DISUSUN OLEH:
KELOMPOK/FREK : 2B/2
BAB I
PENDAHULUAN
Benda palstis adalah benda yang saat diberikan gaya akan mengalami perubahan
bentuk dan saat gayanya dihilangkan maka benda tersebut tidak akan kembali ke bentuk
awal. Pegas sendiri memiliki arti yaitu sebuah benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energi mekanis.
Pegas sendiri sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari bahkan sudah menjadi
sebuah kebutuhan manusia diantaranya sokbriker pada motor, pegas pada mobil, dan
lain-lain.
Dalam ilmu fisika pegas sendiri memiliki daya ketahanan masing-masing berbeda
sesuai ukuran pegas tersebut dan masing-masing pegas memiliki nilai elastis yang
berbeda hingga pegas itu menjadi sebuah benda plastis ketika melebihi batas
elastisitasnya. Pegas sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tapi masih banyak
yang belum tahu kapan pegas itu akan menjadi benda plastis dan berapa masing-masing
nilai ketahanan pegas tersebut.
Bagaimana cara menghitung konstanta pegas serta pengaruh regangan dan tegangan
terhadap pegas dan bagaimana mengihitung periode getaran saat pegas itu tergantung
dengan beban yang dikaitkan pada bagian bawah pegas?. Penting bagi kita untuk
mengetahui hubungan antara pegas dengan ilmu lainnya. Menghitung frekuensi getaran
pada pegas serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat
memnfaatkan pegas dengan baik dan mengetahui apa itu pegas dan macam-macam
pegas (Firman, 2018).
1 Kami dapat memahami arti waktu periode getaran dan frekuensi, getaran
(osilasi).
2 Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap getaran.
3 Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta selalu
cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi elastik atas gaya
tegangan yang meregangkan. Tegangan (stress) menyatakan kekuatan dari gaya-gaya
yang menyebabkan penarikan, pemerasan atau pemuntiran, dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk gaya per satuan luas. Sedangkan regangan (strain) menyatakan hasil
deformasinya. Perbandingan antara tegangan dan regangan (dengan syarat-syarat
tertentu) disebut dengan Modulus Young. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertambahan panjang pegas yaitu jenis bahan, diameter, jumlah lilitan dan suhu.
Seuhu adalah derajat panas suatu benda. Suhu mempengaruhi semua sifat mekanis
dari bahan dan adanya suatu tegangan statis atau rata-rata juga menyebabkan perubahan
perlahan-lahan dalam bahan tersebut. Suhu yang tinggi akan membuat bahan
mengalami pergeseran atau dislokasi dan akan mengurangi ketahannya, semakin tinggi
suhu suatu bahan maka semakin kecil ketahannya sehingga bahan tersebut akan
mencapai pada titik lelahnya yaitu dimana kondisi bahan tidak dapat bekerja lagi.
Baja yang paling umum digunakan untuk pegas adalah baja pedas (SUP), baja
pegas pembentukannya dilakukan pada temperatur tinggi, maka perlu diberi perlakuan
panas setelah dibentuk. Selain suhu dan bahan pegas tersebut, pegas juga dipengaruhi
oleh diameter dan jumlah lilitan. Variasi dalam diameter kawat dan diameter gulungan
dari pegas mempunyai suatu pengaruh pada konstana pegas. Semakin besar jumlah
lilitan dan diameter pegas maka akan semakin kecil nilai dari konstanta tersebut.
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawan dan Sutarno (2011) dengan
judul pembuktian eksperimental pengaruh jumlah lilitan pegas dan diameter pegas
terhadap konstanta pegas menyatakan, “nilai konstanta pegas dipengaruhi oleh jenis
bahan pegas, jumlah lilitan pegas, dan diameter pegas. Semakin besar jumlah lilitan dan
diameter pegas maka semakin kecil nilai dari konstanta pegas tersebut. Konstanta pegas
berbanding terbalik dengan jumlah lilitan pegas dan pangkat tiga dari diameter pegas”.
Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus diberikan
sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Satuan SI untuk
konstanta pegas adalah N/m atau kg.m/s²m. Sebuah gaya pemulih yang ditimbulkan
oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke (Vivi Eka Oktaviani, 2015).
..................................................................................................... (2.2.1)
Keterangan :
Yang dimana ini merupakan suatu perbandingan yang disebut tetapan pegas
Untuk mencari konstanta pegas dapat docari menggunakan cara statis dan dengan
cara dinamis. Suatu pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta pegas k, yang
merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang (Δx) sebesar satu satuan panjang.
Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada pegas akan terjadi gaya
pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya (ΣF). Hal ini sesuai dengan
Hukum Hooke, dimana :
............................................................................................................ (2.2.2)
Keterangan :
..................................................................................................... (2.2.3)
Keterangan :
Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang, kemudian
diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya keatas kemudian
melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran. Getaran ini akan
menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu
menuju ketitik setimbang yang dapat diungkapkan dalam persamaan :
........................................................................................................... (2.2.4)
..................................................................................................... (2.2.5)
..................................................................................................... (2.2.6)
Keterangan :
Harus diperhatikan bahwa hukum hooke ini tidak berlaku pada semua benda atau
bahan dan untuk semua gaya yang bekerja padanya. Bila benda yang diberi gaya
tersebut adalah sebuah pegas yang digantung vertikal dengan panjang awalnya xo, maka
pegas tersebut akan mengalami penambahan panjang sebesar Dx yang merupakan selisi
panjang pegas setelah diberi gaya terhadap panjang semula, yang dinyatakan dengan :
..................................................................................................... (2.2.7)
Bila beban gantung diberi simpangann dengan amplitudo A yang tidak terlalu besar
dan dilepaskan, maka pegas dan beban gantung itu akan bergetar bersama-sama dengan
amplitudo dan frekuensi yang sama, sehingga pengamatan terhadap getaran pegas itu
dapat diganti dengan pengamatan terhadap getaran beban gantung, dengan hasil yang
sama, dan besarnya periode getar dapat dinyatakan dengan :
..................................................................................................... (2.2.8)
Jika harga T dan massa m dapat diperoleh lewat pengamatan, maka harga
........................................................................................................ (2.2.9)
Gambar 2.2.5 Sistem getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman.
Apabila sistem diberi simpangan awal, maka massa m akan bergetar dengan
simpangan x(t). Redaman yang terjadi pada sistem akan mempengaruhi amplitudo
getaran yang mana hal ini tergantung pada nilai diskriminan (D = c -4k.m) maka sistem
pegas udara dianggap mengalami redaman ringan sehingga terkait dengan pengujian
transien maka nilai dari samping ratio, frekuensi alami, dan konstanta pegas dari sistem
pegas udara dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut :
1. Damping rasio
..................................................................................................... (2.2.10)
Logaritma yang mana merupakan logaritma alam dari perbandingan amplitude pada
siklus yang berurutan.
2. Frekuensi alam
.................................................................................................. (2.2.11)
..................................................................................................... (2.2.12)
..................................................................................................... (2.2.13)
Tegangan induksi ini muncul karena fluks medan magnet yang ditangkap oleh
kumparan berubah setiap waktu secara sinusoidal seperti yang teramati dengan sensor
kuat medan magnet (data tidak disajikan). Pada saat pengukuran tegangan induksi
tersebut, juga diukur posisi beban setiap saat menggunakan monitor detector. Hasil
fitting data tegangan induksi dan posisi benda memberikan nilai frekuensi osilasi dapat
dilakukan melalui pengukuran tegangan induksi. Penggunaan perangkat yang sederhana
yang magnet da kumparan dapat dijadikan pengganti monitor detector yang relative
mahal untuk mengukur osilasi.
Melalui pengukuran tegangan induksi telah diperoleh nilai frekuensi osilasi untuk
berbagai nilai massa beban. Berbeda dengan cara yamg konvensional pada percobaan
pengukuran konstanta pegas berbasisi komputer ini, juga ditampilkan secara langsung
Pengukuran yang telah dilakukan berdasar pada hokum Faraday. Karena itu selain
untuk pengukuran konstanta pegas, pengukuran ini juga dapat digunakan untuk
menunjukkan hubungan-hubungan yang ada dalam hukum Faraday. Ketergantungan
berbagai magnet maupun kumparan yang berbeda luas penampangnya maupun jumlah
lilitannya (Ign Edi Santoso, 2010).
2.7 Sistem Getaran Paksa (Base Motion) Satu Derajat Kebebasan Dengan
Redaman
Sistem pegas udara pada pengujian stedi dapat dianggap sebagai sistem getaran
paksa (base motion) satu derajat kebebasan dengan redaman.
Gambar 2.2.7 Sistem getaran paksa (base motion) satu derajat kebebasan dengan redam
Tumpuan yang berosilasi dapat menyebabkan gaya ajakan (gaya pakasa) pada
sistem. Dalam hal ini, simpangan tumpuan adalah x0(t) sedangkan simpangan massa m
adalah x(t). Terkait dengan pelaksanaan penelitian pegas udara, pengujian stedi
dimaksudkan untuk mencari nilai TR (Transmition Ratio) amplitudo respon (massa m)
dengan amplitudo aksi (tumpuan).
..................................................................................................... (2.2.14)
..................................................................................................... (2.2.15)
..................................................................................................... (2.2.16)
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
a b c
d e f
Gambar 2.3.1 Peralatan Praktikum Konstanta Gaya Pegas (a) Statif (b) Pegas Statis dan
Pegas Dinamis (c) Ember Kecil (d) Massa atau Beban (e) Stopwatch (f) Timbangan
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
2.4.1 Keadaan Statis
Simpangan (m)
No. Massa ( kg) Keterangan
Xa Xb Xc Xd
Waktu (s)
No. Massa ( kg) Keterangan
Xa Xb Xc
1. 0,01 08,17 08,18 08,19
2. 0,02 08,46 08,17 08,48 Mp =0,035 kg
Me = 0,061 kg
3. 0,03 09,02 09,04 09,05
Jumlah Getaran
4. 0,04 09,27 09,26 09,29 = 10
ASISTEN
(Sulfian)
BAB V
PENGOLAH DATA
5. 1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap
beban dalam satuan 𝑁 𝑚 .
Fn = m . g
F1 = m1 . g
= 0,01 . 9,81
= 0,0981 N
F2 = m2 . g
= 0,02 . 9,81
= 0,1962 N
F3 = m3 . g
= 0,03 . 9,81
= 0,2943 N
F4 = m4 . g
= 0,04 . 9,81
= 0,3943 N
Xa+Xb+Xc+Xd
∑ xn =
n
0,023+0,022+0,024+0,023
∑ x1 =
4
0, 308m
=
4
= 0,29075 m
Konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0,045+0,046+0,046+0,045
∑ x2 =
4
0,182
=
4
= 0,14825 m
0,066+0,067+0,089+0,067
∑ x3 =
4
0,289
=
4
= 0,2387 m
0,089+0,09+0,089+0,09
∑ x4 =
4
0,358
=
4
= 0,2905 m
Fn
Kn =
∑ Xn
F1
K1 =
∑ X1
0,0981 N
=
0,29075 m
= 0,337 𝑁 𝑚
F2
K2 =
∑X
0,1962 N
=
0,14825 m
= 1,323 𝑁 𝑚
F3
K3 =
∑ X3
0,2943 N
=
0,23875 m
= 1,232 𝑁 𝑚
K4 = F4
∑ X4
0,3943 N
=
0,2905 m
= 1,357 𝑁 𝑚
5. 2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis untuk setiap
beban.
4 π2
K= (me + mb + mp)
T2
T
Tn =
jumlah getaran
T1
Ta1
Ta1 0,817
Tb1
Tb1 0,818
Tc1
Tc1 0,819
T2
Ta2
Ta2 0,846
Tb2
Tb2 0,817
Tc2
Tc2 0,848
T3
Ta3
Ta3 0,902
Tb3
Tb3 0,904
Tc3
Tc3 0,905
T4
Ta4
Ta4 0,927
Tb4
Tb4
Tc4
Tc4 0,929
(kg) Ta Tb Tc
𝑎 𝑎 𝑎
T=
𝑎 𝑎 𝑎
a. T1=
=
=
=1,839
𝑎 𝑎 𝑎
b. T1=
=1,875
𝑎 𝑎 𝑎
c. T1=
=2,032
𝑎 𝑎 𝑎
d. T1=
=2,085
a.
=1,236𝑁⁄𝑚
b.
=1,189𝑁⁄𝑚
c.
=1,012𝑁⁄𝑚
d.
=0,961𝑁⁄𝑚
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti proses praktikum konstanta gaya pegas saya menarik
kesimpulan bahwa:
1. Kami dapat memahami arti waktu atau periode yang didefinisikan sebagai
waktu yang diperlukan untuk mengelakukan suatu getaran sedangkan frekuensi
adalah banyaknya getaran dalam waktu tertentu.
2. Kami dapat memahami bahwa semakin tinggi massa maka semakin tinggi pula
nilai simpangannya terhadap getaran.
3. Kami dapat mengetahui bahwa dengan nilai massa ,simpangan, gaya dan
periode maka nilai konstanta dapat ditentukan.
7.2.1 Ayat yang berhubungan
QS. Al-Kahfi : 54
“Dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-
qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang
paling banyak membantah.”
DAFTAR PUSTAKA