LAPORAN PRAKTIKUM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IVA
MAKASSAR
2023
89
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas
memiliki sifat keelastisitasan. Gaya pegas ini selalu terjadi pada benda-
benda lenting yang bentuknya diubah. Contohnya gaya pegas timbul pada
bambu yang dibengkokkan atau juga busur panah yang ditarik sifat lenting pegas
maupun karet gelang maka gaya pegas juga disebut gaya elastik atau gaya
lenting. Gaya pegas ini dimanfaatkan antara lain untuk dapat mengurangi
pengaruh dari getaran pada jalan yang kasar, contohnya pada sepeda motor,
mobil, dokar atau juga sepeda.
Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan
semula setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat gaya dari luar
berupa tarikan, tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya
tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja,
semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan,
pegas akan kembali ke keadaan semual. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah
umum digunakan. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama,
pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
karakteristik setiap pegas. Karakteristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta
pegas (k).
Gaya pegas merupakan suatu tarikan yang ditimbulkan oleh pegas. Pada
karet gelang yang direnggangkan serta juga pada pegas yang direnggangkan atau
di manpatkan, akan menimbulkan gaya ke arah benda yang merenggangkannya
atau memanpatkanya, gaya yang muncul itulah yang disebut gaya pegas. Gaya
pegas ini timbul disebabkan karena adanya sifat elastik atau sifat lenting pegas.
Sifat elastik ini dipunyai oleh benda yang apabila diubah bentuknya setelah di
lepaskan, maka benda itu akan kembali ke keadaan semula. Oleh sebab gaya ini
disebabkan oleh sifatnya yang elastik atau sifat lenting pegas maupun karet
gelang. Gaya pegas ini selalu terjadi pada benda-benda lenting yang bentuknya
F = -k . x ..................................................................................(4.2.1)
Keterangan:
F= Gaya yang bekerja (N), k= Konstanta gaya pegas (N/m), x= Perubahan
panjang pegas (m).
Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam
persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah
perpanjangan. Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, berarti
pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya tariknya.
Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu, cara statis dan cara dinamis. Cara statis merupakan cara yang
digunakan untuk menentukan nilai konstanta pegas dengan menghitung
pertambahan panjang pegas ketika diberi beban (W). Dengan cara statis maka
akan dapat dilihat pengaruh pertambahan massa terhadap perubahan panjang
pegas. Sendangkan cara dinamis adalah cara yang digunakan apabila pegas yang
diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran
dengan periode tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungkan massa terhadap
Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri-seri dengan tetapan
tiap-tiap pegas (k1 dan k2).
4.2.2 Rangkaian pegas paralel
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap akan mengalami
gaya tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang s sebesar ∆x1 dan ∆x2. Jika
pegas disusun paralel maka gaya total pegas adalah sama dengan jumlah gaya
yang dialami oleh masing-masing pegas. Secara umum, konstanta total pegas
yang dirangkai paralel dinyatakan dengan persamaan:
Keterangan :
Kn = konstanta pegas ke-n, k1 = konstanta pegas 1 (N/m), k2 = konstanta
pegas2(N/m).
Susunan pegas paralel adalah susunan pegas yang dibuat dengan tujuan
untuk mendapatkan konstanta yang lebih besar sehingga pertambahan panjang
pegas menjadi kecil. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis
rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Sama seperti hambatan,
pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan rangkaian pegas. Gaya pegas ini
selalu terjadi pada benda-benda lenting yang bentuknya diubah.
Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda di sebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi benda tersebut dari tanah.
Sendangkan energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meraggangkan pegas sama dengan energi
yang tersimpan pada pegas, yaitu energi potensial pegas. Jadi, untuk menghitung
energi potensial pegas sebagai berikut:
1
W = Ep = 2 𝑘 (∆𝑥)2 ..........................................................................(4.2.4)
Keterangan:
Pada umumnya, sistem pegas yang biasa dipelajari adalah sistem massa-
pegas ideal yaitu sebuah massa yang diikatkan diujung pegas dengan massa
diabaikan dan terletak diatas bidang licin tanpa gesekan. Akibatnya akan ada gaya
yang timbul untuk mengembalikan bentuk pegas setelah pegas diregangkan atau
ditekan agar kembali seperti bentuk awalnya. Gaya tersebut disebut gaya
pemulihan atau gaya pegas yang memenuhi persamaan Hukum Hooke. Energi
dibutuhkan untuk meregangkan atau menekan pegas (Karina Dwi Adistiana,
2018).
F = K . ∆𝑥 ...................................................................................(4.2.5)
Keterangan:
F : besar gaya luar yang diberikan pada pegas (N), ∆x = pertambahan
panjang pegas (m), K = kosntanta pegas (N/m).
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
gaya pemulih pegas (Fp) gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas ∆x.
4.2.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada satu ujungnya
sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat dengan luas
penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar
N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan maka kawat
akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini
menggambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan 𝜎.
Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk,
tegangan didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan bentuk dan ukuran
benda tergantung pada arah letak gaya luar yang diberikan (Fahmi Nurjanani,
2017)
Secara matematis dapat dituliskan seperti berikut ini:
𝐹 ......................................................................................(4.2.6)
𝜎=
𝐴
Keterangan :
Keterangan:
e = Regangan, ∆𝑙 = Pertambahan panjang benda, lo = Panjang mula-mula
4.2.3 Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali
kekondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga
dapat berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar
melewati batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu
bahwa pegas tersebut sudah rusak. Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan
dengan E. Modulus elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan
dengan regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.
Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat dibagi menjadi dua, yaitu
benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis memiliki kemampuan untuk
kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan.
Kebalikannya, benda-benda plastis adalah benda yang tidak dapat kembali ke
bentuk dan ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan. lastisitas
adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk kembali ke bentuk dan
ukuran semulanya saat gaya eksternal atau gaya deformasi yang diterapkan
padanya dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya tarik
antarmolekul pada material tersebut. Seluruh gaya antarmolekul yang
melawan terjadinya deformasi ini disebut dengan gaya pemulih.
Keterangan:
E = modulus elastisitas (N/m2), e = regangan 𝜎 = tegangan (N/m2).
Fp = - F
....................................................................................(4.2.9)
Fp = - k . ∆𝑥
Kamu tidak perlu khawatir terhadap tanda minus (-). Tanda tersebut hanya
menyatakan arah gaya pegas yang berlawanan dengan arah gaya tarik. Sifat pegas
yang elastis banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh penggunaan
pegas dapat dilihat pada kasur pegas atau pada kendaraan bermotor. Penggunaan
pegas biasanya dipakai secara bersamaan dalam satu sistem pegas. Nilai konstanta
Faksi = - Freaksi..............................................................................(4.2.10)
F=m.a ............................................................................................(4.2.11)
A B C
D E
Gambar 4.3.1 alat praktikum konstanta gaya pegas, (a) pegas, (b) ember beban,
(c) alat peraga, (d) beban pemberat, (e) stopwatch
3.2 Prosedur Percobaan
Timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban, gantunglah ember
pada pegas dan atur sedemikian rupa sehingga jarum menunjukkan skala 0,
berikan beban kedalam ember beberapa kali dan setiap kali penambahan beban,
maka penunjukkan jarum harus dicatat. Keluarkan beban dan ulangi prosedur
3 beberapa kali sesuai petunjuk asisten, untuk kondisidinamis, gantungkan ember,
aturposisi jarum agar membelakangi mistar, masukkan satu beban lalu
getarkan naik turun, tunggu hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu
getaran untuk interval tertentu (sesuai petunjuk asisten). Tambahkan beban
dalam ember lalu ulangi seperti prosedur 6, lakukan penambahan beban
beberapa kali sesuai petunjuk asisten, ulangi prosedur 6 dan 7 beberapa kali
sesuai petunjuk asisten.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1 Data Pengamatan
Waktu (s)
NO Massa (Kg) Keterangan
Ta Tb Tc Td
1 0,01 7,47 7,47 7,48 7,48 Mp=0,0432kg
2 0,02 7,71 7,74 7,75 7,97 Me=0,0614 kg
3 0,03 7,69 8,73 8,73 8,74 Jumlah
4 0,04 9,33 9,33 9,33 9,36 Getaran= 10
Frekuensi/Kelompok : III / IVA
Anggota Kelompok : 1. Aisyah kamila r 09120220119
2. Muh.Rizky Irawan 09120220123
3. Idsar Indra Winata 09120220122
4. Putri Amelia 09120220118
(Muh.Rizal Kamal)
5.1 Perhitungan nilai kosntanta pegas pada keadaan statis untuk beban
dalam satuan N/m
a. Fn = m . g
F1 = m1 . g = ................................. N
= 0,01 kg . 9,81
= 0,0981 N
xa+xb+xc+cd
∑x1 = 4
0,011+0,012+0,012+0,013
= 4
0,048
= 4
= 0,012 m
𝐹1
K1 = ∑x1
0,0981
= 0,012
= 8,175 N/m
b. Fn = m . g
F2 = m2 x g
= 0.02 . 9,81
= 0,1962 N
xa+xb+xc+xd
∑x2 = 4
0,021+0,022+0,02+0,021
= 4
0,084
= 4
= 0,021
𝐹2
K2 = ∑x2
0,1962
= 0,021
= 9,343
xa+xb+xc+xd
∑x3 = 4
0,031+0,03+0,029+0,031
= 4
0,121
= 4
= 0,030 m
𝐹3
K3 = ∑x3
0,2943 𝑁
= 0,030
= 9,81 N/m
d. Fn = m . g
F4 = m4 . g
= 0,04 . 9,81
= 0,3924 N
𝑥a+xb+xc+xd
∑x4 = 4
0,039+0,041+0,039+0,038
= 4
0,157
= 4
= 0,039 m
𝐹4
K4 = ∑x4
0,3924 𝑁
= 0,039 𝑚
= 10,062
xa+xb+xc+xd
Xtotal = 4
0,012+0,021+0,030+0,039
= 4
= 0,0255
= 0,747 N/m
7,47
Tb1 = 10
= 0,747 N/m
7,48
Tc1 = 10
= 0,748 N/m
7,48
Td1 = 10
= 0,748 N/m
𝑇𝑎1+𝑇𝑏1+𝑇𝑐1+𝑇𝑑1
T1 = 4
0,747+0,747+0,748+0,748
= 4
= 0,748 s
4𝜋 2
K1 = 𝑇12 (mc + mb + mp)
4𝑥 (3,14)2
= ( 0,0614 + 0,01 + 0,0432)
(0,748)2
39,44
= 0,559 x 0,1146
= 8,086 N/m
𝑇
b. Tn = Jumlah getaran
7,71
Ta2 = 10
= 0,771
7,74
Tb2 = 10
= 0,774
7,75
Tc2 = 10
= 0,775
= 0,797
Ta2+Tb2+Tc2+Td2
T2 = 4
0,771+0,774+0,775+0,797
= 4
= 0,779
4𝜋 2
K2 = 𝑇12 (mc + mb + mp)
4.(3,14)2
= (0,0614 + 0,02 + 0,0432)
(0,779)2
39,44
= 0,607 (0,1246)
= 8,096
𝑇
c. Tn = 𝐽umlah getaran
7,69
Ta3 = 10
= 0,769
8,73
Tb3 = 10
= 0,873
8,73
Tc3 = 10
= 0,873
8,74
Td3 =
10
= 0,874
Ta3+Tb3+Tc3+Td3
T3 = 4
0,769+0,873+0,873+0,874
= 4
= 0,847
4𝜋 2
K3 = 𝑇32 (mc + mb + mp)
4 (3,14)2
= (0,0614 + 0,03 + 0,0432)
(0,847)2
39,44
= 0,764 (0,1346)
= 6,948
= 0,933
9,33
Tb4 = 10
= 0,933
9,33
Tc4 = 10
= 0,933
9,36
Td4 = 10
= 0,936
𝑇𝑎2+𝑇𝑏2+𝑇𝑐2+𝑇𝑑2
T4 = 4
0,933+0,933+0,933+0,936
= 4
= 0,934
4𝜋 2
K4 = 𝑇42 (mc + mb + mp)
4 .(3,14)2
= (0,0614 + 0,04 + 0,0432)
(0,934)2
39,44
= 0,872 (0,1446)
= 6,525
mc+mb+mp
Mtotal = 3
0,0614+0,01+0,0432
= 3
= 0,038
𝑇1+𝑇2+𝑇3+𝑇4
Ttotal = 4
0,748+0,779+0,847+0,9344
= 4
= 0,834
𝛿𝐹 2 𝛿𝐹 2
∆𝑘 = √(𝛿𝑚) (∆𝐹)2 + (𝛿𝑥 ) (∆𝑥)2
𝛿𝑘 𝑢1 .𝑣− 𝑣 1 .𝑢
=
𝛿𝑓 𝑣2
Dimana : u = f 𝑢1 = 1
v=x 𝑣1 = 0
(1 . 𝑥)−(0 . 𝑓)
= (𝑥)2
𝑥
= (𝑥)2
0,012
= (0,012)2
0,012
= 0,000144
= 83,33
F=m.g
𝛿𝐹 2
∆𝐹 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2
𝛿𝐹
(𝛿𝑚) = 𝑢1 . 𝑣 + 𝑣 1 . 𝑢
Dimana : u = m 𝑢1 = 1
v=g 𝑣1 = 0
= 0,5 x 10−3
= 5 x 10−4
𝛿𝐹 2
∆𝐹 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2
= √(9,81)2 (5𝑥10−4 )2
= √0,0000241
= 0,0 049
𝛿𝑘 𝐹
(𝛿𝑥 ) =𝑥
Dimana : u = F 𝑢1 = 0
V=u 𝑣1 = 1
𝛿𝑘 𝑢1 . 𝑣−𝑣 1 . 𝑢
(𝛿𝑥 ) = 𝑣2
(0 . 𝑥)−(1 . 𝐹)
= (𝑥)2
𝐹
= (𝑥)2
0,0891
= (0,012)2
0,0891
= 0,000144
= 618,75
0,000405
=√ 12
= √0,0000338
𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝑘 = √(𝛿𝐹) (∆𝐹)2 + (𝛿𝑥 ) (∆𝑥)2
= √13,046
= 3,612
∆𝑘
KR = 𝑥100%
2(∆𝑘+𝑘)
3,612
= 2(3,612+8,175) 𝑥100%
3,612
= 23,574 𝑥100%
= 0,153%
KB = 100% - KR
= 100% - 0,153
= 99,847%
b. Untuk keadaan dinamis
4𝜋 2 𝑚 𝑢
K = =𝑣
𝑇2
𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝑘 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2 + (𝛿𝑇) (∆𝑇)2
𝛿𝑘 𝑢1 .𝑣− 𝑣 1 .𝑢
(𝛿𝑚) = 𝑣2
Dimana : u = 4𝜋 2 𝑚 𝑢1 = 4𝜋 2
v = 𝑇2 𝑣1 = 0
𝛿𝑘 𝑢1 .𝑣−𝑣 1 .𝑢
( ) =
𝛿𝑚 𝑣2
4𝜋 2 . 𝑇 2 − 0 . (4∆2 𝑚)
= 2
(𝑇 2)
(4 . (3,14)2 . 0,748
= 2
(0,7482)
29,499
= 0,313
= 94,25
= 0,5 x 10−3
= 5 x 10−4
𝛿𝑘 𝑢1 . 𝑣−𝑣 1 . 𝑢
(𝛿𝑇) = 𝑣2
Dimana : u = 4𝜋 2 𝑚 𝑢1 = 0
v = T2 𝑣 1 = 2𝑇
𝛿𝑘 0.𝑇 2 – 2T.4𝜋 2 m
(𝛿𝑇) = (𝑇 2 )2
−2𝑇 .4𝜋2 m
= (𝑇 2 )2
−0,589
= 0,313
= - 1,882
0,02059
=√
12
= √0,00172
= 0,041
𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 2
∆𝑘 = √(𝛿𝑚) (∆𝑚)2 + (𝛿𝑇) (∆𝑇)2
0,090
= x 100%
16,316
= 0,0055
KB = 100% - KR
= 0,0055
= 99, 9945 %
Waktu (s)
NO Massa (Kg) Keterangan
Ta Tb Tc Td
1 0,01 7,47 7,47 7,48 7,48 Mp=0,0432kg
2 0,02 7,71 7,74 7,75 7,97 Me=0,0614 kg
3 0,03 7,69 8,73 8,73 8,74 Jumlah
4 0,04 9,33 9,33 9,33 9,36 Getaran= 10
6.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan dan perhitungan yang dilakukan didapatkan data pada tabel
6.1 yaitu pada saat massa benda 0.01kg didapatkan simpangan Xa =0.011,
Xb=0.012, Xc=0.012 dan Xd=0.013, pada saat massa benda 0.02 didapatkan
simpangan Xa=0,021, Xb=0,022 ,Xc=0,02 ,Xd=0,021, pada saat massa benda
0.03 didapatkan data simpangan Xa=0,039, Xb=0,041, Xc=0,039, Xd=0,038, dan
pada saat massa benda 0,04 didapatkan simpangan Xa=0,039, Xb=0,041
,Xc=0,039 ,Xd=0,038. Pada saat statis dapat disimpulkan bahwa semakin besar
massa yang bekerja pada beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada
beban itu serta akan menghasilkan Simpangan yang bekerja pada beban.