Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

VISKOSITAS FLUIDA

DISUSUN OLEH:
TRI QURNIA YASIN 09320210143
RIO 09320210144
AFRIANSYA 09320210145
MUH FAUZAN H 09320210146

KELOMPOK VB / III

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu
bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton
menyatakan bahwa dalam viskositas untuk laju perubahan bentuk sudut fluida
yang tertentu maka tegangan tersebut tergeser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah alasan-alasan yang diperlukannya usaha untuk mendayung
perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa
dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran
darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada
permukaan zat yang bersentuhan dengannya. Diantara salah satu sifat zat cair
adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda- beda
materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan
sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas
mesin. Telah diketahui bahwa suatu pelumas yang dibutuhkan adalah tiap-tiap
mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda (Anggraini W., et al 2014).
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah
perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil
menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair.
Sehingga kecepatan bola itu berubah, hambatan dinamakan kekentalan, sedangkan
densitas adalah massa jenis yang diukur menggunakan picnometer (Anggraini,
W., et al 2014).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )


1. Mahasiswa dapat memahami konsep fisika / mekanika mengenai kekentalan
(viskositas).
2. Mahasiswa dapat memahami bahwa gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Mahasiswa dapat menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes, gaya
apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
3. Mahasiswa dapat menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh.
4. Mahasiswa dapat menentukan Viskositas Fluida.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1 Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kemampuan fluida melawan deformasi akibat


tegangan geser. Dengan demikian viskositas memberikan gambaran kemampuan
fluida dapat mengalir, sehingga sering digunakan istilah “kekentalan”
fluida.Dalam kajian fluida dikenal dua jenis viskositas yaitu viskositas dinamik
(viskositas absolut) dan viskositas kinematik (Harinaldi, 2014)
Viskositas atau kekentalan merupakan gesekan yang dimiliki oleh fluida.
Gesekan dapat terjadi antarpartikel zat cair, atau gesekan antara zat cair dan
dinding permukaan tempat zat cair tersebut berada.
Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan internal
antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur
diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan
bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap
aliran fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding
pipa semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa.
Sedangkan kecepatan terbesar terdapat ditengah-tengah pipa aliran. Viskositas
suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam
fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, Viskositas
(kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu bahan apabila
dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida.
Setiap zat cair memiliki viskositas yang berbeda. Pada tabel 5.2.1 dapat
dilihat koefisien viskositas beberapa fluida pada berbagai suhu. Keadaan suhu

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dicatumkan dalam tabel tersebut karena viskositas bergantung pada suhu.
Semakin besar suhu maka semakin kecil viskositasnya, begitu pula sebaliknya.
Satuan viskositas dalam sistem SI adalah Ns/m2, sedangkan dalam sistem cgs
adalah poise. (Dudi Indrajid, 2007)

Tabel 5.2.1 koefisien viskositas untuk berbagai macam fluida


Fluida Temperatur (o C) Koofisien Viskositas
0 1,8 x 10-3
20 1,0 x 10-3
Air
60 0,65 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10-3
Ethyl alcohol 20 1,2 x 10-3
Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3
0 10.000 x 10-3
Gliserin 20 1500 x 10-3
60 81 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3
Hidrogen 0 0,009 x 10-3
Uap air 100 0,013 x 10-3

berkurang dengan peningkatan temperatur, sementara pada fluida berfasa


gas berlaku sebaliknya, viskositas akan bertambah dengan peningkatan
temperatur. Perbedaan sifat ini dapat dijelaskan dengan perbedaan mekanisme
molekuler yang terkait dengan viskositas pada cairan dan gas (Kironoto,
etal,2016).
Pada zat cair viskositas dikaitkan dengan mekanisme gaya intermolekuler
(gaya kohesi) yang akan melemah dengan semakin renggangnya jarak antar
molekul akibat pemuaian yang terjadi pada peningkatan temperatur. Sedangkan
pada gas viskositas dikaitkan dengan mekanisme perpindahan molekul antar
lapisan fluida yang semakin intensif akibat pertambahan energi dari meningkatnya
temperatur fluida.
Gaya seret ini diseimbangkan oleh gaya berat butiran bola di dalam
fluida,yaitu gaya berat butiran bola di udara dikurangi dengan gaya apung
(buoyan force).
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 5.2.1 (a) Falling sphere viscometer, (b) Kesetimbangan gaya seret dan
gaya berat didalam zat cair (sumber: Lubis,2018)
2.2 Hukum Stokes

Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo,


1986).Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu
menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas
dapat dianggap sebagai gerakan dibagian dalam suatu fluida (Soebyakto, dkk,
2016).
Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,
misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam,
nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut.
Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris.

Fs = 6πηrv ........................................................................ (5.2.1)

Keterangan:
η=koefisien kekentalan, r=jari-jari bola kelereng, v=kecepatan relatif bola
terhadap fluida

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Persamaan (5.2.1) pertama kali dijabarkan oleh Sir George Stokes tahun
1845, sehingga disebut Hukum Stokes. Bola mula-mula mendapat percepatan
gravitasi, namun beberapa saat setelah bola bergerak dengan kecepatan konstan.
Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir (Vt) atau kecepatan terminal,
yaitu pada saat gerak bola sama dengan gaya apung ditambah gaya gesekan fluida.
Dalam pemakaian eksperimen harus diperhitungkan beberapa syarat antara
lain :
1. Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola.
2. Tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida.
3. Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih bersifat laminer.
4. Sebuah bola padat memiliki rapat massaρb dan berjari-jari r dijatuhkan tanpa
kecepatan awal ke dalam fluida kental memiliki rapat massa ρf, di mana ρb
>ρf. Telah diketahui bahwa bola mula- mula mendapat percepatan gravitasi,
namun beberapa saat setelah Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir
vT atau kecepatan terminal yaitu pada saat gaya berat bola sama dengan gaya
apung ditambah gaya gesekan fluida.

Gambar 5.2.2 Gaya yang Bekerja Pada Saat Bola Dengan Kecepatan Tetap.
(Sumber: Novianta,2015)

2.3 Fluida

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah
fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antar dua partikel didalam
fluida tidaklah tetap. Mekanika zat padat adalah mekanika benda tegar. Seringkali
kita harus memasukkan sifat elastisitas zat padat jika sistem yang kita bahas tidak
dapat di anggap sebagai benda tegar sejati. Molekul- molekul di dalam fluida
mempunyai kebebasan lebih besar untuk bergerak sendiri-sendir (Soebyakto, dkk,
2016).
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah selalu
jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ternada mengalir begitu lambat sehingga
berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang biasanya kita
gunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut (Halliday, 1985).
Dalam zat cair gaya interaksi antara molekul-molekul, yaitu yang di sebut
gaya kohesi, masih cukup besar, karena jarak antar molekul tidaklah terlalu besar.
Akibatnya zat cair masih tampak sebagai kesatuan, kita masih dapat melihat
batas-batas zat cair.

2.4 Berat dan Massa

Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan bumi padanya
berat termasuk gaya , karena itu merupakan besaran vector. Arah dari vector ini
adalah arah dari gaya gravitasional, yaitu meuju kepusat bumi. Besar berat
dinyatakan sebuah gaya, seperti misalnya pon atau newton.
Jika sebuah beda bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah
percepatan gravtasi g dan gaya yang bekerja padanya adalajj gaya berat w jika
kedua newton kedua.
…………………......…..........……………..................................…...(5.2.2)
F= ma

Keterangan:
f = Frekuemsi (Hz) ma = Arus listrik (A) Diterapkan pada benda yang sedang
jatuh bebas, maka diperoleh

W= m.g ...………...…....……........................…………..………(5.2.3)

Keterangan:
w = Berat suatu benda (kg) m g = Massa g = Gravitasi
w dan g adalah besar vector berat dan vector percepatan. Untuk mencegah
agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W
upaya gaya netto sama dengan nol.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara eksperimen telah diketahui
bahwa harga g untuk sebuah benda di tempat yang sama adalah sama. Dari disini
diproleh bahwa perbandingan berat antara dua benda sama dengan pebandingan
massanya. Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya merupakan alat untuk

