PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari - hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai
dari yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat,
energi yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar
diri kita, seperti yang ada di lingkungan kita. Dalam jenjang perguruan tinggi,
seorang mahasiswa diharapkan tidak hanya mengukuti perkuliahan semata, namun
lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang
dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana - sarjana yang
berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan
bermanfaat bagi masyarakat, nusa bangsa dan negara tercinta.
Disiplin ilmu teknik merupakan disiplin ilmu yang eksak dan banyak menerapkan
ilmu-ilmu murni yang diterapkan kepada masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bidang-
bidang keteknikan mutlak untuk dikuasai mahasiswa teknik, tidak hanya dari segi
teori juga dari segi prakteknya. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi saat ini,
serta pasar bebas yang akan segera kita masuki, lebih menuntut penguasaan dan
penerapannya dalam menghadapi masalah-masalah yang kompleks. Titik - titik
yang telah diperoleh kerangka dasar horizontal dan vertikal inilah yang akan
membentuk sebuah poligon yang dapat dilihat dengan adanya garis - garis yang
menghubungkan titik - titik tersebut.
Ternyata dalam aplikasi ilmu tersebut, tugas yang diberikan kepada
mahasiswa tidak akan dikuasai sempurna tanpa adanya praktek - praktek yang
merupakan salah satu sarana yang baik untuk menguasai ilmu sekaligus
mempraktekannya. Demikian juga dengan praktikum Fisika Dasar I ini.
Fisika dalam bidang teknik khususnya merupakan hal yang sangat penting
dan benar-benar harus dikuasai secara teori dan praktek. Dengan latar belakang
itulah, maka kami mahasiswa teknik semester I diberi tugas praktikum mata
kuliah Fisika Dasar yang dilaksanakan di Laboratorium Pusat dibawah bimbingan
dosen dan team asisten pembantu dosen.
1.2 Tujuan Percobaan
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda.
Gaya dapat menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada
benda. Gaya termasuk ke dalam besaran Vektor, karena memiliki nilai dan arah.
Sebuah Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force) dan Satuan Gaya dalam SI
(Satuan Internasional) adalah Newton, disingkat dengan N. Pengukuran gaya
dapat dilakukan dengan alat yang disebut dinamometer atau neraca pegas. Untuk
melakukan sebuah gaya diperlukan usaha (Tenaga), semakin besar gaya yang
hendak dilakukan, maka semakin besar pula Usaha (tenaga) yang harus
dikeluarkan.
∑F = 0
Keterangan :
∑F = resultan gaya (Kg m/s2)
b. Hukum Newton 2
Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu berbanding
lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu
berbanding terbalik dengan massa benda.
Jadi Rumus Hukum Newton 2 adalah :
∑F = m.a
Keterangan :
∑F = resultan gaya (Kg m/s2)
m = Massa Benda (Kg)
a = percepatan (m/s2)
c. Hukum Newton 3
Setiap Aksi akan menimbulkan reaksi, artinya Jika Suatu benda
mengerjakan gaya terhadap benda kedua makan, benda kedua akan
membalas gaya dari benda pertama dengan arah yang berlawanan.
Jadi Rumus Hukum Newton 3 adalah :
Faksi = -Freaksi
1. Pengaruh gaya terhadap benda yang diam. Benda yang diam dapat
bergerak jika diberi gaya. Contoh kelereng yang tadinya diam akan
bergerak setelah dientil, lemari yang tadinya diam akan bergerak setelah
diberi gaya dengan dorongan. Dalam hal ini gaya dapat mempengaruhi
gerak benda.
2. Pengaruh gaya terhadap benda yang bergerak. Benda yang bergerak, jika
diberi gaya dapat mengakibatkan benda tersebut berubah menjadi diam,
berubah arah, atau juga bisa bergerak lebih cepat. Contoh, bola yang
bergerak akan diam apabila ditahan dengan kaki, bola yang yang dilempar
ke arah tembok akan berubah arah setelah menumbuk tembok.
3. Pengaruh gaya terhadap bentuk benda. Suatu benda saat dikenai gaya yang
cukup dapatmengakibatkan benda tersebut berubah bentuk. Semakinbesar
gaya yang dikenakan semakin besar pulaperubahan bentuk pada benda
tersebut. Contoh, kaleng minuman yang kosong saat diinjak dengan keras
akan penyok, batu besar jika dipukul dengan palu akan pecah menjadi
batu-batu yang berukuran lebih kecil.
1. Satuan ukuran gaya adalah newton
2. Alat untuk pengukur gaya disebut Dinamometer
3. Gaya adalah Suatu bentuk kerja mendorong dan menarik suatu benda
Kita ketahui bahwa benda yang dilepaskan pada ketinggian tertentu akan
jatuh bebas. Bagaimana jika benda tersebut di letakkan di atas meja, buku
misalnya? Mengapa buku tersebut tidak jatuh? Gaya apa yang menahan buku
tidak jatuh?
Gaya yang menahan buku agar tidak jatuh adalah gaya tekan meja pada
buku. Gaya ini ada karena permukaan buku bersentuhan dengan permukaan
meja dan sering disebut gaya normal. Gaya normal (N) adalah gaya yang
bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua permukaan benda, yang
arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Jadi, pada buku terdapat dua
gaya yang bekerja, yaitu gaya normal (N) yang berasal dari meja dan gaya
berat (w). Kedua gaya tersebut besarnya sama tetapi berlawanan arah,
sehingga membentuk keseimbangan pada buku. Ingat, gaya normal selalu
tegak lurus arahnya dengan bidang sentuh. Jika bidang sentuh antara dua
benda adalah horizontal, maka arah gaya normalnya adalah vertikal. Jika
bidang sentuhnya vertikal, maka arah gaya normalnya adalah horizontal. Jika
bidang sentuhya miring, maka gaya normalnya juga akan miring.
Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dalam satu garis kerja dapat
diganti oleh sebuah gaya yang dinamakan resultan gaya.
2.7 Poligon
2. Beban Pemberat
3. Busur Derajat
Keterangan :
M1 = 50 gr
M2 = 10 gr
M3 = 60 gr
M4 = 30 gr
4.2 Tabel Pengamatan 2
Keterangan :
M1 = 80 gr
M2 = 70 gr
M3 = 50 gr
M4 = 50 gr
Tanggal Praktikum : Minggu, 16 Oktober 2016
Fakultas / Jurusan : FTI / T. Pertambangan
Anggota :
1. Adella Miranda Abas (09320150054)
SYAHRUL RAHMAN
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Tabel 2
𝛴θm1 θ1+ θ2+ θ3 + θ4+ θ5
Θm1 = =
𝑛 5
30°+ 30°+ 30°+ 31,5°+ 31° 152,5
= = = 30,5°
5 5
𝛴θm2 θ1+ θ2+ θ3 + θ4 + θ5
Θm2 = =
𝑛 5
30°+ 29°+ 28,5°+ 27°+ 27° 141,5
= = = 28,3°
5 5
𝛴θm3 θ1+ θ2+ θ3 + θ4+θ5
Θm3 = =
𝑛 5
40°+ 40°+ 42,5°+ 41,5°+41° 205
= = = 41°
5 5
𝛴θm4 θ1+ θ2+ θ3 + θ4+ θ5
Θm4 = =
𝑛 5
46,5°+ 44,5°+ 38,5°+43,5°+ 44,5° 217,5
= 5
= 5
= 43,5°
𝛴θmn θm1+ θm2+ θm3 + θm4
Θmn = =
𝑛 4
30,5°+ 28,3°+ 41°+43,5° 143,3
= = = 35,825°
4 4
= √(−0,0178)2 + (0,0051)²
= √0,0003 + 0,0052
= √0,0055 = 0,0741 N
Tabel 2
R = √(𝑅𝑥)2 + (𝑅𝑦)²
= √(0,0572)2 + (0,0643)²
= √0,0032 + 0,0041
= √0,0073
= 0,0854 N
5.2 Teori Ketidakpastian
Fx = m.g.cos θ
Fx = F. cos θ
𝛿𝐹𝑥 𝛿𝐹𝑥
∆F = √(𝛿𝐹𝑥)2 x (∆F)2 + (𝛿 cos 𝜃) x (∆ cos θ)
𝛿𝐹𝑥
= F. cos θ
𝛿𝐹
U =F
U’ = 1
V = cos θ
V’ = 0
= U.V’ + U’.V
= F.0 + 1.cos θ
= cos θ
= cos 39,5° = 0,7716
∆F = m.g
𝛿𝐹
= √(𝛿𝑚)2 x (∆m)2
𝛿𝐹
= = m.g
𝛿𝑚
U =m
U’ = 1
V =g
V’ = 0
= U.V’ + U’.V
= m.0 + 1.g
= 9,81
∆m = 1⁄2 skala terkecil
= 1⁄2 . 10-3
= 5.10-4
= √(9,81)2 x (5.10-4)2
= √(96,2361 𝑥 25.10-8
=√(2405,9 𝑥 10-8
= 49, 0499 x 10-4
𝛿𝐹𝑥
= F. cos θ
𝛿 cos 𝜃
U =F
U’ = 0
V = cos θ
V’ = - sin θ
= U.V’ + U’.V
= F . - sin θ + 0 . cos θ
= F . - sin θ (39,5°)
= 0,098 . (-0,63)
= -0,0617
(cos θ−cos θ1)+(cos θ−cos θ2)+n
∆ cos θ = √( )
n (n−1)
(cos 39,5° − cos 39°)² + (cos 39,5° − cos 39°)² + ( cos 39,5° − cos 40°)² + ( cos 39,5° − cos 40°)² + (cos 39,5° − cos 39,5°)²
= √(
5 (5 − 1)
(0,7716 − 0,7771)² + (0,7716 − 0,7771)² + ( 0,7716 − 0,7660)² + (0,7716 − 0,7660)² + (0,7716 − 0,7716)²
= √(
5 (5 − 1)
= √(0,0122)
BAB VI
ANALISA DATA
Keterangan :
M1 = 50 gr
M2 = 10 gr
M3 = 60 gr
M4 = 30 gr
Keterangan :
M1 = 80 gr
M2 = 70 gr
M3 = 50 gr
M4 = 50 gr
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
7.2.1 Saran untuk Laboratorium
Kebersihan laboratorium agar tetap selalu dijaga. Agar ketika
melakukan praktikum tetap terasa nyaman dalam keadaan laboratorium
yang bersih.
7.2.2 Saran untuk Asisten
Kami berharap konsep pengajaran ini dapat terus dipertahankan
dan lebih ditingkatkan lagi.
Artinya :
“Barangsiapa yang berat timbangannya (kebaikannya), maka
mereka itulah orang – orang yang beruntung”.
(QS. Al – Araf : 8)
DAFTAR PUSTAKA