Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

POLIGON GAYA

DISUSUN OLEH :
NAMA : AHMAD DENI
STAMBUK : 09320220337

KELOMPOK IV B/8

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATURIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Poligon berasal dari kata poly yang berarti banyak dan gonos yang berarti
sudut. Secara harfiahnya poligon berarti banyak sudut. Namun arti sebenarnya
adalah rangkaian titik-titik secara berurutan sebagai kerangka dasar pemetaan.
Poligon disebut juga segi banyak. Segi banyak adalah suatu kurva sederhana
tertutup yang dibentuk oleh segmen garis. Segmen segmen garis yang telah
membentuk segi banyak disebut sisi. Mendefinisikan poligon secara lebih tegas
sebagai serangkaian garis. Menurutnya, pengukuran poligon merupakan pekerjaan
menetap stasiun-stasiun poligon. (Ajwad.2020)
Gaya merupakan salah satu konsep Fisika yang sangat abstrak. Gaya dapat
berupa dorongan atau tarikan yang bekerja pada sebuah benda.Gaya atau kakas
adalah apapun yang dapat menyebabkanbermassa mengalami percepatan. Gaya
memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Sebagai contoh
mobil dapat bergerak karena didorong oleh mesin, namun bila mobil mogok dan
memerlukan orang yang mendorong mobil mogok itu, dikatakan orang
memberikan gaya dorong yang bersumber dari tenega ototnya.. Gaya dapat
diartikan juga sebagai interaksi sebuah benda lingkungannya (Abdullah,2016).
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode
pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat
planimetris (X,Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu
cara penentuan titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan
pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon).
Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang
panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan Pengukuran
poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan letak titik di
atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadapsuatu sistem
koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dihitung
terhadap referensi koordinat tertentu. Menurutnya, pengukuran poligon
merupakan pekerjaan menetap stasiun-stasiun poligon. (Ajwad.2020).

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
1. Kami dapat memahami konsep penyusun gaya
2. Kami dapat memahami konsep metode poligon gaya pada sistem yang
bekerja lebih dari dua gaya.
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus ( TIK )
1. Kami dapat menentukan besarnya udut dari gaya terbentuk dan
menggambarkannya.
2. Kami dapat menentukan nilai resultan gaya secara analitis dan grafitis.

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gaya

Gaya dapat diartikan juga sebagai interaksi antara sebuah benda dengan
lingkungannya. Sebagai contoh gaya gravitasi matahari, bulan dan bumi. Gaya
gravitasi adalah interaksi antara sebuah benda bermassa M dengan benda lain dan
sekitarnya.
Secara umum gaya dapat ditimbulkan oleh listrik, magnet, electromagnet,
otot, gravitasi, gesekan, fluida, pegas, partikel inti atom, dan sebagainya.
Sehingga kita mengenal gaya listrik, gaya magnet, gaya electro magnet, gaya otot,
gaya tegangan tali, gaya gesekan, gaya pegas, gaya apung, gaya inti, dan
sebagainya. Pada gaya pegas dapat membuat getaran beban yang dipasang di
ujungnya apabila beban tersebut di tarik atau diberi simpangan maksimum
kemudian dilepas. Gerakan beban yang demikian itu disebut gerak harmonik. Jadi
dapat disimpulkan bahwa gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat
menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika penda ditarik/didorong dan
sebagainya maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat
dirubah. Gaya adalah penyebab gerak. (Ajwad.2020)
Gaya termasuk besaran vektor, karena selain mempunyai nilai juga
mempunyai arah. Gaya dapat diartikan juga sebagai interaksi antara sebuah benda
lingkungannya. Pengertian lain dari gaya adalah bahwa gaya merupakan penyebab
timbulnya percepatan atau perlambatan. Gaya dapat menyebabkan sebuah benda
berubah bentuk, berubah posisi, berubah kecepatan, berubah panjang atau volume,
dan juga berubah arah. Gaya mempunyai nilai atau besaran tertentu. Selain itu
memilikiberupa vektor anak panah. Besarnya gaya atau beberapa gaya yang
diberikan pada sebuah kilogram standard didefinisikan sebagai percepatan dengan
massa kilogram standard didefinisikan sebesar 1 newton (N). Jadi dapat kita
simpulkan bahwa gaya mempunyai 3 sifat, yaitu:
1. Gaya dapat mengubah bentuk benda
2. Gaya dapat mengubah arah gerak benda.
3. Gaya dapat menyebabkan benda bergerak atau berpindah tempat

