Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita kadang tak menyadari tentang adanya
penerapan hukum kirchoff, contoh pada saat terkena aliran listrik,dibalik
peristiwa itu, ada orang-orang terdahulu dari kita telah meneliti hal-hal ini,
walau deskripsi tadi mungkin belum terlalu berhubungan dengan percobaan
yang akan kita lakukan kali ini. Tapi alangkah lebih baiknya kita menyadari
apa yang ada disekitar kita, setelah kita menyadarinya barulah kita memahami
teorinya, atau sebaliknya, setelah kita memahami teorinya maka kita
merasakan keberadaanya dalam ini.
Percobaan kali ini kita akan membahas tentang hukum yang diungkapkan
oleh kirchoff yang membahas tentang arus yang terdapat dalam listrik. Oleh
karena itu, dilakukannya percobaan ini agar kita memahami lebih lanjut
tentang hukum kirchoff tersebut dan dapat menerapkannya dikehidupan
sehari-hari.

1.2 Tujuan percobaan


1. Memahami konsep hukum kirchoff I
2. Memahami konsep hukum kirchoff II
3. Mengetahui pengunaan hukum kirchoff secara langsung

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hukum Ohm


Hukum Ohm adalah suatu pernyataan

bahwa besar arus listrik yang

mengalir melalui sebuah penghantar selalu sebanding

lurus dengan

beda

potensial yang diterapkan kepadanya. Suatu benda dikatakan mematuhi hukum


ohm apabila nilai resistansi nya tidak tergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan padanya. Walaupun pernyataan

tidak selalu

berlaku untu semua jenis penghantar , namun istilah hukum tetap digunakan
dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum ohm dideskripsikan dengan persamaan
V =I R
Dimana

( 2.1 )

adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam

sebuah volt, dan

R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada

suatu penghantar dalam satuan ohm.


Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm , seorang fisikawan dari
jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul
The Golvanic Circuit In Vertigeted Mathematically pada tahun 1827.
2.1.1

Sifat Arus
Dalam logam , arus sepenuhnya dibawa oleh elektron , sedangkan ion

positif yang berat pada kedudukan yang biasanya dalam struktur kristal. Hanya
elektron valensi (elektron yang terluar) saja yang bebas berperan serta dalam
proses penghantaran; elektron yang lain terikat kuat pada ionnya. Dalam keadaan
lunak, elektron di catu kedalam logam dari salah satu ujungnya dan dikeluarkan
dari ujung lain, sehingga menghasilkan arus, tetapi logam itu secara keseluruhan
netral dipandang dari segi listrik-statik.
2.1.2

Tegangan Listrik
Tegangan listrik (kadang sisebut sebagai voltase) adalah perbedaan

potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik dinyatakan dalam satuan
volt. Besaran ini mengukur energi

potensial sebuah medan listrik untuk

menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik . Tegangan pada

perbedaan potensial listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra
rendah, rendah, tinggi, atau ekstra tinggi, yang dirumuskan seperti persamaan 2.1
dimana satuan SI untuk tegangan adalah volt (V).
Tegangan listrik dapat dimisalkan dengan tekanan air didalam menara M.
Diatas menara itu, air disimpan dalam bak air, makin tinggi kelak bak air itu
makin besar pula tekanannya. Jika keran dibuka air mulai bergerak didalam pipa.
Kecepatan mengalirnya berhubungan erat dengan tekanan air tersebut.
2.1.3 Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah gesekan atau

rintangan yang diberikan suatu bahan

terhadap suatu aliran listrik atau arus. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini
menyebabkan

gerak

elektron

berkurang.

Hambatan-hambatan

ini

yang

menghalangi gerak elektron disebut resistensi. Jadi resistensi adalah hambatan


listrik, makin besar resistensi sebuah penghantar, semakin kecil arus listrik yang
mengalir. Sedangkan alat resistensi disebut resistor atau tahanan (ditulis dengan
notasi huruf R), akibat adanya gesekan atau rintangan (resistensi) pada aliran
elektron, maka sejumlah energi listrik berubah menjadi energi panas.
Resistor (hambatan) dapat pula berupa lampu

atau elemen pemanas.

Tetapi kawat yang panjang pun dapat memberikan hambatan tertentu.


