BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
semula, hal ini di sebut cara kerja pegas. Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah
elastic besarnya sama dengan perkalian antara perpindahan titik daya tangkap
gaya F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau K merupakan fungsi di f
dikalikan dengan konstanta k . Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram pegas,
Dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu
vertical gaya F (N).Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar
merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan, Ketika pegas
mengendur, bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis lengkungan yang
putus-putus. Selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai akibat dari gesekan bahan
pegas,hal ini di sebut histerisis.
Pegas mekanik dipakai pada mesin yanmg mendesakan gaya, untuk
menyediakan kelenturan, dan untuk menyimpan atau menyerap energi. Pada
umumnya pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas yang
berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih dapat terdapat berbagai jenis
lagi. Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau persegi dan dibuat
untuk menahan beban tarik, tekan, atau puntir. Dalam pegas daun termasuk jenis
yang menganjur (cantilever) dan yang berbentuk elips, pegas daya pemutar motor
atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut, yang biasanya disebut pegas
Belleville.
Jika sebuah pegas diberi gangguan sehingga pegas meregang (berarti pegas
ditarik). Atau merapat (berarti pegas ditekan), pada pegas akan bekerja gaya
pemulihan yang arahnya selalu menuju titik asal. Dengan kata lain besar gaya
pemulihan pada pegas ini sebanding dengan gangguan atau simpangan yang
diberikan pada pegas (Oktavia et al., 2015).
Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam selang waktu yang sama
disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka gerak ini di
sebut juga sebagai gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya,
yaitu satu getaran penuh atau satu putaran sehingga dapat ditulis dengan rumus
sebagai berikut.
...............................................................................................(4.2.1)
Keterangan:
T = Periode (s), t = waktu (s), n = Jumlah getaran
Untuk mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis dan
dengan cara dinamis. Suatau pegas yang digantungkan mempunyai nilai konstanta
pegas k, yang merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang (∆x) sebesar satu
satuan panjang. Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F tangan, maka pada
pegas akan terjadi gaya pegas (Fp) yang arahnya berlawanan dengan arah gaya
(∑F). Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke, dimana :
....................................................................................(4.2.2)
Keterangan:
k = Konstanta pegas (N/m), F = Gaya pada pegas (N/m), ∆x = Pertambahan
Panjang Pegas (m)
Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang, kemudian
diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya keatas
kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran. Getaran
ini akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang
arahnya selalu menuju ketitik setimbang yang dapat diungkapkan dalam
persamaan,
tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja
pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas
mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang
kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan
pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat
nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada
sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya
berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas
elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Agar pegas
sepeda motor dapat awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga
orang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang
dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang).
Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor tetapi juga
pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api. Pada mobil, terdapat juga pegas
pada setir kemudi. Untuk menghindari benturan antara pengemudi dengan gagang
setir, maka pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan hukum I Newton (Hukum
Inersia), ketika tabrakan terjadi, pengemudi (dan penumpang) cenderung untuk
terus bergerak lurus. Nah, ketika pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan
sehingga pegas memendek dan bergeser miring. Dengan demikian, benturan
antara dada pengemudi dan setir dapat dihindari
1. Karet Ketapel
Contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering kita temui adalah ketapel.
Ketika hendak menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih
dahulu diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet
ketapel akan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan.
2. Kasur Pegas
Contoh lain adalah kasur pegas. Ketika kita duduk atau tidur di atas kasur
pegas, gaya berat kita akan menekan kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas
kasur termampatkan. Akibat sifat elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali.
Pegas akan meregang dan termampat, demikian seterusnya. Akibat adanya gaya
gesekan maka suatu saat pegas berhenti bergerak. Kita yang berada di atas kasur
merasa sangat empuk akibat regangan dan mampatan yang dialami oleh pegas
kasur.
3. Dinamometer
Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di samping adalah alat
pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada
percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut
akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan
mengukur besar gaya gesekan. Ujung pegas dikaitkan dengan sebuah benda
bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang. Regangan pegas tersebut
menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya ditunjukkan oleh jarum pada skala
yang terdapat pada samping pegas.
4. Timbangan
Timbangan yang kita gunakan untuk mengukur berat badan (dalam fisika,
berat yang dimaksudkan di sini adalah massa) juga memanfaatkan bantuan pegas.
Hidup kita selalu ditemani oleh pegas. Neraca pegas yang digunakan untuk
mengukur berat badan, terdapat juga neraca pegas yang lain.
2.3. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya
segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan
(dibebaskan). Sifat ini berlaku ketika gaya yang diberikan lebih kecil dari pada
batas elastis. Batas elastis merupakan titik dimana sifat elastis masih berlaku pada
suatu benda yang diberikan gaya.
Menurut Salvatore Elastisitas harga adalah tingkat perubahan harga
berdasarkan kepekaan harga terga terhadap suatu barang yang diminta oleh
konsumen dimana perubahan tersebut bersifat relatif. Relativitas tersebut dapat
dilihat dari perubahan harga terhadap permitaan akan suatu barang. Perubahan
tersebut juga bersifat porposional antara permintaan dan harga barang.
Menurut Sadono Sukirno Suatu ukuran yang diukur secara kuantitasi untuk
melihat perubahan yang terjadi pada besaran permintaan akan suatu barang. Hal
Beberapa benda mempunyai sifat lentur atau elastis.Sifat ini merupakan sifat
bawaan dari setiap benda. Sifat benda yang kembali ke bentuk semula ketika gaya
yang memengaruhinya dihilangkan disebut sifat elastis. Benda yang mempunyai
sifat seperti ini disebut benda elastis.
Tidak semua benda mempunyai sifat elastis. Benda-benda seperti keramik dan
kaca akan mudah patah jika dilengkungkan. Benda yang mengalami deformasi
dan tidak kembali ke bentuknya semula disebut benda plastis atau tidak elastis.
pertambahan panjang pada benda yang bersifat elastis berupa pegas, ketika
ditarik dengan sedikit gaya maka pegas bertambah panjang. Ketika dihilangkan
gaya tarikan maka pegas tersebut kembali kebentuk semula, seperti yang kita lihat
digambar pada keterangan bentuk akhir. Tetapi perlu kita ketahui tidak selamanya
benda memiliki sifat elastis.
Elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu.
Apabila gaya yang diberikan kurang dari batas elastisitas, benda akan kembali
kebentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang
diberikan lebih dari batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali kebentuk
semula meskipun gaya tersebut dihilangkan (Fitriah, N., Jannah, M., 2018).
2. Inelastis
Suatu barang dapat dikatakan inelastis apabila terjadi perubahan pada
harga tersebut perubahan barang yang diminta tidak lebih besar dari satu (E <
1). Barang ini biasanya barang yang termasuk dalam kebutuhan pokok atau
kebutuhan primer.
3. Elastis Sempurna
Suatu barang dapat dikatakan elastis sempurna apabila ketika terjadi
perubahan harga pada barang tersebut maka jumlah barang yang diminta tidak
terjadi perubahan pada barang tersebut atau permintaan tetap. Besaran
elastisitasnya sama dengan nol (E = 0). Barang yang termasuk jenis ini ialah
bahan makanan utama seperti beras, gandum, minyak dan lain-lain.
4. Inelastis Sempurna
Suatu barang yang mengalami perubahan jumlah permintaan tak
terhingga. Maksudnya barang tersebut apapun yang terjadi jumlah
permintaannya selalu tetap (E = 0). Segala hal tetang perubahan harga tidak
memiliki pengaruh sama sekali. Barang yang termasuk jenis ini ialah tanah, air
minum, dan lain-lain.
5. Uniter
Suatu barang dapat dikatakan sebagai barang yang memiliki sifat
elastisitas uniter ialah apabila barang tersebut apapun yang terjadi entah mahal
atau murah jumlah permintaannya sama dengan satu (E = 1). Barang yang
termasuk jenis uniter adalah kebutuhan sekunder yang harus kita penuhi.
2.5. Tegangan
Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang
benda. Tegangan dinotasikan dengan σ (sigma), satuannya N/ . Secara
matematis, tegangan dirumuskan dengan:
..................................................................(4.2.3)
Keterangan:
F = gaya yang diberikan (N), A = Luas Penampang, E = Modulus young bahan,
= regangan.
2.6.................................................................................................................. Regan
gan
Regangan(ℇ) merupakan perubahan bentuk atau ukuran yang dialami
pada suatu benda karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Regangan diukur untuk mengetahui besarnya deformasi pada saat terjadinya
tegangan mekanik sehingga didapat besaran gaya yang terjadi seperti beban
ataupun tegangan, selain itu juga digunakan untuk memperoleh nilai keamanan /
kekuatan suatu bahan atau suatu elemen struktural yang mengandung bahan
tersebut. Regangan rata-rata dinyatakan oleh Perubahan Panjang(ΔL)per-satuan
Panjang awal (L). Regangan(Strain) memiliki besaran yang tidak berdimensi,
tetapi pada umumnya diberikan dimensi meter per-meter atau m/m. Secara
Matematis Persamaan Regangan dapat dituliskan :
......................................................................................................(4.2.4)
Keterangan:
ℇ = Regangan, ΔL = Pertambahan Panjang batang (m) = L1-L, L1 = Akhir
Panjang Batang(m), L = Panjang Awal (m).
Apabila suatu spesimen struktur material diikat pada jepitan mesin penguji
dan beban serta pertambahan panjang spesifikasi diamati serempak, maka dapat
digambarkan pengamatan pada grafik dimana ordinat menyatakan beban dan absis
menyatakan pertambahan panjang.
Batasan sifat elastis perbandingan regangan dan tegangan akan linier akan
berakhir sampai pada titik mulur. Hubungan tegangan dan regangan tidak lagi
linier pada saat material mencapai pada batasan fase sifat plastis. Pada daerah
elastis, besarnya tegangan berbanding lurus dengan regangan.
..................................................................................................(4.2.5)
Keterangan:
F = gaya yang terjadi pada bahan, A = Luas Permukaan
Secara eksperimen terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi
diagram tegangan- regangan salah satunya yaitu; jenis bahan yang digunakan,
kecepatan pengujian dan suhu pengujian yang dilakukan. Dalam jenis diagram
tegangan regangan terdapat dua jenis yang dikenal pada umumnya yaitu diagram
tegangan-regangan untuk baja lunak dan kurva tegangan- regangan untuk bahan
rapuh.
2.8. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek
atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan
pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan
dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformasi elastis. Perbandingan antara
tegangan dan regangan benda tersebut disebut modulus elastisitas atau modulus
Young. Pengukuran modulus Young dapat dilakukan dengan menggunakan
gelombang akustik, karena kecepatan jalannya bergantung pada modulus Young.
Secara matematis dirumuskan:
.......................................................................................................(4.2.6)
....................................................................................................(4.2.7)
Keterangan:
1. Pada rangkaian seri apabila pada ujung susunan pegas bekerja gaya (F),
maka masing-masing pegas mendapat gaya yang sama besar yaitu F
2. Pada rangkaian pararel konstanta pegas total untuk rangkaian pegas pararel
menurut Hukum Hooke adalah selama gaya (F) bekerja pertambahan
panjang masing-masing pegas besarnya.
𝐹𝑝 = −k Δx ................................................................................................(4.2.8)
Keterangan:
𝐹𝑝= gaya pemulih (N), Δx = simpangan pegas (m), k = tetapan pegas (N/m)
Susunan Pegas Secara Seri adalah susunan pegas yang dibuat dengan
tujuan untuk mendapatkan konstata yang lebih kecil sehingga pertambahan
panjang pegas menjadi besar.
Gambar 4.2.5 susunan seri dua buah pegas (Fitriah, N., Jannah, M., 2018)
Perhatikan gambar di atas, dua buah pegas masing-masing dengan
konstata k1 dan k2 disusun secara seri. Kemudian ditarik atau diberi beban
dengan gaya F. Gaya yang bekerja pada pegas 1 (atas) sama dengan gaya yang
bekerja pada pegas 2 (bawah). Artinya, besarnya gaya pada beban pegas 1, dan
pegas 2 sama besarnya. Untuk mencari konstata penggantinya adalah sebagai
berikut:
Ks= K1+K2...............................................................................................(4.2.9)
Keterangan:
ks = konstata pegas susunan seri (N/m), k1 = konstata pegas 1 (N/m), k2 =
konstata pegas 2 (N/m).
jika ingin mencari konstata pengganti pegas yang tersusun secara paralel
seperti gambar dibawah.
Gambar 4.2.6 susunan paralel dua buah pegas (Fitriah, N., Jannah, M., 2018)
Kp=K1+K2+….....................................................................................(4.2.10)
Keterangan:
kp = konstata pegas susunan paralel (N/m), k1 = konstata pegas 1 (N/m), k2 =
konstata pegas 2 (N/m).
2. Kasur pegas
Ketika kita duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya berat menekan
kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat
sifat elastisitasnya kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan
termampat, demikian seterusnya.
3. Timbangan
Timbangan Digunakan untuk mengukur berat benda. Pada timbangan
terdapat pegas yang digunakan agar jika melakukan pengukuran, tekanan yang
diberikan tersebut akan menyeimbangkan sehingga dapat stabil seperti semula.
4. Per
Pada sepeda ada per yang diletakan dibawah jok hal ini untuk
mempermudah ketika duduk disepeda agar ketika duduk tidak keras dan lebih
fleksibel. Selain itu ada lagi yaitu pulpen modern yang menggunakan per
akan digunakan dan ketika sudah tidak gunakan dengan menekan bagian
bawahnya.
5. Alat Perkakas
Beberapa jenis perkakas,seperti kunci inggris membutuhkan pegas
untuk dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya pegas,maka kunci inggris
dan juga perkakas lainnya bisa digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang
terbuat dari bahan campuran besi dan baja ini sangat kuat dan cukup tahan
lama dalam masanya,hal ini karena manfaat timah yang dapat membuat
kombinasi dari besi dan baja lebih kuat sehingga sangat cocok untuk
penggunaan perkakas konstruksi lainnya.
6. Alat Otomotif
Pegas juga sering dimanfaatkan untuk penggunaan di dalam bidang
otomotif dan juga teknik mesin. Bagian-bagian dari suatu mesin juga
memanfaatkan konstruksi pegas seperti per-klep,per-kopling. Dikatakan
keamanan karena pegas cukup baik dalam hal menarik maupun menahan
7. Karet Gelang
Siapa yang tidak kenal karet gelang? Saat kita merenggangkan karet
gelang, maka karet gelang tersebut akan berusaha untuk mengkerut ke posisi
semula. Maka sifat ini dimanfatkan untuk mengikat barang secara rapi dan
ketat. Misalnya saat kita mengisi satu kantong plastik dengan air lalu
mengikatnya dengan karet gelang dengan ketat, maka air dalam katong plastik
tersebut tidak akan bocor keluar. Oleh karena itu karet gelang digunakan
sebagai alat pengikat.
8. Busur Panah
Busur panah adalah senjata yang sangat ampuh digunakan dalam
perang sebelum dikenal mesiu. Busur panah terdiri dari bilah elastis dan senar
(tali) yang diikat secara tegang. Saat anak panah ditempelkan di senar lalu
ditarik bersama-sama senar maka anak panah dapat dilontarkan dengan
kecepatan tinggi dan kekuatan yang besar.
9. Dinamometer
Dinamometer adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk
menghitung besar gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam
dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai
gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan mengukur besar gaya gesekan.
Ujung pegas dikaitkan dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik,
maka pegas meregang. Regangan pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di
mana besar gaya ditunjukkan oleh jarum pada skala yang terdapat pada
samping pegas.
10. Shock-breaker
Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang,gaya berat yang bekerja
pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas
mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
(d) (e)
2. Prosedur Percobaan
Pertama-tama kami menyediakan alat, kemudian kami menimbang massa
ember,massa pegas dan massa beban. Setelah itu kami memasang pegas statis
pada statif dan menggantung ember kecil pada pegas dan kami mengatur
sedemikian rupa sehingga setara dengan jarum menunjukkan angka nol pada
penggaris. Setelah itu beban seberat 10gr dimasukkan dalam ember kemudian
kami mengamati rengganganyang terjadi,kami menghitung dengan
menggunakan stopwatch dan kami mencatat setiap hasil yang didapatkan,
setelah itu beban yang beratnya 10 gr yang sebelumnya dilakukan
berulangkali,kemudian kami menambahkan 10 gr lagi dan menjadi 20 gr, dan
mengikuti prosedur yang sebelumnya,setelah itu 20gr kemudian ditambahkan
10gr lagi menjadi 30 gr. Proses ini dilakukan sama seperti yang dilakukan
pada percobaan 1 dan 2.
DAFTAR PUSTAKA