Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan dunia industri dan teknologi otomotif mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Sepeda motor adalah salah satu produk otomotif yang terus
dikembangkan oleh produsen karena merupakan alat transportasi yang banyak
digunakan oleh masyarakat khususnya di Indonesia.
Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban
dinamis. Pegas memiliki sifat kelastisitasan. Elastisitas adalah sifat dari benda
yang cenderung kembali kekeadaan semula setelah mengalami perubahan bentuk
karena mendapat karena mendapat gaya dari luar berupa tarikan,tekanan, dan
dorongan. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah umum digunakan, seperti
dalam springbed, jam tangan, dan sepeda motor. Pada umumnya pegas terbuat
dari baja. Pegas akan bertambah panjang atau bertambah pendek jika diberi gaya,
dari sini dapat dicari konstanta pegas secara statis. Dalam hal lain, ketika pegas
diberi usikan, maka sistem akan mengalami getaran. Dari waktu getaran dapat
dihitung periode dan dari periode dapat dihitung konstanta pegas secara dinamis.
Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Satuan
SI untuk konstanta pegas adalah N/m.
Pegas yang mengalami pertambahan panjang jika diberikan beban. Dan
gerakan yang diberikan apabila sebuah pegas diberi sebuah beban dan diberi
simpangan disebut gerak harmonis. Gerak ini dipengaruhi oleh gaya yang berasal
dari pegas. Dan gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari
besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor tetapan
pegas itu sendiri. Faktor nilai tetapan pegas itu juga mempengaruhi periode yang
dia alami oleh pegas tersebut sehingga juga dapat mempengaruhi frekuensi dari
pegas tersebut.
Tergantung gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi
pada pegas tersebut. Dimana pada penentuan konstanta pegas dapat dilakukan
dengan cara statis dan dinamis (Oktavia et al., 2015).

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1.2. Tujuan Percobaan


1.2.1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas.
1.2.2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat memahami arti waktu periode getaran dan frekuensi getaran.
2. Kami dapat mengambil pengaruh simpangna dan massa terhadap getaran.
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gaya pegas


Pegas adalah percobaan kali ini yang telah dilakukan yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang serta untuk
menentukan konstanta pegas pada rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Pendekatan yang baik untuk berbagai gaya F dari pegas sebanding dengan
perpindahan d ujung bebas pegas dari posisinya ketika pegas dalam keadaan
relaks. Robert Hooke ilmuan Inggris di akhir tahun 1600-an. Tanda minus pada
persamaan Hukum Hooke menandakan bahwa arah gaya pegas selalu berlawanan
arah dengan perpindahan ujung bebas pegas. Konstanta k disebut dengan
konstanta pegas dan ini merupakan ukuran kekakuan pegas.Semakin besarnilai k,
semakin kaku pegas; ini menandakan bahwa semakin besar k semakinkuat tarikan
atau dorongan pegas untuk perpindahan tertentu. Satuan SI untuk k adalah newton
per meter.
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi
mekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem
suspensi mobil. Pada Mobil Pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari jalan dan
getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain itu,
pegas juga berguna untuk menambah daya cengkerem ban terhadap permukaan
jalan. Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik
mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain.Dalam banyak hal, tidak
terdapat alternative lain yang dapat digunakan, Kecuali menggunakan pegas
dalam kontruksi dunia keteknikan. harus dapat berfungsi dengan baik, terutama
dari segi persyaratan,keamanan dan kenyamanan. Adapun fungsi pegas adalah
memberikan gaya,melunakan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitas
bahannya, menyerap dan menyimpan energi dalam waktu yang singkat dan
mengeluarkanya kembali dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta
mengurangi getaran.
Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk
elastic ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

semula, hal ini di sebut cara kerja pegas. Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah
elastic besarnya sama dengan perkalian antara perpindahan titik daya tangkap
gaya F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau K merupakan fungsi di f
dikalikan dengan konstanta k . Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram pegas,
Dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu
vertical gaya F (N).Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar
merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan, Ketika pegas
mengendur, bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis lengkungan yang
putus-putus. Selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai akibat dari gesekan bahan
pegas,hal ini di sebut histerisis.
Pegas mekanik dipakai pada mesin yanmg mendesakan gaya, untuk
menyediakan kelenturan, dan untuk menyimpan atau menyerap energi. Pada
umumnya pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas yang
berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih dapat terdapat berbagai jenis
lagi. Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau persegi dan dibuat
untuk menahan beban tarik, tekan, atau puntir. Dalam pegas daun termasuk jenis
yang menganjur (cantilever) dan yang berbentuk elips, pegas daya pemutar motor
atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut, yang biasanya disebut pegas
Belleville.
Jika sebuah pegas diberi gangguan sehingga pegas meregang (berarti pegas
ditarik). Atau merapat (berarti pegas ditekan), pada pegas akan bekerja gaya
pemulihan yang arahnya selalu menuju titik asal. Dengan kata lain besar gaya
pemulihan pada pegas ini sebanding dengan gangguan atau simpangan yang
diberikan pada pegas (Oktavia et al., 2015).
Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam selang waktu yang sama
disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka gerak ini di
sebut juga sebagai gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya,
yaitu satu getaran penuh atau satu putaran sehingga dapat ditulis dengan rumus
sebagai berikut.

