Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISUSUN OLEH :

AISYAH KAMILA.R 09120220119


MUH.RIZKY IRAWAN 09120220123
IDSAR INDRA HERMAWINATA 09120220122
PUTRI AMELIA 09120220118

KELOMPOK IVA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023

89
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari banyak dijumpai bahan, misalnya: karet,


kawat tembaga, pegas tembaga, besi, kayu, nilon, sapu lidi, dan plastisin. Diantara
bahan bahan tersebut dapat digolongkan menjadi benda elastis dan tidak elastis.
Benda elastis adalah benda yang dapat kembali kebentuk semula setelah gaya
mengubah bentuk telah dihapuskan. Benda tidak elastis adalah benda yang tidak
kembali kebentuk semula setelah gaya yang mengubah benda dihapuskan. Dari
defenisi diatas disimpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa pegas adalah benda
elastis.
Dalam berbagai hal yang kita lakukan sehari-hari tidak terlepas
dari prinsip-prinsip fisika. Salah satu contohnya adalah pegas yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan tertentu, contoh dari
prinsip fisika yang diterapkan adalah prinsip Hukum Hooke. Selain itu pegas
juga diterapkan dalam banyak kontruksi yang gunanya agar suatu kontruksi
berfungsi denganbaik. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis yang
digunakan untuk menyimpan energi mekanik serta berfungsi untuk menerima
beban dinamis danmemiliki sifat keelastisitan.
Elastisitas merupakan kemampuan yang dimilki benda untuk kembali
ke kondisi awalnya saat gaya yang diberikan pada benda tersrbut dihilangkan.
Contohnya seperti gelang karet, pegas dan per. Sementara itu jika benda tidak
memiliki kemampuan untuk kembali lagi ke kondisi awalnyasaat gaya yang
diberikan dihilangkan, maka benda tersebut, maka benda tersebut memiliki
sifat plastis, contohnya adalah plastisin, plastik, permen karet dan tanah liat.
Gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda akan sebanding dengan
besaran yang disebut dengan tegangan. Sementara itu, hasil perubahan bentuk
bneda akibat tegangan disebut regangan yang berupa pertambahan panjang
dari benda tersebut. Jadi pada dasarnya, semua benda yang ada dibumi dapat
mengalami perubahan bentuk (deformasi) apabila diberikan sejumlah gaya.
Benda tersebut dapat kembai kebentuk semula saat gaya dihilangkan (Hani
Ammariah, 2021).
1
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)


Kami dapat memahani peristiwa gerak harmonik pada pegas.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat memahami arti waktu/periode pada pegas getaran (osilasi).
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran.
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS 2


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konstanta Gaya Pegas

Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas
memiliki sifat keelastisitasan. Gaya pegas ini selalu terjadi pada benda-
benda lenting yang bentuknya diubah. Contohnya gaya pegas timbul pada
bambu yang dibengkokkan atau juga busur panah yang ditarik sifat lenting pegas
maupun karet gelang maka gaya pegas juga disebut gaya elastik atau gaya
lenting. Gaya pegas ini dimanfaatkan antara lain untuk dapat mengurangi
pengaruh dari getaran pada jalan yang kasar, contohnya pada sepeda motor,
mobil, dokar atau juga sepeda.
Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan
semula setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat gaya dari luar
berupa tarikan, tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya
tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja,
semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan,
pegas akan kembali ke keadaan semual. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah
umum digunakan. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama,
pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
karakteristik setiap pegas. Karakteristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta
pegas (k).
Gaya pegas merupakan suatu tarikan yang ditimbulkan oleh pegas. Pada
karet gelang yang direnggangkan serta juga pada pegas yang direnggangkan atau
di manpatkan, akan menimbulkan gaya ke arah benda yang merenggangkannya
atau memanpatkanya, gaya yang muncul itulah yang disebut gaya pegas. Gaya
pegas ini timbul disebabkan karena adanya sifat elastik atau sifat lenting pegas.
Sifat elastik ini dipunyai oleh benda yang apabila diubah bentuknya setelah di
lepaskan, maka benda itu akan kembali ke keadaan semula. Oleh sebab gaya ini
disebabkan oleh sifatnya yang elastik atau sifat lenting pegas maupun karet
gelang. Gaya pegas ini selalu terjadi pada benda-benda lenting yang bentuknya

KONSTANTA GAYA PEGAS 3


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
diubah. Gaya pegas ini dimanfaatkan antara lain: untuk dapat mengurangi
pengaruh dari getaran pada jalan yang kasar contohnya pada sepeda motor dan
mobil (Parta Ibeng, 2021).
Konstanta pegas merupakan karakteristik dari suatu pegas. Besarnya
konstanta pegas di pengaruhi oleh besarnya gaya pemulih. Dan gaya tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor dari besarnya jarak simpangan yang
diberikan pada pegas dan oleh faktor tetapan itu sendiri. Faktor nilai tetapan pegas
itu juga mempengaruhi periode yang dialami oleh pegas itu sehingga juga dapat
mempengaruhi frekuensi dari pegas tersebut. Pada eksprimennya, hooke
menemukan adanya hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas
yang dikenai gaya. Besarnya gaya sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
Hukum hooke menyatakan bahwa, jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya,
maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya yang
bekerja padanya. Secara matematis, hubungan antara besar gaya yang bekerja
dengan pertambahan panjang pegas dapat dituliskan sebagai berikut:

F = -k . x ..................................................................................(4.2.1)

Keterangan:
F= Gaya yang bekerja (N), k= Konstanta gaya pegas (N/m), x= Perubahan
panjang pegas (m).

Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam
persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah
perpanjangan. Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, berarti
pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya tariknya.

Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu, cara statis dan cara dinamis. Cara statis merupakan cara yang
digunakan untuk menentukan nilai konstanta pegas dengan menghitung
pertambahan panjang pegas ketika diberi beban (W). Dengan cara statis maka
akan dapat dilihat pengaruh pertambahan massa terhadap perubahan panjang
pegas. Sendangkan cara dinamis adalah cara yang digunakan apabila pegas yang
diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran
dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungkan massa terhadap

KONSTANTA GAYA PEGAS 4


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
periode getaran suatu pegas. Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam
keadaan setimbang, kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa ke
bawah atau menekannya ke atas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas
akan mengalami getaran. Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan
amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ketitik setimbang.
Gaya pegas ini timbul disebabkan karena adanya sifat elastik/sifat lenting.

2.2 Susunan Pegas

Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas-pegas tersebut


disusun menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami
pertambahan panjang sesuai gaya yang diberikan padanya jika gaya diberikan
pada pegas tidak melampaui batas renggangan pegas maka gaya berbanding lurus
dengan pertambahan panjangnya. Besar konstanta total rangkaian pegas
bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel.
Sama seperti hambatan, pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan rangkaian
pegas. Bentuk rangkaian pegas akan menentukan nilai konstanta pegas total yang
pada akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri.
4.2.1 Rangkaian pegas seri
Sama seperti hambatan, pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan
rangkaian pegas. Bentuk rangkaian pegas akan menentukan nilai konstanta pegas
total yang pada akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri.
Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan
persamaan:
𝑘1 . 𝑘2
Ks =
𝑘1+𝑘2 ...................................................................................(4.2.2)
Keterangan:
ks = konstanta pegas pengganti (N/m), k1 = konstanta pegas 1 (N/m), k2 =
konstanta pegas 2 (N/m).
Susunan pegas secara seri adalah susunan pegas yang dibuat dengan tujuan
untuk mendapatkan konstanta yang lebih kecil sehingga pertambahan panjang
pegas menjadi besar. Duah buah pegas masing-masing dengan konstanta k1 dan
k2 disusun secara seri. Kemudian ditarik atau diberi beban dengan gaya F. Gaya

KONSTANTA GAYA PEGAS 5


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
yang bekerja pada pegas 1 (atas) sama dengan gaya yang bekerja pada pegas 2
(bawah) artinya, besarnya gaya pada beban pegas 1 dan 2 sama besarnya
(Cakrawala, 2021).

Gambar 4.2.1 Contoh pegas seri (Sumber : Ishaq Muhammad, 2007)

Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri-seri dengan tetapan
tiap-tiap pegas (k1 dan k2).
4.2.2 Rangkaian pegas paralel
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap akan mengalami
gaya tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang s sebesar ∆x1 dan ∆x2. Jika
pegas disusun paralel maka gaya total pegas adalah sama dengan jumlah gaya
yang dialami oleh masing-masing pegas. Secara umum, konstanta total pegas
yang dirangkai paralel dinyatakan dengan persamaan:

Ktotal = k1 + k2 + k3 + ..... + Kn .........................................................(4.2.3)

Keterangan :
Kn = konstanta pegas ke-n, k1 = konstanta pegas 1 (N/m), k2 = konstanta
pegas2(N/m).
Susunan pegas paralel adalah susunan pegas yang dibuat dengan tujuan
untuk mendapatkan konstanta yang lebih besar sehingga pertambahan panjang
pegas menjadi kecil. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis
rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Sama seperti hambatan,
pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan rangkaian pegas. Gaya pegas ini
selalu terjadi pada benda-benda lenting yang bentuknya diubah.

KONSTANTA GAYA PEGAS 6


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 4.2.2 Contoh pegas paralel (Sumber : Ishaq Muhammad, 2007)


2.3 Energi Potensial Pegas

Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda di sebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi benda tersebut dari tanah.
Sendangkan energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meraggangkan pegas sama dengan energi
yang tersimpan pada pegas, yaitu energi potensial pegas. Jadi, untuk menghitung
energi potensial pegas sebagai berikut:

Gambar 4.2.3 potensial pegas (Sumber : Ishaq Muhammad, 2007)


Luasan bawah yang diarsir itu merupakan usaha sama dengan perubahan energi
potensial. Jadi untuk menghitung energi potensial tersebut bisa dirumuskan
dengan:

1
W = Ep = 2 𝑘 (∆𝑥)2 ..........................................................................(4.2.4)

Keterangan:

KONSTANTA GAYA PEGAS 7


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
W= Usaha (Nm), Ep = Energi Potensial (Nm), K = Konstanta gaya pegas
(N/m).

Pada umumnya, sistem pegas yang biasa dipelajari adalah sistem massa-
pegas ideal yaitu sebuah massa yang diikatkan diujung pegas dengan massa
diabaikan dan terletak diatas bidang licin tanpa gesekan. Akibatnya akan ada gaya
yang timbul untuk mengembalikan bentuk pegas setelah pegas diregangkan atau
ditekan agar kembali seperti bentuk awalnya. Gaya tersebut disebut gaya
pemulihan atau gaya pegas yang memenuhi persamaan Hukum Hooke. Energi
dibutuhkan untuk meregangkan atau menekan pegas (Karina Dwi Adistiana,
2018).

2.4 Hukum Hooke dan Elastisitas

Dalam elastisitas, terdapat hukum Hooke yang menyatakan bahwa “jika


gaya yang diberikan pada sebuah pegas tidak melebihi batas elastisitasnya,
pertambahan panjang pegas akan berbanding lurus dengan gaya yang diberikan
tersebut”. Hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini
secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari
posisi normalnya, atau lewat rumus matematis Hukum Hooke yang ditemukan
dengan rumus tanda (-) menyatakan bahwa arah F berlawanan dengan arah
perubahan panjang x. Menurut Hooke, dengan x diukur dengan
posisi keseimbangan pegas. Tanda (-) menunjukkan bahwa pegas diregangkan (L
> 0), gaya yang dikerjakan pegas mempunyai arah sehingga menyusutkan L.
Sebaliknya, waktu mendesak pegas (L < 0), gaya pegas pada arah L yang positif
sedangkan k disebut konstanta pegas mempunyai dimensi gaya/panjang. Jika
suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk benda
tersebut maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis,
ataupun hancur. Hancur merupakan kondisi kegagalan benda karena sudah
melewati titik patahnya (breaking point). Plastis merupakan kondisi benda
yang tidak dapat kembali lagi menjadi kondisi awalnya jika gaya yang
diberikan dihilangkan. Gaya tersebut disebut gaya pemulihan atau gaya pegas
yang memenuhi persamaan Hukum Hooke

KONSTANTA GAYA PEGAS 8


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 4.2.4 Hukum Hooke (Sumber : Ishaq Muhammad, 2007)


Dari bunyi hukum hooke di atas, hukum hooke dapat dituliskan:

F = K . ∆𝑥 ...................................................................................(4.2.5)

Keterangan:
F : besar gaya luar yang diberikan pada pegas (N), ∆x = pertambahan
panjang pegas (m), K = kosntanta pegas (N/m).
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
gaya pemulih pegas (Fp) gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas ∆x.
4.2.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada satu ujungnya
sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat dengan luas
penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar
N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan maka kawat
akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini
menggambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan 𝜎.
Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk,
tegangan didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan bentuk dan ukuran
benda tergantung pada arah letak gaya luar yang diberikan (Fahmi Nurjanani,
2017)
Secara matematis dapat dituliskan seperti berikut ini:

𝐹 ......................................................................................(4.2.6)
𝜎=
𝐴
Keterangan :

KONSTANTA GAYA PEGAS 9


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
F = besar agay tekan/tarik (N), A = luas penampang (m2), 𝜎 = tegangan
(N/m2).
4.2.2 Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat
dalam x meter dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi
dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan,
sehingga kawat kembali ke bentuk awal. Hubungan ini secara matematis dapat di
tuliskan sebagai berikut:
∆𝑙
e= ............................................................................................(4.2.7)
𝐼𝑜

Keterangan:
e = Regangan, ∆𝑙 = Pertambahan panjang benda, lo = Panjang mula-mula
4.2.3 Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali
kekondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga
dapat berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar
melewati batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu
bahwa pegas tersebut sudah rusak. Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan
dengan E. Modulus elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan
dengan regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.
Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat dibagi menjadi dua, yaitu
benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis memiliki kemampuan untuk
kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan.
Kebalikannya, benda-benda plastis adalah benda yang tidak dapat kembali ke
bentuk dan ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan. lastisitas
adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk kembali ke bentuk dan
ukuran semulanya saat gaya eksternal atau gaya deformasi yang diterapkan
padanya dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya tarik
antarmolekul pada material tersebut. Seluruh gaya antarmolekul yang
melawan terjadinya deformasi ini disebut dengan gaya pemulih.

