LAPORAN
VISKOSITAS FLUIDA
OLEH :
MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi skala nano saat ini menjadi suatu topik
yang populer dalam kehidupan. Telah banyak teknologi–teknologi menggunakan
material dengan ukuran nano yang dibuat oleh para ahli dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih bagus namun ukurannya semakin kecil. Saat ini para
ilmuan mengembangkan teknologi yang meniru cara kerja alam yang dikenal
dengan istilah biomimetics. Salah satu fenomena fisika lainnya yang menarik di
alam adalah sifat hydrophobic dari daun. Hydrophobic adalah sifat takut air atau
anti air. Sifat hydrophobic bisa dijumpai di alam contohnya permukaan daun lotus
yang selalu terlihat bersih dan tidak basah meski terkena air.(Dahlia Gusrita,2014)
Koefisien viskositas merupakan nilai kekentalan fluida. Semakin besar nilai
koefisien viskositasnya, maka semakin kental pula fluida tersebut. Banyak ilmuan
yang meneliti tentang kekentalan fluida. Setiap ilmuan memiliki caranya masing-
masing dalam menentukan nilai kekentalan fluida. Adapun cara yang lazim
digunakan dalam pengukuran koefisien viskositas yaitu, alat ukur kekentalan
kapiler, alat ukur kekentalan melelui sebuah lubang saluran, alat ukur kekentalan
suhu tinggi dengan tingkatan pergeseran besar, alat ukur kekentalan rotasi, alat
ukur kekentalan bola jatuh.
Pengukuran dengan metode ini biasanya dilakukan secara manual sehingga
memiliki beberapa kelemahan, yaitu kesalahan dalam pengamatan gerak bola
akibat tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), kelelahan atau kerusakan mata
pengamat, ketidak akuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh karena
tidak tidak tepatnya pewaktu saat bola mencapai target(M. Barkah Salim, 2011).
Viskositas adalah kekentalan dan fluida adalah sesuatu yang dapat di alirkan
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluidabedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida yang. Hal ini dapat
dilihat dari percabang, di antara cabang ilmu fisika adalah mekanika Munson
(2003:3) Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo,1986).
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu bahan apabila
dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya (Warsito, 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya maka tidak
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang
saling bergeseran.
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A
yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan
kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol.Maka kecepatan geser (g)
pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak
adanya tekanan fluida (Burhanudin, 2014).
Viskositas atau kekentalan merupakan gesekan yang dimiliki oleh fluida.
Gesekan dapat terjadi antarpartikel zat cair, atau gesekan antara zat cair dan
dinding permukaan tempat zat cair tersebut berada.
Setiap zat cair memiliki viskositas yang berbeda. Pada tabel 2.1 dapat dilihat
koefisien viskositas beberapa fluida pada berbagai suhu. Keadaan suhu
dicatumkan dalam tabel tersebut karena viskositas bergantung pada suhu.
Semakin besar suhu maka semakin kecil viskositasnya, begitu pula sebaliknya.
Satuan viskositas dalam sistem SI adalah Ns/m2, sedangkan dalam sistem cgs
adalah poise.(Dudi Indrajid,2007)
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :
a. Metode Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :
…………………………………........................................…………………(5.2.1)
𝜋( 𝑝)𝑅4 𝑡
η=
8𝑣𝑙
𝑛1 𝑑
1𝑡1
……………………….....................................……………………...............(5.2.1)
2 =
𝑛 𝑑2 𝑡2
Dimana : η = koefisien viskositas (Ns/ ), d = diameter bola (mm), t = tinggi bola (cm)
b. Metode Bola jatuh
Metode bolajatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan
gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2
η………………..…..........................…………………......................……......(5.2.3)
𝑟 𝑏 (𝑑𝑏−𝑑 )g
=
9𝑣
η1 (𝑑𝑏 − 𝑑1 )𝑡1
=
…………………………..…………...............……............................(5.2.4)
η (𝑑𝑏 − 𝑑 )𝑡
Dimana :η= koefisien viskositas (Ns/ ), t= tinggi bola (cm), db=diameter
bola(mm).
2.2 Persamaan poiseuille
Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak membutuhkan gaya untuk
mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk
mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara berbagai lapisan itu.
Akibatnya, debet fluida tidak hanya bergantung pada luas penampang dan
kecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir bergantung pada koefisien
kekentalan, jari-jari pipa, dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa per
satuan panjang (gradien tekanan). Bila debet fluida Q, perbedaan tekanan ,
panjang pipa l, dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai besaran tersebut dapat
dituliskan.
Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis dimensi diperoleh
persamaan
……………………..................................……………………………..........(5.2.5)
𝜋𝑟 4 𝑃
Q=
8η𝑙
2
Dimana: Q = debet fluida ( ), η = koefisien viskositas (Ns/m ) =perbedaan
tekanan (Pa), l= panjang pipa (m), r = jari-jari pipa (mm)
Persamaan (2.5.5) dikenal dengan rumus Poisuille yang diambil dari nama
ilmuan Prancis J.L.Poisuille (1799-1869) yang merupakan fisikawan yang berjasa
menyelidiki aliran darah dalam tubuh.
Bahwa debet fluida berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding
terbalik dengan koefisien kekentalan sudah dapat diduga sejak semula. Jika
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
perbedaan tekanan antara ujung pipa cukup besar, fluida akan mengalir lebih
deras.
2.3 Hukum Stokes
Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas,akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes.Jika benda
yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes
dirumuskan sebagai berikut
………………………………............................……...…………………….(5.2.6)
FS = 6𝜋η 𝑟𝑣
Dimana: Fs = gaya stokes (N), η koefisien viskositas (Ns/m2), r= jari-jari bola (m)
v= kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s)
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Pada saat tertentu, gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan seluruh
gaya tersebut akan sama dengan nol. Jika benda bergerak dengan kecepatan
maksimum yang tetap, kecepatannya ini disebut kecepatan terminal. Secara
matematis, kecepatan terminal dapat diturunkan dari rumus-rumus berikut:
Fb = mg - FA .....………………………………….……………(5.2.7)
Fa =…….....................................……………………...…...…….(5.2.8)
Fb𝜌f g
Dimana: Vb= volume benda ( ), r = jari-jari (cm), = massa jenis beda fluida
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2𝑟 g
η= ….........................................................……….....….......................(5.2.13)
(𝜌 − 𝜌𝑓 )
9 𝑣𝑡 𝑏
Dimana : = massa jenis benda / bola (kg / m3), = massa jenis fluida
(kg/m3), = volume benda (m3), = kecepatan terminal benda (m/s),
= koefisien viskositas (Ns/m2)
ρvD
…………...............………………………………....…....….............(5.2.14)
𝑅𝐸 =
𝜂
F= ma
…………….....………..............…………….........….......(5.2.15)
W=……………...............…....…….............…………..…….…(5.2.16)
mg
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yng sama
melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besay di permukaan bumi
daripada di tempat yang jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.
Seringkali yag diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya.
Perepatan (a) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang besar
beratnya W dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan 4.2 dan 4.2. Jadi
dapat diperoleh
…………….……………………......................………....(5.2.17)
M= W/g
F = (W/g) ……………………..............….....…………….………(5.2.18)
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
jenis yang sama. Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’ adalah :
gram persentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3. (Eko Julianto,dkk)
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada. sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi.Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2
. 𝑤 …………………………………..............………….(5.2.19)
S=
𝑣
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR KERJA
a b c
d e
f g
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
itu kami mengukur diameter bola I dan bola II menggunakan mikrometer sekrup.
Kemudian kami mengukur dan menentukan jarak pada tabung besar sesuai
petunjuk asisten.Setelah itu kami mengukur suhu fluida sebelum percobaan dan
kembali mengukur suhu fluida sesudah percobaan. Kemudian kami menjatuhkan
bola I tepat berada di atas permukaan fluida dan dijatuhkan tanpa ada gaya yang
diberikan.Setelah bola dijatuhkan maka,kami menghitung waktu yang dibutuhkan
bola untuk sampai pada jarak yang ditentukan. Kemudian kami melakukan
percobaan yang sama pada bola ke II yang berbeda ukuran besarnya dari bolaI.
Setelah kami melakukan percobaan tersebut beberapa kali sesuai petunjuk
asisten,kemudian kami menimbang massa dari bola dan massa dari fluida dengan
mengunakan alat neraca analytik digital selanjutnya kami akan mencatat hasil
pengamatan kami.
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
Massa
Jarak Diameter Waktu (s)
NO BOLA Bola KETERANGAN
( m) bola (m )
(kg) t1 t2 t3
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA
1 1 2
= = =
2 2
2
= = = 26
414
= = = 2
1 2
=
( ) ( 26 ) ( 2 )
=
6
=
= 0,01217
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1 1 29
= = = 6
2 2
2 1 8
= = = 6
= = = 6
2 2
1 2
=
( 6 ) ( 6 ) ( 6 )
=
2296
=
= 0,00765
5.3 Menentukan massa jenis bola dan massa jenis fluida
5.3.1 Menentukan massa jeni bola
Bola I
b = = 4
b1= 4 14 ( 11 )
= 4 16
= 684
= 0.0034
ρb2= 4 14 ( 1 6 )
=
4
=
8 4
= 0.0042
b3 =4
14 ( 1 )
=
4 1
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
=
8
= 0.0036
Bola II
b1 =4
14 ( 64)
=
4 44
=
189
= 0.00037
b2 =4
14 ( 64)
=
4 44
=
1
= 0.00021
b3 =4
14 ( 6 )
=
4 4 1
=
189
= 0.00037
5.3.2 Menentukan massa jenis fluida
−
ρf = =
16 − 1 4
=
2( − )
1 = 9 1
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(9 81)( 4)( 4− 4 )
= 9 ( 1)
= - 0.0000046
2( − )
= 9 2
(9 81)( 8 )( 4 − 4 )
= 9( )
2( − )
= 9
(9 81)( 19 )( 6− 4 )
= 9( )
= - 0.0000054
(− 46) (− 6 ) (− 4)
̅̅̅ =
= -0.0000054
= - 0.0000062
5.4.2 Bola II
2 ( − )
1 =
9 1
(9 81)( 9)( − 4 )
= 9 ( 1)
= -0.0000026
2( − )
= 9 2
(9 81)( 49)( 1− 4 )
= 9( )
= - 0.0000022
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2( − )
= 9
(9 81)( 91)( − 4 )
= 9( )
= - 0.0000027
(− 6) (− ) (− )
̅ =
= - 0.0000025
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA DATA PENGAMATAN
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
setelah melakukan pratikum melalui video dan membuat laporan kami
menyimpulkan dalam percobaan viskositas fluida yaitu:
1. Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan ke dalam fluida maka
semakin besar pula kecepatan bola tersebut jatuh.
2. Semakin besar massa bola yang jatuh ke dalam fluida maka semakin besar
pula kecepatan bola tersebut jatuh ke dalamnya.
3. Viskositas sangat mempengaruhi kecepatan suatu benda untuk melewati
fluida.
7.2 Saran
7.2.1 Saran untuk laboratorium
Saran kami untuk laboratorium kami rasa tidak ada di karenakan
kami melakukan lab secara online yang dimana kami hanya pratikum
melalui video yang telah di siapkan tetapi kami memiliki saran untuk
videonya sebainya suaranya lebih jelas dalam menjelaskan.
7.2.3 Saran untuk Asistensi
Saya harap kepada asisten untuk tetap sabar dalam membimbing
Dan tetap sabar apabila kami melakukan banyak kesalahn dalam laporan .
VISKOSITAS FLUIDA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini W, dkk. (2014). Viskositas Cairan. Kimia Fisika II, 1–11.
Budianto, Anwar. (2012), “Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair
Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes”. Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176
Harinaldi. (2014). “Sistem Fluida”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kironoto, dkk. (2016). “Statika Fluida”. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Soebyakto, dkk. (2016), “Nilai Koefisien Viskositas Diukur Dengan Metode Bola
Jatuh Dalam Fluida Viskos”.Universitas panacasakti Tegal. Volume 13
No. 2
Gusrita, Dahlia. 2014. Pesatnya perkembangan Skala Nano. Jakarta
Halliday, David, dkk. 2010. Fisika Jilid I Edisi 7. Jakarta. Erlangga
Halliday, David, dan Robert Resnick. 1992. Fisika Jilid I Edisi 3. Jakarta.
Erlangga
Purwanto, budi. 2012. Fisika untuk Kelas X SMA dan MA. Solo. PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Salim, Barkah, M. 2011. Alat Ukur Kekentalan Kapiler. Jakarta
Soedojo. 1986. Mekanika Munson Viskositas kekentalan . Jakarta
Warsita, dkk. 2011. Desanin dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode
Bola Jatuh Berbasis Optocoupler dan Sistem Akusisinya pada Komputer.
Jurnal Natur Indonesia 14(3). Juni 2012 : 230-235. Bandar Lampung
VISKOSITAS FLUIDA