...............................................................................................(4.2.1)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Keterangan:
T = Periode (s), t = waktu (s), n = Jumlah getaran
Untuk mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis dan
dengan cara dinamis. Suatau pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta
pegas k, yang merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang (∆x) sebesar satu
satuan panjang. Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada
pegas akan terjadi gaya pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya
(∑F). Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke, dimana :

....................................................................................(4.2.2)

Keterangan:
k = Konstanta pegas (N/m), F = Gaya pada pegas (N/m), ∆x = Pertambahan
Panjang Pegas (m)
Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang, kemudian
diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya keatas
kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran. Getaran
ini akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang
arahnya selalu menuju ketitik setimbang yang dapat diungkapkan dalam
persamaan,

Gambar 4.2.1 Gaya Pegas (Oktavia et al., 2015)


Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk
elastis ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk
semula, hal ini di sebut cara kerja pegas. Pada pegas,gaya F (N) dalam daerah
elastis besarnya sama dengan perkalian antara perpindahan titik daya tangkap

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

gaya F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau K merupakan fungsi di f


dikalikan dengan konstanta k. Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram pegas,
dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu
vertical gaya F (N). Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar
merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan,ketika pegas
mengendur,bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis lengkungan yang
putus-putus. Selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai akibat dari gesekan bahan
pegas,hal ini di sebut histeris. Contohnya; saat kamu bermain panahan,karet akan
mendorong anak panah terlontar dengan cepat dan menempuh jarak yang cukup
jauh.
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada benda yang tergantung pada pegas:
1. 𝐹𝑔 = 𝑚. 𝑔 , 𝐹𝑔 adalah gaya tarik gravitasi benda, 𝑚 = massa benda dan
𝑔 = gravitasi. Arah gaya ini ke bawah karena pengaruh gravitasi. Gaya
ini sering disebut sebagai berat benda.
2. 𝐹𝑠 = −𝑘(𝑦 + ∆𝐿), 𝐹𝑠 = adalah gaya pegas, 𝑘 = konstanta pegas, 𝑦 =
posisi benda, ∆𝐿 = perubahan panjang pegas. Arah gaya pegas ke atas
dan ke bawah. Jika pegas ditarik 𝐹𝑠 negatif, arah gaya ke atas dan jika
pegas ditekan 𝐹𝑠 positif, arah gaya ke bawah.
3. 𝐹𝑑 = −𝑑. 𝑑𝑦 𝑑𝑡 , 𝐹𝑑= gaya redam, arah gaya berlawanan dengan gerak
benda. 𝑑 = konstanta redaman, 𝑑𝑦 𝑑𝑡 = kecepatan benda. Jika 𝑑 > 0
sistem disebut Sistem Teredam (Damped Systems).
4. 𝐹𝑒 = 𝐹(𝑡), 𝐹𝑒 = gaya eksternal, arah gaya dapat ke atas atau ke bawah.
Penerapan gaya ini langsung pada benda atau pegas.

2.2. Penerapan Gaya Pegas Di Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sering melukakan aktifitas-
aktifitas yang bersangkutan dengan penerapan ilmu fisika, baik kita sadari
maupun tidak. Berikut ini adalah beberapa penerapan ilmu fisika dalam
kehidupan sehari-hari khususnya dalam penerapan Elastisitas.
Pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada kendaraan sepeda motor.
Istilah kerennya pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor.
Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang
dikendarai melewati permukaan jalan yang
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja
pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas
mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang
kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan
pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat
nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada
sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya
berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas
elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Agar pegas
sepeda motor dapat awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga
orang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang
dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang).
Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor tetapi juga
pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api. Pada mobil, terdapat juga pegas
pada setir kemudi. Untuk menghindari benturan antara pengemudi dengan gagang
setir, maka pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan hukum I Newton (Hukum
Inersia), ketika tabrakan terjadi, pengemudi (dan penumpang) cenderung untuk
terus bergerak lurus. Nah, ketika pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan
sehingga pegas memendek dan bergeser miring. Dengan demikian, benturan
antara dada pengemudi dan setir dapat dihindari
1. Karet Ketapel
Contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering kita temui adalah ketapel.
Ketika hendak menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih
dahulu diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet
ketapel akan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan.
2. Kasur Pegas
Contoh lain adalah kasur pegas. Ketika kita duduk atau tidur di atas kasur
pegas, gaya berat kita akan menekan kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas
kasur termampatkan. Akibat sifat elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali.
Pegas akan meregang dan termampat, demikian seterusnya. Akibat adanya gaya
gesekan maka suatu saat pegas berhenti bergerak. Kita yang berada di atas kasur
merasa sangat empuk akibat regangan dan mampatan yang dialami oleh pegas