KONSTANTA GAYA PEGAS 10


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
𝜎
...........................................................................................(4.2.8)
E=
𝑒

Keterangan:
E = modulus elastisitas (N/m2), e = regangan 𝜎 = tegangan (N/m2).

2.5 Persamaan Pegas

Hukum hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas


merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada benda sebelum benda
berubah bentuk secara tetap dan panjang tidak dapat kembali seperti semula
(menjadi plastis ataupun hancur). Kita akan mengamati sebuah objek yaitu: pegas,
sebuah benda yang dapat menjadi elastisitas. Pada kondisi pegas saat ditarik,
terdapat gaya pada pegas yang besarnya sama dengan gaya tarikan pada pegas
tetapi arahnya berlawanan (Faksi = - Freaksi). Jika gaya tersebut disebut dengan
gaya pegas (Fp) maka gaya inipun sebanding dengan pertambahan panjang pegas
(∆x). Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 4.2.5 Contoh Persamaan Pegas (Sumber : Ishaq Muhammad, 2007)


Persamaan gaya pegas dinotasikan dengan rumus:

Fp = - F
....................................................................................(4.2.9)
Fp = - k . ∆𝑥

Kamu tidak perlu khawatir terhadap tanda minus (-). Tanda tersebut hanya
menyatakan arah gaya pegas yang berlawanan dengan arah gaya tarik. Sifat pegas
yang elastis banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penggunaan
pegas dapat dilihat pada kasur pegas atau pada kendaraan bermotor. Penggunaan
pegas biasanya dipakai secara bersamaan dalam satu sistem pegas. Nilai konstanta

KONSTANTA GAYA PEGAS 11


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pegas tersebut akan berubah tergantung susunannya.
Gaya pegas lebih sering dikenal dengan gaya elastis ataupun karet karena
bentuknya yang bisa berubah menjadi lebih panjang dibandingkan bentuk semula.
Padahal kenyataannya, pegas biasanya dihasilkan oleh benda berbahan logam dan
tidak memiliki kerenturan. Namun akibat gaya yang dihasilkan, benda tersebut
biasa memiliki sifat elastis. Dalam ilmu fisika, gaya pegas didefinisikan dalam
hukum hooke yang dihasilkan dari gagasan Robert Hooke. Hukum tersebut
mengamati tentang adanya hubungan benda dengan gaya yang dihasilkan agar
bisa memanjang dan kembali ke posisi sebelumnya. Ilmu hooke akan menghitung
beberapa jumlah maksimal yang bisa dihasilkan oleh sebuah benda yang
mengalami gaya agar tidak melebihi batasnya. Jika gaya yang dihasilkan terlalu
besar, maka sifat elastisnya bisa berkurang secara drastis (Sugy Xo, 2021).
2.6 Hukum Newton

Hukum Newton yang kedua menjelaskan bagaimana keadaan gerak benda


dapat berubah. Hukum ini mengatakan bahwa keadaan gerak pada benda hanya
dapat berubah jika pada benda tersebut dikenakan sebuah gaya. Gaya yang
bekerja pada benda akan memberi dampak langsung pada perubahan keadaan
gerak benda tersebut. Adanya kesebandingan antara besar perubahaan keadaan
gerak dengan besar gaya yang diaplikasikan pada benda tersebut dapat
menyebabkan keelastisan yang besar (Mikrajuddin, 2016).
Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang sebenarnya punya konsep dasar
tentang gaya. Misalnya pada waktu kita menarik atau mendorong suatu benda
atau kita menendang bola, kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya
pada benda itu. Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda serta gaya juga dapat mengubah ukuran suatu
benda dengan syarat gaya yang kita berikan cukup besar. Gaya menyebabkan
percepatan. Arah gaya searah dengan arah percepatan. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Ini berarti, gaya
dapat digolongkan sebagai sebuah vektor.
4.2.1 Hukum I Newton
Hukum I Newton menyatakan, apabila resultan gaya yang bekerja pada
suatu bneda sama dengan nol, benda yang awalnya diam akan selamanya diam,

KONSTANTA GAYA PEGAS 12


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
sementara benda yang awalnya bergerak lurus beraturan juga akan selamanya
lurus beraturan dalam kecepatan yang tetap. Setiap benda akan tetap diam
atau bergerak dalam suatu garis lurus kecuali ada gaya yang bekerja
padanya. Hukum I newton disebut juga hukum kelembaman (inersia),
yaitu keadaannya baik tetap diam atau tetap dalam keadaan bergerak beraturan.
Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah bergerak
dengan kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada
gangguan (gaya).

Faksi = - Freaksi..............................................................................(4.2.10)

4.2.2 Hukum II Newton


Hukum II Newton menyatakan, percepatan yang dihasilkan oleh resultan
gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dan searah dengan resultan gaya,
dan berbanding terbalik dengan massa benda. Melalui hukum ini, gaya benda
menjadi semakin besar ketika mendapatkan dorongan gaya searah laju arah benda
tersebut. Sebaliknya, jika diberikan gaya berlawanan (gaya tolak) melawan benda
itu, laju gaya akan melambat atau mengecil karena tarjadi perubahan kecepatan
dan perubahan laju. Besar kecilnya perlambatan atau percepatan yang diberikan
pada benda maka memengaruhi arah gerak benda. Adapun rumus hukum II
newton yaitu:

F=m.a ............................................................................................(4.2.11)

4.2.3 Hukum III Newton


Hukum III Newton menyatakan bahwa, setiap aksi akan menimbulkan
reaksi. Apabila suatu benda memberi gaya pada benda lain, benda yang mendapat
gaya itu akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima
dari benda pertama, tetapi dengan arah yang berlawanan. Dari hukum ini
diketahui tiap aksi berkonsekuensi memunculkan reaksi, atau bisa dikatakan ada
sebab dan akibat. Pemberian gaya sebab, menghasilkan gaya akibat. Gaya aksi
reaksi bekerja saling berlawanan dan bekerja pada yang berbeda (Ilham Choirul
Anwar, 2021). Rumus hukum III newton yaitu sebagai berikut:
Faksi = -Freaksi
.....................................................................(4.2.12)

KONSTANTA GAYA PEGAS 13


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.7 Percepatan Gravitasi

Percepatan gravitasi merupakan suatu tetapan ukuran suatu objek yang


ekuivalen dengan 1 g, percepatan ditempat lain seharusnya dikoreksi dari nilai ini
sesuai dengan ketinggian. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara
semua partikel yang memiliki partikel di alam semesta. Gaya gravitasi bumi
mempengaruhi semua benda di permukaan bumi atau didekatnya. Gaya gravitasi
bumi menyebabkan benda-benda memiliki berat sehingga tidak melayang diudara
dan tidak terlempar ke angkasa. Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang
sebenarnya punya konsep dasar tentang gaya. Misalnya pada waktu kita menarik
atau mendorong suatu benda atau kita menendang bola, kita mengatakan bahwa
kita mengerjakan suatu gaya pada benda itu. . Benda-benda elastis memiliki
kemampuan untuk kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang
diterapkan dihilangkan. Kebalikannya, benda-benda plastis adalah benda yang
tidak dapat kembali ke bentuk dan ukuran semula saat gaya yang diterapkan
dihilangkan. lastisitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk
kembali ke bentuk dan ukuran semulanya saat gaya eksternal atau gaya deformasi
yang diterapkan padanya dihilangkan. Gaya dapat mengubah arah gerak suatu
benda, gaya dapat mengubah bentuk suatu benda serta gaya juga dapat
mengubah ukuran suatu benda dengan syarat gaya yang kita berikan cukup
besar. Gaya menyebabkan percepatan. Arah gaya searah dengan arah percepatan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa gaya adalah besaran yang mempunyai besar
dan arah. Ini berarti, gaya dapat digolongkan sebagai sebuah vektor.Kekuatan
gaya gravitasi bumi terhadap benda dipengaruhi oleh jarak benda dari pusat bumi.
Semakin jauh letak benda dari pusat bumi, maka gaya gravitasinya semakin kecil.
Menurut newton jika ada dua benda bermassa didekatkan maka antara kedua
benda itu akan timbul gaya gravitasi atau gaya tarik menarik antar massa. Jika
medan gravitasi dapat di abaikan, maka sebuah massa yang berada disekitar
besaran tidak di pengaruhi (Dosen Pendidikan, 2021).

KONSTANTA GAYA PEGAS 14


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

A B C

D E

Gambar 4.3.1 alat praktikum konstanta gaya pegas, (a) pegas, (b) ember beban,
(c) alat peraga, (d) beban pemberat, (e) stopwatch
3.2 Prosedur Percobaan
Timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban, gantunglah ember
pada pegas dan atur sedemikian rupa sehingga jarum menunjukkan skala 0,
berikan beban kedalam ember beberapa kali dan setiap kali penambahan beban,
maka penunjukkan jarum harus dicatat. Keluarkan beban dan ulangi prosedur
3 beberapa kali sesuai petunjuk asisten, untuk kondisidinamis, gantungkan ember,
aturposisi jarum agar membelakangi mistar, masukkan satu beban lalu
getarkan naik turun, tunggu hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu
getaran untuk interval tertentu (sesuai petunjuk asisten). Tambahkan beban
dalam ember lalu ulangi seperti prosedur 6, lakukan penambahan beban
beberapa kali sesuai petunjuk asisten, ulangi prosedur 6 dan 7 beberapa kali
sesuai petunjuk asisten.

KONSTANTA GAYA PEGAS 15


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1 Data Pengamatan

Tabel 4.4.1 Keadaan Statis

Massa Simpangan (m)


NO Keterangan
Beban(gr) Xa Xb Xc Xd
1 0,01 0,011 0,012 0,012 0,013
2 0,02 0,021 0,022 0,02 0,021 Mp=0,0432kg
3 0,03 0,031 0,03 0,029 0,031 Me=0,0614 kg
4 0,04 0,039 0,041 0,039 0,038

Tabel 4.4.2 Keadaan Dinamis

Waktu (s)
NO Massa (Kg) Keterangan
Ta Tb Tc Td
1 0,01 7,47 7,47 7,48 7,48 Mp=0,0432kg
2 0,02 7,71 7,74 7,75 7,97 Me=0,0614 kg
3 0,03 7,69 8,73 8,73 8,74 Jumlah
4 0,04 9,33 9,33 9,33 9,36 Getaran= 10
Frekuensi/Kelompok : III / IVA
Anggota Kelompok : 1. Aisyah kamila r 09120220119
2. Muh.Rizky Irawan 09120220123
3. Idsar Indra Winata 09120220122
4. Putri Amelia 09120220118

Makassar, 05 Maret 2021


Asisten

(Muh.Rizal Kamal)

KONSTANTA GAYA PEGAS 16


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan nilai kosntanta pegas pada keadaan statis untuk beban
dalam satuan N/m

a. Fn = m . g

F1 = m1 . g = ................................. N

= 0,01 kg . 9,81

= 0,0981 N
xa+xb+xc+cd
∑x1 = 4
0,011+0,012+0,012+0,013
= 4
0,048
= 4
= 0,012 m
𝐹1
K1 = ∑x1
0,0981
= 0,012

= 8,175 N/m
b. Fn = m . g
F2 = m2 x g
= 0.02 . 9,81
= 0,1962 N
xa+xb+xc+xd
∑x2 = 4
0,021+0,022+0,02+0,021
= 4
0,084
= 4

= 0,021
𝐹2
K2 = ∑x2
0,1962
= 0,021

= 9,343

KONSTANTA GAYA PEGAS 17


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
c. Fn = m . g
F3 = m3 . g
= 0,03 . 9,81
= 0,2943 N

xa+xb+xc+xd
∑x3 = 4
0,031+0,03+0,029+0,031
= 4
0,121
= 4

= 0,030 m
𝐹3
K3 = ∑x3
0,2943 𝑁
= 0,030

= 9,81 N/m
d. Fn = m . g
F4 = m4 . g
= 0,04 . 9,81
= 0,3924 N
𝑥a+xb+xc+xd
∑x4 = 4
0,039+0,041+0,039+0,038
= 4
0,157
= 4

= 0,039 m
𝐹4
K4 = ∑x4
0,3924 𝑁
= 0,039 𝑚

= 10,062
xa+xb+xc+xd
Xtotal = 4
0,012+0,021+0,030+0,039
= 4

= 0,0255

KONSTANTA GAYA PEGAS 18


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis untuk
setiap beban
𝑇
a. Tn = 𝐽umlah getaran
7,47
Ta1 = 10

= 0,747 N/m
7,47
Tb1 = 10

= 0,747 N/m
7,48
Tc1 = 10

= 0,748 N/m
7,48
Td1 = 10

= 0,748 N/m

𝑇𝑎1+𝑇𝑏1+𝑇𝑐1+𝑇𝑑1
T1 = 4
0,747+0,747+0,748+0,748
= 4

= 0,748 s
4𝜋 2
K1 = 𝑇12 (mc + mb + mp)
4𝑥 (3,14)2
= ( 0,0614 + 0,01 + 0,0432)
(0,748)2
39,44
= 0,559 x 0,1146

= 8,086 N/m
𝑇
b. Tn = Jumlah getaran
7,71
Ta2 = 10

= 0,771
7,74
Tb2 = 10

= 0,774
7,75
Tc2 = 10

= 0,775

KONSTANTA GAYA PEGAS 19


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
7,97
Td2 = 10

= 0,797
Ta2+Tb2+Tc2+Td2
T2 = 4
0,771+0,774+0,775+0,797
= 4

= 0,779
4𝜋 2
K2 = 𝑇12 (mc + mb + mp)
4.(3,14)2
= (0,0614 + 0,02 + 0,0432)
(0,779)2
39,44
= 0,607 (0,1246)

= 8,096
𝑇
c. Tn = 𝐽umlah getaran
7,69
Ta3 = 10

= 0,769
8,73
Tb3 = 10

= 0,873
8,73
Tc3 = 10

= 0,873
8,74
Td3 =
10

= 0,874

Ta3+Tb3+Tc3+Td3
T3 = 4
0,769+0,873+0,873+0,874
= 4

= 0,847
4𝜋 2
K3 = 𝑇32 (mc + mb + mp)
4 (3,14)2
= (0,0614 + 0,03 + 0,0432)
(0,847)2
39,44
= 0,764 (0,1346)

= 6,948

KONSTANTA GAYA PEGAS 20


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
𝑇
d. Tn = 𝐽umlah getaran
9,33
Ta4 = 10

= 0,933
9,33
Tb4 = 10

= 0,933
9,33
Tc4 = 10

= 0,933
9,36
Td4 = 10

= 0,936
𝑇𝑎2+𝑇𝑏2+𝑇𝑐2+𝑇𝑑2
T4 = 4
0,933+0,933+0,933+0,936
= 4

= 0,934
4𝜋 2
K4 = 𝑇42 (mc + mb + mp)
4 .(3,14)2
= (0,0614 + 0,04 + 0,0432)
(0,934)2
39,44
= 0,872 (0,1446)

= 6,525
mc+mb+mp
Mtotal = 3
0,0614+0,01+0,0432
= 3

= 0,038
𝑇1+𝑇2+𝑇3+𝑇4
Ttotal = 4
0,748+0,779+0,847+0,9344
= 4

= 0,834

KONSTANTA GAYA PEGAS 21


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Tabel 4.5.1 Keadaan dinamis untuk setiap beban

Massa beban Periode (s)


NO
(kg) Ta Tb Tc Td
1 0,01 0,747 0,747 0,748 0,748
2 0,02 0,771 0,774 0,775 0,797
3 0,03 0,769 0,873 0,873 0,874
4 0,04 0,933 0,933 0,933 0,936

5.3 Teori ketidakpastian


a. Untuk keadaan statis
𝐹
K=𝑥

𝛿𝐹 2 𝛿𝐹 2
∆𝑘 = √(𝛿𝑚) (∆𝐹)2 + (𝛿𝑥 ) (∆𝑥)2

𝛿𝑘 𝑢1 .𝑣− 𝑣 1 .𝑢
=
𝛿𝑓 𝑣2

Dimana : u = f 𝑢1 = 1
v=x 𝑣1 = 0
(1 . 𝑥)−(0 . 𝑓)
= (𝑥)2
𝑥
= (𝑥)2

0,012
= (0,012)2

0,012
= 0,000144

= 83,33
F=m.g

𝛿𝐹 2
∆𝐹 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2

𝛿𝐹
(𝛿𝑚) = 𝑢1 . 𝑣 + 𝑣 1 . 𝑢

Dimana : u = m 𝑢1 = 1
v=g 𝑣1 = 0

KONSTANTA GAYA PEGAS 22


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
= (1 . g) + (0 . m)
= (1 . 9,81) + (0 . m)
= 9,81
1
∆𝑚 = 2 . Skala terkecil

= 0,5 x 10−3
= 5 x 10−4

𝛿𝐹 2
∆𝐹 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2

= √(9,81)2 (5𝑥10−4 )2

= √0,0000241
= 0,0 049
𝛿𝑘 𝐹
(𝛿𝑥 ) =𝑥

Dimana : u = F 𝑢1 = 0
V=u 𝑣1 = 1
𝛿𝑘 𝑢1 . 𝑣−𝑣 1 . 𝑢
(𝛿𝑥 ) = 𝑣2

(0 . 𝑥)−(1 . 𝐹)
= (𝑥)2

𝐹
= (𝑥)2

0,0891
= (0,012)2

0,0891
= 0,000144

= 618,75

(𝑥1−𝑥)2 +(𝑥2−𝑥)2 +(𝑥3−𝑥)2 +(𝑥4−𝑥)2


∆𝑥 =√ 4(4−1)

(0,012−0,0255)2 +(0,021−0,0255)2 +(0,030−0,0255)2 +(0,039−0,0255)2


=√ 12

0,000405
=√ 12

= √0,0000338

KONSTANTA GAYA PEGAS 23


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
= 0,0058

𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝑘 = √(𝛿𝐹) (∆𝐹)2 + (𝛿𝑥 ) (∆𝑥)2

= √(83,33)2 (0,0049)2 + (618,75)2 (0,0058)2

= √13,046
= 3,612

∆𝑘
KR = 𝑥100%
2(∆𝑘+𝑘)

3,612
= 2(3,612+8,175) 𝑥100%

3,612
= 23,574 𝑥100%

= 0,153%
KB = 100% - KR
= 100% - 0,153
= 99,847%
b. Untuk keadaan dinamis
4𝜋 2 𝑚 𝑢
K = =𝑣
𝑇2

𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝑘 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2 + (𝛿𝑇) (∆𝑇)2

𝛿𝑘 𝑢1 .𝑣− 𝑣 1 .𝑢
(𝛿𝑚) = 𝑣2

Dimana : u = 4𝜋 2 𝑚 𝑢1 = 4𝜋 2
v = 𝑇2 𝑣1 = 0
𝛿𝑘 𝑢1 .𝑣−𝑣 1 .𝑢
( ) =
𝛿𝑚 𝑣2

4𝜋 2 . 𝑇 2 − 0 . (4∆2 𝑚)
= 2
(𝑇 2)

(4 . (3,14)2 . 0,748
= 2
(0,7482)

29,499
= 0,313

= 94,25

KONSTANTA GAYA PEGAS 24


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1
∆𝑚 = 2 . Skala terkecil

= 0,5 x 10−3
= 5 x 10−4

𝛿𝑘 𝑢1 . 𝑣−𝑣 1 . 𝑢
(𝛿𝑇) = 𝑣2

Dimana : u = 4𝜋 2 𝑚 𝑢1 = 0
v = T2 𝑣 1 = 2𝑇
𝛿𝑘 0.𝑇 2 – 2T.4𝜋 2 m
(𝛿𝑇) = (𝑇 2 )2

−2𝑇 .4𝜋2 m
= (𝑇 2 )2

−2 .(0,748).4 (3,14)2 .0,01


= (0,748)4

−0,589
= 0,313

= - 1,882

(𝑇1−𝑇)2 +(𝑇2−𝑇)2 +(𝑇3−𝑇)2 +(𝑇4−𝑇)2


∆T =√ 𝑛(𝑛−1_

(0,747−0,834)2 +(0,779−0,834)2 +(0,847−0,834)2 +(0,934−0,834)2


=√ 4(4−1)

0,02059
=√
12

= √0,00172
= 0,041

𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝑘 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2 + (𝛿𝑇) (∆𝑇)2

= √(94,25)2 (5𝑥10−4 )2 + (−1,882)2 (0,041)2


= √0,0082
= 0,090

KONSTANTA GAYA PEGAS 25


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
∆𝑘
KR = x 100%
𝟐(∆𝑘+𝐾)
0,090
= x 100%
2(0,090+8,068

0,090
= x 100%
16,316

= 0,0055

KB = 100% - KR
= 0,0055
= 99, 9945 %

KONSTANTA GAYA PEGAS 26


PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.6.1 Untuk Keadaan Statis
Simpangan (m)
NO Massa(Kg) Keterangan
Xa Xb Xc Xd
1 0,01 0,011 0,012 0,012 0,013
2 0,02 0,021 0,022 0,02 0,021 Mp=0,0432kg
3 0,03 0,031 0,03 0,029 0,031 Me=0,0614 kg
4 0,04 0,039 0,041 0,039 0,038

Tabel 4.6.2 Untuk Keadaan Dinamis

Waktu (s)
NO Massa (Kg) Keterangan
Ta Tb Tc Td
1 0,01 7,47 7,47 7,48 7,48 Mp=0,0432kg
2 0,02 7,71 7,74 7,75 7,97 Me=0,0614 kg
3 0,03 7,69 8,73 8,73 8,74 Jumlah
4 0,04 9,33 9,33 9,33 9,36 Getaran= 10

6.2 Pembahasan

Dari hasil percobaan dan perhitungan yang dilakukan didapatkan data pada tabel
6.1 yaitu pada saat massa benda 0.01kg didapatkan simpangan Xa =0.011,
Xb=0.012, Xc=0.012 dan Xd=0.013, pada saat massa benda 0.02 didapatkan
simpangan Xa=0,021, Xb=0,022 ,Xc=0,02 ,Xd=0,021, pada saat massa benda
0.03 didapatkan data simpangan Xa=0,039, Xb=0,041, Xc=0,039, Xd=0,038, dan
pada saat massa benda 0,04 didapatkan simpangan Xa=0,039, Xb=0,041
,Xc=0,039 ,Xd=0,038. Pada saat statis dapat disimpulkan bahwa semakin besar
massa yang bekerja pada beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada
beban itu serta akan menghasilkan Simpangan yang bekerja pada beban.

KONSTANTA GAYA PEGAS 27

Anda mungkin juga menyukai