DI SUSUN OLEH:
STAMBUK: 09120200081
KELOMPOK: 4A
MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB 1
PENDAHULUAN
Ada banyak sekali ilmu fisika yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Bahkan hampir semua kegiatan sehari-hari memiliki keterkaitan dengan
ilmu fisika, baik itu kegiatan yang dilakukan dari dalam diri hingga kegiatan
yang dari luar diri kita sendiri. Salah satu ilmu fisika yang juga sering muncul
dalam kehidupan harian adalah soal pegas. Implementasi pegas dalam hidup
sehari-hari, bisa dilihat dari sepeda motor. Pada sepeda motor ini ada yang
dinamakan Shock Breaker. Tanpa adanya Ahock Breaker, mengendarai sepeda
motor tidak akan terasa nyaman.
Shock breaker memiliki sifat yang sangat elastis. Hal ini sama halnya dengan
pegas secara umum. Tidak hanya pada sepeda motor, implementasi pegas ini
digunakan oleh hampir semua kendaraan. Dari sini dapat diketahui bahwa
prinsip pegas banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mengetahui kemampuan sebuah benda untuk kembali pada bentuk awalnya,
maka perlu diketahui besaran konstanta atau sifat elastisitasnya. Pegas tidak
hanya dimanfaatkan pada sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang kita
gunakan. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastisitas. Contoh benda
elastis lainnya adalah karet mainan. Ketika kita menarik karet mainan sampai
batas tertentu, karet tersebut bertambah panjang. Jika tarikan tersebut dilepaskan,
maka karet akan kembali ke panjang semula. dan juga ketika kita merentangkan
pegas, pegas tersebut akan bertambah dan ketika dilepaskan panjang pegas akan
kembali seperti semula(Young, 2014). karena banyaknya kejadian dalam
kehidupan sehari-hari yang melibatkan pegas maka percobaan ini penting untuk
dipahami, sehingga dapat mengaplikasikan kehidupan sehari-hari
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum pegas merupakan salah satu dari sekian banyak benda bersifat elastis.
Karena sifat elastisnya ini, pegas yang memiliki gaya tekan dan regang pun dapat
kembali pada bentuk awal setelah gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Gaya
dasar pegas memiliki banyak manfaat untuk berbagai kebutuhan harian. Dua contoh
dasar manfaat pegas adalah pada springbed dan shock breaker. Pada suatu
kendaraan, pegas ini difungsikan untuk meredam getaran yang terjadi pada roda
akibat permukaan jalanan yang tidak merata. Sedangkan, implementasi pegas pada
springbed akan memberikan kenyamanan tersendiri pada orang yang tidur di atas
permukaannya (Mikarajuddin, 2008). Dalam pelajaran pegas, ada yang dinamakan
dengan hukum hooke. Hukum hooke ini hanya bisa berlaku dari daerah elastis
sampai batas titik hukum hooke, jika ada gaya yang diaplikasikan pada suatu benda.
Apabila suatu benda diberikan gaya tekanan dan mencapai batas hukum hooked an
sifat elastisnya, maka benda tersebut akan kembali seperti bentuk dasarnya sebelum
diberikan gaya. Adapun jika gaya pada benda terbilang sangat besar hingga batas
elastis terlewat, maka benda tersebut dapat dikatakan telah masuk pada daerah
plastis. Kondisi ini akan membuat benda tidak bisa kembali pada bentuk awal ketika
gaya dihilangkan. Begitu pula jika panjang benda ini diberikan gaya hingga
mencapai titik patah, maka ia tidak akan menjadi elastis lagi namun patah.
Persamaan hukum hooke bisa dilihat di bawah ini:
materi penyusun pada benda tersebut. Pertambahan panjang benda dapat berbeda
apabila benda dibentuk dengan materi yang berbeda pula.
Hal tersebut berlaku meskipun pada praktiknya, gaya yang diberikan adalah sama.
Contoh sederhananya ada pada tulang dan besi (Giancoli, 2001).
Sebuah getaran atau yang sering disebut oscillation, dapat didefinisikan sebagai
bentuk gerak benda dengan banyak gejala. Benda yang diberikan getaran akan
melakukan sebuah gerakan bolak-balik dan melalui titik setimbang benda tersebut.
Waktu yang dibutuhkan benda dalam melakukan getaran gerak bolak-balik tersebut
sering dikenal atau disebut dengan periode. Periode ini dalam rumus dilambangkan
dengan T. Satuan periodenya disebut dengan sekon (s), sedangkan simpangan
maksimumnya disebut amplitude (Tripler, 1998).
Ada beberapa jenis penyusunan pegas. Ada pegas yang disusun secara tunggal, dan
nada juga yang penyusunannya dilakukan secara seri/ pararel. Penyusunan pegas
secara seri, memiliki total penambahan panjang yang sama dengan jumlah
pertambahan panjang pada masing-masing pegas.
Dalam hal ini, harus selalu diingat bahwa hukum hooke hanya diberlakukan pada
benda dengan sifat elastis dan tidak berlaku untuk benda-benda plastik. Menurut
Hooke sendiri, nilai regangan akan sebanding dengan tegangan yang mengikutinya.
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi tetapan pegas. Faktor pertama
bisa dilihat dari luas permukaan pegas. Jika luas permukaan pegas semakin besar
nilainya, maka nilai tetapannya juga akan semakin besar. Berlaku juga untuk kondisi
sebaliknya.
Faktor kedua adalah mengenai suhu pegas. Jika suatu pegas memiliki suhu yang
semakin tinggi, maka nilai ketetapannya akan semakin kecil. Hal ini berlaku juga
untuk kondisi sebaliknya.
Faktor ketiga adalah diameter pegas. Besar diameter pegas yang semakin besar,
akan mempengaruhi nilai ketetapan menjadi semakin kecil. Begitupun sebaliknya.
Terakhir ada faktor lilitan pegas. Jika jumlah lilitan yang ada pada pegas semakin
banyak, maka nilai ketetapannya juga akan semakin besar. Begitupun sebaliknya
(Crowell, 2006).
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebutdihilangkan, maka
benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun
pada umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula
walaupun gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti inidisebut benda elastis.
Contoh benda elastis adalah karet ataupun pegas. Pegasmerupakan gulungan
lingkaran kawat, yang digulung sedemikian rupa agarmemiliki kelenturan. Pegas ini
biasanya terbuat dari besi, tembaga dan lainnya.Kelenturannya juga disebut dengan
elastisitas pegas.
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
F = -k .x (2.1)
Keterangan :
Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, pertambahan panjang pegas
berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. Pernyataan ini dikemukakan
oleh Robert Hooke, oleh karena itu, pernyataan diatas dikenal sebagai Hukum
Hooke.Untuk menyelidiki berlakunya hukum hooke,dapat dilakukan percobaan pada
pegas. Selisih panjang pegas ketika diberi gayatarik dengan panjang awalnya disebut
pertambahan panjang (l)
Elastisitas suatu benda itu hanya dialami oleh benda yang tidak terbuat dari plastik.
Sifat elastisitas bagi suatu benda sangat penting. Suatu benda masih dapat dikatakan
elastis jika saat gaya yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan
dan benda kembali pada keadaan semula. Sifat elastis suatu benda memiliki batas.Ji
ka suatu pegas ditekan atau ditarik maka pegas itu akan memberikan gaya
yang berlawanan dengan arah gaya tekan
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pegas
2. Mistar
4. Stopwatch
5. Beban
BAB IV
SOAL DAN JAWABAN TP
SOAL.
Sebutkan gaya apa saja yang terdapat pada ilustrasi gambar di atas dan
tentukan pula pasangan gaya yang termasuk kedalam Aksi-Reaksi !
5. Jelaskan penerapan percobaan konstanta gaya pegas yang ada dalam jurusan
Anda !
JAWABAN
2. Ya, Kejadian tersebut termasuk dalam Hukum newton yaitu hukum newton 1
sesuai dengan bunyinya yaitu “ jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan
nol, maka benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang
mula-mula bergerak, akan terus bergerak dengan kecepatan tetap”. jadi Disini
terbukti,bahwa setiap benda yang tidak bergerak,akan tetap diam,terkecuali ada
gaya dari luar yang menggerakannya.
3. Sebuah buku yang di letakkan di atas meja akan mengalami dua buah gaya ,
yakni Gaya Berat dan Gaya Normal . Berhubung kedua gaya ini bekerja pada
benda yang sama yakni buku dalam hal ini , maka pastilah bukan pasangan aksi
reaksi walaupun besarnya sama dan arahnya berlawanan.
Gaya Berat yang dialami oleh buku seharusnya berpasangan aksi - reaksi
dengan Gaya Tarik Buku ke Bumi.
Gaya Normal yang dialami oleh buku seharusnya berpasangan aksi - reaksi
dengan Gaya Tekan Buku pada meja.
4. Garis lurus pada gaya menunjukan bahwa gaya akan sebanding dengan
pertambahan Panjang pegas. Apabila gaya semakin diperbesar hingga melewati
batas elastisitas, maka batas elastisitas terlampaui. Akibatnya setelah gaya
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dihilangkan, pegas tidak bisa Kembali ke bentuk semula (pegas akan bersifat
plastis). Nah, kalau gaya terus diperbesar sampai titik patah, pegas akan patah.
Itulah mengapa tidak menutup kemungkinan benda yang bersifat elastis dapat
menjadi plastis atau bahkan hancur. Balik lagi ke seberapa besar gaya yang
diberikan pada benda tersebut. Gaya yang menyebabkan perubahan bentuk
benda akan sebanding dengan besaran yang disebut
dengan tegangan. Sementara itu, hasil perubahan bentuk benda akibat tegangan
disebut regangan yang berupa pertambahan panjang dari benda tersebut.
Menurut Robert Hooke, perbandingan antara tegangan dengan regangan suatu
benda disebut dengan modulus elastisitas (young) benda tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setiap bahan memiliki konstanta pegas yang berbeda. apabila sebuah pegas diberi
gaya dan dilepaskan maka pegas tersebut akan kembali kebentuk awalnya. besarnya
konstanta pegas dan ∆x mempengaruhi besarnya energi potensial pegas. Dan
Semakin besar nilai konstanta, maka nilai energi potensial yang didapat
juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta, maka semakin besar
nilai energi potensial. Sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha
menghambat perubahan bentuknyadan cenderung mengenbalikanyya ke bentuk
semula. Benda yang memiliki sifat inidinamakan dengan benda elastis.
Perubahan panjang suatu pegas berbanding lurus (linier) dengan gaya tarik atau
gayatekan yang diberikan pada pegas tersebut. semakin berat beban yang
digunakan semakin besar pula konstanta pegasnya. konstanta pegas berbanding lurus
dengan massa dan gravitasi bumi serta berbanding
terbalik dengan ∆x. jika sebuah pegas ditarik oleh gaya yang besarnya
tidak melebihi batas elastisitas pegas,pegas tersebut bertambah panjang sebanding
dengan besarnya gaya yang makamempengaruhi pegas tersebut. jika gaya tarik
tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegasberbanding
lurus (sebanding) dengan gaya tariknya
5.2 SARAN
Sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan harus lengkap, agar
memudahkan untuk melakukan percobaan.