Anda di halaman 1dari 25

03/04/2021

LAPORAN
VISKOSITAS FLUIDA

OLEH :

JURUSAN/FREK : TEKNIK INDUSTRI / 3


KELOMPOK : 4A
ANGGOTA KELOMPOK : 1. SHIDIQ ADRIANSYAH/09120200134
2. NURUL AINUN HIDAYAT/09120200135
3. ANDIKA BAHARUDDIN/09120200136
4. MUH. THORIQ MUSAFIR/09120200137
5. AFDALIA NADYA FADILAH/09120200138

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi skala nano saat ini menjadi suatu topik
yang populer dalam kehidupan. Telah banyak teknologi–teknologi menggunakan
material dengan ukuran nano yang dibuat oleh para ahli dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih bagus namun ukurannya semakin kecil. Saat ini para
ilmuan mengembangkan teknologi yang meniru cara kerja alam yang dikenal
dengan istilah biomimetics. Salah satu fenomena fisika lainnya yang menarik di
alam adalah sifat hydrophobic dari daun. Hydrophobic adalah sifat takut air atau
anti air. Sifat hydrophobic bisa dijumpai di alam contohnya permukaan daun lotus
yang selalu terlihat bersih dan tidak basah meski terkena air.(Dahlia Gusrita,2014)
Koefisien viskositas merupakan nilai kekentalan fluida. Semakin besar nilai
koefisien viskositasnya, maka semakin kental pula fluida tersebut. Banyak ilmuan
yang meneliti tentang kekentalan fluida. Setiap ilmuan memiliki caranya masing-
masing dalam menentukan nilai kekentalan fluida. Adapun cara yang lazim
digunakan dalam pengukuran koefisien viskositas yaitu, alat ukur kekentalan
kapiler, alat ukur kekentalan melelui sebuah lubang saluran, alat ukur kekentalan
suhu tinggi dengan tingkatan pergeseran besar, alat ukur kekentalan rotasi, alat
ukur kekentalan bola jatuh.
Pengukuran dengan metode ini biasanya dilakukan secara manual sehingga
memiliki beberapa kelemahan, yaitu kesalahan dalam pengamatan gerak bola
akibat tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), kelelahan atau kerusakan mata
pengamat, ketidak akuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh karena
tidak tidak tepatnya pewaktu saat bola mencapai target(M. Barkah Salim, 2011).
Viskositas adalah kekentalan dan fluida adalah sesuatu yang dapat di alirkan
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluidabedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida yang. Hal ini dapat
dilihat dari percabang, di antara cabang ilmu fisika adalah mekanika Munson
(2003:3) Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo,1986).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
1. Kami dapat memahami konsep fisika / mekanika mengenai kekentalan
(viskositas)
2. Kami dapat memahami gesekan yang dialami oleh suatu benda yang
bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Kami dapat memahami menggunakan prinsip keseimbangan gaya
stokes , gaya apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Kami dapat memahami mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh
suatu benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida
tersebut.
3. Kami dapat memahami menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang
jatuh .
4. Kami dapat memahami menentukan viskositas fluida.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar

Kita sudah lazim menggolong-golongkan materi, yang ditinjau secara


makroskopik, kedalam benda padat dan fluida. Suatu fluida (fluid) adalah suatu
zat yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi
seperti itu tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ter (pitch),
mengalir begitu lambat sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-
interval waktu yang biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan benda-benda
tersebut (Halliday, 1985).
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur
viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa
viskometer bola jatuh, tabung ( pipa kapiler ) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi
silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem,
dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan
sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam
silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua
silinder. Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan
gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis.
Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara
bagianbagian lapisannya.
Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan internal
antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur
diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan
bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap
aliran fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding
pipa semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa.
Sedangkan kecepatan terbesar terdapat ditengah-tengah pipa aliran. Viskositas
suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam
fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, Viskositas

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu bahan apabila
dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya (Warsito, 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya maka tidak
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang
saling bergeseran.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A
yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan
kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol.Maka kecepatan geser (g)
pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak
adanya tekanan fluida (Burhanudin, 2014).
Viskositas atau kekentalan merupakan gesekan yang dimiliki oleh fluida.
Gesekan dapat terjadi antarpartikel zat cair, atau gesekan antara zat cair dan
dinding permukaan tempat zat cair tersebut berada.
Setiap zat cair memiliki viskositas yang berbeda. Pada tabel 2.1 dapat dilihat
koefisien viskositas beberapa fluida pada berbagai suhu. Keadaan suhu
dicatumkan dalam tabel tersebut karena viskositas bergantung pada suhu.
Semakin besar suhu maka semakin kecil viskositasnya, begitu pula sebaliknya.
Satuan viskositas dalam sistem SI adalah Ns/m2, sedangkan dalam sistem cgs
adalah poise.(Dudi Indrajid,2007)
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :
a. Metode Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :
…………………………………........................................…………………(5.2.1)
𝜋( 𝑝)𝑅4 𝑡
η=
8𝑣𝑙

Dimana : η = koefisien viskositas (Ns/ ), = perbedaan tekanan( P a ),v=


kelajuan relative (m/s), = panjang pipa (mm)
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran
cairan dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah:

𝑛1 𝑑
1𝑡1
……………………….....................................……………………...............(5.2.1)
2 =
𝑛 𝑑2 𝑡2

Dimana : η = koefisien viskositas (Ns/ ), d = diameter bola (mm), t = tinggi bola (cm)
b. Metode Bola jatuh
Metode bolajatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan
gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2
η………………..…..........................…………………......................……......(5.2.3)
𝑟 𝑏 (𝑑𝑏−𝑑 )g
=
9𝑣

Dimana: η = koefisien viskositas (Ns/ ), r = jari-jari (cm), db = diameter bola (mm),


v = volume benda ( )
Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta
gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan

η1 (𝑑𝑏 − 𝑑1 )𝑡1
=
…………………………..…………...............……............................(5.2.4)
η (𝑑𝑏 − 𝑑 )𝑡
Dimana :η= koefisien viskositas (Ns/ ), t= tinggi bola (cm), db=diameter
bola(mm).
2.2 Persamaan poiseuille
Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak membutuhkan gaya untuk
mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk
mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara berbagai lapisan itu.
Akibatnya, debet fluida tidak hanya bergantung pada luas penampang dan
kecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir bergantung pada koefisien
kekentalan, jari-jari pipa, dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa per
satuan panjang (gradien tekanan). Bila debet fluida Q, perbedaan tekanan ,
panjang pipa l, dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai besaran tersebut dapat
dituliskan.
Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis dimensi diperoleh
persamaan
……………………..................................……………………………..........(5.2.5)
𝜋𝑟 4 𝑃
Q=
8η𝑙

2
Dimana: Q = debet fluida ( ), η = koefisien viskositas (Ns/m ) =perbedaan
tekanan (Pa), l= panjang pipa (m), r = jari-jari pipa (mm)
Persamaan (2.5.5) dikenal dengan rumus Poisuille yang diambil dari nama
ilmuan Prancis J.L.Poisuille (1799-1869) yang merupakan fisikawan yang berjasa
menyelidiki aliran darah dalam tubuh.
Bahwa debet fluida berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding
terbalik dengan koefisien kekentalan sudah dapat diduga sejak semula. Jika

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

perbedaan tekanan antara ujung pipa cukup besar, fluida akan mengalir lebih
deras.
2.3 Hukum Stokes
Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas,akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes.Jika benda
yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes
dirumuskan sebagai berikut
………………………………............................……...…………………….(5.2.6)
FS = 6𝜋η 𝑟𝑣

Dimana: Fs = gaya stokes (N), η koefisien viskositas (Ns/m2), r= jari-jari bola (m)
v= kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s)

Gambar 5.2.1 a) Sebuah kelereng dijatuhkan ke dalam fluida ideal.


b) Sebuah kelereng dijatuhkan ke dalam fluida tak ideal. ( Sumber:
www,chez.com).
Pada gambar 2.1 sebuah kelereng dijatuhkan di dalam tabung yang berisi
suatu fluida. Jika kelereng tersebut dijatuhkan ke dalam tabung yang berisi fluida
ideal, tidak akan terjadi perubahan resultan gaya akibat gesekan fluida. Akan
tetapi, jika kelereng dijatuhkan ke dalam tabung yang tidak ideal, akan terjadi
perubahan resultan gaya yang bekerja. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh
gaya gesekan.
Pada gambar 4.2.1(b)gaya-gaya yang bekerja pada kelereng adalah gaya
berat kelereng yang diimbangi oleh gaya stokes dan gaya Archimedes.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pada saat tertentu, gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan seluruh
gaya tersebut akan sama dengan nol. Jika benda bergerak dengan kecepatan
maksimum yang tetap, kecepatannya ini disebut kecepatan terminal. Secara
matematis, kecepatan terminal dapat diturunkan dari rumus-rumus berikut:
Fb = mg - FA .....………………………………….……………(5.2.7)

Dimana : f = frekuensi (Hz), mg=massa ( s )


Untuk gaya ke atas (Archimedes) :

Fa =…….....................................……………………...…...…….(5.2.8)
Fb𝜌f g

Dimana : f = frekuensi (Hz), f = massa jenis fluida, g = percepatan gravitasi


(m/ )
Untuk gaya stokes :
.................……...…............................………..............………...…(5.2.9)
Fb = 6𝜋 η rvt

Dimana : f = frekuensi (Hz), v= volume benda ( ), r = jari-jari (cm)


Adapun kecepatan terminal benda setelah gaya gaya yang bekerja
seimbang adalah:
g𝑣𝑏 (𝜌………………..............……….......…...............…………...(5.2.10)
𝑏 −𝜌𝑓 )
vt =
6𝜋η𝑟

Dimana : vt = kecepatan terminal (m/s), =massa jenis beda fluida (kg/ ),

=massa jenis bola (kg/ ), r = jari-jari (cm)


Untuk benda berbentuk bola dengan jari jari r maka volume benda
4
Vb = 𝜋𝑟……………...........……….………..................……...….(5.2.11)

Dimana: Vb= volume benda ( ), r = jari-jari (cm), = massa jenis beda fluida

(kg/ ), = massa jenis bola (kg/ ).


………………………………………......…....…...………...…..........(5.2.12)
g𝑟 2 (𝜌𝑏 −𝜌𝑓)
Vt =
9 η

Dimana : Vt = kecepatan terminal (m/s) , = massa jenis benda fluida(kg/m3)

= massa jenis benda / bola (kg/m3).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Sedangkan viskositasinya adalah

2𝑟 g
η= ….........................................................……….....….......................(5.2.13)
(𝜌 − 𝜌𝑓 )
9 𝑣𝑡 𝑏

Dimana : = massa jenis benda / bola (kg / m3), = massa jenis fluida
(kg/m3), = volume benda (m3), = kecepatan terminal benda (m/s),
= koefisien viskositas (Ns/m2)

2.4 Viskositas Zat Cair


Viskositas (η) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat
cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang
mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran
turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai , massa jenis ( ), dan kelajuan
alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. dimana fluida
itu mengalir. Hal itu dinyatakan dalam bilangan Reynold (RE):

ρvD
…………...............………………………………....…....….............(5.2.14)
𝑅𝐸 =
𝜂

Dimana : RE= Bilangan Reynold, p= Massa jenis g/c , = volume benda ( )


= diameter pipa (mm).
2.5 Berat dan Massa
Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan bumi padanya
berat termasuk gaya , karena itu merupakan besaran vector. Arah dari vector ini
adalah arah dari gaya gravitasional, yaitu meuju kepusat bumi. Besar berat
dinyatakan sebuah gaya, seperti misalnya pon atau newton.
Jika sebuah beda bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah
percepatan gravtasi g dan gaya yang bekerja padanya adalajj gaya berat w jika
kedua newton kedua.

F= ma
…………….....………..............…………….........….......(5.2.15)

Dimana : f = frekuemsi (Hz), ma = arus listrik (A)


Diterapkan pada benda yang sedang jatuh bebas, maka diperoleh

W=……………...............…....…….............…………..…….…(5.2.16)
mg

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Dimana: w = beratsuatu benda (kg), mg = massa gram (gram)


W dan g adalah besar vector berat dan vector percepatan. Untuk mencegah
agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W
upaya gaya netto sama dengan nol.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara eksperimen telah diketahui
bahwa harga g untuk sebuah benda di tempat yang sama adalah sama. Dari disini
diproleh bahwa perbandingan berat antara dua benda sama dengan pebandingan
massanya. Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya merupakan alat untuk
membandingkan dua gaya yang berarah ke bawah, dapat juga digunakan untuk
membandingkan massa.
Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu tarika ke bawah oleh bumi pada
benda, adalah besaran vector, sedangkan massa benda adalah besaran skalar.
Hubungan kuantitatif antara berat dan massa diberikan olehKarena g berbeda-
beda dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m,
berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi erat benda bermassa 1 kilogram
ditempat memiliki g = 9,80 m/s2 adalah 9,80 N; ditempat dengan g = 9,78 m/s2,
benda yang sama beratnya hanyalah 9,78 N. Jika berat ini di ukur dengan
mengamati pertambahan Panjang pegas dan mengimbanginya, maka beda berat
kilogram yang sama di dua tempat yang berbeda, tampak jelas dengan adanya
sedikit perbedan rentangan pegas di kedua tempat tersebut. Karena itu berat benda
bergantung kepada letak relatifnya terhadap pusat bumi tidk seperti massa yang
merupakan sifat intrinsk benda. Penunjukan skala neraca pegas, yang menimbang
benda yang sama di bagian bumi yang berbeda, akan memerikan hasil yang
berbeda.
Dalam ruang tanpa gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu
massa benda tetap tidak berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam
pesawat antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkt
balokbesi yang besar (W = 0), tetapi tetap saja antariksawan akan merasa sakit
kakinya harus menendang balok itu (m ≠ 0).
Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya
yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yng sama
melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besay di permukaan bumi
daripada di tempat yang jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.
Seringkali yag diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya.
Perepatan (a) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang besar
beratnya W dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan 4.2 dan 4.2. Jadi
dapat diperoleh

…………….……………………......................………....(5.2.17)
M= W/g

Dimana : w = berat suatu benda (kg), g = percepatangravitasi (m/ ), m = massa


(s). Sehingga

F = (W/g) ……………………..............….....…………….………(5.2.18)

Dimana : f = frekuensi (Hz) , w = berat suatu benda (kg), g = percepatan


gravitasi (m/ )

Besaran W/g memegang peranan seperti m dalam persamaan F = ma dan


sesungguhnya tidak lain daripada massa benda yang beratnya sebesar W.

2.6 Massa Jenis dan Berat Jenis


Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan
antara massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan
wujud yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda
massa jenisnya berbeda pula.Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misal besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

jenis yang sama. Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’ adalah :
gram persentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3. (Eko Julianto,dkk)
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada. sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi.Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2
. 𝑤 …………………………………..............………….(5.2.19)
S=
𝑣

Dimana: S = berat jenis dengan satuan (N/m3), W = Berat benda dengan


satuan (kg), V = volume benda dengan satuan (m3).

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

a b c

d e

f g

Gambar 5.3.1 Peralatan Praktikum Viskositas Fluida


(a) Tabung dan Fluida, (b) Mikrometer sekrup, (c) Jangka sorong, (d) kelereng
kecil,(e) gelas ukur,(f) rol meter(g) stopwach

3.2 Prosedur Kerja


Pertama-tama kami mengukur diameter dalam menggunakan jangka sorong
dan diameter luar dari tabung besar diukur menggunakan jangka sorong,setelah

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

itu kami mengukur diameter bola I dan bola II menggunakan mikrometer sekrup.
Kemudian kami mengukur dan menentukan jarak pada tabung besar sesuai
petunjuk asisten.Setelah itu kami mengukur suhu fluida sebelum percobaan dan
kembali mengukur suhu fluida sesudah percobaan. Kemudian kami menjatuhkan
bola I tepat berada di atas permukaan fluida dan dijatuhkan tanpa ada gaya yang
diberikan.Setelah bola dijatuhkan maka,kami menghitung waktu yang dibutuhkan
bola untuk sampai pada jarak yang ditentukan. Kemudian kami melakukan
percobaan yang sama pada bola ke II yang berbeda ukuran besarnya dari bolaI.
Setelah kami melakukan percobaan tersebut beberapa kali sesuai petunjuk
asisten,kemudian kami menimbang massa dari bola dan massa dari fluida dengan
mengunakan alat neraca analytik digital selanjutnya kami akan mencatat hasil
pengamatan kami.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

