PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita kadang tak menyadari tentang adanya
penerapan hukum kirchoff, contoh pada saat terkena aliran listrik,dibalik
peristiwa itu, ada orang-orang terdahulu dari kita telah meneliti hal-hal ini,
walau deskripsi tadi mungkin belum terlalu berhubungan dengan percobaan
yang akan kita lakukan kali ini. Tapi alangkah lebih baiknya kita menyadari
apa yang ada disekitar kita, setelah kita menyadarinya barulah kita memahami
teorinya, atau sebaliknya, setelah kita memahami teorinya maka kita
merasakan keberadaanya dalam ini.
Percobaan kali ini kita akan membahas tentang hukum yang diungkapkan
oleh kirchoff yang membahas tentang arus yang terdapat dalam listrik. Oleh
karena itu, dilakukannya percobaan ini agar kita memahami lebih lanjut
tentang hukum kirchoff tersebut dan dapat menerapkannya dikehidupan
sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lurus dengan
beda
tidak selalu
berlaku untu semua jenis penghantar , namun istilah hukum tetap digunakan
dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum ohm dideskripsikan dengan persamaan
V =I R
Dimana
( 2.1 )
Sifat Arus
Dalam logam , arus sepenuhnya dibawa oleh elektron , sedangkan ion
positif yang berat pada kedudukan yang biasanya dalam struktur kristal. Hanya
elektron valensi (elektron yang terluar) saja yang bebas berperan serta dalam
proses penghantaran; elektron yang lain terikat kuat pada ionnya. Dalam keadaan
lunak, elektron di catu kedalam logam dari salah satu ujungnya dan dikeluarkan
dari ujung lain, sehingga menghasilkan arus, tetapi logam itu secara keseluruhan
netral dipandang dari segi listrik-statik.
2.1.2
Tegangan Listrik
Tegangan listrik (kadang sisebut sebagai voltase) adalah perbedaan
potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik dinyatakan dalam satuan
volt. Besaran ini mengukur energi
perbedaan potensial listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra
rendah, rendah, tinggi, atau ekstra tinggi, yang dirumuskan seperti persamaan 2.1
dimana satuan SI untuk tegangan adalah volt (V).
Tegangan listrik dapat dimisalkan dengan tekanan air didalam menara M.
Diatas menara itu, air disimpan dalam bak air, makin tinggi kelak bak air itu
makin besar pula tekanannya. Jika keran dibuka air mulai bergerak didalam pipa.
Kecepatan mengalirnya berhubungan erat dengan tekanan air tersebut.
2.1.3 Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah gesekan atau
terhadap suatu aliran listrik atau arus. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini
menyebabkan
gerak
elektron
berkurang.
Hambatan-hambatan
ini
yang
mengalir melalui suatu penampang penentuan waktu. Dari definisi diatas kuat
arus dapat dirumuskan sebagai berikut:
I=
Keterangan
dy q
=
dt t
( 2.2 )
komponen), maka akan berlaku hukum- hukum kirchoff. Hukum ini terdiri dari
hukum kirchoff tegangan ( kirchoff Vortage Low atau KVL) dan hukum kirchoff
arus (khirchoff Current Lau atau KCL).
2.2.1 Hukum Kirchoff Tegangan
Hukum ini menyebutnya bahwa didalam suatu lub tertutup maka jumlah
sumber tegangan serta tegangan jatuh adalah nol.
+
V 1
V 2
E
+
V 4
V 3
( 2.3 )
V 1+ V 2+ V 3+V 4E=0
I7
I5
I2
I6
I8
I1
I3
IC
( 2.4)
adalah
sama dengan hasil resistansi dengan arus yang mengalir pada cara tersebut. Jika
ditulis dalam bentuk persamaan adalah seperti persamaan 2.1.
dalah sebagai
berikut:
I masuk + I keluar =0
Hukum kirchoff
( 2.5 )
dengan hukum kirchoff arus tetapi juga merupakan pengembangan dari hukum
ohm, yang menyatakan bahwa jumlah tegangan ( baik yang berupa sumber
tegangan maupun tegangan yang ada pada komponen ) pada suatu loop ( jaringan
tertutup ) sama dengan nol. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan matematis
sebagai berikut:
V = IR=O
(2.6)
Berdasarkan hukum ohm dan hukum kirchoff , maka dapat diketahui dan
diselidiki adanya arus maupun tegangan dalam suatu rangkaian dengan beberapa
hambatan. Pada analisa disinin dipakai rangkaian
yang meskipun
R1
R2
R3
R1
R2
dan
R3
dihubungkan
R2
E
R 1+ R 2+ R 3
I1
I2
I1
R1
Gambar ( 2.4 )
( 2.7)
I3
R2
R3
Rangkaian pararel
I
R2
I2 =
I
I
I
I
+ +
R1 R2 R3
( 2.6 )
Hubungan antara tegangan arus dan hambatan ini disebut hukum ohm.
Prinsip hukum ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah
pengantar metal pada rangkaian ohm menentukan sebuah persamaan yang saling
berhubungan.
E=I R
I=
I
R
(2.7)
(2.8)
R=
I
E
(2.9)
bersimbol V atau E.
Hukum ini dapat dinyatakan sebagai :
1. Jumlah aljabar arus sesaat yang memasuki titik cabang adalah nol
2. Jumlah aljabar tegangan terpasang sesaat dalam suatu sosok tertutup, sama
dengan jumlah aljabar tegangan balik sesaat dalam sosok tersebut , arti
dalam hukum yang pertama jelas jika arus yang menuju ketitik cabang
tersebut negatif. Dan hukum keduanya menyatakan integral medan listrik
disekeliling sosok, namun kita perlu menerapkan perjanjian tanda
perjanjian ini dapat dirumuskan
Q=S tto I (t ) dt
(2.10)
menggunakan kombinasi seri dan pararel umumnya ini terjadi jika dua atau lebih
ggl dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga
penyederhanaan. Rangkaian seperti ini memerlukan teknis khusus untuk dapat
menjelaskan atau mengoprasikan
algebrais dari semua tegangan aktif ( sumber tegangan) dari dalam suatu
rangkaian tertutup sama besarnya dengan jumlah algebrais dari semua hasil
perkalian antara kuat arus dan tegangan yang terdapat pada cabang rangkaian itu.
Hukum kedua ini merupakan akibat dari prinsip kekekalan tenaga yang
setara dengan kesetimbangan tenaga karena tenaga yang diberikan sama dengan
yang diserap oleh rangkaian itu.
Secara umum penyelesaian persamaan rangkaian meliputi penentuan arus
dan tegangan dalam unsur-unsur rangkaian tertentu juga arus atau tegangan
dalam unsur-unsur rangkaian yang lain diketahui penentuan variabel-variabel
arus dan tegangan itu sembarang, meskipun biasanya dipakai
aturan-aturan
tertentu untuk mengurangi kemngkinan terjadinya kesalahan. Jadi variabelvariabel arus dan tegangan pada resistensi R , Induktensi L, dan kapasitansi C
harus sesuai yang telah diberikan , sedangkan untuk sumber juga sesuai yang
diberikan.
Jika beberapa elemen listrik dihubungkan kemudian dialiri listrik, maka
suatu hukum yang membahas hal tersebut dikenal sebagai hukum ohm, meliputi
Hukum kirchoff arus dan Hukum kirchoff tegangan.
Hukum kirchoff arus hal ini menjelaskan mengenai kuat arus yang
mengalir dalam rangkaian, bunyi hukum kirchoff I jumlah kuat arus yang masuk
suatu cabang sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang
tersebut.
Hukum kirchoff tegangan hukum ini membahas mengenai beda tegangan,
bunyi hukum kirchoff tegangan Beda tegangan listrik antara dua buah titik
suatu rangkaian sama untuk setiap
tersebut.
tersebut.
BAB III
METODOLGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar II tentang Hukum Kirchoff dilakukan hari senin, tanggal
2 April 2012 pukul 10.00 12.00 WITA, Bertempat di Laboratorium Fisika
DasarnFakultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
1.Papan Rangkaian (PCB)
2.Multimeter
3.Voltmeter
4.Amperemeter
5.Power Supply
6.Kabel Penghubung
3.3 Prosedur Percobaan
1. Dibuat rangakaian seperti gambar 3a, nilai tegangan dan resistor ditentukan oleh
dosen pembimbing
2. Dihubungkan dengan power supply DC
3. Dicatat kuat arus dan amperemeternya
4. Diulangi percobaan 1-3 untuk rangkaian yang berbeda
I1
I2
I3
R1
R2
R3
+ E
Gambar 3a
I2
I1
E1
I4
R1
I3
+
R4
R3
Gambar 3b
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Pengamatan
4.1.1
Rangkaian I
E
2
I1
1
2
4 10
A
2
8 10
A
3
1 10
4.1.2
4
6
1V
V
t2
4V
I1
I2
I3
I4
V1
V3
V4
0,045
0,66A
0,09A
0,05A
2,8V
4V
10V
2,6V
A
0,055
0,145
0,145A 0,095
5,4V
3V
8V
5,4V
A
0,125
A
0,22A
A
0,1A
7,6V
0,4V
11V
7,8V
4.2
A
2
6 10
0,21A
Analisis Data
Diketahui:
Rangkaian I
Rtot
V3
102
V2
A
4 10
102
V1
Rangkaian II
V
t1
2
10
A
3
102
2
2 10
A
2
102
I3
1
10
A
4
I2
V2
E=2 )
I total =
V
R
1
33
0,33 A
I1 =
V1
R1
0,4
13
0,026 A
I2 =
V2
R2
0,2
22
0,009 A
I3 =
V3
R3
0,6
47
0,012 A
E=4 )
I total =
V
R
2,5
33
0,075 A
I1 =
V1
R1
0,8
15
0,053 A
I2 =
V2
R2
0,4
22
0,018 A
I3 =
V3
R3
0,8
47
0,017 A
E=6 )
I total =
V
R
4
33
0,121 A
I1 =
V1
R1
1,2
15
0,08 A
I2 =
V2
R2
0,8
22
0,036 A
I3 =
V3
R3
1,2
47
0,025 A
4.2.1.2
Rangkaian II
E=2 )
I1 =
V1
R1
2,8
38
0,075 A
I2 =
V2
R2
4
240
0,016 A
V3
R3
I3 =
10
47
0,212 A
I 4=
V4
R4
2,6
27
0,096 A
E=4 )
I1 =
V1
R1
5,4
38
0,142 A
I2 =
V2
R2
3
240
0,0125 A
V3
R3
I3 =
8
47
0,170 A
I 4=
V4
R4
5,4
27
0,2 A
E=6 )
I1 =
V1
R1
7,6
38
0,2 A
I2 =
V2
R2
0,4
270
0,0014 A
I3 =
V3
R3
11
47
0,23 A
I 4=
V4
R4
7,8
27
0,28 A
4.2.2
Diketahui :
1
1
v= nst voltmeter = 0,5=0,25 v
2
2
1
1
v= nst o h mmeter= 0,1=0,05
2
3
4.2.2.1 Resistor I
I
R 2
2
R
i
v 2+
R
I total=
1
0,05 2
2
( 33 )
1
0,25 2 +
33
{ 5,73 10 +2,10 10
5
1
9 2
5,73 105
7,56 103 A
I
2
R
2
R
I
v 2+
R
I 1=
1
0,05 2
2
( 15 )
1
0,25 2 +
15
I
R 2
2
R
I
v 2+
R
I 2=
1
0,05 2
2
( 22 )
1
0,25 2 +
22
1
4
8 2
{ 1,29 10 +1,067 10 }
1,29 104
1,135 102 A
I
R 2
2
R
I
v 2+
R
I 3 =
1
0,05 2
2
( 47 )
1
0,25 2 +
47
4.2.2.2 Resistor 2
I
2
R
2
R
I
v 2+
R
I 1=
1
0,05 2
2
( 38 )
1
0,25 2 +
38
{ 4,32 10 +1,198 10
5
4,32 105
6,5 72 103 A
1
9 2
I
R 2
2
R
I
v 2+
R
I 2=
1
0,05 2
2
( 270 )
1
0,25 2 +
270
1
7
13 2
{ 8,57 10 + 4,7 10 }
8,57 107
9,25 104 A
I
R 2
2
R
I
v 2+
R
I 3 =
1
0,05 2
2
( 47 )
1
0,25 2 +
47
I 4 =
1
0,05 2
2
( 27 )
1
0,25 2+
27
{ 8,57 10 + 4,7 10
5
1
9 2
8,57 105
9, 25 103 A
E=2 )
I I =0,03 7,56 103 A
I 3 I 3 =0,012 5,31 10 A
(
E=4 )
I I =0,075 7,56 103 A
I 1 I 1=0,052 1,67 102 A
I 2 I 2 =0,018 1,135 102 A
I 3 I 3 =0,017 5,31 103 A
E=6 )
I I =0,121 7,56 103 A
2
I 1 I 1=0,08 1,67 10
4.2.3.2 Rangkaian II
(
E=2 )
3
I 1 I 1=0,073 6,572 10 A
I 4 I 4 =0,096 9,25 10 A
(
E=4 )
I 1 I 1=0,2 6,572 103 A
I 2 I 2 =0,0014 9,25 104 A
3
I 3 I 3 =0,23 5,31 10 A
I 4 I 4 =0,28 9,25 103 A
E=2 )
I
7,56 103
100 =
100 =25,2
I
0,03
I1
1,67 102
100 =
100 =64,23
I1
0,026
I2
1,135 102
100 =
100 =12,61
I2
0,009
I3
5,31 103
100 =
100 =44,25
I3
0,012
E=4 )
I
7,56 103
100 =
100 =10,08
I
0,075
I1
1,67 102
100 =
100 =32,11
I1
0,052
I2
1,135 102
100 =
100 =63,05
I2
0,018
I3
5,31 103
100 =
100 =31,23
I3
0,017
E=6 )
I
7,56 103
100 =
100 =6,24
I
0,121
I1
1,67 102
100 =
100 =20,87
I1
0,08
I2
1,135 102
100 =
100 =31,52
I2
0,036
I3
5,31 103
100 =
100 =21,24
I3
0,025
Rangkaian II
(
E=2 )
I1
6,572 103
100 =
100 =9
I1
0,073
I2
9,25 104
100 =
100 =5,78
I2
0,016
I3
5,31 103
100 =
100 =2,5
I3
0,121
I4
9,25 103
100 =
100 =9,63
I4
0,096
(
E=4 )
I1
6,572 103
100 =
100 =462
I1
0,142
I2
9,25 104
100 =
100 =7,4
I2
0,0125
I3
5,31 103
100 =
100 =3,1
I3
0,170
I4
9,25 103
100 =
100 =4,62
I4
0,2
E=6 )
I1
6,572 103
100 =
100 =3,28
I1
0,2
I2
9,25 104
100 =
100 =66,07
I2
0,0014
I3
5,31 103
100 =
100 =2,3
I3
0,23
I4
9,25 103
100 =
100 =3,3
I4
0,28
E=2 )
I =I 1 + I 2+ I 3
0,03=0,026+0,009+0,012
0,03 A <0,047 A
(
E=4 )
I =I 1 + I 2+ I 3
0,075=0,052+ 0,018+0,017
0,075 A <0,087 A
(
E=6 )
I =I 1 + I 2+ I 3
0,121=0,08+ 0,036+0,025
0,121 A <0,141
4.2.5.2 Rangkaian II
Loop I
E1I 1 R1
20,073 38=0,774
40,142 38=1,396
60,2 38=1,6
Loop 2
E1 + E2I 2 R2I 3 R3
2+20,016 2700,212 47=10,28
4 +40,0125 270, 217 47=3,365
60,28 27=1,56
4.3 Pembahasan
Jika beberapa elemen listrik dihubungkan kemudian dialiri listrik, maka
suatu hukum yang membahas hal tersebut dikenal sebagai hukum ohm, meliputi
Hukum kirchoff arus dan Hukum kirchoff tegangan.
Hukum kirchoff arus hal ini menjelaskan mengenai kuat arus yang
mengalir dalam rangkaian, bunyi hukum kirchoff I jumlah kuat arus yang masuk
suatu cabang sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang
tersebut.
Hukum kirchoff tegangan hukum ini membahas mengenai beda tegangan,
bunyi hukum kirchoff tegangan Beda tegangan listrik antara dua buah titik
suatu rangkaian sama untuk setiap jalur yang menghubungkan kedua titik
tersebut.
Resistor adalah tahanan atau hambatan komponen elektronik dua kutub
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan berdasarkan hukum
ohm.
PCB ( Printed Circuit Bodard) adalah suatu papan rangkaian tercetak
yang terbuat dari bahan ebonite atau fiber glas yang satu atau dua permukaannya
dilapisi dengan tembaga. Fungsinya adalah sebagai penghantar atau sebagai
penghubung antara satu komponen dengan komponen lainnya atau dengan kata
lain sebagai pengganti sistem dari pe rangkaian
Aplikasi hukum kirchoff dalam kehidupan sehari-hari dalah pengunaan
bel rumah, menggunakan susunan seri dan pada warnet-warnet susunan LAN
kadang menggunakan susunan pararel dan seri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hukum kirchoff
menyatakan bahwa
I merupakan
jumlah
muatan
persatuan
waktu yang masuk titik cabang sama besar dengan jumlah muatan
persatuan waktu yang keluar.
2. Hukum kirchoff II merupakan hukum kekekalan energi yang diterapkan
pada sebuah
rangkaian
yang dihubungkan
atau
lebih
GGL
didalam
mengoprasikan rangkaian
tersebut
3. Pengukuran besaran-besaran dalam hukum kirchoff untuk menentukan
besaran-besaran
yang
tidak
diketahui
tersebut
persamaan
yaitu
bebas
melalui
menurut
bebas.
5.2
Saran
Sebaiknya pada percobaan hukum kirchoff ini tidak hanya menggunakan
tegangan 2v, 4v dan 6v, tetapi digunakan juga tegangan yang lebih tinggi lagi,
seperti 8v atau 10v agar
percobaaan ini.
DAFTAR PUSTAKA