Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR FISIKA DASAR LANJUTAN

HUKUM OHM

Oleh
Helmi Fauziah (171810201020)
Alfi Da’ul Ulla (171810201022)
Galuh Shavira Anggraeni (171810201026)
Efandher Crismon Silaban (171810201025)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hukum Ohm menjelaskan hubungan antara tegangan listrik dengan kuat arus
listrik. Hukum Ohm merupakan suatu pernyatanan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Benda penghantar dikatakan mematuhi hukum ohm apabla nilai
resistensinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanyan (Giancoli,2006).
Praktikum hukum ohm akan dilakukan dua percobaan, yang pertama yaitu
mengukur tegangan. Percobaan yang kedua yaitu mengukur arus. Objek yang diamati
yaitu dengan menggunakan resistor dan dioda. Percobaan ini dilakukan hingga lima kali
percobaan untuk setiap pengukuran V dan I daro dioda dan resistor.
Hukum Ohm dalam kehidupan sehari hari sering kita jumpai seperti pada
penggunaan alat elektronik seperti lampu, televisi, dan kulkas. Hukum ohm
memberikan informasi mengenai kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Alat listrik
diberi tegangan listrik yang lebih kecil dari seharusnya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yaitu:
1. Bagaimana perbandingan nilai resistansi antara hasil percobaan dengan teori?
2. Bagaimana pengaruh tegangan input terhadap besar arus pada masing masing
percobaan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pratikum Hukum Ohm adalah:
1. Mengetahuiperbandingan nilai resistansi antara hasil percobaan dengan teori
2. Mengetahui pengaruh tegangan input terhadap besar arus pada masing masing
percobaan

1.4 Manfaat
Hukum Ohm dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Penerapannya
dijumpai pada penggunaan alat listrik yang ada dirumah, misalnya lampu, televisi, dan
kulkas. Benda benda tersebut diberi tegangan yang lebih kecil dari seharusnya, arus
akan mengecil sehingga alat tersebut tidak bekerja secara normal.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tahun 1827, George Simon Ohm menemukan suatu hukum yang dinamakan
dengan hukum ohm. Konsep pertama yang ditemukan yaitu hambatan listrik. Ohm pada
awalnya menyelidiki arus listrik seperti yang dilakukan volta untuk mengetahui sifat
sifat arus listrik. Ohm menggunakan bermacam macam kawat yang tebal dan
panjangnya berlainan untuk mengatur arus arus listrik (Giancoli,2001).
Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantan selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Hukum ohm menyatakan bahwa 1 ohm didefinisikan sebagai
hambatan yang digunakan suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere
dengan beda potensial dan kuat arus. Sumber tegangan semakin besar, maka semakin
besar arus yang dihasilkan. Besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh
panjang penampang, luas penampang, dan arus bahan (Purwandari,2010).
Hukum ohm secara matematis dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:
V=I.R (2.1)
Dimana : I = Arus listrik (Ampere)
V = Tegangan listrik (volt)
R = Nilai hambatan listrik (Ohm)
Besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya dan berbanding
terbalik dengan hambatannya. Satuan unit yang dipakai dalam hukum ohm yaitu volt,
ampere, dan ohm, apabila menggunakan unit lainnya maka kita perlu mengkonversikan
ke unit volt, ampere dan ohm terlebih dahulu (Tipler,1987).
Rangkaian percobaan hukum ohm dapat diperoleh hasil seperti berikut :

Gambar 2.1 Rangkaian Dasar Hukum Ohm


(Sumber: Soedarjo,1999)

Rangkaian dasar praktikum hukum ohm memerlukan sebuah DC generator, voltmeter,


amperemeter, dan sebuah potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan
(Soedojo,1999).
Persamaan hukum Ohm dapat dimanfaatkan sebagai rangkaian yang dapat
mendeteksi perubahan resistansi dari resistor atau LD. Aplikasinya dapat menggunakan
teori hukum ohm dalam rangkaian elektronika untuk memperkecil arus listrik. Contoh
penerapan hukum ohm yang sering dijumpai adalah redupnya lampu pijar ketika
mengalami penurunan tegsngan (Halliday,1987).
BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pratikum hukum ohm yaitu:
1. Resistor sebagai penghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir.
2. Dioda sebagai penghantar arus pada satu arah.
3. Kabel atau konektor sebagai media transmisi untuk menyampaikan arus.
4. Voltmeter sebagai mengukur tegangan listrik.
5. Amperemeter sebagai pengukur arus llistrik.
6. Catu daya AC sebagai alat yang mampu memberikan sebuah suplai arus listrik.
7. Project Board, berfungsi sebagai tempat merangkai komponen agar menjadi
rangkaian.

3.2 Desain Percobaan


Desain percobaan dalam pratikum penentuan hukum ohm yaitu:

Gambar 3.1 Percobaan dengan Menggunakan Dioda


(Sumber: Tim Penyusun, 2018)

Gambar 3.1 Percobaan dengan Menggunakan Resistor


(Sumber: Tim Penyusun, 2018)
3.3 Langkah Kerja
Langkah kerja dalam pratikum hukum ohm yaitu:
1. Dioda diambil, kemudiandibuat rangkaian sederhana, didapatkan lima pasang data
V dan I dari pembacaan alat ukur, saat catu daya dihubungkan dengan dioda.
Pembacaan tegangan harus berada pada interval 0 sampai dengan 0,8V, kemudian
dicatat V dan I.
2. Penghubung rangkaian kecatu daya dimatikan. Dioda diambil dari rangkaian dan
diganti dengan resistor. Catu daya dihubungkan dengan rangkaian, dapatkan lima
pasang data V dan I dari pembacaan alat ukur. Pembacaan tegangan upayakan
berada pada interval 1 sampai 8V. Data V dan I dicatat pada tabel.
3. Pengukuran V dan I dari dioda dan resistor , dilakukan pengulangan maksimal
lima kali.
4. Multimeter diambil, ukur resistansi dari resistor lalu dicatat dan gunakan sebagai
data refrensi nilai resistansi resistor.

3.4 Analisis Data


Analisis data dalam pratikum hukum ohm yaitu:
3.4.1 Tabel
Tabel 3.1 Resistansi dari resistor
No V I R

Tabel 3.1 Resistansi dari dioda


No V I R

3.4.2 Perhitungan

V = I .R (3.1)
𝑉
𝑅=𝐼 (3.2)

Slope : SLOPE (y1 - yn ; x1 - xn ;; TRUE)


Intercept : INTERCEPT (y1 - yn ; x1 - xn ;; TRUE)
Rsq : RSQ (y1 - yn ; x1 - xn )
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari pratikum hukum ohm yaitu:
4.1.1 Tabel
Tabel 4.1 Hasil Resistansi dari Resistor
No V(v) I(A) R
1 0,3 0,001 300
2 0,4 0,00105 381
3 0,45 0,00125 360
4 0,75 0,00175 429
5 0,8 0,00225 356
Table 4.2 Hasil Resistansi dari Dioda
No V(v) I(A) R
1 0,675 0,00105 643
2 0,5 0,00015 3333
3 0,55 0,00045 1222
4 0,6 0,0008 750
5 0,625 0,000875 714

4.1.2 Grafik

Grafik V dan I pada Dioda


0.0012
0.001 y = 0.0053x - 0.0025
R² = 0.975
0.0008
Arus

0.0006
Resistansi
0.0004
Linear (Resistansi)
0.0002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
Tegangan

Grafik 4.1 Grafik V dan I pada Dioda


Grafik V dan I Pada Resistor
0.0025
y = 0.0023x + 0.0002
0.002 R² = 0.9202
0.0015
Arus

0.001 Resistansi
Linear (Resistansi)
0.0005

0
0 0.5 1
Tegangan

Grafik 4.1 Grafik V dan I pada Resistor

Grafik V dan I pada Dioda


0.0012
0.001 y = 0.0053x - 0.0025
R² = 0.975
0.0008
Arus

0.0006
Resistansi
0.0004
Linear (Resistansi)
0.0002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
Tegangan

Grafik 4.3 Grafik V dan I pada Dioda

Grafik V dan I Pada Resistor


0.0025
0.002 y = 0.0023x + 0.0002
R² = 0.9202
0.0015
Arus

0.001 Resistansi
0.0005 Linear (Resistansi)

0
0 0.5 1
Tegangan

Grafik 4.4 Grafik V dan I pada Resistor


4.2 Pembahasan
Hasil dari praktikum hukum ohm ini adalah yang pertama cara kita untuk
mempelajari hukum ohm pada rangkaian listrik yaitu mempelajari terlebih dahulu
pengertian hukum ohm. Hukum ohm yaitu besar arus yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.
Bahan dengan harga konduktivitas yang besar akan mengalirkan arus yang besar pula
untuk suatu harga kuat medan listrik pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial
antara kedua ujung ujung konduktor. Rangkaian listrik sendiri memiliki dua jenis
rangkaian, yang pertama yaitu rangkaian seri dan yang kedua yaitu paralel. Alat yang
digunakan yaitu berupa amperemeter dan voltmeter.
Komponen yang bersifat ohmik yaitu yang memiliki sifat kelistrikan suatu benda
yang mengikuti hukum ohm. Tegangan berbanding lurus dengan kuat arus listrik.
Komponen yang tidak bersifat ohmik yaitu tidak mengikuti hukum ohm yaitu
tegangannya tidak berbanding lurus dengan arus listrik. Percobaan yang dilakukan
menunjukkan bahwa komponen bersifat ohmik, karena tegangan dan kuat arus
berbanding lurus.
Grafik pada percobaan terlihat bahwa garis tidak berbentuk lurus. Sebenarnya
tegangan dan arus berbanding lurus, akan tetapi saat catu daya nilainya diganti maka
nilai arus juga berubah. Hal ini dikarenakan nilai catu daya tidak diubah maka nilai
arusnya tidak jalan sehingga catu dayanya harus diubah terlebih dahulu.
Prinsip hukum ohm yaitu perbandingan antara tegangan dengan kuat arus yang
disebut hambatan listrik meskipun bilangan konstan. Hasil perhitungan hambatan listrik
hasil perhitungan hambatan listrik yang didapat nilainya mendekati konstan atau
mendekati sama. Halini terjadi kemungkinan karena adanya hambatan alat yang
terdapat dalam alat tersebut, sehingga hasil yang diperoleh pada pengukuran maupun
perhitungan nilainya mendekati sama.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum hukum ohm yaitu:
1. Resistansi dari resistor maupun dioda tidak konstan meskipun telah bertambahnya
nilai tegangan, sehingga hasil praktikum tidak sesuai dengan teori.
2. Tegangan yang diberikan semakin besar maka nilai arus listriknya semakin besar
pula.

5.2 Saran
Praktikan diharapkan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan
dipraktikumkan. Pratikan selanjutnya yaitu untuk lebih teliti saat menentukan besar
pada voltmeter maupun amperemeter. Praktikan disarankan agar berhati hati dalam
melakukan percobaan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Giancolli.2001. Fisika Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.


Giancolli.2006. Hukum Ohm. Jakarta: Erlangga.
Halliday. 1987. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Purwandari. 2010. Fisika Universitas. Jakarta: Yudhistira
Soedojo. 1999. Rangkaian Dasar Hukum Ohm. Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun. 2018. Modul Fisika Dasar Lanjutan. Jember : Universitas Jember.
Tipler. Q987. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai