BAB I
PENDAHULUAN
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta
selalu cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi
elastik atas gaya tegangan yang meregangkan.Tegangan (stress) menyatakan
kekuatan dari gaya-gaya yang menyebabkan penarikan, peremasan dan biasanya
dinyatakan dalam bentuk gaya persatuan luas. Sedangkan regangan (strain)
menyatakan hasil deformasinya. Perbandingan antara tegangan dan regangan
disebut dengan modulus Young (Young & Freedman, 2002).
Dalam fisika, elastisitas adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali
ke bentuk aslinya setelah terdeformasi. Gaya Pegas termasuk bahan elastis, yaitu
bahan yang mudah diregangkan serta selalu cenderung pulih ke keadaan semula,
dengan mengenakan gaya reaksi elastik atas gaya tegangan yang meregangkan.
Ketika kita menarik karet, karet tersebut bertambah panjang. Jika tarikan tersebut
dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika
kita merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang, tetapi ketika
dilepaskan panjang pegas akan kembali ke ukuran semula. (Young, H. D, 2004)
Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Gelombang misalnya yaitu gelombang air laut, bersumber pada getaran. Pegas
merupakan sebuah elemen mesin elastis yang berfungsi untuk mencegah distorsi
pada saat pembebanan dan menahan pada posisi semula saat posisinya diubah
akan kembali ke ukuran semula.( Marthen Kanginan, 2007).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengalami getaran. Getaran ini menyebabkan adanya periode, amplitudo dan juga
percepatan yang arahnya menuju ketitik setimbang.
Perlu diketahui bersama, gaya luar yang bekerja terhadap pegas mengikuti
kaidah hukum 2 Newton.Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali ke keadaan
semula. Gaya ini ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami renggangan.
Benda-benda mengalami gaya pegas misalnya, per, busur, panah dan karet.
Benda- benda elastis banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan
pekerjaan atau demi kenyamanan manusia.
Jika suatu benda dapat merenggang atau menyusut karna pengaruh gaya dari
luar dan dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalanya
pegas). Konstanta pegas dapat berubah misalnya apabila pegas-pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian besar lanjutan total rangkaian pegas tergantung pada
jenis rangkaian seri atau pararel.( Marthen Kanginan, 2007).
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa ml, maka gaya
yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut
sehingga:
m.g = k.x ………………………………………………….…… (4.2.1)
Keterangan :
m = Massa (kg), g = Percepatan gravitasi (m/s2), k = Kostanta gaya pegas
(N/m), x = Perpanjangan pegas.
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
T =2 √ ¿ ) ………………………………………………….…..(4.2.2)
F = k.∆ x ……………………………………………….…………..
(4.2.3)
Keterangan:
pegas (m)
F3 = −¿ ………………………………………………………..…..
k.x (4.2.5)
Keterangan :
F : Gaya (N), K : Konstanta pegas (N/m), x : Perubahan panjang pada pegas
(m)
Tanda negatif (-) dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih
berlawanan arah dengan arah perpanjangan. Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis pegas , berarti pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya
tariknya.
Gaya Fs disebut sebagai gaya pemulih karena pegas memberikan gayanya
pada arah yang berlawanan dengan perpindahan (sehingga bertanda minus) dan
bekerja untuk mengembalikan dirinya ke keadaan normal (Riani, 2008).
Jika kita menarik ujung pegas sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas
akan bertambah panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi
semula. Pertambahan Panjang pada pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan
besar gaya yang diberikan. Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke yang menyatakan
bahwa “Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan
panjang pada pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya.” (Riani, 2008).
Gerak harmonik pada pegas dan sistem pegas adalah sebuah pegas dengan
kostanta pegas (k) dan diberikan massa pada ujungnya dan diberi simpangan
sehingga akan terbentuk gerakan dan harmonik. (Soedojo,1999).
…………………………...…………….
y = A sin ωt = A sin2πft
(4.2.6)
Keterangan:
y : Simpangan (m), A : Amplitudo (m),ω :Kecepatan sudut (rad/s),
f : Frekuensi (Hz), t : Waktu (s)
Jika pada saat awal benda pada posisi θ0 maka:
…………..….
y = α =¿ A sin ( ωt +θ 0 )= A sin ( 2 πft+ θ0 )
(4.2.7)
Keterangan :
y : Simpangan (m), A: Amplitudo (m), ω : Kecepatan sudut (rad/s), f :
Frekuensi (Hz), t : Waktu tempu (s), 0: Sudut awal pada saat t = 0
1 1 ………..……………………………………………………………………..(4.2.8)
f= ¿>T =
T f
Keterangan:
f : Frekuensi (Hz) , T: Periode (s)
4.Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar (nilai) yang non negatif dari besar
osilasi (variasi anjang terhadap waktu dari suatu hasil pengukuran) suatu
gelombang.Amplitudo adalah pengukuran anjan yang non negative dari besar
osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai
jarak/simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoide
yang kita pelajari pada mata pelajaran fisika dan matematika – geometrika.
Amplitudo dalam sistem internasional biasa disimbolkan dengan (A) dan
memiliki satuan meter (m).
5.Frekuensi
Frekuensi getaran adalah jumlah getaran
2.4 Elastisitas
Contoh yang paling mudah adalah konstruksi pegas berupa per pada
sepedah motor, standar pada sepedah dan juga sepeda motor juga memiliki
konstruksi pegas berupa per pada bagian standar tersebut bisa naik dan juga turun
tanpa kehilangan momentum, sehingga bisa digunakan untuk membantu menahan
dan juga sepeda agar tidak terjatuh.
3.Kunci Inggris
Dengan adanya pegas maka kunci inggris dan juga perkakas lainnya bisa
digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang terbuat dari bahan campuran besi dan
baja ini sangat kuat dan cukup tahan lama dalam masanya. Hal ini karena manfaat
timah yang dapat membuat kombinasi dari besi dan baja lebih kuat sehingga
sangat cocok untuk penggunaan perkakas konstruksi lainnya.
4.Spring bed
Spring bed merupakan salah satu jenis Kasur yang dinilai sangat nyaman
untuk digunakan. Spring bed merupakan jenis kasur yang memanfaatkan pegas
untuk membantu meningkatkan kenyamanan. Di dalam kasur tersebut
terdapatbanyak sekali konstruksi pegas atau per yang dapat menahan beban yang
sangat berat dan tetap nyaman untuk digunakan. Tidak hanya Kasur seperti pada
umumnya, manfaat kasur angin juga baik untuk kesehatan karena dapat mencegah
berbagai penyakit.
5.Neraca Pegas
Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas
sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas
(seperti timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya ditampilkan dalam
skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi).
6. Membantu Menahan Suatu Benda Agar Bisa Bergerak
Penggunaan pegas juga sering dimanfaatkan untuk membantu menahan
suatu benda agar bisa bergerak dengan mudah. Contoh yang paling mudah adalah
konstruksi pegas pada standar sepeda dan juga sepeda motor. Standar pada sepeda
dan juga sepeda motor memiliki konstruksi pegas berupa per pada bagian standar
yang memungkinkan standar tersebut bisa naik dan juga turun tanpa kehilangan
momentum, sehingga bisa digunakan untuk membantu menahan motor dan juga
sepeda agar tidak terjatuh.(Dudi,2009).
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda akibat kedudukan atau
posisi bendanya.Eneri potensial disebut juga dengan energi diam sebab benda
yang dalam keadaan diam bisa memiliki energi.
Ada beberapa contoh sederhana untuk mengetahui keadaan energi
potensial.Seperti misalnya saat orang menarik tali busur lalu menahannya.Jika tali
busur itu dilepaskan,anak panah akan meleset.Melesatnya anak panah ini adalah
akibat usaha yang dilakukan oleh tali busur.Contoh lainnya adalah bekas lekukan
kelapa yang jatuh di atas permukaan tanah,menunjukkan energi potensial yang
dimiliki kelapa akibat jatuh dari pohonnya yang tinggi.
Energi potensial merupakan energi yang tersimpan akibat posisi. Suatu
benda yang dipindahkan atau digerakkan dari posisi semulanya lalu dikembalikan
lagi pada posisi semula tersebut, dan bersifat pegas. Energi potensial pegas adalah
sebuah benda yang dikatakan memiliki potensial jika benda tersebut berpotensi.
Contoh beberapa banda yang menghasilkan enegri potensial dengan kemampuan
pegas antara lain yaitu ketapel dan juga pahan. Energi potensial pegas dapat juga
dikatakan sebagai energi potensial elastis. Energi potensial pegas yaitu pegas yang
ditarik atau memiliki energi potensial pegas. Gaya yang bekerja kepada pegas (f)
terhadap berubahan panjang pegas (Δx) adalah:
Luas bidang yang diarsir menyatakan besar usaha yang dilakukan gaya:
1k ……………………………………….
W = ∆ Ep= ( ∆ x )2
2 (4.2.9)
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Keterangan :
ΔEp : Jumlah Energi Potensial (s), k : Konstanta Pegas (N/m),Δx : Panjang
(m)
Getaran adalah gerak bolak balik secara terus menerus melalui titik
kesetimbangan.Priode (T) adalah waktu yang di butuhkan untuk melakukan suatu
geteran penuh ditulis:
T =
t
n
Keterangan :
T : Periode (s), f : Frekuensi (Hz)
Pegas akan selalu memiliki sifat keelastisan. Sifat elastis diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk kembali ke kedudukan semula setelah diberi gaya
dari luar. Apabila kita meninjau pegas, andai Panjang pegas pada
keadaanseimbang adalah l0. Salah satu ujung pegas dihubungkan pada suatu
neraca pegas dan ujung yang lain ditarik sedemikian rupa sehingga pegas tersebut
akan bertambah paralle.Besar atau kecilnya pertambahan Panjang pada pegas
bergantung pada besar kecilnya gaya yang digunakan untuk menarik pada
pegas.Artinya semakin besar gaya yang dipakai untuk menarik suatu pegas, maka
akan semakin besar pula pertambahan panjang yang dialami pegas, begitu pula
sebaliknya.
Misalkan di gambarkan pada grafik, maka grafik antara beban dan
pertambahan panjang yang dialami pegas akan membentuk grafik linier yang naik
ke atas.Dengan menggunakan grafik antara beban dan pertambahan panjang
pegas, konstanta atau tetapan pegas dapat ditentukan dengan menghitung gradien
grafik tersebut. Setiap pegas akan memiliki tetapan pegas yang berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lainnya.Tetapan pegas diartikan sebagai ukuran
kekakuan yang dimiliki oleh suatu pegas yang biasanya dilambangkan dengan
huruf k dan memiliki satuan N/m.
Tetapan pegas memiliki beberapa faktor. Yang pertama adalah luas
permukaan pegas. Semakin besar luas permukaan suatu pegas maka akan semakin
besar pula nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Yang kedua adalah suhu.
Semakin tinggi suhu yang diterima oleh suatu pegas maka akan semakin kecil
nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Saat suhu tinggi, partikel-partikel
penyusun pegas mendapat energi dari luar sehingga memberikan energi pula
kepada prtikel penyusun pegas untuk bergerak sehingga ikatan antar partikel
merenggang. Yang ketiga adalahdiameter pegas. Semakin besar diameter yang
dimiliki suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula
sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan pegas. Semakin banyak
jumlah lilitan yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin besar nilai
tetapannya, begitu pula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai
tetapan setiap pegas tidak sama .(Bejamin, 2006)
Tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar luas
permukaan suatu pegas maka akan semakin besar pula nilai tetapannya, begitu
pula sebaliknya. Yang kedua adalah sushu, semakin tinggi suhu yang diterima
oleh suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula
sebaliknya. Saat suhu tinggi partikel-partikel penyusun pegas mendapat energi
dari luat sehingga memberi energi pula kepada partikel penyusun pegas untuk
bergerak sehingga ikatan antar partikel merenggang. Yang ketiga adalah diameter
pegas, semakin besar diameter pegas akan semakin kecil nilai tetapannya,
begitupun sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan pegas, semakin
banyak jumlah lilitan pegas maka semakin besar pula nilai tetapannya, begitupun
sebaliknya. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai tetapan pegas tidak sama,
tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap masin- masing pegas
(Crowell,2006).
Keterangan :
ks = Konstanta pegas pengganti (N/m), k1 = Konstanta pegas 1 (N/m),
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita
dapat menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri kseri dengan
tetapan tiap-tiap pegas (k1dan k2).
b. Rangkaian Pegas Paralel.
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan
mengalami gaya tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang
sebesar Δx1 dan Δx2. Secara umum, konstanta total pegas yang dirangkai parallel
dinyatakan dengan persamaan :
……………………...………..
Ktotal ¿ K1+ K2 + K3 +......+ Kn ¿
(4.2.15)
Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda di sebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi benda tersebut dari tanah.
Sedangkan energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan energi
yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas. Jadi untuk menghitung
energi potensial pegas digunakan rumus :
…………………………………………..
W= Ep = ½ k ( Δx )² (4.2.16)
Keterangan:
(N/m)
ΣF=0 …………………………………………………….……(4.2.17)
Keterangan :
Σ F = Resultan gaya (N)
2. Hukum Newton II
Hukum Newton II adalah jika resultan gaya/momen yang dikenakan
pada sebuah benda tidak sama dengan nol, maka benda tersebut akan
mendapatkan percepatan linier dan berbanding lurus dengan resultannya.
Artinya jika masa (m) mengalami resultan gaya sebesar (F) akan
mengalami percepatan (a) yang arahnya sama dengan arah gaya, dan
berbanding lurus terhadap (F) dan berbanding terbalik terhadap (m) atau
ΣF = m.a,Sehingga untuk gaya tekan yanag diberikan massa pada tuas
speed bump, dapat dirumuskan sebagai berikut:
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ΣF = m . a
Keterangan:
Fg = Gaya gesek (N), u = Koefisien gesekan, dan N = Gaya normal (N).
2. Rumus gaya berat:
w=mxg …………………………………………………..…..(4.2.20)
w = Gaya berat (N), m = Massa benda (kg), dan g = Percepatan gravitasi (m/s2)
3. Rumus berat sejenis
s=pxg ……………………………………………….……….(4.2.21)
……………………………………………………....
Keterangan:
s = Berat jenis (N/m3), p = Massa jenis (kg/m3), dan g = Berat benda (N).
4.Permainan trampoline
5.Penggunaan per pada ujung jungkat jungkit
6.Karet gelang yang ditarik
7.Penggaris yang ditekan
8.Bola yang dilempar
9.Permainan billiard
Prinsip gaya pegas ini telah diaplikasikan pada alat-alat tertentu, contohnya
seperti di bawah ini :
1. Teleskop, yang fungsinya untuk melihat benda-benda jauh di luar angkasa
agar tampak dekat.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur percepatan gravitasi bumi.
3. Jam yang memkai peer untuk mengatur waktu.
4. Mikroskop, yang berfungsi untuk melihat jasad renik yang sangat kecil
dan tidak bisa Nampak bila hanya menggunakan mata telanjang.
5. Sambungan tongkat-tongkat persneling di suatu kendaraan.
6. Ayunan yang menggunakan pegas.
7. Kronometer atau jam kasa yang digunakan untuk mengetahui posisi kapal
yang berada di tengah laut.
8. Per,sebuah teknologi suspensi yang digunakan pada kendaraan yang
digunakan untuk menstabilkan goyangan dan goncangan dari kendaraan
tersebut.
9. Shockbreaker atau peredam kejut,sebuah alat mekanik yang didesain untuk
meredam hentakan yang disebabkan oleh energi kinetik.
Percobaan ini memiliki tujuan untuk menentukan nilai tetapan pegas secara
statis, menentukan nilai tetapan pegas pada susunan seri, paralel, dan campuran
serta menganalisis pengaruh massa beban terhadap pertambahan panjang pegas.
Dengan menggunakan variabel manipulasi massa (m) dan susunan pegas,
diperoleh variabel respon berupa pertambahan panjang (∆x) dengan variabel
kontrol jenis pegas. Metode percobaan yang dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan, kemudian merangkai pegas sesuai rancangan percobaan, selanjutnya
mengukur panjang pegas tanpa beban, dilanjutkan dengan memanipulasi massa
beban, kemudian diperoleh pertambahan panjang. Setelah pertambahan panjang
diperoleh, maka dapat diperoleh nilai konstanta pegas. Sehingga dapat diperoleh
kesimpuln bahwa nilai tetapan pegas secara statis adalah 12,256 N/m. Kemudian
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
nilai tetapan pegas pada susunan seri adalah 6,323 N/m dengan taraf ketelitian
99,99%, nilai tetapan pegas pada susunan paralel adalah 24,508 N/m dengan taraf
ketetelitian 99,99%, dan nilai tetapan pega pada susunan pegas campuran adalah
18,443 N/m dengan taraf ketelitian 99,99%. Pengaruh massa benda terhadap
pertambahan panjang adalah sebanding. Semakin berat massa yang digantungkan
maka pertambahan panjang pegas juga semakin besar.
Kp=nk …..………………………………………………………..(4.2.23)
Keterangan:
n : Jumlah pegas
1) Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu
ujungnya sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat
dengan luas penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik
dengan gaya sebesar N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung
yang lain ditahan maka kawat akan mengalami pertambahan panjang
sebesar x meter.
2) Regangan
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 4.3.1 (a) Alat peraga, (b) Ember beban, (c) Beban pemberat,
(d)Stopwatch, (e) Pegas.
menambahkan beban seberat 10 gram. Setelah itu kami menaruh beban itu di
dalam ember, selanjutnya kami mengamati perubahan panjang yg terjadi. Setelah
itu kami ulangi dengan beban yang berbeda.
Setelah melakukan peraktikum keadaan statis selanjutnya kita beralih ke
pratikum dalam keadaan dinamis. Setelah kami berikan ember ke pegas
tersebut,lalu kami kantung ke alat peraga. Selanjutnya kami berikan beban sebesar
10 gram. Setelah kami melakukan percobaan tersebut kami menentukan dulu
berapa frekuensi yang kami berika,di sini kami menggunakan 10 frekuensi lalu
kami mengukurnya kemudian kami tarik ke arah bawah ember beban lalu kami
menghitungnya menggunakan stopwatch. Apabila kami melihat ember tersebut
dalam keadaan stabil lalu kami mengurangi lewat stopwatch. Kemudian kami
melakukan percobaan tersebut dengan beban yang berbeda.
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
No Simpangan (m)
Massa ( kg ) Keterangan
. Xa Xb Xc Xd
0,02 0,02 0,02
1. 0,01 0,022 me = 0,000039 kg
1 4 2
0,04 0,04
2. 0,02 0,042 0,044 mp = 0,000136 kg
3 4
0,07
3. 0,03 0,069 0,07 0,069
1
Waktu (s)
No
Massa ( kg ) Keterangan
.
ta tb tc td
08,4 08,4 08,3 08,8
1. 0,01 me = 0,000039 kg
4 1 7 4
09,2 09,5
2. 0,02 09,27 08,87 mp = 0,000136 kg
3 9
3. 0,03 09,57 09,46 09,85 09,56
Makassar, 2021
Asisten
BAB V
PENGOLAH DATA
5. 1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk setiap
N
beban dalam satuan .
m
Fn = m . g
F 1 = m1 . g = . . . . N
= 0,01.9,81
= 0,0981 N
F2 = m2.g
= 0,02.9,81
= 0,1962 N
F3 = m3.g
= 0,03.9,81
= 0,2943 N
Xa+Xb+Xc+Xd+ ….
∑ xn =
n
0,022+0,021+0,024+0,022
∑ x1 = = 0,02225 m
4
0,042+0,043+0,044+0,044
∑ x2 = = 0,04325 m
4
0,069+0,07+0,069+0,071
∑ x3 = = 0,06975 m
4
Fn
Kn =
∑ Xn
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0,0981 N
K1 = = 4,36
0,0225 m
0,1962 N
K2 = = 4,54
0,0432 m
0,02943 N
K3 = = 0,42
0,6975 m
T
Tn =
jumlah getaran
08,44
a) Ta1 = = 0,844 s
10
08,41
b) Tb1 = = 0,841 s
10
08,37
c) Tc1 = = 0,837 s
10
08,84
d) Td1 = = 0,884 s
10
09,23
e) Ta2 = = 0,923 s
10
09,27
f) Tb2 = = 0,927 s
10
08,87
g) Tc2 = = 0,887 s
10
09,59
h) Td2 = = 0,959 s
10
09,57
i) Ta3 = = 0,957 s
10
09,46
j) Tb3 = = 0,946 s
10
08,87
k) Tc3 = = 0,887 s
10
09,59
l) Td3 = = 0,959 s
10
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(kg) Ta Tb Tc Td
T=
∑ T = Ta n + Tbn + Tcn + Td n =
n n
T1 =
∑ T = 0,844 + 0,841 + 0,837 + 0,844 =
3,366
= 0,841 s
n 4 4
T2 =
∑ T = 0,923 + 0,927 + 0,887 + 0,959 =
3,696
= 0,924 s
n 4 4
T3 =
∑ T = 0,957 + 0,946 + 0,985 + 0,956 =
3,844
= 0,961 s
n 4 4
2
4 π
Kn = 2 (me + mb + mp)
T
2
4 (3 ,14 ) 12, 56 N
K1 = 2 (0,000039 + 0,01 + 0,000136) = (0,010) = 0,149
(0,841) 0,841 m
2
4 (3 ,14 ) 12, 56 N
K2 = 2 (0,000039 + 0,02 + 0,000136) = (0,020) = 0,271
(0,924) 0,924 m
2
4 (3 ,14 ) 12, 56 N
K3 = 2 (0,000039 + 0,03 + 0,000136) = (0,030) = 0,392
(0,961) 0,961 m
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
N
No Massa (kg) Simpangan (m) Gaya (N) K( )
m
1 0,01 0,02225 0,0981 4,36
2 0,02 0,04325 0,1962 4,54
3 0.03 0,06975 0,2943 0,42
N
No Massa (kg) Periode (s) K( )
m
1 0,01 0,841 0,149
2 0,02 0,924 0,271
3 0,03 0,961 0,392
6.2 Pembahasan
Pada percobaan konstanta gaya pegas pada keadaan statis masing-masing
dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan massa beban yang berbeda-beda
yaitu 0,01 kg, 0,02, dan 0,03.Dari hasil yang didapat,pada beban dengan massa
0,01 didapatkan simpangan sebesar 0,02225 m dengan gaya sebesar 0,0981 N dan
N
konstanta gaya pegas sebesar 4,36 .Pada beban dengan massa 0,02 kg
m
didapatkan simpangan sebesar 0,04325 dengan gaya sebesar 0,1962 N dan
N
konstanta gaya pegas sebesar 4,54 .Dan yang terakhir ialah beban dengan
m
massa 0,03,didapatkan simpangan sebesar 0,06975 dengan gaya sebesar 0,2943 N
N
dan konstanta gaya pegas sebesar 0,42 .
m
Pada percobaan konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis masing-
masing dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan massa beban yang sama
pada percobaan konstanta gaya pegas pada keadaan statis yaitu 0,01 kg, 0,02 kg,
dan 0,03 kg.Selain massa beban, hal yang kami amati dalam percobaan ini adalah
mengukur berapa banyak waktu yang dibutuhkan sebuah pegas untuk naik turun
KONSTANTA GAYA PEGAS
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta
selalu cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi
elastik atas gaya tegangan yang meregangkan.Tegangan (stress) menyatakan
kekuatan dari gaya-gaya yang menyebabkan penarikan, peremasan dan biasanya
dinyatakan dalam bentuk gaya persatuan luas.
Gaya Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan
serta selalu cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi
elastik atas gaya tegangan yang meregangkan.Demikian juga ketika kita
merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang, tetapi ketika
dilepaskan panjang pegas akan kembali ke ukuran semula.
Hukum Hooke menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah
gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya
yang bekerja padanya.
Jika pada awalnya pegas berada pada posisi normal (tidak teregang)
memiliki panjang pegas x sama dengan nol karena dianggap sebagai titik acuan,
kemudian pegas direntangkan oleh tangan seseorang yang memberikan gaya Fp
ke kanan (arah positif), maka pegas akan menarik ke belakang dengan gaya Fs,
jika tangan seseorang menekan pegas (x < 0) maka pegas akan mendorong
kembali dengan gaya Fs dimana Fs > 0 karena x < 0.Hukum Hooke menyatakan
bahwa bagi seseorang yang memegang pegas meregang atau tertekan sejauh x dari
panjang normalnya (tidak teregang).
Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas , berarti pertambahan
panjang pegas sebanding dengan gaya tariknya.Pertambahan panjang pada pegas
saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya yang diberikan.Hal ini sesuai
dengan Hukum Hooke yang menyatakan bahwa "Jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pada pegas berbanding lurus
dengan gaya tariknya."
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA