2. Pipet tetes
Perhitungan :
pH = = 10,5
pOH = 14 - pH
pOH = 14 – 10,5
P OH = 3,5
LAPORAN LENGKAP
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
[OH]- = -inv . log 3
= 1. 10-3
= 2 . 10-9
pH = = 2,55
LAPORAN LENGKAP
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pH = - log [H+]
2,55 = - log [H+]
[H+] = 1. 10-2,55
[H+] =√
+ 2
[H ] = Ka . m
1 x 10-2,55 = Ka . 2 x 10-2,55
Ka =
= 0,5 x 10-1,55
= 5 x 10-2,55
pH = = 5,35
pH = - log [H+]
5,25 = - log [H+]
[H+] = 1 x 10-5,35
[H+] =√
(1x10-5,35)2 =
1 x 10-10,7 =
Kb =
= 2 x 10-5,7
LAPORAN LENGKAP
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Pembahasan : Indikator bisa berubah warna karena indikator asam-basa akan cenderung
untuk bereaksi dengan kelebihan asam atau basah untuk menghasilkan warna.
Perubahan warna ini disebabkan oleh resonansi isomter elektron. Setiap
indikator asam-basa merupakan ion yang memiliki tetapan ionisasi yang
berbeda-beda. Ion ini memiliki sistem yang terkonjugasi yang dapat menyerap
gelombang warna yang diserap adalah bagian dari spektrum warna, sehingga
ion tersebut akan terlihat berwarna.
Sebagai contoh indikator (MO), Indikator MO bersifat asam pada warna merah
dan bersifat basa pada warna kuning, sedangkan pada percobaan di atas kita
mendapatkan larutan Na2CO3 dan NH4Cl berwarna kuning. Dalam teori
mengenai indikator (MM), indikator MM bersifat basa pada warna kuning dan
bersifat asam pada warna merah.
untuk NaCl tidak memiliki tetapan disosiasi karena terionisasi dalam air.