Massa
Jarak Diameter Waktu (s)
NO BOLA Bola KETERANGAN
( m) bola (m )
(kg) t1 t2 t3

1. 0,1 0.02355 0.14 0,16 0,17


2. 0,2 0,02535 0,23 0,23 0,24
I 0.002
0,3 0,02414
3. 0,53 0,54 0,53 gelas isi = 0.167 kg
1. 0,1 0,01529 0,20 0,21 0,22 gelas kosong =0.124
2. II 0,2 0,01528 0,005 0,34 0,35 0,36
3. 0,3 0,01535 0,64 0,65 0.36

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari/Tanggal Praktikum : Minggu 28 Maret 2021


Kelompok/Frekuensi : 4A / FREK 3
Anggota Kelompok : 1.Muh.Shidiq Adriansyah /09120200134
2. Nurul Ainun Hidayat/09120200135
3. Andika Baharuddin/09120200136
4. Muh.Thoriq Musafir/09120200137
5. Afdalia Nadya Fadilah/09120200138

Makassar, 3 Maret 2021


Asisten

(Fitri Rahmadani Idrus)

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5. 1 Menghitung hubungan t terhadap L


5.1.1 Untuk bola I
L1 = 0,1 m L2 = 0,2 m L3 = 0,3 m
1 2 1 2 1 2
t1 = t2 = t3 =
14 16 1 4 4
= = =
4 16
= = =

= 0,15 = 0,23 = 0,53


5.1.2 Untuk bola II
L1 = 0,1 m L2 = 0,2 m L3 = 0,3 m
1 2 1 2 1 2
t1 = t2 = t3 =
1 4 6 64 6 66
= = =
6 1 19
= = =

= 0,21 = 0,35 = 0,65


5.1 Menghitung Hubungan tr2 Terhadap L
5.1.1 Untuk bola 1

1 1 2
= = =
2 2
2
= = = 26
414
= = = 2
1 2
=
( ) ( 26 ) ( 2 )
=

6
=

= 0,01217

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

5.1.2 Untuk bola II

1 1 29
= = = 6
2 2
2 1 8
= = = 6

= = = 6
2 2
1 2
=
( 6 ) ( 6 ) ( 6 )
=

2296
=

= 0,00765
5.3 Menentukan massa jenis bola dan massa jenis fluida
5.3.1 Menentukan massa jeni bola
Bola I
b = = 4

b1= 4 14 ( 11 )

= 4 16

= 684

= 0.0034
ρb2= 4 14 ( 1 6 )

=
4

=
8 4

= 0.0042

b3 =4
14 ( 1 )

=
4 1

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

=
8

= 0.0036
Bola II

b1 =4
14 ( 64)

=
4 44

=
189

= 0.00037
b2 =4
14 ( 64)

=
4 44

=
1

= 0.00021

b3 =4
14 ( 6 )

=
4 4 1

=
189

= 0.00037
5.3.2 Menentukan massa jenis fluida


ρf = =

16 − 1 4
=

5.4 Menentukan nilai viskositas dari data yang diperoleh


5.4.1 Bola I
L1 = 0,1 m L2= 0,2 m L3= 0,3 m

2( − )
1 = 9 1

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(9 81)( 4)( 4− 4 )
= 9 ( 1)

= - 0.0000046
2( − )
= 9 2
(9 81)( 8 )( 4 − 4 )
= 9( )
2( − )
= 9

(9 81)( 19 )( 6− 4 )
= 9( )

= - 0.0000054

(− 46) (− 6 ) (− 4)
̅̅̅ =

= -0.0000054

= - 0.0000062

5.4.2 Bola II

L1 = 0,1 m L2= 0,2 m L3= 0,3 m

2 ( − )
1 =
9 1

(9 81)( 9)( − 4 )
= 9 ( 1)

= -0.0000026

2( − )
= 9 2

(9 81)( 49)( 1− 4 )
= 9( )

= - 0.0000022

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2( − )
= 9

(9 81)( 91)( − 4 )
= 9( )

= - 0.0000027

(− 6) (− ) (− )
̅ =

= - 0.0000025

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA DATA PENGAMATAN

6.1 tabel hasil pengamatan


massa
bola bola(kg) ρb(kg/m3) ρf(kg/m3) t(s) L(m) ᶯ(kg/ms) ket

0,51 0,1 4,6 x 10-6


I 0,002 0.0108 0,043 0,23 0,2 6,2 x 10-6
0,53 0,3 5,4 x 10-6
0,21 0,1 2,6 x 10-6
II 0,005 0.0095 0,043 0,35 0,2 2,2 x 10-6
1,65 0,3 2,7 x 10-6

6.2 Pembahasan hasil pengolahan data


Dari tabel analisa di atas, setelah dilakukan perhitungan dapat diketahui
bahwa saat bola dilepaskan dan bergerak menuju titik I, bola akan mengalami
percepatan. Tetapi saat bola berada pada titik II bola yang berada dalam fluida
tidak mengalami percepatan atau bisa dikatakan kecepatan bola adalah konstan.
Ini terjadi karena adanya gaya stokes dan gaya apung yang berusaha menghambat
laju bola. Pada jarak I memiliki waktu yang lebih cepat karena dipengaruhi oleh
kecepatan awal bola. Setelah melewati titik II bola memiliki kecepatan tinggi
karena kecepatan awal dari bola tersebut sudah tidak mempengaruhi
kecepatannya.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
setelah melakukan pratikum melalui video dan membuat laporan kami
menyimpulkan dalam percobaan viskositas fluida yaitu:
1. Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan ke dalam fluida maka
semakin besar pula kecepatan bola tersebut jatuh.
2. Semakin besar massa bola yang jatuh ke dalam fluida maka semakin besar
pula kecepatan bola tersebut jatuh ke dalamnya.
3. Viskositas sangat mempengaruhi kecepatan suatu benda untuk melewati
fluida.

7.2 Saran
7.2.1 Saran untuk laboratorium
Saran kami untuk laboratorium kami rasa tidak ada di karenakan
kami melakukan lab secara online yang dimana kami hanya pratikum
melalui video yang telah di siapkan tetapi kami memiliki saran untuk
videonya sebainya suaranya lebih jelas dalam menjelaskan.
7.2.3 Saran untuk Asistensi
Saya harap kepada asisten untuk tetap sabar dalam membimbing
Dan tetap sabar apabila kami melakukan banyak kesalahn dalam laporan .

7.3 Ayat Yang Berhubungan


“ ... dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu
Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di Bumi itu
segala jenis hewan,...; Sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan”. ( Al-Baqarah (2) : 164 )
Penjelasan ayat :
Dalam praktikum ini kami menggunakan suatu zat cair (fluida) dalam proses
pengambilan data. Ayat di atas juga berhubungan dengan suatu zat cair yang
berupa air.

VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini W, dkk. (2014). Viskositas Cairan. Kimia Fisika II, 1–11.
Budianto, Anwar. (2012), “Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair
Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes”. Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176
Harinaldi. (2014). “Sistem Fluida”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kironoto, dkk. (2016). “Statika Fluida”. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Soebyakto, dkk. (2016), “Nilai Koefisien Viskositas Diukur Dengan Metode Bola
Jatuh Dalam Fluida Viskos”.Universitas panacasakti Tegal. Volume 13
No. 2
Gusrita, Dahlia. 2014. Pesatnya perkembangan Skala Nano. Jakarta
Halliday, David, dkk. 2010. Fisika Jilid I Edisi 7. Jakarta. Erlangga
Halliday, David, dan Robert Resnick. 1992. Fisika Jilid I Edisi 3. Jakarta.
Erlangga
Purwanto, budi. 2012. Fisika untuk Kelas X SMA dan MA. Solo. PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Salim, Barkah, M. 2011. Alat Ukur Kekentalan Kapiler. Jakarta
Soedojo. 1986. Mekanika Munson Viskositas kekentalan . Jakarta
Warsita, dkk. 2011. Desanin dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode
Bola Jatuh Berbasis Optocoupler dan Sistem Akusisinya pada Komputer.
Jurnal Natur Indonesia 14(3). Juni 2012 : 230-235. Bandar Lampung

VISKOSITAS FLUIDA

Anda mungkin juga menyukai