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Jenis-jenis gaya dapat muncul karena adanya kerja otot, gravitasi bumi,
kelistrikan, dan kemagnetan. Sebuah gaya selalu dikerjakan oleh suatu benda
kepada benda lain. Gaya yang terjadi pada dua buah benda yang bersentuhan
secara langsungdisebut gaya sentuh atau gaya kontak. Terdapat juga gaya yang
bekerja pada benda dengan tidak bersentuhan secara langsung. Gaya semacam ini
disebut gaya kerja dengan jarak antara atau gaya aksi jarak jauh. Satu contoh dari
gaya jenis ini adalah gaya tarik bumi atau gaya gravitasi bumi. Dalam kehidupan
sehari-hari, gaya ini disebut gaya berat benda atau disebut juga berat benda. Berat
menyebabkan setiap benda dapat jatuh ke bumi. Contoh lainnya adalah gaya
listrik dan gaya magnet. (Yuanan Diao. 2018)
Di dalam ilmu fisika, gaya atau kakas adalah apapun yang dapat
menyebabkan bermassa mengalami percepatan. Gaya memiliki besar dan arah,
sehingga merupakan besaran vektor. sebuah benda Gaya mempunyai nilai atau
besaran tertentu. Selain memiliki nilai dan besaran juga memiliki arah. Pada setiap
kegiatan itu Anda mengerahkan sebuah gaya, suatu gaya dan dapat digambarkan
berupa vektor anak panah Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah
Newton (dilambangkan dengan N). Berdasarkan hukum kedua Newton, sebuah
benda dengan massa konstan akan dipercepat sebanding dengan gaya netto yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Berdasarkan hukum
ketiga Newton (aksi reaksi), gaya yang diterima sama dengan yang diberi
Yang lebih pokok ialah momentum, energi dan tekanan. Sebenarnya, tak
seorang pun dapat mengukur gaya secara langsung. Tetapi, kalau sesuatu
mengatakan seseorang mengukur gaya, sedikit berpikir akan membuat seseorang
menyadari bahwa apa yang diukur sebenarnya adalah tekanan (atau mungkin
kemiringannya.

2.2 Pengertian Poligon

Poligon secara literal dapat diartikan sebagai banyak sudut. Bahasa


Yunani kuno “poly” yang artinya banyak sudut, poligon merupakan bangun datar
yang terdiri dari garis lurus yang bergabung untuk membentuk rantai atau sirkuit
metode p titik yang satu dengan titik yang lain dengan pengukuran sudut dari arah
sehingga poligon adalah saah satu cara menentukan posisi horinzontal banyak titik

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

dimana titik yang satu dengan titik yang lain dengan pengukuran sudut dari arah
sehingga
membentuk rangkaian titik atau poligon. Poligon merupakan rangkaian titik-titik
yang membentuk segi banyak. Rangkaian titik tersebut dapat digunakan sebagai
kerangka peta. Koordinat titik tersebut dapat dihitung dengan data masukan yang
merupakan hasil dari pengukuran sudut dan jarak. Posisi titik-titik dilapangan
dapat ditentu n dengan mengukur jarak dan sudut kearah titik kontrol. Posisi titik-
titik kontrol haruslah mempunyai ketelitian yang tinggi dan distribusinya dapat
menjangkau semua titik. Poligon juga bisa disebut dengan “banyak sudut”
merupakan bentuk datar yang terdiri dari garis lurus yang bergabung untuk
membentuk rantai tertutup atau sirkuit , poligon atau segi banyak merupakan
sebuah kurva tertutup yang seluruh sisinya dibatasi oleh garis.
Metode poligon adalah salah satu penentuan dari posisi horizontal banyak
titik dimana satu dengan yang lainya di hubungkan dengan satu pengukuran sudut
dan jarak sehingga membentukrangkaian titik-titik (poligon). Pada pengukuran
kali inidiukur arah dua titik atau lebih yang di bidik dari satutitikkatroldan jarak
antara titik pengukuran di lakukan dengan maksud untuk mendapatkan suatu
bayangan dengan menentukan titik-titik di atas permukaan bumi (alam semesta).
Yang memiliki titik-titik, gaya bukanlah sesuatu yang pokok dalam ilmu
fisika, meskipun ada kecenderungan untuk memperkenalkan ilmu fisika lewat
konsep ini. Yang lebih pokok ialah momentum, energi dan tekanan. Sebenarnya,
tak seorang pun dapat mengukur gaya secara langsung.
Berikut macam macam polygon, yaitu :
2.2.1 Poligon tertutup
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awalnya dan akhirnyamenjadi
satu. Poligon tertutup ini hanya membutuhkan satu titik control yang sudah
diketahui koordinatnya yaitu titik awal yang sekaligus di gunakan sebagai titik
akhir poligon, satu sisi awal akan sama dengan sudut jurusan akhir.
2.2.2 Poligon terbuka
Poligon terbuka (secara geometris dan matematis), terdiri atau serangkaian
garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikatnya pada
sebuah titik. Poligon terbuka terbagi menjadi 3 jenis poligon terbuka yaitu:

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

a. Poligon terbuka terikat sempurna


b. Poligon terbuka terikat sepihak
c. Poligon terbuka tidak terikat
Poligon pada dasarnya hanyalah pengembangan dari poligon terrbuka
yang
memiliki akses atau jalur baru yang berdasarkan pada jalur asli polygon.
2.2.3 Poligon Bercabang
Poligon bercabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu
simpul atau lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi ini adalah
buruk dan baik simpul kompleks lebih menantang secara komputasi untuk
mengidentifikasi, namun simpul rumit juga jarang terjadi dalam kasus bebas
pengurangan kemungkinan kita untuk mengamati perilaku simpul kompleks yang
tidak akan tersedia dalam kasus tak terbatas untuk panjang poligon yang kita
2.2.3 Poligon kombinasi
Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dari dua atau lebih
bentuk- bentuk poligon yang ada. Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam
atau sudut- sudut luar serta jarak-jarak mendatar antara titik-titik poligon
diperoleh atau diukur dari lapangan menggunakan alat pengukur sudut dan
pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.
2.2.4 Poligon terikat sempurna
Suatu poligon yang terikat sempurnadapat terjadi pada poligon tertutup
ataupun poligon terbuka suatu titik di katakan, sempurna sebagai titik ikatnya
apabila diketahui koordinatnya dan jurusannya minimum 2 buah titik ikatan dan
tingkatannya berada di atas titik yang akan di hasilkan;
1. Poligon tertutup terikat sempurna, polygon yang terkait oleh titik azimuth
dan koordinatnya

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 1.2.1 Poligon Tertutup


2. Poligon terbuka terikat sempurna, poligon terbuka yang masing masing
ujungnya terkait oleh titik azimuth dan koordinatnya

Gambar 1.2.2 Poligon Terbuka


3. Poligon tak terikat sempurna
Suatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon
tertutup ataupun poligon terbuka, dikatakan titik tidak sempurna apabila
titik ikatnya tersebut diketahui koordinatnya atau hanya jurusannya.
Poligon tertutup tidak terikat sempurna, poligon yang terikat pada
koordinat atau azimuth, poligon terbuka tidak terikat sempurna.
2.2.5 Poligon tidak terikat
Poligon tertutup tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas), pengukurannya
seperti tidak akan terjadi pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnya dan
sulit untuk melakukan pengukuran baik dengan cara astronomis maupun satelit,
poligon semacam ini di hitung dengan orientasi lokal artinya koordinat dan
azimuth awalnya di misalkan sembarang.
2.2.6 Kegunaan Poligon
1. Sebagai kerangka horizontal pada daerah pengukuran.
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2. Kontrol jarak dan sudut,


3. Baris tititk-titik pada pengukuran selanjutnya.
2.2.7 Syarat Pembuatan Poligon
1. Dalam menentukan jumlah titik poligon, harus membedakan
2. Pada fungsi poligon.
3. Bentuk poligon diusahakan tidak terlalu banyak sudut.
4. Jarak dari setiap titik-titik poligon diusahakan mendekati sama dan tidak
terlalu pendek.
5. Diusahakan tidak membentuk sudut lancip.
2.2.8 Syarat Penempatan Titik Poligon
1. Memudahkan untuk melakukan pengukuran
2. Titik poligon harus dipilih pada daerah yang mudah dibidik
3. Untuk memudahkan mencari titik poligon, usahakan titik poligon tersebut
terletak dengan objek objek yang mudah dikenali misalnya pohon, tiang
listrik, dan lain lain.

2.3 Besaran Turunan

Besaran turunan adalah suatu besaran yang satuannya dapat diturunkan


dari besaran pokok dan. Contoh besaran luas yang merupakan turunan dari
besaran panjang, kecepatan yang merupakan turunan dari turunan dari besaran
panajng dan waktu, volume, massa jenis, berat jenis, percepatan, daya, usaha,
momentum, dan sebagainya.
Satuan besaran turunan sering dikenal dengan istilah satuan turunan. Selain
itu, satuan turunan didapatkan dari penggabungan dari beberapa satuan besaran
pokok. Oleh sebab itu, kita akan jarang sekali menemukan satuan yang hanya
terdiri dari satu satuan saja. Penggabungan dari beberapa besaran pokok
menandakan bahwa satu besaran pokok bisa menghasilkan beberapa besaran
turunan. Misalnya, besaran pokok panjang bisa menghasilkan besaran turunan
luas dan volume. Seperti definisi dari besaran turunan, maka setiap satuan dari
besaran turunan merupakan penyesuaian dari satuan pada besaran pokok. Dari
sekian banyak besaran turunan, salah contoh yang paling sederhana dari besaran
turunan adalah luas. Contoh, besaran turunan (luas) dari persegi panjang memiliki

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

rumus (Panjang x Lebar), dari perkalian itu menghasilkan satuan panjang (m)
yang dipangkatkan, sehingga menjadi (m2). Besaran turunan luas merupakan
besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang. Besaran pokok panjang
memiliki satuan (m). Besaran turunan luas bisa kita temukan pada bangun datar,
seperti persegi, persegi panjang, dan bangun datar lainnya. Jadi, ketika kita
menemukan soal tentang menghitung luas dari bangun datar, maka satuannya
harus menggunakan satuan besaran pokok yang dipangkatkan (m2).
Cara menghitung besaran turunan yang memakai rumus ini sering dikenal
dengan pengukuran tidak langsung. Sedangkan menghitung besaran turunan
dengan menggunakan alat ukur lebih dikenal dengan nama pengukuran langsung.
Dalam menghitung besaran turunan bisa juga menggunakan alat ukur atau
pengukuran secara langsung. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur besaran
turunan bisa dibilang cukup khusus.
2.3.1 Ciri Ciri Besaran Turunan
1. Satuan Lebih dari Satu
Setiap besaran turunan, satuannya umumnya lebih dari satu atau bisa juga
satuannya merupakan gabungan dari beberapa besaran pokok. Misalnya,
besaran turunan kecepatan yang di mana satuannya berasal dari besaran
pokok panjang (meter) dan besaran pokok waktu (detik atau second).
Maka dari itu, ketika ingin menghitung besaran turunan kecepatan, maka
rumusnya adalah kecepatan kecepatan (v) = panjang atau jarak tempuh
(s) : waktu (t). Selain itu ada juga besaran turunan yang memiliki satuan
lebih dari dua, yaitu besaran turunan gaya. Pada besaran turunan gaya,
satuan yang digunakan adalah Newton (N) yang di mana satuan dasarnya
adalah kg . m/s2.
2. Bisa Dihitung Secara Langsung dan Tidak Langsung
Penggunaan alat ukur dalam menghitung besaran turunan dinamakan
pengukuran langsung dan penggunaan alat ukur ketika menghitung
besaran turunan dinamakan pengukuran tidak langsung. Misalnya, ketika
kamu ingin mengukur volume dari sebuah botol minum, volume bisa
diketahui dengan cara melakukan pengukuran terhadap satu per satu dari

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

setiap bagian yang ada di permukaan gelas atau bisa juga menggunakan
rumus volume.
2.3.2 Alat Ukur Besaran Turunan
1. Dinamometer
Dinamometer adalah alat khusus yang bisa berfungsi untuk menghitung
besar kecilnya gaya yang ada pada suatu objek. Pada saat digunakan,
dinamometer akan menerapkan metode gaya pegas.
2. Kalorimeter
Kalorimeter adalah salah satu jenis alat ukur besaran turunan yang
digunakan untuk mengukur banyaknya kalor yang terjadi pada suatu
perubahan atau reaksi kimia.
3. Ohm Meter
Ohm meter adalah alat ukur besaran turunan yang berfungsi untuk
menghitung hambatan listrik yang ada pada objek yang berhubungan
dengan listrik.
4. Speedometer
Speedometer adalah salah satu jenis alat ukur besaran turunan yang
biasanya dipakai ketika menghitung kecepatan. Speedometer sering kita
temukan di kendaraan motor, mobil, dan sebagainya.
5. Hygrometer
Hygrometer adalah alat ukur besaran turunan untuk menghitung setiap
kelembapan udara yang di suatu ruangan. Alat besaran turunan yang satu
ini bisa dibilang cukup mudah digunakan, sehingga bagi para melua bisa
menerapkannya dengan mudah.
6. Barometer
Barometer adalah alat ukur besaran turunan yang umumnya dipakai untuk
menghitung banyaknya tekanan udara yang ada. Oleh sebab itu, alat ukur
barometer biasanya dipakai ketika sedang memperkirakan cuaca.
2.3.3 Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakaui dan digunakan secara
internasional. Satuan yang mempunyai standar khusus sehingga hasil pengukuran

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

yang diperoleh oleh semua orang akan bernilai sama atau seragam. Satuan standar
dalam fisika dapat dinyatakan dengan dua cara sistem satuan, yaitu:
1. Satuan mks (meter, kilogram, dan sekon) dikenal sistem metrik.
2. Satuan cgs (centimeter, gram, dan sekon) atau dikenal sebagai sistem
gausian
Pemilihan sistem yang akan digunakan untuk menyatakan hasil
pengukuran
tidak ada keharusan, namun sistem mks paling banyak digunakan secara
luas. Selain itu, sistem MKS juga digunakan dalam Sistem Internasional
(SI). Dimana sistem MKS menyatakan besaran pokok panjang dengan
satuan meter (m), massa dengan kilogram (kg), dan waktu dengan sekon
(s).
2.3.4 Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah aturan yang tidak diakui dan tidak semua negara
menggunakannya. Artinya hasil pengukuran suatu besaran yang dilakukan oleh
satu
orang bisa saja berbeda dengan yang dilakukan oleh satu orang bisa saja berbeda.

2.4. Hukum dan Rumus Gaya

2.4.1 Hukum I Newton


Hukum pertama newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus
bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada
benda itu. Kecenderungan digambarkan dengan mengatakan bahwa benda
mempunyai kelembaman. Sehubungan dengan itu, hukum pertama newton sering
kali dinamakan hukum kelembaman (inersia). “Setiap benda akan bergerak lurus
beraturan atau diam, jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu atau
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol”
∑ F = 0 ...……………………………….…………………….…….(1.2.1)
Keterangan :
∑ F = Gaya total yang bekerja pada benda (N)
Sifat kelembaman itu terasa pada kita sendiri pada waktu kita naik kendaraan,
misalnya mobil, bis, kereta api dan sebagainya. Bila mobil yang kita tumpangi

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

direm,tubuh kita akan terdorong ke depan. Pada waktu kita berdiri didalam kereta
api, tubuh kita akan terdorong kebelakang bila kereta itu bergerak maju seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang yang berbeda.
2.4.2 Hukum II Newton
Massa adalah ukuran inersia atau benda. Makin besar massa yang dimiliki
sebuah benda, makin sulit merubah keadaan geraknya. Lebih sulit
menggerakannya dari keadaan diam, atau memberhentikan nya waktu yang
sedang bergerak,sama saja dengan massa suatu jenis benda yang mengubah atau
merubah gerakannya keluar dari lintasan yang lurus. Dalam satuan SI, satu massa
adalah kilogram (kg).
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda
merubah kecepatannya, artinya di percepat. Hukum kedua newton yaitu:
“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya”

F=m …..……………………………….…………………….…….(1.2.2)
.a
Keterangan :
F : Gaya total yamg bekerja pada benda (N), m : Massa benda (Kg), a :
Percepatan benda (m/s2).
2.4.3 Hukum III Newton
Dalam pembahasan tentang hukum ketiga newton, kata “Aksi” dan
“Reaksi” sering kali digunakan. Jika gaya yang dikerjakan pada benda A
dinamakan aksi benda B. Pada A maka gaya A yang di kerjakan balik pada B
dinamakan reaksi A pada B. Tidaklah menjadi persoalan gaya mana dalam
pasangan semacam itu dinamakan aksi dan yang mana reaksi. Yang penting
adalah bahwa gaya-gaya selalu terjadi dalam. Bila mobil yang kita tumpangi
direm, tubuh kita akan terdorong ke depan. Pada waktu kita berdiri didalam kereta
api, tubuh kita akan terdorong kebelakang bila kereta itu benda bergerak maju.
pasangan aksi-reaksi, dan bahwa gaya reaksi adalah sama besar dan berlawanan
arah. Yang penting adalah bahwa gaya-gaya selalu terjadi dalam. Bila mobil yang
kita tumpangi direm, tubuh kita akan terdorong ke depan.
Hukum III newton itu menyatakan bahwa gaya aksi dan reaksi bekerja
pada duabenda yang berbeda. Konsep ini sangat penting.
Faksi – Freaksi
POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

…………………………….…………………….…….(1.2.2)
Keterangan :
F = Gaya (N)
Contoh HukumNewton III
1. Ada saat duduk di kursi busa, berat badan akan menekan kursi kebawah
sedangkan kursi akan menahan berat badan keatas.
2. Melempar bola pada dinding maka bola akan berbalik dengan kekuatan
sama.Jika seseorang memakai sepatu roda dan mendrong ke dinding, maka
dinding akan mendorong sebesar sama dengan gaya ayang akan kamu
keluarkan tetapi arahnya berlawanan sehingga orang tersebut terdorong
menjauhui dinding begitupun sebaliknya.
3. ketika kita mendorong tembok (aksi).tembok juga mendorong reaksi
tubuh kita berjalan di permukaan tanah yang datar.
2.4 Macam Macam Gaya

2.4.2 Gaya Mesin


Gaya mesin adalah gaya yang dihasilkan dari kerja mesin. Contohnya gaya
mesinterdapat pada mobil, motor atau peralatan elektronik yang mampu
mendorong dengan tenaga dari hasil pembakaran. Gaya mesin dinilai sangat
efektif dalam membantu meringankan aktivitas manusia.
2.4.3 Gaya gravitasi
Gaya gravitasi adalah macam-macam gaya tarik terhadap seluruh benda
bermassa yang terdapat pada permukaannya, salah satu contohnya paling dekat
adalah gaya gravitasi bumi, maka setiap benda yang ada akan melayang seperti di
luar angkasa.
2.4.4 Gaya listrik
Gaya listrik yaitu jenis gaya yang di hasilkan oleh benda-benda bermuatan
listrik dalam medan listrik, contohnya kipas angin yang bekerja dengan mengubah
energi listrik menjadi energi angin. Contohnya kipas angin yang bekerja dengan
mengubah energi listrik menjadi energi, kipas angin yang bekerja dengan
mengubah energi listrik menjadi energi angin.rumusan gaya listrik kadang sering
dipertukarkan dengan hukum Couloumb.
Gaya magnet adalah gaya pada magnet yang mampu menarik benda-benda

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

tertentu. Benda yang mampu ditarik oleh magnet disebut benda magnetis,
umumnya terbuat dari besi atau baja ataupun logam lainnya. Semakin dekat
magnet dengan benda magnetis, maka gaya tarik tersebut semakin besar. Gaya
magnet dapat menarikbenda tanpa menyentuhnya, oleh karena itu gaya magnet
termasuk dalam gaya tak sentuh. Contohnya, apabila paku didekatkan ke sebuah
magnet maka paku tersebut akan tertarik kearah magnet, sehingga paku
merupakan benda magnetis.
2.4.5 Gaya tegangan
Gaya tegangan adalah macam-macam gaya yang di salurkan melalui tali,
kabel atau kawat saat di tarik kencang oleh gaya yang bekerja dari ujung yang
berlawan gaya tegangan di arahkan sepanjang kabel dan menarik merata pada
objek kabel yang berlawan. Di dalam fisika, tegangan adalah gaya yang diberikan
seutas tali, benang, kabel, atau benda serupa lainnya pada satu benda atau lebih.
2.4.6 Gaya hambatan udara
Hambatan udara adalah jenis gaya gesekan khusus yang bekerja pada
benda.
melawan gerak suatu benda. Gaya ini bisa terlihat pada objek bergerak dengan
kecepatan tinggi. Contohnya sky diver pemain ski yang menuruni bukit atau objek
dengan area permukaan yang luas.
2.4.7 Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang di timbulkan karena terjadinya persentuhan
langsung antara dua permukaan benda. Gaya gesek merupakan gaya yang arahnya
pasti selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Gaya gesek termasuk ke dalam
kelompok gaya sentuh. Besar kecilnya gaya gesek ditentukan oleh halus atau
kasarnya permukaan suatu benda. Semakin halus permukaan benda maka semakin
kecil gaya gesek yang dihasilkan, begitu pun juga sebaliknya bila semakin kasar
tempat permukaan suatu benda maka semakin besar gaya gesek yang dihasilkan.
Gaya Gesek terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek yang terjadi ketika benda diam. Gaya gesek statis terjadi
apabila gaya di luar yang akan diberikan kepada benda nilainya sama
dengan gaya gesekan yang terjadi sehingga benda tersebut diam tidak

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

bergerak karena resultan gaya nya (penjumlahan) gaya yang terjadi


padanya sama dengan nol.
2. Gaya Gesek Kinetik
Gaya Gesek Kinetik akan terjadi ketika nilai gaya gesek selalu pasti lebih
kecil dibandingkan gaya di luar yang bekerja padanya, sehingga yang gaya
luar menang dan membuat benda tersebut bergerak gaya gesek yang
bekerja pada dua permukaan benda yangbergerak dan bergesekan satu
sama lain.
2.4.8 Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal dapat diamati jika menggunakan kerangka acuan inersial,
yaitu kerangka acuan yang diam ataupun bergerak dengan kecepatan konstan
terhadap bumi. Contohnya adalah ketika kita melihat benda berputar. Misalnya,
bola yang diikatkan ke ujung tali diputarkan secara horizontal, gaya sentripetal
akan membuat bola terus ditarik ke arah pusat sehingga bergerak secara
melingkar. Gaya sentripetal ialah gaya dari tegangan tali yang diikatkan terhadap
bola. Gaya sentripetal memiliki besar yang sebanding dengan kuadrat kecepatan
linear/tangensial suatu benda dan berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan.
Menurut hukum II Newton, percepatan ditimbulkan karena adanya gaya.
Oleh karena itu, percepatan sentripetal ada karena adanya gaya yang
menimbulkannya, yaitu gaya sentripetal. Poligon digunakan apabila titik-titik
akan dicari koordinatornya terletak sehingga terbentuk segi banyak (poligon).
Pengukuran dari penetaan karangka dasar horizontal yang bertujuan untuk
memperoleh koordinat x dan y, titik pengukuran dalam pengukuran poligon
sendiri mengandung arti dari salah satu metode dalam persatuan penentuan titik
yang lain. Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon
merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat dengan
mudah menyesuaikan dengan keadaan daerah atau lapangan penentuan koordinat
titik dengan cara poligon ini dapat membuktikan.( Azamul Fadhly 2017).
1. Koordinat awal

Titik yang sudah di ketahui dan memiliki hubungan dengan lokasi yang
jadi patokan, titik ini sebagai awalan atau acuan untuktitik-titik lainya.
2. Koordinat akhir

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Koordinat titik ini di mperlukan untuk memenuhi syarat geometris


perhitungan koordinat tentunya harus di pilih dengankoordinat awal.
3. Azimut awal
Azimut awal ini mutlak harus di ketahui sehubungan denganarah orientasi
dari sistem dalam kordinat.
4. Data ukuran dan jarak
Sudut mendatar pada setiap stasiun jarak antaranya dua titikkontur perlu di
ukur di lapangan.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

a. Alat dan Bahan

a b c

Gambar 1.3.1 Alat alat pada Poligon Gaya


a. Busur derajat, b. Peraga Poligon Gaya, c. Beban Pemberat

b. Prosedur Kerja

Pertama-tama, pasanglah alat sesuai petunjuk pada asisten, kemudian berikan


beban pada masing masing katrol, dengan besar sama atau berbeda sesuai
petunjuk asisten, lalu catat besarnya masing masing katrol, lalu Tarik simpul tali
(titik 0) ke pusat keseimbangan (perpotongan diagonal pada bidang/papan grafik),
kemudian lepaskan. Selanjutnya, ukur kemiringan masing masing tali dengan
menggunakan busur derajat, lalu catat hasilnya. Terakhir, rubah besarnya beban
beberapa kali sesuai petunjuk asisten. Ulangi prosedur beberapa kali, lalu catat
hasilnya.

POLIGON GAYA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Use the "Insert Citation" button to add citations to this document.

Use the "Insert Citation" button to add citations to this document.

POLIGON GAYA

Anda mungkin juga menyukai