (2.2.3)

Keterangan :

K = Konstanta (N/m), F =Gaya(N), ∆x = Pertambahan panjang (m).

Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang, kemudian
diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya keatas kemudian
melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran. Getaran ini akan
menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu
menuju ketitik setimbang yang dapat diungkapkan dalam persamaan :

........................................................................................................... (2.2.4)

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

..................................................................................................... (2.2.5)

..................................................................................................... (2.2.6)

Keterangan :

X = Jarak (m), v = Kecepatan (m/s), a = Percepatan (m/s²)

Harus diperhatikan bahwa hukum hooke ini tidak berlaku pada semua benda atau
bahan dan untuk semua gaya yang bekerja padanya. Bila benda yang diberi gaya
tersebut adalah sebuah pegas yang digantung vertikal dengan panjang awalnya xo, maka
pegas tersebut akan mengalami penambahan panjang sebesar Dx yang merupakan selisi
panjang pegas setelah diberi gaya terhadap panjang semula, yang dinyatakan dengan :

..................................................................................................... (2.2.7)

Keterangan : F = Gaya (N), K = konstanta (N/m) x₁ = Panjang akhir (m), x₀ = Panjang


awal (m)
Hukum hooke tidak berlaku pada pegas yang memiliki panjang awal yang diberi
beban sehingga panjang pegas bertambah panjang.

Gambar 2.2.3 Pegas yang diberikan gaya


Gaya F di atas disebut gaya pemulih pegas dan untuk keadaan di atas, besarnya
adalah F = mg. Bila perubahan panjang pegas dapat diukur dan k dapat dicari dengan cara
atau persamaan lain, maka dengan menggantikan harga F dengan mb, kita dapat
menghitung percepatan gravitasi

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 2.2.4 Pegas dengan amplitudo dan simpangan

Bila beban gantung diberi simpangann dengan amplitudo A yang tidak terlalu besar
dan dilepaskan, maka pegas dan beban gantung itu akan bergetar bersama-sama dengan
amplitudo dan frekuensi yang sama, sehingga pengamatan terhadap getaran pegas itu
dapat diganti dengan pengamatan terhadap getaran beban gantung, dengan hasil yang
sama, dan besarnya periode getar dapat dinyatakan dengan :

..................................................................................................... (2.2.8)

Keterangan : T = Periode (s), M = massa beban (kg), K = konstanta (N/m)

Jika harga T dan massa m dapat diperoleh lewat pengamatan, maka harga

percepatan gravitasi g dapat dihitung.

2.3 Periode (T)


Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam selang waktu yang sama
disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka gerak ini di sebut
juga sebagai gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran
penuh atau satu putaran sehingga dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :

........................................................................................................ (2.2.9)

Keterangan: T = Periode (s) ,t = Waktu (s), n = Jumlah getaran

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.4 Sistem Getaran Bebas Satu Derajat Kebebasan Dengan Redaman


Sistem pegas udara pada pengujian transien dapat dianggap sebagai sistem getaran
bebas satu derajat kebebasan dengan redaman. Sistem tersebut dapat dimodelkan oleh
sebuah massa m (kg) yang terletak di atas pegas yang mempunyai konstanta pegas k
(N/m) dan peredam yang mempunyai koefesien redaman c (kg/s).

Gambar 2.2.5 Sistem getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman.

Apabila sistem diberi simpangan awal, maka massa m akan bergetar dengan
simpangan x(t). Redaman yang terjadi pada sistem akan mempengaruhi amplitudo
getaran yang mana hal ini tergantung pada nilai diskriminan (D = c -4k.m) maka sistem
pegas udara dianggap mengalami redaman ringan sehingga terkait dengan pengujian
transien maka nilai dari samping ratio, frekuensi alami, dan konstanta pegas dari sistem
pegas udara dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut :

1. Damping rasio

..................................................................................................... (2.2.10)

Keterangan :δ= ln xᵢ/xᵢ₊₁ = Variabel dekremen

Logaritma yang mana merupakan logaritma alam dari perbandingan amplitude pada
siklus yang berurutan.

2. Frekuensi alam

.................................................................................................. (2.2.11)

Keterangan : fd = Frekuensi alami teredam


Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3. Konstanta pegas

..................................................................................................... (2.2.12)

Keterangan : F = Gaya (N), ∆x = pertambahan panjang (m) Ep = Energi Potensial (J)

2.5. Pengukuran Konstanta Pegas Secara Sederhana Berbasis Komputer


Pengamatan dilakukan dengan menggunakan perangkat Interface Varnier LabPro
yang dilengkapi dengan program LoggerPro. Data pengukuran ditampilkan dengan titik
data ( ). Dengan menggunakan fasilitas fitting data yang tersedia di program LoggerPro
dapat ditunjukkan garis hasil fittingnya dengan persamaan :

..................................................................................................... (2.2.13)

Gambar 2.2.6 Grafik hubungan tegangan induksi terhadap waktu

Tegangan induksi ini muncul karena fluks medan magnet yang ditangkap oleh
kumparan berubah setiap waktu secara sinusoidal seperti yang teramati dengan sensor
kuat medan magnet (data tidak disajikan). Pada saat pengukuran tegangan induksi
tersebut, juga diukur posisi beban setiap saat menggunakan monitor detector. Hasil
fitting data tegangan induksi dan posisi benda memberikan nilai frekuensi osilasi dapat
dilakukan melalui pengukuran tegangan induksi. Penggunaan perangkat yang sederhana
yang magnet da kumparan dapat dijadikan pengganti monitor detector yang relative
mahal untuk mengukur osilasi.

Melalui pengukuran tegangan induksi telah diperoleh nilai frekuensi osilasi untuk
berbagai nilai massa beban. Berbeda dengan cara yamg konvensional pada percobaan
pengukuran konstanta pegas berbasisi komputer ini, juga ditampilkan secara langsung

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
gejala osilasinya. Pengumpulan data yang dilakukan secara online seperti ini akan
mempermudah pemahaman. Selain itu penghitungan menjadi relative mudah karena
tersedianya fasilitas fitting data pada program LoggerPro. Kegiatan eksperimen berbasis
komputer memerlukan satu perangkat pengumpulan data dan program pendukungnya
serta sensor yang sesuai dengan besaran yang akan diukur. Mengingat harga sensor
yang relatif mahal, pada pengukuran konstanta pegas ini telah digunakan perangkat
sederhana yaitu magnet dan kumparan yang sudah banyak tersedia di lab-lab fisika.
Penggunaan perangkat sederhana ini menghasilkan data frekuensi osilasi yang sama
dengan hasil yang menggunakan sensor yang lebih canggih yaitu moton detector.

Pengukuran yang telah dilakukan berdasar pada hokum Faraday. Karena itu selain
untuk pengukuran konstanta pegas, pengukuran ini juga dapat digunakan untuk
menunjukkan hubungan-hubungan yang ada dalam hukum Faraday. Ketergantungan
berbagai magnet maupun kumparan yang berbeda luas penampangnya maupun jumlah
lilitannya (Ign Edi Santoso, 2010).

2.6 Gerak Harmonik


Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik
atau gerak harmonik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik
melalui lintasan yang sama geraknya disebut gerak osilasi. Jika sebuah sistem fisis
berosilasi dibawah pengaruh gaya F = -kx , dimana F adalah gaya pemulih, k konstanta-
gaya dan x simpangan, maka gerak benda ini adalah gerak harmonik sederhana (Ahmad
Aminnudin, 2007/2008).

2.7 Sistem Getaran Paksa (Base Motion) Satu Derajat Kebebasan Dengan
Redaman
Sistem pegas udara pada pengujian stedi dapat dianggap sebagai sistem getaran
paksa (base motion) satu derajat kebebasan dengan redaman.

Gambar 2.2.7 Sistem getaran paksa (base motion) satu derajat kebebasan dengan redam

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tumpuan yang berosilasi dapat menyebabkan gaya ajakan (gaya pakasa) pada
sistem. Dalam hal ini, simpangan tumpuan adalah x0(t) sedangkan simpangan massa m
adalah x(t). Terkait dengan pelaksanaan penelitian pegas udara, pengujian stedi
dimaksudkan untuk mencari nilai TR (Transmition Ratio) amplitudo respon (massa m)
dengan amplitudo aksi (tumpuan).

2.8 Kekakuan Pegas


Salah satu penilaian terhadap pegas daun adalah dengan mengetahui tingkat
kekakuannya. Tingkat kekakuan pegas daun dinyatakan dengan besaran konstanta pegas
(K) dan koefisien gesek (μ).

..................................................................................................... (2.2.14)

Keterangan : K = konstanta (N/m), P = perbandingan antar gaya,F = defleksi

Sedangkan koefisien gesek merupakan besaran yang menentukan kemampuan


pegas menyerap energi. Didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya gesek (Pg)
dengan gaya rata-rata (𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎) (Ismail Thamrin,2009).

Analisis tegangan-regangan struktur pegas daun akibat modifikasi penekanan:

..................................................................................................... (2.2.15)

Keterangan : μ= Koefisien gesek, 𝑃𝑔= Perbandingan antara gaya gesek,𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎= Gaya


rata-rata

Secara analisis teoritis, konstanta pegas dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan :

..................................................................................................... (2.2.16)

Keterangan :K = Konstanta Pegas (N/m) L = Panjang pegas (m)𝑆ƒ = Faktor kekakuanE =


Modulus elastis
Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan

a b c

d e f

Gambar 2.3.1 Peralatan Praktikum Konstanta Gaya Pegas (a) Statif (b) Pegas Statis dan
Pegas Dinamis (c) Ember Kecil (d) Massa atau Beban (e) Stopwatch (f) Timbangan

3.2 Cara Kerja


Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan, memasang pegas pada statif, memasang
ember kecil pada pegas, mengatur ember sehingga menunjuk mistar pada posisi nol,
selanjutnya memasang beban atau massa benda pada ember kecil, setelah stabil
membaca nilai ukuran yang ditunjuk ember pada mistar, mencatat nilai yang ditunjuk
ember kecil pada mistar, lakukan cara ini hingga empat kali dengan beban yang sama
dan mencatat masing-masing data yang ditunjuk ember. Selanjutnya menambahkan
beban pada ember kecil dan melakukan pengukuran yang sama seperti yang di atas
hingga penambahan beban sebanyak empat kali, ganti pegas dengan pegas dinamis,
membuat patokan, menarik ember kecil yang berisi beban kemudian lepas, hitung waktu
getaran selama 12 kali bergetar, mencatat waktu getaran, melakukan cara ini hingga
didaptkan data yang bagus dan mengganti beban hingga empat kali.
Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TABEL PENGAMATAN
2.4.1 Keadaan Statis

Simpangan (m)
No. Massa ( kg) Keterangan
Xa Xb Xc Xd

1. 0,01 0,023 0,022 0,024 0,023 Mp =0,018 kg

2. 0,02 0,045 0,046 0,046 0,045 Me = 0,061 kg

3. 0,03 0,066 0,067 0,089 0,067

4. 0,04 0,089 0,09 0,089 0,09

2.4.2 Keadaan Dinamis

Waktu (s)
No. Massa ( kg) Keterangan
Xa Xb Xc
1. 0,01 08,17 08,18 08,19
2. 0,02 08,46 08,17 08,48 Mp =0,035 kg
Me = 0,061 kg
3. 0,03 09,02 09,04 09,05
Jumlah Getaran
4. 0,04 09,27 09,26 09,29 = 10

Keterangan :Mp = Massa pegas, Me = Massa ember

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari/Tanggal Praktikum : Minggu/ 28 Maret 2021


Frek/Kelompok : 2/2B
Anggota Kelompok : 1. Dewi Sri Wahyuni 09120200066
2. Wahyu Ilham 09120200067
3. M.Rias Rahman 09120200068
4. Rahmat Anto 09120200069
5. A.M.Fauzi Hamid 09120200070

Makassar, 28 Maret 2021

ASISTEN

(Sulfian)

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAH DATA

5. 1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap
beban dalam satuan 𝑁 𝑚 .

Fn = m . g

F1 = m1 . g

= 0,01 . 9,81

= 0,0981 N

F2 = m2 . g

= 0,02 . 9,81

= 0,1962 N

F3 = m3 . g

= 0,03 . 9,81

= 0,2943 N

F4 = m4 . g

= 0,04 . 9,81

= 0,3943 N

Xa+Xb+Xc+Xd
∑ xn =
n

0,023+0,022+0,024+0,023
∑ x1 =
4
0, 308m
=
4

= 0,29075 m
Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,045+0,046+0,046+0,045
∑ x2 =
4
0,182
=
4

= 0,14825 m

0,066+0,067+0,089+0,067
∑ x3 =
4

0,289
=
4
= 0,2387 m

0,089+0,09+0,089+0,09
∑ x4 =
4
0,358
=
4

= 0,2905 m
Fn
Kn =
∑ Xn

F1
K1 =
∑ X1

0,0981 N
=
0,29075 m

= 0,337 𝑁 𝑚

F2
K2 =
∑X

0,1962 N
=
0,14825 m

= 1,323 𝑁 𝑚

F3
K3 =
∑ X3

0,2943 N
=
0,23875 m

= 1,232 𝑁 𝑚

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

K4 = F4
∑ X4

0,3943 N
=
0,2905 m
= 1,357 𝑁 𝑚

5. 2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk setiap
beban.

4 π2
K= (me + mb + mp)
T2
T
Tn =
jumlah getaran

 T1

Ta1

Ta1 0,817

Tb1

Tb1 0,818

Tc1

Tc1 0,819

 T2

Ta2

Ta2 0,846

Tb2

Tb2 0,817

Tc2

Tc2 0,848

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 T3

Ta3

Ta3 0,902

Tb3

Tb3 0,904

Tc3

Tc3 0,905

 T4

Ta4

Ta4 0,927

Tb4

Tb4

Tc4

Tc4 0,929

Tabel 2.5.1 Hubungan periode dan massa

No Massa beban Periode (s)

(kg) Ta Tb Tc

1 0,01 0,817 0,818 0,819


2 0,02 0,846 0,817 0,848
3 0,03 0,902 0,904 0,905
4 0,04 0,927 0,929

𝑎 𝑎 𝑎
T=

𝑎 𝑎 𝑎
a. T1=

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

=
=

=1,839

𝑎 𝑎 𝑎
b. T1=

=1,875

𝑎 𝑎 𝑎
c. T1=

=2,032

𝑎 𝑎 𝑎
d. T1=

=2,085

a.

=1,236𝑁⁄𝑚

b.

=1,189𝑁⁄𝑚

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

c.

=1,012𝑁⁄𝑚

d.

=0,961𝑁⁄𝑚

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data


2.6.1 Untuk keadaan statis.
Massa Simpangan Gaya
No K (N m ) Keterangan
(kg) (m) (N)
1 0,01 0,29075 0,0981 0,337 Me = 0,061 kg
2 0,02 0,14825 0,1962 1,323 Mp = 0,035 kg
3 0,03 0,2387 0,2943 1,232
4 0,04 0,2905 0,3943 1,357

2.6.2 Untuk keadaan dinamis.

No Massa (kg) Periode (s) K (N m ) Keterangan


1 0,01 1,839 1,236 Mp = 0,035 kg
2 0,02 1,875 1,189 Me = 0,061 kg
3 0,03 2,032 1,012 Jumlah getaran = 10
4 0,04 2,085 0,961

6.2 Pembahasan hasil pengolahan data


2.6.1 Untuk Keadaan Statis
Dari tabel 2.6.1 pada massa 0,01 kg dengan gaya yang dihasilkan 0,0981 N,massa
0,02 kg dengan gaya yang dihasilkan 0,1962 N dan pada massa 0,03 kg menghasilkan
gaya 0,2943 N, massa 0,04 kg menghasilkan gaya 0,3943 N. Kira dapat menyimpulkan
bahwa semakin besar massa yang bekerja pada beban maka semakin besar gaya yang
bekerja pada beban itu danakan menghasilkan simpangan yang semakin besar pula.

2.6.2 Untuk Keadaan Dinamis


Dari table 2.6.2 pada massa 0,01 kg menghasilkan 1,839 s, massa 0,02 kg
menghasilkan 1,875 s dan pada massa 0,03 kg menghasilakn 2,032 s, massa 0,04 kg
menghasilakn 2,085 s. Kita dapat analisis bahwa semakin besar massa yang bekerja
pada beban maka semakin besar periode yang bekerja pada beban tersebut.

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum konstanta gaya pegas saya menarik
kesimpulan bahwa:
1. Kami dapat memahami arti waktu atau periode yang didefinisikan sebagai
waktu yang diperlukan untuk mengelakukan suatu getaran sedangkan frekuensi
adalah banyaknya getaran dalam waktu tertentu.
2. Kami dapat memahami bahwa semakin tinggi massa maka semakin tinggi pula
nilai simpangannya terhadap getaran.
3. Kami dapat mengetahui bahwa dengan nilai massa ,simpangan, gaya dan
periode maka nilai konstanta dapat ditentukan.
7.2.1 Ayat yang berhubungan

QS. Al-Kahfi : 54
“Dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-
qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang
paling banyak membantah.”

Konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Dianawati, Ajen.2012.IPAL (Intisari Pengetahuan Alam Lengkap)SD. Tebing Tinggi:


Kawan Pustaka
Lubis, Riani.2008.Diklat Kuliah Fisika Dasar 1.Bandung:UNIKOM
Oktavia, V. E., Khoiriah, M., & Rachmawati, P. A. 2015. Tetapan Pegas. Fisika Dasar.
Shigley, Joseph Edward.1984. Perencanaan Teknik Mesin Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D dan roger A Freedman.2002. Fisika universitas edisi kesepuluh.(Jilid
II). Jakarta: Erlangga

Konstanta Gaya Pegas

Anda mungkin juga menyukai