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
membandingkan dua gaya yang berarah ke bawah, dapat juga digunakan untuk
membandingkan massa.
Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu tarika ke bawah oleh bumi pada
benda, adalah besaran vector, sedangkan massa benda adalah besaran skalar.
Hubungan kuantitatif antara berat dan massa diberikan olehKarena g berbeda-
beda dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m,
berbeda juga untuk tempat yang berbeda.
Jadi erat benda bermassa 1 kilogram ditempat memiliki g = 9,80 m/s2 adalah
9,80 N; ditempat dengan g = 9,78 m/s2, benda yang sama beratnya hanyalah 9,78
N. Jika berat ini di ukur dengan mengamati pertambahan Panjang pegas dan
mengimbanginya, maka beda berat kilogram yang sama di dua tempat yang
berbeda, tampak jelas dengan adanya sedikit perbedan rentangan pegas di kedua
tempat tersebut. Karena itu berat benda bergantung kepada letak relatifnya
terhadap pusat bumi tidk seperti massa yang merupakan sifat intrinsk benda.
Penunjukan skala neraca pegas, yang menimbang benda yang sama di bagian
bumi yang berbeda, akan memerikan hasil yang berbeda.
Dalam ruang tanpa gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu
massa benda tetap tidak berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam
pesawat antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkat balok
besi yang besar (W = 0), tetapi tetap saja antariksawan akan merasa sakit kakinya
harus menendang balok itu (m ≠ 0).
Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya
yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang
datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yng sama
melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besar di permukaan bumi
daripada di tempat yang jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.
Seringkali yag diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya.
Perepatan (a) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang besar
beratnya W dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan 4.2 dan 4.2. Jadi
dapat diperoleh.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
.........…………………………………......................…………..(5.2.4)
F = (W/g)

Keterangan:
w = Berat suatu benda (kg) g = Percepatangravitasi (m/ ) m = Massa (s)
M= W/g ………………..……….....................….....…………….…(5.2.5)

Keterangan:
f = Frekuensi (Hz) w = Berat suatu benda (kg) g = Percepatan gravitasi
(m/ )
Besaran W/g memegang peranan seperti m dalam persamaan F = Ma dan
sesungguhnya tidak lain daripada massa benda yang beratnya sebesar W.

2.5 Massa Jenis dan Berat Jenis

Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan
antara massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan
wujud yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda
massa jenisnya berbeda pula.Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misal besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama. Satuan massa jenis dalam „CGS (centi-gram-sekon)‟ adalah :
gram persentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3. (Eko Julianto,dkk)
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisa berubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada. sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi.Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

w
……..............………………..........................….............…......……….(5.2.6)
S=
v

Keterangan:
S = Berat jenis dengan satuan (N/m3) W = Berat benda dengan satuan (kg)
V = Volume benda dengan satuan (m3).

2.6 Viskositas Zat Cair

Viskositas (η) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat


cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang
mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran
turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai , massa jenis ( ), dan kelajuan
alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. dimana fluida
itu mengalir. Hal itu dinyatakan dalam bilangan Reynold (RE):

ρ D
……...............…………..........……….……………………….........….(5.2.7)
RE =
η

Keterangan: RE= Bilangan Reynold, p=Massa jenis g/c , =Volume


benda ( ) = Diameter pipa (mm)
Ketika Re kecil (< 2000) maka zat cair mengalir secara laminer (setiap
bagian zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus itu tidak
pernah saling ber-potongan). Sebaliknya, bila Re besar (> 4000) maka fluida
mengalir secara turbulen (terjadi arus pusar). Persamaan diatas memperlihatkan
bahwa RE kecil bila besar. Artinya, keberadaan yang semakin besar membuat
aliran cenderung laminer.
Ketika aliran zat cair itu laminer, maka dikuasai persamaan Poiseuille. Jika
zat cair mengalir di dalam pipa sepanjang l, berjejari R, viskositas (kekentalan) ,
pada debit Q maka persamaan Poiseuille itu dinyatakan:

πR3 ∆ P
……………………………………………….……….......................…(5.2.8)
Q=
8 l

Keterangan:
Q=Debit(m3), r=Jari-jari dalam pipa atau tabung (m), l=Panjang pipa (mm),
Ƞ=Koefisien viskositas (Ns/m2).
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Mengacu persamaan persamaan diatas, pada R, l, dan ∆P yang sama maka Q
menjadi kecil bila besar. Itu disebabkan Q sebanding dengan kelajuan alir zat
cair (v) pada R yang tetap. Formulasi inilah yang digunakan sebagai dasar
Viskositas meter Ostwald, yaitu pengukuran berdasarkan kelajuan alir zat cair.

2.7 Hukum Archimedes

Hukum Archimedes menjelaskan hubungan antara gaya berat dan gaya ke


atas (gaya apung)pada suatau benda jika dimasukkan kedalam fluida. Akibat
adanya gaya angkat ke atas (gaya apung), benda yang ada di dalam fluida,
beratnya akan berkurang. Sehingga, benda yang diangkat di dalam fluida akan
terasa lebih ringan dibandingkan ketika diangkat di darat.
Bunyi hukum Archimedes yaitu:
“suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida,
akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut.”
Dalam konsep Archimedes benda yang dimasukkan kedalam fluida
memiliki 3 kategori, yaitu:
1. Benda Tenggelam
Keadaan ini terjadi saat massa jenis fluida lebih kecil dari massa jenis benda.
Contohnya besi atau baja akan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air.

Fa < W …………………………………………………………….(5.2.9)

Gambar 5.2.3 Benda tenggelam (Sumber: Ruang guru)

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2. Benda melayang
Posisi benda di bawah permukaan zat cair dan di atas dasar tempat zat cair
berada. Keadaan ini terjadi apabila massa jenis fluida sama dengan massa jenis
benda. Contohnya telur yang dimasukkan ke dalam air yang ditambahkan seikit
garam akan melayang karena massa jenis keduanya sama.

Fa = W …………………………………………………………(5.2.10)

Gambar 5.2.4 Benda melayang (Sumber: Ruang guru)


3. Benda Terapung
Keadaan ini terjadi saat massa jenis zat cair lebih besar dari massa jenis benda.
Contohnya plastic dan seorofoam yang dimasukkan dalam air.

Fa > W ………………………………………………………..(5.2.11)

Gambar 5.2.5 Benda Terapung (Sumber: Ruang guru)

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

A B C

D E F

Gambar 5.2.5 (a)Neraca analitik, (b)Kelereng, (c)Gelas ukur, (d)Mikrometer


sekrup, (e)Fluida sunlight, (f)meter, (g)Fluida oli
3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama Kami menimbang dan mengukur diameter tiap-tiap bola,


dilakukan beberapa kali sesuai petunjuk Asisten, kemudian ukurlah diameter
dalam tabung gelas setelah itu tentukan suatu jarak L pada tabung, catat suhu
fluida sebelum dan sesudah melakukan pengamatan langkah selanjutnya adalah
ukurlah massa jenis fluida sebelum dan sesudah percobaan, gunakan hydrometer,
jika tidak, timbang fluida dengan volume tertentu (gunakan gelas ukur dan Neraca
analitik digital). Jatuhkan bola tepat di permukaan fluida, amati waktu yang
dibutuhkan umtuk sampai batas jarak yang ditentukan, lakukan beberapa kali
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
sesuai petunjuk Asisten setelah itu ulangi bebrapa kali prosedur (6) sesuai
petunjuk Asisten, lakukan pula untuk bola yang lain.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

M bola ɵBola Jarak Waktu (sekon)


No Bola Keterangan
(gr) (mm) (cm) t1 t2 t3
mgk = 129,4
1 46,15 10 1,54 1,54 1,56
gr
Bola I mgl = 225,9
2 4,9 47,15 20 2,92 2,92 2,94
sunlight gr
V = 100
3 48,15 30 4,33 4,34 4,34
mL
mgk = 129,4
4 46,15 10 0,43 0,44 0,45
gr
Bola II mgl = 202,7
5 4,9 47,15 20 0,60 0,59 0,60
oli gr
V = 100
6 48,15 30 0,92 0,95 0,94
mL
Hari / Tanggal Praktikum : Sabtu, 16 Oktober 2021
Kelompok / Frekuensi : VB / III
Nama : TRI QURNIA YASIN 09320210143
RIO 09320210144
AFRIANSYA 09320210145
MUHAMMAD FAUZAN H 09320210146
Makassar, 28 Oktober 2021
ASISTEN

(NURHASYMIN)

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Menghitung hubungan t terhadap L


a. Untuk Sunlight
L1 = 10 cm = 0,1 m L2 = 20 cm = 0,2 m L3 = 30 cm = 0,3 m

t1 = = = =1,54
8 8
t2 = = = =2,92

t3 = = = =4,33

b. Untuk Oli
L1 = 10 cm =0,1 m L2 = 20 cm =0,2 m L3 = 30 cm =0,3 m

t1 = = = = 0,44

t2 = = = = 0,59
8
t3 = = = = 0,93

5.2 Menghitung hubungan hubungan tr2 terhadap L


r=
a. Untuk Sunlight
L1 = 10 cm =0,1 m L2 = 20 cm =0,2 m L3 = 30 cm =0,3 m
r1=D1/2 r2=D1/2 r3=D1/2
=0,046/2 =0,047/2 =0,048/2
=0,023 =0,0235 =0,024

b. Untuk Oli
r1=D1/2 r2=D1/2 r3=D1/2
=0,046/2 =0,047/2 =0,048/2
=0,023 =0,0235 =0,024

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
5.3 Menentukan massa jenis bola dan massa jenis fluida
Untuk Sunlight
ρb = =3
̅3

=3 3

= 3

= 3

= 8

=171,0099709283 = 171,010 Kg/m3


Untuk Oli
ρb = =3
̅3

=3 3

= 3

= 3

=
8

=171,0099709283 = 171,010 Kg/m3


Untuk Sunlight

ρf = =

= 14,66 Kg/m3
Untuk Oli

ρf = =

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
=

= 19,3 Kg/m3
5.4 Menentukan Nilai Viskositas “ɳ” dari data yang diperoleh
a. Untuk Sunlight
L1 = 10 cm =0,1 m L2 = 20 cm =0,2 m L3 = 30 cm =0,3 m

= = =

3
=

=
8
=
8
=
8
=

= 2,77388109289 = 2,7739

=
8
=
8
=

= 5,49072918022= 5,4907

=
8
=
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
8
=
8 8
=

= 8,492231552 = 8,4922

3
=
8
=
8
=

= 5,5856

b. Untuk Oli
L1 = 10 cm =0,1 m L2 = 20 cm =0,2 m L3 = 30 cm =0,3 m

= = =
3
=

=
8
=
8
=
8
=

=0,7690173157 = 0,769

=
8
=
8
=
88 8
=

=1,0765036494 = 1,0765

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

=
8
=
8
=
8
=

= 1,7698367232 = 1,7698

5.5 Teori Ketidakpastian

1. =

( ) ∆ ( ) ∆ ( ) ∆
∆ =
( ) ∆ ( ) ∆

Keterangan :
= =
V = 9L =

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3
2. = √

=√

=√

=√

Keterangan :
= =
= =

∆ = √

=√

=√

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= √

=√
= 1,4433

Keterangan :
= =
= =

∆ = √( ) ∆ ( ) ∆

Keterangan :
= =
= =

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
=

∆ =

=
=

∆ = √( ) ∆

Keterangan :
= =

= =

=
=

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

∆ = √( ) ∆

= √

=√

= √
=

∆ = √( ) ∆ ( ) ∆

=√

=√ ) + (4,1490)(140,707)

=√

=√
=

Keterangan :
= =
= =

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
=

= √( ) ∆ ( ) ∆

Keterangan :
= =
= =

=
8

=
8
= 19,6315

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Keterangan :
= =
= =

= 0,008134912698

Keterangan :
= =
= =

8
=

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
=

=
=

( ) ∆ ( ) ∆ ( ) ∆
∆ =
( ) ∆ ( ) ∆

=√

=√ +

√ (4464,528)

=√

=√
=

=105,658


=

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

=
=0,3892915474003
=
=

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data

No Bola M ɵBola Jarak


Bola (mm) (m) 1 2 3

(Kg)
1 46,15 0,1
2 Bola I 0,004 47,15 0,2 2,7739 5,4907 8,4922
3 Sunlig 9 48,15 0,3
ht
1 46,15 0,1
2 Bola 0,004 47,15 0,2 0,769 1,0765 1,7698
3 II 9 48,15 0,3
Oli

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data


Tabel analisa di atas, setelah dilakukan percobaan dan perhitungan dapat
diketahui bahwa nilai viskositas pertama dari bola I mendekati setengah dari nilai
viskositas kedua dan untuk nilai viskositas ketiga sekitar 3 kali lipat dari nilai
viskositas pertama. Hal yang mempengaruhi nilai dari viskositas adalah lama
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai batas jarak yang ditentukan. Semakin
lama waktu yang dibutuhkan makan nilai dari viskositas itu semakin tinggi dan
sebaliknya semakin sedikit waktu yang dibutuhkan maka nilai viskositas akan
semakin kecil. Hal ini juga berlaku untuk Bola II.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan

Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan ke dalam fluida maka semakin
besar pula kecepatan bola tersebut jatuh.Semakin besar massa bola yang jatuh ke
dalam fluida maka semakin besar pula kecepatan bola tersebut jatuh ke
dalamnya.Viskositas sangat mempengaruhi kecepatan suatu benda untuk melewati
fluida.
7.2 Saran

7.2.1 Laboratorium
Ketertiban dan kebersihan harus tetap dijaga agar dalam melakukan
praktikum oleh setiap praktikan didalam laboratorium dapat memberikan
kenyamanan baik pada asisten maupun praktikan itu sendiri.
7.2.2 Asisten
Semoga asisten tetap mempertahankan keramahannya terhadap para
praktikan agar para praktikan dalam melakukan percobaan tetap nyaman
demi kelancaran praktikum.
7.2.3 Praktikum selanjutnya
Pada praktikum selanjutnya, sebaiknya setiap kegiatan asistensi bisa
dilakukan secara offline agar praktikan lebih memahami mengenai
kesalahan-kesalahan dalam membuat sebuah laporan serta dapat lebih
memahami mengenai percobaan yang diberikan oleh asisten.

7.3 Ayat yang berhubungan

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam


dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."(Al Baqarah : 164)
7.4 Makna ayat yang berhubungan dengan percobaan praktikum

Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu


pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu
menggunakan akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan tersebut
agar dapat diambil manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan akhirat.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Atkins P.W. 1996. Kimia Fisika edisi keempat. Jakarta: Erlangga

Budianto, Anwar, 2008. Metode Penelitian koefisien kekentalan Zat Cair.Dengan

Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes.(http://jurnal.sttn-

batan.ac.id/wp-content/uploads/2008/.../12-anwar157-166.pdf).

Dogra, S. Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: UI-Press Giancoli,

D.C. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Jilid 1 Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Hastriawan, Hedi. Viskositas. http://hedihastriawan.wordpress.com/kimia-

fisika/viskositas/. Diakses 20 Juni 2014.

Hermawati, maria yeni. 2013. Uji Viskositas Fluida Menggunakan Transduser

Ultrasonik Sebagai Fungsi Temperatur dan Akui Sisinya Pada Komputer.

Triyana, Nunung. 2011. Viskositas Zat Cair. http://www.scribd.com/. Diakses

pada tanggal 20 Juni 2014.

VISKOSITAS FLUIDA

Anda mungkin juga menyukai