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

kasur.
3. Dinamometer
Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di samping adalah alat
pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada
percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut
akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan
mengukur besar gaya gesekan. Ujung pegas dikaitkan dengan sebuah benda
bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang. Regangan pegas tersebut
menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya ditunjukkan oleh jarum pada skala
yang terdapat pada samping pegas.
4. Timbangan
Timbangan yang kita gunakan untuk mengukur berat badan (dalam fisika,
berat yang dimaksudkan di sini adalah massa) juga memanfaatkan bantuan pegas.
Hidup kita selalu ditemani oleh pegas. Neraca pegas yang digunakan untuk
mengukur berat badan, terdapat juga neraca pegas yang lain.

2.3. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya
segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan
(dibebaskan). Sifat ini berlaku ketika gaya yang diberikan lebih kecil dari pada
batas elastis. Batas elastis merupakan titik dimana sifat elastis masih berlaku pada
suatu benda yang diberikan gaya.
Menurut Salvatore Elastisitas harga adalah tingkat perubahan harga
berdasarkan kepekaan harga terga terhadap suatu barang yang diminta oleh
konsumen dimana perubahan tersebut bersifat relatif. Relativitas tersebut dapat
dilihat dari perubahan harga terhadap permitaan akan suatu barang. Perubahan
tersebut juga bersifat porposional antara permintaan dan harga barang.

Menurut Nicholson Elastisitas merupakan suatu perubahan pada suatu variabel


karena disebakan oleh adanya perubahan yang sama pad avariabel lain, sehingga
perubahan tersebut saling terkait antar variabel.

Menurut Sadono Sukirno Suatu ukuran yang diukur secara kuantitasi untuk
melihat perubahan yang terjadi pada besaran permintaan akan suatu barang. Hal

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

tersebut dapat menggambarkan besaran pengaruh harga terhadap permintaan akan


suatu barang tertentu.

Beberapa benda mempunyai sifat lentur atau elastis.Sifat ini merupakan sifat
bawaan dari setiap benda. Sifat benda yang kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang memengaruhinya dihilangkan disebut sifat elastis. Benda yang mempunyai
sifat seperti ini disebut benda elastis.
Tidak semua benda mempunyai sifat elastis. Benda-benda seperti keramik dan
kaca akan mudah patah jika dilengkungkan. Benda yang mengalami deformasi
dan tidak kembali ke bentuknya semula disebut benda plastis atau tidak elastis.
pertambahan panjang pada benda yang bersifat elastis berupa pegas, ketika
ditarik dengan sedikit gaya maka pegas bertambah panjang. Ketika dihilangkan
gaya tarikan maka pegas tersebut kembali kebentuk semula, seperti yang kita lihat
digambar pada keterangan bentuk akhir. Tetapi perlu kita ketahui tidak selamanya
benda memiliki sifat elastis.
Elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu.
Apabila gaya yang diberikan kurang dari batas elastisitas, benda akan kembali
kebentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang
diberikan lebih dari batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali kebentuk
semula meskipun gaya tersebut dihilangkan (Fitriah, N., Jannah, M., 2018).

Gambar 4.2.2 Perubahan bentuk pada benda yang bersifat elastis


(Fitriah, N., Jannah, M., 2018)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Garis lurus OA menunjukkan bahwa gaya F akan sebanding dengan


pertambahan panjang pegas (ΔL). Ketika gaya F diperbesar lagi sampai
melampaui titik A, ternyata garis pada grafik sudah tidak lurus lagi. Hal ini
menunjukkan batas linieritas pegas sudah terlampaui, namun pegas masih bisa
kembali kebentuk semula. Oleh karena itu, daerah yang dibatasi oleh titik O
sampai B disebut daerah elastis. Perhatikan gambar grafik dibawah ini.

Gambar 4.2.3 Grafik hubungan gaya dengan pertambahan panjang pegas


(Fitriah, N., Jannah, M., 2018)

Apabila gaya F semakin diperbesar hingga melewati titik B, batas


elastisitas sudah terlampaui. Akibatnya, setelah gaya F dihilangkan, pegas tidak
bisa kembali ke bentuk semula ( pegas akan bersifat plastis). Jika gaya F terus
diperbesar sampai titik C, pegas akan patah (Fitriah, N., Jannah, M., 2018).

2.4. Jenis Elastisitas


Berdasarkan macam-macam elastisitas terdapat jenis-jenis elastisitas pada setian
macam elastisitas tersebut. Jenis elastisitas ini dilihat dari besaran persentase
perubahan dari barang tersebut. Berikut merupakan beberapa jenis elastisitas
antara lain:
1. Elastis
Suatu barang dapat dikatakan elastis apabila ketika terjadi perubahan
harga atau pendapatan besaran perubahan lebih besar dari satu (E > 1). Barang
yang termasuk dalam jenis barang ini ialah jenis barang mewah yang tidak

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

begitu penting untuk kepentingan sehari-hari. Dapat dikatakan barang yang


termasuk dalam kebutuhan tersier.

2. Inelastis
Suatu barang dapat dikatakan inelastis apabila terjadi perubahan pada
harga tersebut perubahan barang yang diminta tidak lebih besar dari satu (E <
1). Barang ini biasanya barang yang termasuk dalam kebutuhan pokok atau
kebutuhan primer.

3. Elastis Sempurna
Suatu barang dapat dikatakan elastis sempurna apabila ketika terjadi
perubahan harga pada barang tersebut maka jumlah barang yang diminta tidak
terjadi perubahan pada barang tersebut atau permintaan tetap. Besaran
elastisitasnya sama dengan nol (E = 0). Barang yang termasuk jenis ini ialah
bahan makanan utama seperti beras, gandum, minyak dan lain-lain.

4. Inelastis Sempurna
Suatu barang yang mengalami perubahan jumlah permintaan tak
terhingga. Maksudnya barang tersebut apapun yang terjadi jumlah
permintaannya selalu tetap (E = 0). Segala hal tetang perubahan harga tidak
memiliki pengaruh sama sekali. Barang yang termasuk jenis ini ialah tanah, air
minum, dan lain-lain.
5. Uniter
Suatu barang dapat dikatakan sebagai barang yang memiliki sifat
elastisitas uniter ialah apabila barang tersebut apapun yang terjadi entah mahal
atau murah jumlah permintaannya sama dengan satu (E = 1).  Barang yang
termasuk jenis uniter adalah kebutuhan sekunder yang harus kita penuhi.

2.5. Tegangan
Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang
benda. Tegangan dinotasikan dengan σ (sigma), satuannya N/ . Secara
matematis, tegangan dirumuskan dengan:

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

..................................................................(4.2.3)
Keterangan:
F = gaya yang diberikan (N), A = Luas Penampang, E = Modulus young bahan,
= regangan.

2.6.................................................................................................................. Regan
gan
Regangan(ℇ) merupakan perubahan bentuk atau ukuran yang dialami
pada suatu benda karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Regangan diukur untuk mengetahui besarnya deformasi pada saat terjadinya
tegangan mekanik sehingga didapat besaran gaya yang terjadi seperti beban
ataupun tegangan, selain itu juga digunakan untuk memperoleh nilai keamanan /
kekuatan suatu bahan atau suatu elemen struktural yang mengandung bahan
tersebut. Regangan rata-rata dinyatakan oleh Perubahan Panjang(ΔL)per-satuan
Panjang awal (L). Regangan(Strain) memiliki besaran yang tidak berdimensi,
tetapi pada umumnya diberikan dimensi meter per-meter atau m/m. Secara
Matematis Persamaan Regangan dapat dituliskan :

......................................................................................................(4.2.4)

Keterangan:
ℇ = Regangan, ΔL = Pertambahan Panjang batang (m) = L1-L, L1 = Akhir
Panjang Batang(m), L = Panjang Awal (m).

Apabila suatu spesimen struktur material diikat pada jepitan mesin penguji
dan beban serta pertambahan panjang spesifikasi diamati serempak, maka dapat
digambarkan pengamatan pada grafik dimana ordinat menyatakan beban dan absis
menyatakan pertambahan panjang.
Batasan sifat elastis perbandingan regangan dan tegangan akan linier akan
berakhir sampai pada titik mulur. Hubungan tegangan dan regangan tidak lagi
linier pada saat material mencapai pada batasan fase sifat plastis. Pada daerah
elastis, besarnya tegangan berbanding lurus dengan regangan.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.7. Diagram Tegangan-Regangan

Diagram Tegangan–Regangan merupakan suatu diagram yang


membandingkan hubungan antara tegangan dan regangan yang terjadi pada suatu
bahan dalam suatu pengujian tertentu (E.P. Popov. 1978, hal : 39). Untuk
diagram–diagram tegangan regangan ini, biasa pula digunakan skala ordinat untuk
tegangan dan skala absis untuk regangan. Tegangan dapat kita peroleh dengan
membagi gaya yang terjadi pada suatu bahan dengan luas permukaan pada bahan
tersebut. Dalam persamaan dapat ditulis :

..................................................................................................(4.2.5)
Keterangan:
F = gaya yang terjadi pada bahan, A = Luas Permukaan
Secara eksperimen terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi
diagram tegangan- regangan salah satunya yaitu; jenis bahan yang digunakan,
kecepatan pengujian dan suhu pengujian yang dilakukan. Dalam jenis diagram
tegangan regangan terdapat dua jenis yang dikenal pada umumnya yaitu diagram
tegangan-regangan untuk baja lunak dan kurva tegangan- regangan untuk bahan
rapuh.
2.8. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek
atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan
pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan
dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformasi elastis. Perbandingan antara
tegangan dan regangan benda tersebut disebut modulus elastisitas atau modulus
Young. Pengukuran modulus Young dapat dilakukan dengan menggunakan
gelombang akustik, karena kecepatan jalannya bergantung pada modulus Young.
Secara matematis dirumuskan:

.......................................................................................................(4.2.6)

....................................................................................................(4.2.7)

Keterangan:

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

E = Modulus Young (N/m 2), F = gaya (N), L = panjang mula-mula (m), ΔL =


pertambahan panjang (m), A = luas penampang (m2), = Tegangan (N/m 2),
ℇ= Regangan
Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi
benda), tidak bergantung pada ukuran atau bentuk benda. Satuan SI untuk E
adalah pascal (Pa) atau Nm2.

2.9. Hukum Hooke


Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Besarnya gaya
Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan
pegas dari posisi normalnya. Diagram tegangan-regangan di kebanyakan material
engineering memperlihatkan hubungan yang linear antara tegangan dengan
regangan di wilayah elastis untuk semua bahan.
Setiap benda akan mengalami perubahan bilamana gaya dikerjakan
padanya. Jika gaya-gaya tersebut cukup besar, benda yang bersangkutan dapat
patah, atau mengalami fraktur (fracture). Ruas pada kurva yang dimulai dari titik
awal hingga ke titik batas elastis disebut daerah elastis (elastic region). Apabila
sebuah benda diregangkan melewati batas elastis, maka benda terebut akan
memasuki daerah plastis (plastic region): benda tak lagi akan kembali ke Panjang
aslinya bilamana gaya eksternal dihilangkan dari benda, melainkan akan
mengalami deformasi secara permanen. Perubahan Panjang maksimum akan
dicapai pada titik batas patah (breaking point).
Hukum Hooke adalah ketentuan mengenai gaya yang terjadi karena sifat
elastis dan sebuah pegas besarnya gaya hooke ini biasanya akan berbanding lurus
dengan jarak penggerakan pegas dan posisi normalnya. Gaya yang dikerjakan oleh
pegas jika ia ditekan atau diregangkan adalah hasil gaya intermolekul gaya rumit
didlaam pegas, tetapi gambaran empiris tentang pelaku makroskopis pegas adalah
cukup untuk kebanyakan terapan. Jika pegas ditekan atau diregangkan kemudian
dilepaskan kembali kepanjang asal atau alamiahnya, jika perpindahannya tidak
terlalu besar. Ada suatu batas untuk perpindahan itu. Diatas nilai itu pegas tidak
kembali kepanjang semulanya tetapi tinggal secara permanen dalam keadaan yang
telah berubah. Jika kita hanya membolehkan perpindahan dibawah batas ini, kita

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

dapat mengkalibrasi peregangan atau penekanan ∆𝑥 melalui gaya yang diperlukan


untuk menghasilkan peregangan itu. Secara ekperiment ditemukan bahwa untuk
∆𝑥 yang kecil, gaya dikerjakan oleh pegas mendekati sebanding dengan ∆𝑥 dan
dalam arah berlawanan. Hubungan ini dikenal dengan Hukum Hooke.
Hukum Hooke adalah hubungan antar pegas dan elastis lain, asalkan dapat
hasilnya tidak terlalu besar jika sebuah benda dapat di deformasikan sampai
melalui titik tertentu, ia tidak akan kembali kebentuk asalnya jika gaya yang
dikenakan padanya ditiadakan, titik tersebut dinamakan titik elastik. Untuk bahan
pada umumnya, Hukum Hooke berlaku untuk daerah dibawah titik batas
elastiknya. Daerah gaya yang memenuhi Hukum Hooke disebut sebagai “daerah
proporsional”. Diluar batas elastik. Gaya tidak lagi dinyatakan dengan fungsi
tenaga potential, jika bahan padat yang terdeformasi kita lepaskan, ia akan
bergertar sama seperti osilator harmonik sederhana. Jadi, selama aplitundo
getarannya cukup kecil, atau selama deformasinya tetap dalam daerah
proporsional.
Masih ingat untuk pernyataan pegas ideal yang ditekan atau diregangkan
sejauh X, dalam bagian ini pegas ideal di definisikan sebagai pegas yang bila
ditekan atau direntangkan memberikan gaya 𝐹 = −𝑘∆𝑥, disebut sebagai konstanta
gaya jadi, sebuah benda bersama m yang diikatkkan pada pegas ideal dengan
konstanta gaya R dan bebas bergerak diatas permukaan tanpa gesekan merupakan
salah satu contoh isolator harmonik sederhana. Jika benda menyimpang ke kana,
gaya ynag dilakukan oleh pegas berarah ke kiri dan diberikan oleh 𝐹 = −𝑘∆𝑥,
gaya ini adalah gaya pemulih OHS.
Pada intinya hokum hooke menggambarkan bahwa jika sebuah pegas
diberikan gaya (F), maka gaya tersebut akan berbanding lurus dengan perubahan
Panjang (Δx) pada pegas tersebut. 𝐹= −𝑘∙Δ𝑥, Tanda minus menunjukkan bahwa
pegas akan cenderung melawan perubahan. Dalam artian arahnya berlawanan
dengan simpangannya.
Pertambahan panjang pegas bergantung pada besar gaya berat beban yang
digantungkan, selain itu juga karena kelakuan pegas, untuk gaya beban yang
sama, pertambahan panjang pegas yang lebih kaku akan lebih kecil dari pada
pertambahan panjang pegas yang kekakuannya lebih kecil. Kekakuan sebuah

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

pegas ditunjukkan dengan suatu nilai. Kekakuan sebuah pegas ditunjukkan


dengan suatu nilai. Karakteristik yang disebut konstanta gaya pegas atau disingkat
konstanta pegas (k), semakin besar nilai k maka semakin kaku pegas itu.
Pada rangkaian seri, gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sama dan
pertambahan panjangnya adalah total dari semua gabungan pegasnya. Susunan
seri bertujuan untuk memperkecil konstanta pegas sehingga pertambahan panjang
yang dialami sistem pegas akan lebih. Secara matematis penurunan rumus
konstanta pengganti pegas pada rangkaian seri yaitu rangkaian seri dan paralel.

1. Pada rangkaian seri apabila pada ujung susunan pegas bekerja gaya (F),
maka masing-masing pegas mendapat gaya yang sama besar yaitu F
2. Pada rangkaian pararel konstanta pegas total untuk rangkaian pegas pararel
menurut Hukum Hooke adalah selama gaya (F) bekerja pertambahan
panjang masing-masing pegas besarnya.

Dengan demikian peningkatan tegangan menyebabkan kesebandingan


peningkatan regangan. Fakta inilah yang ditemukan oleh Robert Hooke 1676
dalam penerapan pegas dan dikenal dengan hukum Hooke.

“Apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa melampaui batas


elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang sebanding dengan
simpangan benda dari titik seimbangnya tetapi arahnya berlawanan dengan arah
gerak benda”. Secara matematis, hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut:

𝐹𝑝 = −k Δx ................................................................................................(4.2.8)
Keterangan:
𝐹𝑝= gaya pemulih (N), Δx = simpangan pegas (m), k = tetapan pegas (N/m)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 4.2.4 Pegas diregangkan dan Pegas tertekan sejauh Δx


(Fitriah, N., Jannah, M., 2018)
Ketika pegas ditarik ke kanan dengan gaya F, pegas akan mengalami gaya
pemulih (𝐹𝑝) yang arahnya ke kiri. Gaya pemulih tersebut menyebabkan pegas
kembali ke posisi semula setelah gaya F dihilangkan. Kedua gaya tersebut bernilai
sama karena merupakan pasangan aksi-reaksi. Sedangkan ketika pegas ditekan
(dimampatkan oleh gaya dorong F, pegas akan mengalami gaya pemulih (𝐹𝑝)
yang arahnya ke kanan (berlawanan dengan arah gaya dorong F). Gaya pemulih
tersebut menyebabkan pegas kembali ke posisi semula setelah gaya F dihilangkan.
Arah gaya pemulih selalu berlawanan dengan arah gaya yang diberikan.

Secara fisis modulus elastis menyatakan kekakuan terhadap beban yang


diberikan kepada bahan. Nilai modulus elastis merupakan suatu sifat yang pasti
dari suatu bahan (E.P. Popov. 1978, hal : 38). Dalam eksperimen nilai selalu
merupakan bilangan yang sangat kecil, karenanya E haruslah mempunyai harga
yang besar. Hukum Hooke hanya berlaku sampai pada batas proporsional dari
bahan (Sriwijaya, 2019).

2.7.1. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas


Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang
sesuai dengan besar gaya yang diberikan padanya.

a. Susunan Seri Pegas

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Susunan Pegas Secara Seri adalah susunan pegas yang dibuat dengan
tujuan untuk mendapatkan konstata yang lebih kecil sehingga pertambahan
panjang pegas menjadi besar.

Gambar 4.2.5 susunan seri dua buah pegas (Fitriah, N., Jannah, M., 2018)
Perhatikan gambar di atas, dua buah pegas masing-masing dengan
konstata k1 dan k2 disusun secara seri. Kemudian ditarik atau diberi beban
dengan gaya F. Gaya yang bekerja pada pegas 1 (atas) sama dengan gaya yang
bekerja pada pegas 2 (bawah). Artinya, besarnya gaya pada beban pegas 1, dan
pegas 2 sama besarnya. Untuk mencari konstata penggantinya adalah sebagai
berikut:

Ks= K1+K2...............................................................................................(4.2.9)
Keterangan:
ks = konstata pegas susunan seri (N/m), k1 = konstata pegas 1 (N/m), k2 =
konstata pegas 2 (N/m).

b. Susunan Paralel Pegas


Susunan pegas secara paralel adalah susunan pegas yang dibuat dengan
tujuan untuk mendapatkan konstata yang lebih besar sehingga pertambahan
panjang pegas menjadi kecil.
Terdapat dua pegas yang tersusun paralel, dengan konstata masing-
masing k1 dan k2. Kemudian, diberi beban dengan gaya F. Pada gaya beban F
ini terbagi menjadi dua, yaitu pada pegas 1 (kiri) sebesar F1 dan pegas 2
(kanan) sebesar F2, atau jika ditulis secara matematika F = F1 + F2 , sedangkan

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

jika ingin mencari konstata pengganti pegas yang tersusun secara paralel
seperti gambar dibawah.

Gambar 4.2.6 susunan paralel dua buah pegas (Fitriah, N., Jannah, M., 2018)
Kp=K1+K2+….....................................................................................(4.2.10)
Keterangan:
kp = konstata pegas susunan paralel (N/m), k1 = konstata pegas 1 (N/m), k2 =
konstata pegas 2 (N/m).

2.10. Benda Gaya Pegas


Gaya pegas yaitu gaya tarik yang ditimbulkan oleh suatu pegas.
Munculnya gaya pegas karena adanya sifat elastis/lenting. Pegas mempunyai sifat
yang elastis yang artinya dapat mempertahankan bentuknya dan kembali kebentuk
semula setelah diberi gaya. Sehingga gaya pegas bisa dikatakan gaya pada suatu
pegas untuk kembali ke bentuk semula.
Contoh lain pemanfaatan gaya pegas yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai penahan berat benda
Penggunaan pegas juga sering dimanfaatkan untuk membantu
menahan suatu benda agar bisa bergerak dengan mudah. Contoh yang paling
mudah adalah konstruksi pegas pada standar sepeda dan juga sepeda motor.
Standar pada sepeda dan juga sepeda motor memiliki konstruksi pegas berupa
per pada bagian standar yang memungkinkan standar tersebut bisa naik dan

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

juga turun tanpa kehilangan momentum, sehingga bisa digunakan untuk


membantu menahan motor dan juga sepeda agar tidak terjatuh.

2. Kasur pegas
Ketika kita duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya berat menekan
kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat
sifat elastisitasnya kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan
termampat, demikian seterusnya.

3. Timbangan
Timbangan Digunakan untuk mengukur berat benda. Pada timbangan
terdapat pegas yang digunakan agar jika melakukan pengukuran, tekanan yang
diberikan tersebut akan menyeimbangkan sehingga dapat stabil seperti semula.

4. Per
Pada sepeda ada per yang diletakan dibawah jok hal ini untuk
mempermudah ketika duduk disepeda agar ketika duduk tidak keras dan lebih
fleksibel. Selain itu ada lagi yaitu pulpen modern yang menggunakan per
akan digunakan dan ketika sudah tidak gunakan dengan menekan bagian
bawahnya.

5. Alat Perkakas
Beberapa jenis perkakas,seperti kunci inggris membutuhkan pegas
untuk dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya pegas,maka kunci inggris
dan juga perkakas lainnya bisa digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang
terbuat dari bahan campuran besi dan baja ini sangat kuat dan cukup tahan
lama dalam masanya,hal ini karena manfaat timah yang dapat membuat
kombinasi dari besi dan baja lebih kuat sehingga sangat cocok untuk
penggunaan perkakas konstruksi lainnya.

6. Alat Otomotif
Pegas juga sering dimanfaatkan untuk penggunaan di dalam bidang
otomotif dan juga teknik mesin. Bagian-bagian dari suatu mesin juga
memanfaatkan konstruksi pegas seperti per-klep,per-kopling. Dikatakan
keamanan karena pegas cukup baik dalam hal menarik maupun menahan

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

kendaraan yang melaju maupun berhenti,berbeda dengan kendaraan


tradisional yang tidak terlalu menggunakan pegas,seperti delman. Manfaat
delman yang banyak di gunakan masyarakat sebagai transportasi sampingan
dan cukup ramah lingkungan selain tranportasi yang modern.

7. Karet Gelang
Siapa yang tidak kenal karet gelang? Saat kita merenggangkan karet
gelang, maka karet gelang tersebut akan berusaha untuk mengkerut ke posisi
semula. Maka sifat ini dimanfatkan untuk mengikat barang secara rapi dan
ketat. Misalnya saat kita mengisi satu kantong plastik dengan air lalu
mengikatnya dengan karet gelang dengan ketat, maka air dalam katong plastik
tersebut tidak akan bocor keluar. Oleh karena itu karet gelang digunakan
sebagai alat pengikat.

8. Busur Panah
Busur panah adalah senjata yang sangat ampuh digunakan dalam
perang sebelum dikenal mesiu. Busur panah terdiri dari bilah elastis dan senar
(tali) yang diikat secara tegang. Saat anak panah ditempelkan di senar lalu
ditarik bersama-sama senar maka anak panah dapat dilontarkan dengan
kecepatan tinggi dan kekuatan yang besar.

9. Dinamometer
Dinamometer adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk
menghitung besar gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam
dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai
gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan mengukur besar gaya gesekan.
Ujung pegas dikaitkan dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik,
maka pegas meregang. Regangan pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di
mana besar gaya ditunjukkan oleh jarum pada skala yang terdapat pada
samping pegas.

10. Shock-breaker
Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang,gaya berat yang bekerja
pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas
mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini


menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini,pengendara
merasa sangat nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor.
Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya
telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika
gaya berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama
kelamaan. Sifat elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu saran dari guru
muda, agar pegas sepeda motor-mu awet muda, maka sebaiknya jangan
ditumpangi lebih dari tiga orang. Perancang sepeda motor telah
memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya
dua orang).
11. Trampolin
Trampolin pegas biasanya akan mengeluarkan suara yang cukup
mengganggu ketika digunakan. Beberapa orang juga merasa khawatir kalau-
kalau kaki mereka terjebak di antara pegas ketika sedang melompat. Untuk itu,
pilihlah produk yang tidak terlalu bising dan memiliki penutup pegas agar
nyaman dan aman saat digunakan.

12. Suspensi Mobil


Pegas merupakan komponen utama yang memiliki peranan sangat
penting dalam sebuah sistem suspensi mobil dan fungsi utama dari pegas
adalah untuk menyerap atau meredam berbagai kejutan yang dihasilkan dari
gesekan jalanan dengan roda mobil, supaya tidak terus berlanjut ke bagian
bodi mobil.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 4.3.1 Peralatan praktikum konstanta gaya pegas


Perangkat Gaya Pegas,(b) Pegas Statis,(c) Ember Kecil,(d) Stopwatch,(e) Beban.

2. Prosedur Percobaan
Pertama-tama kami menyediakan alat, kemudian kami menimbang massa
ember,massa pegas dan massa beban. Setelah itu kami memasang pegas statis
pada statif dan menggantung ember kecil pada pegas dan kami mengatur
sedemikian rupa sehingga setara dengan jarum menunjukkan angka nol pada
penggaris. Setelah itu beban seberat 10gr dimasukkan dalam ember kemudian
kami mengamati rengganganyang terjadi,kami menghitung dengan
menggunakan stopwatch dan kami mencatat setiap hasil yang didapatkan,
setelah itu beban yang beratnya 10 gr yang sebelumnya dilakukan
berulangkali,kemudian kami menambahkan 10 gr lagi dan menjadi 20 gr, dan
mengikuti prosedur yang sebelumnya,setelah itu 20gr kemudian ditambahkan
10gr lagi menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan sama seperti yang dilakukan
pada percobaan 1 dan 2.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Untuk Pegas dinamis,ember masih tetap di gantung pada statif,dan


digantungkannya pegas dinamis pada statif. Sama seperti percobaan pada
pegas statis kami pertama tama menambahkan 10 gr beban pada ember kecil
kemudian mengatur hingga ember tersebut sejajar dengan nol kemudian
ditarik ke bawah.Setelah itu kamimenghitung 3,2,1,0 pada hitungan ke-0 kami
pun memulai menghitung dengan menggunakan stopwatch sampai dengan
sepuluh kali hitungan getaran, setelah itu kami mencatat hasil dari hitungan
stopwatch tersebut. Kemudian menambahkan beban 10 gr menjadi 20 gr
sesuai dengan prosedur sebelumnya, setelah itu 20 gr ditambahkan lagi
menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan sama seperti yang dilakukan pada
percobaan 1 dan 2. Kami sengaja melakukan percobaan berulang-ulang agar
mendapatkan hasil yang akurat, kemudian Asisten memilih nilai yang
dihasilkan darisemua percobaan dan menentukan nilai yang tebaik.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Faqih, Irfan. 2018. “Hooke Law’S.”


Fitriah, N., Jannah, M., Zahriah. 2018. “Elastisitas E-Modul Fisika Berbasis Inkuiri
SMA/MA Kelas XI. Banda Aceh.” E-Modul 51(1):51.
Oktavia, Vivi Eka, Miftachul Khoiriah, and Putri Ayu Rachmawati. 2015. “Jurnal Fisika
Dasar Tetapan Pegas.” Fisika Dasar 1–7.
Widagdo, Tri, Jurusan Teknik, Mesin Politeknik, Negeri Sriwijaya, and Gaya Geser.
2009. “MEKANISASI PEMILAHAN BERAS DENGAN METODE.” 1(April):1–
10.

KONSTANTA GAYA PEGAS

Anda mungkin juga menyukai