(Bueche,dkk.2007)
2.1.4 Kuat Arus dan Tegangan
Kuat arus (I )

dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan yang

mengalir melalui suatu penampang penentuan waktu. Dari definisi diatas kuat
arus dapat dirumuskan sebagai berikut:
I=
Keterangan

dy q
=
dt t

( 2.2 )

dy julah muatan (coulomb : C )


dt selisih waktu (detik )
I= kuat arus (Ampere)
Satuan kuat arus adalah coulomb/dekik atau ampere. (Gioncolli.2001)
2.2 Hukum Kirchoff
Dalam rangkaian listrik

(terdiri dari sumber tegangan komponen-

komponen), maka akan berlaku hukum- hukum kirchoff. Hukum ini terdiri dari
hukum kirchoff tegangan ( kirchoff Vortage Low atau KVL) dan hukum kirchoff
arus (khirchoff Current Lau atau KCL).
2.2.1 Hukum Kirchoff Tegangan
Hukum ini menyebutnya bahwa didalam suatu lub tertutup maka jumlah
sumber tegangan serta tegangan jatuh adalah nol.
+

V 1

V 2

E
+

V 4

V 3

Gambar 2.1 Contoh suatu ikatan tertutup dari rangkaian listrik


Seperti diperlihatkan dalam gambar 2.1 diatas, rangkaian ini terdiri dari
sumber tegangan dan emapt buah komponen. Jika sumber tegangan dijumlah
dengan tegangan jatuh pada ke emapt buah komponen, maka hasilnya adalah nol;
seperti yang ditunjukan oleh persamaan berikut:

( 2.3 )

V 1+ V 2+ V 3+V 4E=0

2.2.2 Hukum Kirchoff Arus


Hukum kirchoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul
percabangan, maka jumlah arus listrik yang menuju sampul percabangan dan yang
meningalkan percabangan adalah nol.
I4

I7

I5
I2

I6
I8

I1

I3

IC

Gambar 2.2 persebaran arus listrik suatu sampul


Gambar 2.2 adalah contoh percabangan arus listrik dalam suatu sampul. Dalam
gambar tersebut, terdapat 5 komponen arus yang menuju sampul dan 3 komponen
arus yang meningalkan sampul. Jika kedelapan komponen arus ini dijumlahkan
maka hasilnya adalah nol, seperti diperlihatkan dalam persamaan berikut:
I 2 + I 4 + I 5 + I 8 I 6 I 7 I 1 I 3=0

( 2.4)

Hukum ohm menyatakan bahwa besarnya tegangan pada suatu cabang


(v) yang mengandung resistor (R) yang dialiri arus listrik sebesar

adalah

sama dengan hasil resistansi dengan arus yang mengalir pada cara tersebut. Jika
ditulis dalam bentuk persamaan adalah seperti persamaan 2.1.

Sedangkan hukum kirchoff arus menyatakan bahwa jumlah arus yang


masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari
titik percabangan tersebut. Jika ditulis dalam bentuk rumusan

dalah sebagai

berikut:
I masuk + I keluar =0
Hukum kirchoff

( 2.5 )

tegangan mempunyai peryataan yang hampir sama

dengan hukum kirchoff arus tetapi juga merupakan pengembangan dari hukum
ohm, yang menyatakan bahwa jumlah tegangan ( baik yang berupa sumber
tegangan maupun tegangan yang ada pada komponen ) pada suatu loop ( jaringan
tertutup ) sama dengan nol. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan matematis
sebagai berikut:
V = IR=O

(2.6)

Berdasarkan hukum ohm dan hukum kirchoff , maka dapat diketahui dan
diselidiki adanya arus maupun tegangan dalam suatu rangkaian dengan beberapa
hambatan. Pada analisa disinin dipakai rangkaian

yang meskipun

sebenarnya hal tersebut berlaku juga pada sumber bolak-bali.


Dari gambar 2.3 tiga buah tahanan
secara seri, didapat rumus berikut.

R1

R2
R3

R1

R2

dan

R3

dihubungkan

Gambar (2.3) Rangkaian seri


E R1=I R1 , E R 2 ,=I R2
E R3=I R 3
I=

R2
E
R 1+ R 2+ R 3

I1

I2

I1

R1

Gambar ( 2.4 )

( 2.7)

I3
R2

R3

Rangkaian pararel
I
R2
I2 =
I
I
I
I
+ +
R1 R2 R3

( 2.6 )

Hubungan antara tegangan arus dan hambatan ini disebut hukum ohm.
Prinsip hukum ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah
pengantar metal pada rangkaian ohm menentukan sebuah persamaan yang saling
berhubungan.
E=I R

I=

I
R

(2.7)

(2.8)

R=

I
E

(2.9)

Dengan arus dinyatakan dengan ampere, bersimbol I, hambatan


dinyatakan dengan ohm, bersimbol R, tegangan

dinyatakan dengan volt,

bersimbol V atau E.
Hukum ini dapat dinyatakan sebagai :
1. Jumlah aljabar arus sesaat yang memasuki titik cabang adalah nol
2. Jumlah aljabar tegangan terpasang sesaat dalam suatu sosok tertutup, sama
dengan jumlah aljabar tegangan balik sesaat dalam sosok tersebut , arti
dalam hukum yang pertama jelas jika arus yang menuju ketitik cabang
tersebut negatif. Dan hukum keduanya menyatakan integral medan listrik
disekeliling sosok, namun kita perlu menerapkan perjanjian tanda
perjanjian ini dapat dirumuskan
Q=S tto I (t ) dt

(2.10)

Setelah kita definisikan variabel-variabel rangkaian, tegangan, dan arus.


Dan telah kita ketahui uraikan unsur-unsur rangkaian itu, serta bagaimana
hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan variabel-variabel rangkaian.
Sampailah kita kepada bagaimana hukum-hukum dasar rangkaian itu menguasai
gabungan dan interkoneksi beberapa unsur rangkaian. Ada dua hukum dasar, yang
satu menguraikan bagaimana hubungacn arus bila beberapa unsur rangkaian
bertemu disuatu titik dan yang kedua mengenai bagaimana tegangan- tegangan
bergabung bila unsur-unsur itu disambungkan berturut-turut. Selanjutna akan
diselidiki hubungan-hubungan seri dan partikel untuk resistansi,induktansi,dan
kapasitansi (1981,mismail).
Hukum- hukum dasar rangkaian secara manual mengikuti sifat-sifat
besaran-besaran listrik yang telah diketahui. Hukum-hukum itu secara langsung
menuntun kita menuju cara-cara yang sistematis dalam pembahasan masalah
rangkaian listrik. Hukum-hukum tersebut dikenal sebagai hukum kirchoff.

Pada peralatan listrik , kita dapat menentukan rangkaian listrik yang


bercabang-cabang untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada
setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik .
Hukum I krchoff
Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan
bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah titik atau sistem tertutup
adalah tetap. Secara sederhana hukum kirchoff I menyatakan bahwa : jumlah
arus yang masuk pada sebuah titik cabang sama dengan arus yang keluar dari titik
cabang tersebut.
Kebenaran hukum kirchoff I dapat dibuktian melalui konsep hukum
kekekalan muatan kuat arus adalah muatan yang mengalir persatuan waktu yang
masuk titik cabang tersebut seandainya jumlah muatan persatuan waktu yang
masuk titik cabang lebih besar dari julah muatan persatuan waktu yang keluar,
berarti titik cabang yang akan kelebihan muatan positif. Pada kenyataanya selalu
sistem dalam keadaan normal. Jadi pengandaian diatas tidak benar. Ini
menunjukan bahwa muatan persatuan waktu yang masuk dan yang keluar dari
titik cabang adalah sama.
Pembatasan muatan untuk arus ini adalah tidak adanya muatan yang
tertimbun pada simpul. Pengecualian penting untuk hukum ini timbul jika simpul
tersebut berupa tengah-tengah kapasitor , itu akan membatalkan hukum tersebut.
Dalam teknik frekuensi tinggi adanya kapasitansi ini mungkin tidak terlalu jelas.
Tetapi biasanya suatu simpul tidak lebih besar dari panjang gelombang
frekuensinya. Sehingga hukum ini tetap berlaku. Hal ini juga merupakan salah
satu ciri analisa rangkaian yang sangat jelas berbeda dengan medan.
Hukum kirchoff II
Disadari hukum kirchof II adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan
pada sebuah rangkaian tertutup. Pemakaian hukum kirchoff II pada rangkaian
tertutup. Yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan

menggunakan kombinasi seri dan pararel umumnya ini terjadi jika dua atau lebih
ggl dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga
penyederhanaan. Rangkaian seperti ini memerlukan teknis khusus untuk dapat
menjelaskan atau mengoprasikan

rangkaian tersebut yang berbunyi Jumlah

algebrais dari semua tegangan aktif ( sumber tegangan) dari dalam suatu
rangkaian tertutup sama besarnya dengan jumlah algebrais dari semua hasil
perkalian antara kuat arus dan tegangan yang terdapat pada cabang rangkaian itu.
Hukum kedua ini merupakan akibat dari prinsip kekekalan tenaga yang
setara dengan kesetimbangan tenaga karena tenaga yang diberikan sama dengan
yang diserap oleh rangkaian itu.
Secara umum penyelesaian persamaan rangkaian meliputi penentuan arus
dan tegangan dalam unsur-unsur rangkaian tertentu juga arus atau tegangan
dalam unsur-unsur rangkaian yang lain diketahui penentuan variabel-variabel
arus dan tegangan itu sembarang, meskipun biasanya dipakai

aturan-aturan

tertentu untuk mengurangi kemngkinan terjadinya kesalahan. Jadi variabelvariabel arus dan tegangan pada resistensi R , Induktensi L, dan kapasitansi C
harus sesuai yang telah diberikan , sedangkan untuk sumber juga sesuai yang
diberikan.
Jika beberapa elemen listrik dihubungkan kemudian dialiri listrik, maka
suatu hukum yang membahas hal tersebut dikenal sebagai hukum ohm, meliputi
Hukum kirchoff arus dan Hukum kirchoff tegangan.
Hukum kirchoff arus hal ini menjelaskan mengenai kuat arus yang
mengalir dalam rangkaian, bunyi hukum kirchoff I jumlah kuat arus yang masuk
suatu cabang sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang
tersebut.
Hukum kirchoff tegangan hukum ini membahas mengenai beda tegangan,
bunyi hukum kirchoff tegangan Beda tegangan listrik antara dua buah titik
suatu rangkaian sama untuk setiap
tersebut.

jalur yang menghubungkan kedua titik

Resistor adalah tahanan atau hambatan komponen elektronik dua kutub


untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan berdasarkan hukum
ohm.
PCB ( Printed Circuit Bodard) adalah suatu papan rangkaian tercetak
yang terbuat dari bahan ebonite atau fiber glas yang satu atau dua permukaannya
dilapisi dengan tembaga. Fungsinya adalah sebagai penghantar atau sebagai
penghubung antara satu komponen dengan komponen lainnya atau dengan kata
lain sebagai pengganti sistem dari rangkaian
Aplikasi hukum kirchoff dalam kehidupan sehari-hari dalah pengunaan
bel rumah, menggunakan susunan seri dan pada warnet-warnet susunan LAN
kadang menggunakan susunan pararel dan seri.
Hukum kirchoff I merupakan
menyatakan bahwa

hukum kekekalan muatan listrik yang

jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup

adalah tetap. Kuat arus adalah

jumlah muatan persatuan waktu yang masuk

titik cabang sama besar dengan jumlah muatan

persatuan waktu yang keluar.

Huku kirchoff II merupakan hukum kekekalan energi yang diterapkan


pada sebuah

rangkaian tertutup. Pemakaian hukum ini umumnya digunakan

apabila terjadi dua

atau lebih GGL didalam rangkaian yang dihubungkan

dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian ini memerlukan teknik


khusus untuk mengoprasikan rangkaian tersebut
Pengukuran besaran-besaran dalam hukum kirchoff untuk menentukan
besaran-besaran yang tidak diketahui tersebut yaitu melalui persamaanpersamaan bebas. Banyaknya persamaan bebas menurut hukum kirchoff untuk
arus sama dengan banyaknya simpul dalam rangkaian dikurang satu. Banyaknya
persamaan bebas menurut hukum kirchoff untuk tegangan sama dengan
banyaknya rangkaian tertutup bebas.
Hukum kirchoff arus hal ini menjelaskan mengenai kuat arus yang mengalir
dalam rangkaian, bunyi hukum kirchoff I jumlah kuat arus yang masuk suatu
cabang sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang tersebut.

Hukum kirchoff tegangan hukum ini membahas mengenai beda tegangan,


bunyi hukum kirchoff tegangan Beda tegangan listrik antara dua buah titik
suatu rangkaian sama untuk setiap

jalur yang menghubungkan kedua titik

tersebut.

BAB III
METODOLGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar II tentang Hukum Kirchoff dilakukan hari senin, tanggal
2 April 2012 pukul 10.00 12.00 WITA, Bertempat di Laboratorium Fisika
DasarnFakultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
1.Papan Rangkaian (PCB)
2.Multimeter
3.Voltmeter
4.Amperemeter
5.Power Supply
6.Kabel Penghubung
3.3 Prosedur Percobaan
1. Dibuat rangakaian seperti gambar 3a, nilai tegangan dan resistor ditentukan oleh
dosen pembimbing
2. Dihubungkan dengan power supply DC
3. Dicatat kuat arus dan amperemeternya
4. Diulangi percobaan 1-3 untuk rangkaian yang berbeda

I1

I2
I3

R1

R2
R3
+ E

Gambar 3a

I2
I1

E1

I4
R1

I3

+
R4

R3

Gambar 3b

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Data Pengamatan

4.1.1

Rangkaian I

E
2

I1
1

2
4 10

A
2

8 10

A
3

1 10

4.1.2

4
6

1V

V
t2

4V

1,2V 0,8V 1,2V

I1

I2

I3

I4

V1

V3

V4

0,045

0,66A

0,09A

0,05A

2,8V

4V

10V

2,6V

A
0,055

0,145

0,145A 0,095

5,4V

3V

8V

5,4V

A
0,125

A
0,22A

A
0,1A

7,6V

0,4V

11V

7,8V

4.2

0,4V 0,2V 0,6V

A
2
6 10

0,21A

Analisis Data
Diketahui:
Rangkaian I
Rtot

V3

2,5V 0,8V 0,4V 0,8V

102

V2

A
4 10

102

V1

Rangkaian II

V
t1
2

10

A
3

102

2
2 10

A
2

102

I3

1
10

A
4

I2

= Jingga, Jingga, Hitam, Emas: (33 5%)

R1 = Coklat, Hijau, hitam, Emas : (15 5%)

V2

R2 = Merah, Merah, Hitam, Emas : (22 5%)


R3 = Kuning, Ungu, Hitam, Emas : (47 5%)
Rangkaian II
R1 = Jingga, Abu-abu, Hitam, Emas: (38 5%)
R2 = Merah, Ungu, Coklat, Emas : (270 5%)
R3 = Kuning, Ungu, Hitam, Emas : (47 5%)
R4 = Merah, Ungu, Hitam, Emas : (27 5%)

4.2.1.1 Perhitungan Tanpa KTp


4.2.1.1 Rangkaian I
(

E=2 )

I total =

V
R

1
33

0,33 A

I1 =

V1
R1

0,4
13

0,026 A

I2 =

V2
R2

0,2
22
0,009 A

I3 =

V3
R3

0,6
47

0,012 A

E=4 )

I total =

V
R

2,5
33

0,075 A

I1 =

V1
R1

0,8
15

0,053 A

I2 =

V2
R2

0,4
22

0,018 A

I3 =

V3
R3

0,8
47

0,017 A

E=6 )

I total =

V
R

4
33

0,121 A

I1 =

V1
R1

1,2
15

0,08 A

I2 =

V2
R2

0,8
22

0,036 A

I3 =

V3
R3

1,2
47

0,025 A

4.2.1.2

Rangkaian II

E=2 )

I1 =

V1
R1

2,8
38

0,075 A

I2 =

V2
R2

4
240

0,016 A

V3
R3

I3 =

10
47

0,212 A

I 4=

V4
R4

2,6
27

0,096 A

E=4 )

I1 =

V1
R1

5,4
38

0,142 A

I2 =

V2
R2

3
240

0,0125 A

V3
R3

I3 =

8
47

0,170 A

I 4=

V4
R4

5,4
27

0,2 A

E=6 )

I1 =

V1
R1

7,6
38

0,2 A

I2 =

V2
R2

0,4
270

0,0014 A

I3 =

V3
R3

11
47

0,23 A

I 4=

V4
R4

7,8
27

0,28 A

4.2.2

Perhitungan Dengan Ktp

Diketahui :
1
1
v= nst voltmeter = 0,5=0,25 v
2
2
1
1
v= nst o h mmeter= 0,1=0,05
2
3
4.2.2.1 Resistor I
I
R 2
2
R
i
v 2+
R

I total=

1
0,05 2
2
( 33 )
1
0,25 2 +
33

{ 5,73 10 +2,10 10
5

1
9 2

5,73 105
7,56 103 A
I
2
R
2
R
I
v 2+
R

I 1=
1
0,05 2
2
( 15 )
1
0,25 2 +
15

{ 2,78 104 +4,93 108 } 2


2,78 104
1,6 7 102 A

I
R 2
2
R
I
v 2+
R

I 2=
1
0,05 2
2
( 22 )
1
0,25 2 +
22

1
4
8 2
{ 1,29 10 +1,067 10 }

1,29 104
1,135 102 A
I
R 2
2
R
I
v 2+
R

I 3 =
1
0,05 2
2
( 47 )
1
0,25 2 +
47

{ 2,83 105 +5,12 1010 } 2


2,83 105
5,31 103 A

4.2.2.2 Resistor 2
I
2
R
2
R
I
v 2+
R

I 1=
1
0,05 2
2
( 38 )
1
0,25 2 +
38

{ 4,32 10 +1,198 10
5

4,32 105
6,5 72 103 A

1
9 2

I
R 2
2
R
I
v 2+
R

I 2=
1
0,05 2
2
( 270 )
1
0,25 2 +
270

1
7
13 2
{ 8,57 10 + 4,7 10 }

8,57 107
9,25 104 A
I
R 2
2
R
I
v 2+
R

I 3 =
1
0,05 2
2
( 47 )
1
0,25 2 +
47

{ 2,83 105 +5,12 1010 } 2


2,83 105
5,31 103 A
I
2
R
2
R
I
v 2+
R

I 4 =
1
0,05 2
2
( 27 )
1
0,25 2+
27

{ 8,57 10 + 4,7 10
5

1
9 2

8,57 105
9, 25 103 A

4.2.3 KTP Mutlak


4.2.3.1 Rangkaian I
(

E=2 )
I I =0,03 7,56 103 A

I 1 I 1=0,026 1,67 102 A


I 2 I 2 =0,009 1,135 102 A
3

I 3 I 3 =0,012 5,31 10 A
(

E=4 )
I I =0,075 7,56 103 A
I 1 I 1=0,052 1,67 102 A
I 2 I 2 =0,018 1,135 102 A
I 3 I 3 =0,017 5,31 103 A

E=6 )
I I =0,121 7,56 103 A
2

I 1 I 1=0,08 1,67 10

I 2 I 2 =0,036 1,135 102 A


I 3 I 3 =0,025 5,31 103 A

4.2.3.2 Rangkaian II
(

E=2 )
3

I 1 I 1=0,073 6,572 10 A

I 2 I 2 =0,016 9,25 104 A


I 3 I 3 =0,212 5,31 103 A
3

I 4 I 4 =0,096 9,25 10 A
(

E=4 )
I 1 I 1=0,2 6,572 103 A
I 2 I 2 =0,0014 9,25 104 A
3

I 3 I 3 =0,23 5,31 10 A
I 4 I 4 =0,28 9,25 103 A

4.2.4 KTP Relatif


Rangkaian I
(

E=2 )

I
7,56 103
100 =
100 =25,2
I
0,03
I1
1,67 102
100 =
100 =64,23
I1
0,026
I2
1,135 102
100 =
100 =12,61
I2
0,009
I3
5,31 103
100 =
100 =44,25
I3
0,012

E=4 )
I
7,56 103
100 =
100 =10,08
I
0,075
I1
1,67 102
100 =
100 =32,11
I1
0,052
I2
1,135 102
100 =
100 =63,05
I2
0,018
I3
5,31 103
100 =
100 =31,23
I3
0,017

E=6 )
I
7,56 103
100 =
100 =6,24
I
0,121
I1
1,67 102
100 =
100 =20,87
I1
0,08
I2
1,135 102
100 =
100 =31,52
I2
0,036
I3
5,31 103
100 =
100 =21,24
I3
0,025

Rangkaian II
(

E=2 )
I1
6,572 103
100 =
100 =9
I1
0,073

I2
9,25 104
100 =
100 =5,78
I2
0,016
I3
5,31 103
100 =
100 =2,5
I3
0,121
I4
9,25 103
100 =
100 =9,63
I4
0,096
(

E=4 )
I1
6,572 103
100 =
100 =462
I1
0,142
I2
9,25 104
100 =
100 =7,4
I2
0,0125
I3
5,31 103
100 =
100 =3,1
I3
0,170
I4
9,25 103
100 =
100 =4,62
I4
0,2

E=6 )
I1
6,572 103
100 =
100 =3,28
I1
0,2
I2
9,25 104
100 =
100 =66,07
I2
0,0014
I3
5,31 103
100 =
100 =2,3
I3
0,23

I4
9,25 103
100 =
100 =3,3
I4
0,28

4.2.5 Implementasi Hukum kirchoff


4.2.5.1 Rangkaian I
(

E=2 )

I =I 1 + I 2+ I 3
0,03=0,026+0,009+0,012

0,03 A <0,047 A
(

E=4 )

I =I 1 + I 2+ I 3
0,075=0,052+ 0,018+0,017

0,075 A <0,087 A
(

E=6 )

I =I 1 + I 2+ I 3
0,121=0,08+ 0,036+0,025

0,121 A <0,141

4.2.5.2 Rangkaian II
Loop I

E1I 1 R1
20,073 38=0,774
40,142 38=1,396

60,2 38=1,6
Loop 2
E1 + E2I 2 R2I 3 R3
2+20,016 2700,212 47=10,28
4 +40,0125 270, 217 47=3,365

6+60,0014 2700,23 47=0,812


Loop 3
E2I 4 R 4
20,096 27=0,392
40,2 27=1,4

60,28 27=1,56

4.3 Pembahasan
Jika beberapa elemen listrik dihubungkan kemudian dialiri listrik, maka
suatu hukum yang membahas hal tersebut dikenal sebagai hukum ohm, meliputi
Hukum kirchoff arus dan Hukum kirchoff tegangan.
Hukum kirchoff arus hal ini menjelaskan mengenai kuat arus yang
mengalir dalam rangkaian, bunyi hukum kirchoff I jumlah kuat arus yang masuk

suatu cabang sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang
tersebut.
Hukum kirchoff tegangan hukum ini membahas mengenai beda tegangan,
bunyi hukum kirchoff tegangan Beda tegangan listrik antara dua buah titik
suatu rangkaian sama untuk setiap jalur yang menghubungkan kedua titik
tersebut.
Resistor adalah tahanan atau hambatan komponen elektronik dua kutub
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan berdasarkan hukum
ohm.
PCB ( Printed Circuit Bodard) adalah suatu papan rangkaian tercetak
yang terbuat dari bahan ebonite atau fiber glas yang satu atau dua permukaannya
dilapisi dengan tembaga. Fungsinya adalah sebagai penghantar atau sebagai
penghubung antara satu komponen dengan komponen lainnya atau dengan kata
lain sebagai pengganti sistem dari pe rangkaian
Aplikasi hukum kirchoff dalam kehidupan sehari-hari dalah pengunaan
bel rumah, menggunakan susunan seri dan pada warnet-warnet susunan LAN
kadang menggunakan susunan pararel dan seri.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hukum kirchoff
menyatakan bahwa

I merupakan

hukum kekekalan muatan listrik yang

jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem

tertutup adalah tetap. Kuat arus adalah

jumlah

muatan

persatuan

waktu yang masuk titik cabang sama besar dengan jumlah muatan
persatuan waktu yang keluar.
2. Hukum kirchoff II merupakan hukum kekekalan energi yang diterapkan
pada sebuah

rangkaian

tertutup. Pemakaian hukum ini umumnya

digunakan apabila terjadi dua


rangkaian

yang dihubungkan

atau

lebih

GGL

didalam

dengan cara rumit sehingga

penyederhanaan rangkaian ini

memerlukan teknik khusus untuk

mengoprasikan rangkaian
tersebut
3. Pengukuran besaran-besaran dalam hukum kirchoff untuk menentukan
besaran-besaran

yang

tidak

diketahui

persamaan-persamaan bebas. Banyaknya

tersebut

persamaan

yaitu
bebas

melalui
menurut

hukum kirchoff untuk arus sama dengan banyaknya simpul dalam


rangkaian dikurang satu. Banyaknya persamaan bebas menurut hukum
kirchoff untuk tegangan sama dengan

banyaknya rangkaian tertutup

bebas.
5.2

Saran
Sebaiknya pada percobaan hukum kirchoff ini tidak hanya menggunakan

tegangan 2v, 4v dan 6v, tetapi digunakan juga tegangan yang lebih tinggi lagi,
seperti 8v atau 10v agar

praktikan dapat lebih memahami tentang

percobaaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1997. Fisika Teknik. Reneka Cipta : Malang.


Daryanto. 2006. Pengetahuan Dasar Listrik. Sinar Grafika : Jakarta.
Sodoro. 2001. Fisika Dasar. Andi Offset : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai