HUKUM OHM
Dalam sebuah rangkaian listrik biasanya terdapat istilah yang dikenal dengan arus listrik,
tegangan dan hambatan.. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran inilah yang disebut dengan arus.
Sedangkan tegangan adalah beda potensial yang ada di antara titik rangkaian listrik tersebut.
Untuk menemukan hubungan di antara istilah-istilah yang ada dalam sebuah rangkaian listrik
diperlukan sebuah praktikum yang berjudul Hukum Ohm. Tujuan dari dilakukannya percobaan
ini adalah sebagai pembuktian hukum ohm pada rangkaian seri dan paralel. Pada percobaan ini
dilakukan dengan cara merangkai resistor, hambatan geser, dan baterai secara seri dan paralel.
Sehingga didapatkan hasil bahwa pada rangkaian seri, semakin besar hambatan maka semakin
besar pula tegangan yang ada pada rangkaian tersebut. Sedangkan pada rangkaian paralel,
didapatkan hasil bahwa semakin besar hambatan maka kuat arus akan semakin kecil. Dalam
melakukan praktikum hukum ohm disarankan agar praktikan teliti dalam pengambilan data. Dan
praktikan sebaiknya paham dengan materi ohm sebelum dilakukan percobaan.
Dengan melakukan praktikum yang berjudul Hukum Ohm ini kita dapat mengetahui dan
mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian dan dapat digunakan
untuk mengetahui sebuah hambatan listrik tanpa harus menggunakan alat yang dinamakan
ohmmeter. Selain itu materi tentang hukum ohm ini sangat berguna khususnya yang mendalami
kelistrikan. Untuk itu kita harus mempelajari lebih dalam tentang Hukum Ohm dengan cara
mempraktekkannya dalam percobaan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil perbandingan nilai hambatan dengn cara pembacaan gelang wrna
pada resistor dan cara pengukuran secara langsung menggunakan multimeter?
2. Bagimana cara membuktikan hukum ohm pada rangkaian listrik seri dan parallel?
3. Bagaimana nilai hambatan setiap resistor total pada rangkaian listrik seri dan
parallel?
C. Tujuan
1. Mengetahui hasil perbandingan nilai hambatan dengn cara pembacaan gelang
wrna pada resistor dan cara pengukuran secara langsung menggunakan
multimeter?
2. Mengetahui cara membuktikan hukum ohm pada rangkaian listrik seri dan
parallel?
3. Mengetahui nilai hambatan setiap resistor total pada rangkaian listrik seri dan
parallel?
2
BAB II
DASAR TEORI
Arus listrik didefinisikan sebagai aliran partikel-partikel bermuatan listrik positif yang
mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. didalam penghantar kawat,
sesungguhnya elektronlah yang bergerak dari titik berpotensi rendah ke titik berpotensi tinggi.
Jadi,arah arus listrik berlawanan dengan arah arus listrik. Besaran fisika yang menyalakan
kuantitas arus listrik adalah kuat arus listrik (simbol I). Berdasarkan kemampuan penghantar arus
listrik, bahan dibagi 4 kelompok:
Ada dua jenis muatan listrik, yaitu muatan negatif dan muatan positif. Muatan negatif
adalah muatan yang sejenis dengan muatan ebonit yang digosok dengan kain wol,sedangkan
muatan positif adalah muatan yang sejenis dengan muatan kaca yang digosok dengan sutra. Pada
pengukuran kuat araus ampermeter dirangkai seri secara garis besar ada dua macam alat untuk
mengekur kuat arus yaitu ampermeter analog dan ampermeter digital (Istiyono,2004).
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkainan dibutuhkan beda potensial V yang diberikan
ke ujung-ujung :
I~V
Sebagai contoh, jika kita menghubungkan kawat kebaterai 6V, aliran arus akan dua kali lipat
dibandingkan jika dihubungkan kebaterai 3V.
Besarnya aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan maka makin
kecil arus untuk suatu tegangan V. Sehingga dapat dirumuskan:
V
I= …..(1)
R
Dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda potensial yang melintasi alat
tersebut,dan I adalah arus yang mengalir pada alat tersebut.Hubungan sering dikenal sebagai
hukum ohm dan dituliskan sebagai berikut:
3
V =I . R …..(2)
(Giancoli, 2001)
Besaran R disebut hambatan atau resistansi. Satuan resisistansi ialah V A−1dan disebut
ohm, dan seringkali dinyatakan dengan huruf Yunani Omega, yaitu Ω. Harga hambatan yang
sering digunakan ialah 1 kilo ohm = 1 kΩ = 1 K = 1000 Ω dan 1 mega ohm = 1 MΩ = 1 m = 1
Mega =106 Ω. Dalam rangkaian listrik banyak digunakan resistor, yaitu suatu komponen yang
dibuat agar mempunyai harga resistensi tertentu.. Sebuah nilai resistansi yang ada pada resistor
ditentukan oleh kode-kode warna yang terdapat pada badan resistor tersebut. Jumlah gelang
warna yang ada pada badan resistor pada umumnya yang beredar dipasaran adalah berjumlah
empat warna dan lima warna, namun pada jenis resistor tertentu terdapat 6 warna. Untuk
mengetahui nilai dari resistor tersebut kita dapat mengidentifikasi berdasarkan tabel dibawah
Sumber: http://desynovitasarimyjurnal.blogspot.com
4
BAB III
METODE PERCOBAAN
Gambar 3 Resistor
1. Nilai Resistor
5
2. Rangkaian Sederhana
Multimeter
Baterai
Resistor
Gambar 6. Menentukan nilai tegangan dengan cara memasang multimeter secara parallel pada
rangkaian sederhana
3. Rangkaian Seri
6
Multimeter
Hambatan Baterai
Geser
Resistor
4. Rangkaian Paralel
7
C. Variabel Percobaan
1. Nilai Resistor:
Variabel Kontrol : batas ukur
Variabel Manipulasi : warna gelang resistor
Variabel Respon : nilai resistor
2. Rangkaian Sederhana
Variabel Kontrol : jenis rangkaian, nilai hambatan
Variabel Manipulasi : nilai tahanan geser
Variabel Respon : nilai kuat arus, besar tegangan
3. Rangkaian Seri
Variabel Kontrol : jenis rangkaian, nilai hambatan
Variabel Manipulasi : nilai tahanan geser
Variabel Respon : nilai kuat arus, besar tegangan, tegangan total
4. Rangkaian Paralel
Variabel Kontrol : jenis rangkaian, nilai hambatan
Variabel Manipulasi : nilai tahanan geser
Variabel Respon : besar tegangan, nilai kuat arus, kuat arus total
D. Langkah Percobaan
1. Nilai Resistor
Pembacaan gelang warna resistor
1) Melihat warna gelang yang ada pada resistor
2) Menetukan nilai resistor dengan membandingkan warna gelang
dengan kode warna yang ada
Pembacaan resistensi menggunakan multimeter
1) Menghubungkan resistor dengan multimeter
2) Membaca nilai hambatan yang muncul pada multimeter
2. Rangkaian Sederhana
1) Merangkai komponen seperti pada gambar 5 pada papan rangkaian dengan
menggunakan resistor yang terukur pada pecobaan sebelumnya
2) Mengukur tegangan listrik pada rangkaian menggunakan multimeter
3) Mengukur arus listrik pada rangkaian menggunakan multimeter
4) Melakukan tahap 1 sampai 3 dengan mengubah tahanan geser paling
sedikit 5 tahanan geser yang berbeda
3. Rangkaian Seri
1) Merangkai komponen seperti pada gambar 7 pada papan rangkaian
2) Mengukur tegangan listrik (V1, V2, V3) pada setiap resistor menggunakan
multimeter
8
3) Mengukur tegangan listrik total (Vt) pada rangkaian menggunakan
multimeter
4) Mengukur arus litrik (I) pada rangkaian menggunakan multimeter
5) Melakukan tahapan percobaan 1 sampai 3 dengan perlakuan paling sedikit
5 nilai tahanan geser yang berbeda
4. Rangkaian Paralel
1) Merangkai komponen seprti pada gambar 9 pada papan rangkaian dengan
menggunakan resistor yang terukur pada percobaan sebelumnya
2) Mengukur tegangan listrik (V) pada setiap resistor menggunakan
multimeter
3) Mengukur arus listrik (I1,I2, I3) pada rangkaian menggunakan multmeter
4) Mengukur arus total (It) pada rangkaian menggunakan multimeter
5) Melakukan tahapan percobaan 1 sampai 3 dengan perlakuan paling sedikit
5 nilai tahanan geser yang berbeda
9
BAB IV
No
Warna Gelang Nilai Multimeter
.
1. Coklat, hitam, coklat, emas 100 Ω ±5 % 100Ω
2. Merah, merah, coklat, emas 220 Ω ±5 % 220Ω
3. Jingga, jingga, coklat, emas 330 Ω ±5 % 300Ω
4. Kuning, kuning, coklat, emas 440 Ω ± 5 % 420Ω
Tabel 2. Hasil pengukuran resistor menggunakan multimeter
Gambar 11. Hubungan antara besar hambatan dan kuat arus listrik
Pada gambar 11 terlihat bahwa semakin besar hambatan pada sebuah rangkaian listrik,
maka nilai kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan semakin kecil. Dan pada
percobaan ini, kami menggunakan 5 kali manipulasi nilai hambatan pada tahanan geser yang
dipasang secara seri sesuai dengan langkah percobaan yang telah dibuat. Sehingga besar nilai
tegangan yang ada pada rangkaian tersebut memiliki besar yang sama atau konstan, yaitu 1,40V
± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,86%. Pada manipulasi pertama, nilai hambatan yang digunakan
10
sebesar 2Ω. Sehingga besar kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar
14,00mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,86%. Untuk manipulasi kedua, nilai hambatan yang
digunakan sebesar 4Ω. Sehingga besar kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut
sebesar 13,50mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,59%. Pada manipulasi ketiga, nilai hambatan
yang digunakan sebesar 6Ω. Sehingga besar kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
tersebut sebesar 13,50mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,59%. Dan pada manipulasi keempat,
nilai hambatan yang digunakan sebesar 8Ω. Sehingga besar kuat arus listrik yang mengalir pada
rangkaian tersebut sebesar 13,00mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,31%. Terakhir pada
malipulasi kelima, nilai hambatan yang digunakan sebesar 10Ω. Sehingga besar kuat arus listrik
yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 13,00mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,31%.
Pada perubahan manipulasi nilai hambatan diatas, dapat diketahui bahwa ada beberapa
kuat arus yang memiliki besar yang sama. Hal ini dikarenakan perubahan nilai hambatan yang
digunakan untuk memanipulasi data sangat kecil. Sehingga berpengaruh terhadap besar kuat arus
yang mengalir pada angkaian tersebut.
Percobaan rangkaian seri ini dilakukan untuk membuktikan hukum ohm. Sehingga diperoleh
besar tegangan yang ada pada rangkaian tersebut berdasarkan perhitungan dan pengukuran
menggunakan multimeter. Pada hasil pengukuran menggunakan multimeter didapatkan data
seperti gambar 12.
Berdasarkan gambar 12 didapatkan bahwa jika semakin besar hambatan pada tahanan
geser maka semakin kecil tegangan pada sebuah rangkaian listrik. Dan semakin besar hambatan
pada resistor semakin besar pula tegangan pada sebuah rangkaian listrik. Hal ini tidak sesuai
dengan teori dalam hukum ohm. Kemudian didapatkan nilai kuat arus yang sama yaitu 3,00mA ±
0,01 dengan taraf ketelitian 96,67%. Pada percobaan ini digunakan 3 nilai hambatan dan 4 nilai
11
tahanan geser yang berbeda, sehingga terdapat 3 jenis tegangan yang berbeda (V1,V2,V3). Untuk
hambatan pertama, digunakan resistor dengan warna gelang coklat, hitam, coklat, dan emas.
Berdasarkan pengukuran menggunakan multimeter,maka nilai hambatan yang digunakan sebesar
100Ω. Pada manipulasi tahanan geser pertama, nilai hambatan yang digunakan sebesar 10Ω.
Sehingga didapatkan tegangan sebesar 0,40V± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,9%. Pada
manipulasi tahanan geser kedua, nilai hambatan yang digunakan sebesar 20Ω. Sehingga
didapatkan tegangan sebesar 0,40V± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,9%. Pada manipulasi
tahanan geser ketiga, nilai hambatan yang digunakan sebesar 30Ω. Sehingga didapatkan tegangan
sebesar 0,40V± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,9%. Pada manipulasi tahanan geser keempat, nilai
hambatan yang digunakan sebesar 50Ω. Sehingga didapatkan tegangan sebesar 0,35V± 0,01
dengan taraf ketelitian 99,97%.
Untuk hambatan kedua, digunakan resistor dengan warna gelang merah, merah, coklat, dan
emas. Berdasarkan pengukuran menggunakan multimeter,maka nilai hambatan yang digunakan
sebesar 220Ω. Pada manipulasi tahanan geser pertama, nilai hambatan yang digunakan sebesar
10Ω. Sehingga didapatkan tegangan sebesar 0,90V± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,98%. Pada
manipulasi tahanan geser kedua, nilai hambatan yang digunakan sebesar 20Ω. Sehingga
didapatkan tegangan sebesar 0,850V± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,98%. Pada manipulasi
tahanan geser ketiga, nilai hambatan yang digunakan sebesar 30Ω. Sehingga didapatkan tegangan
sebesar 0,85V± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,98%. Pada manipulasi tahanan geser keempat,
nilai hambatan yang digunakan sebesar 40Ω. Sehingga didapatkan tegangan sebesar 0,80V± 0,01
dengan taraf ketelitian 99,98%.
Untuk hambatan ketiga, digunakan resistor dengan warna gelang jingga, jingga, merah,
coklat, dan emas. Berdasarkan pengukuran menggunakan multimeter, maka nilai hambatan yang
digunakan sebesar 300Ω. Pada manipulasi tahanan geser pertama, nilai hambatan yang digunakan
sebesar 10Ω. Sehingga didapatkan tegangan sebesar 1,35V± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,59%.
Pada manipulasi tahanan geser kedua, nilai hambatan yang digunakan sebesar 20Ω. Sehingga
didapatkan tegangan sebesar 1,35V± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,59%. Pada manipulasi
tahanan geser ketiga, nilai hambatan yang digunakan sebesar 30Ω. Sehingga didapatkan tegangan
sebesar 1,35V± 0,01 dengan taraf ketelitian 92,59%. Pada manipulasi tahanan geser keempat,
nilai hambatan yang digunakan sebesar 40Ω. Sehingga didapatkan tegangan sebesar 1,30V± 0,01
dengan taraf ketelitian 92,31%.
Sedangkan menurut hasil perhitungan, nilai tegangan pada hambatan 100Ω dan tahanan geser
10Ω adalah 0,33V. Pada hambatan 100Ω dan tahanan geser 20Ω adalah 0,36V. Pada hambatan
100Ω dan tahanan geser 30Ω adalah 0,39V. Pada hambatan 100Ω dan tahanan geser 40Ω adalah
0,42V. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut hasil perhitungan, semakin besar hambatan
maka semakin besar pula tegangan yang ada pada rangkaian tersebut.
12
Perbedaan besar tegangan berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu ketidaktelitian praktikan dalam pengambilan data, kurangnya pemahaman
mengenai cara pengukuran menggunakan multimeter, dll.
Percobaan rangkaian paralel ini juga dilakukan untuk membuktikan hukum ohm. Sehingga
diperoleh besar kuat arus yang ada pada rangkaian tersebut berdasarkan perhitungan dan
pengukuran menggunakan multimeter. Pada hasil pengukuran menggunakan multimeter
didapatkan data seperti gambar 13.
Gambar 13. Hubungan antara besar hambatan dan kuat arus listrik
Berdasarkan gambar 13 didapatkan bahwa jika semakin besar hambatan pada tahanan
geser maka semakin kecil kuat arus pada sebuah rangkaian listrik. Hal ini sesuai dengan teori
dalam hukum ohm. Kemudian didapatkan besar tegangan yang sama yaitu 0,90V ± 0,01 dengan
taraf ketelitian 99,98%. Pada percobaan ini digunakan 3 nilai hambatan dan 4 nilai tahanan geser
yang berbeda, sehingga terdapat 3 nilai kuat arus yang berbeda (I1,I2,I3). Untuk hambatan
pertama, digunakan resistor dengan warna gelang coklat, hitam, coklat, dan emas. Berdasarkan
pengukuran menggunakan multimeter,maka nilai hambatan yang digunakan sebesar 100Ω. Pada
manipulasi tahanan geser pertama, nilai hambatan yang digunakan sebesar 10Ω. Sehingga
didapatkan kuat arus sebesar 9,50mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 98,95%. Pada manipulasi
tahanan geser kedua, nilai hambatan yang digunakan sebesar 20Ω. Sehingga didapatkan kuat arus
sebesar 8,50mA± 0,01 dengan taraf ketelitian 98,82 %. Pada manipulasi tahanan geser ketiga,
nilai hambatan yang digunakan sebesar 30Ω. Sehingga didapatkan kuat arus sebesar 8,50mA ±
0,01 dengan taraf ketelitian 98,82%. Pada manipulasi tahanan geser keempat, nilai hambatan
yang digunakan sebesar 50Ω. Sehingga didapatkan kuat arus sebesar 7,50mA± 0,01 dengan taraf
ketelitian 98,67%.
13
Untuk hambatan kedua, digunakan resistor dengan warna gelang merah, merah, coklat, dan
emas. Berdasarkan pengukuran menggunakan multimeter,maka nilai hambatan yang digunakan
sebesar 220Ω. Pada manipulasi tahanan geser pertama, nilai hambatan yang digunakan sebesar
10Ω. Sehingga didapatkan kuat arus sebesar 4,50 ± 0,01 dengan taraf ketelitian 97,78%. Pada
manipulasi tahanan geser kedua, nilai hambatan yang digunakan sebesar 20Ω. Sehingga
didapatkan kuat arus sebesar 3,50mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 97,14%. Pada manipulasi
tahanan geser ketiga, nilai hambatan yang digunakan sebesar 30Ω. Sehingga didapatkan kuat arus
sebesar 2,50mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,99%. Pada manipulasi tahanan geser keempat,
nilai hambatan yang digunakan sebesar 40Ω. Sehingga didapatkan kut arus sebesar 2,50mA ±
0,01 dengan taraf ketelitian 99,99%.
Untuk hambatan ketiga, digunakan resistor dengan warna gelang jingga, jingga, merah,
coklat, dan emas. Berdasarkan pengukuran menggunakan multimeter, maka nilai hambatan yang
digunakan sebesar 300Ω. Pada manipulasi tahanan geser pertama, nilai hambatan yang digunakan
sebesar 10Ω. Sehingga didapatkan kuat arus sebesar 2,50mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian
99,99%. Pada manipulasi tahanan geser kedua, nilai hambatan yang digunakan sebesar 20Ω.
Sehingga didapatkan kuat arus sebesar 2,00mA± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,99%. Pada
manipulasi tahanan geser ketiga, nilai hambatan yang digunakan sebesar 30Ω. Sehingga
didapatkan kuat arus sebesar 2,00mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,99%. Pada manipulasi
tahanan geser keempat, nilai hambatan yang digunakan sebesar 40Ω. Sehingga didapatkan kuat
arus sebesar 1,50mA ± 0,01 dengan taraf ketelitian 99,93%.
Sedangkan menurut hasil perhitungan nilai kuat arus pada hambatan 100Ω dan tahanan geser
10Ω adalah 8,18mA. Pada hambatan 100Ω dan tahanan geser 20Ω adalah 7,5mA. Pada hambatan
100Ω dan tahanan geser 30Ω adalah 6,92mA. Pada hambatan 100Ω dan tahanan geser 40Ω
adalah 6,43mA.
Menurut hasil pengukuran dan perhitungan pada percobaan rangkaian paralel tersebut, nilai
kuat arus listrik sesuai dengan hukum ohm. Yaitu jika semakin besar hambatan maka kuat arus
akan semakin kecil. Berarti dalam rangkaian paralel ini dapat dibuktikan bahwa hukum ohm
berlaku dalam rangkaian listrik paralel.
Jawaban: pada saat pengukuran secara langsung dengan pembacaan gelang warna nilai resistor
belum sepenuhnya akurat, yang disebabkan oleh adanya batas toleransi pada resistor tersebut.
Sedangkan pada saat pengukuran menggunakan multimeter, nilai resistor tersebut dapat terbaca
secara pasti.
2. Bagaimana kuat arus listrik yang melewati resistor pada rangkaian seri, paralel,
dan sederhana?
14
Jawaban: kuat arus yang mengalir pada rangkaian seri memiliki nilai yang sama di setiap resistor.
Sedangkan pada rangkaian sederhana dan paralel, besar kuat arus akan besar ketika melewati
resistor yang nilainya kecil.
3. Bagaimana beda potensial yang melewati resistor pada rangkaian seri, paralel, dan
sederhana?
Jawaban: beda potensial yang mengalir pada rangkaian sederhana dan paralel memiliki nilai yang
sama di setiap resistor. Sedangkan pada rangkaian seri, besar beda potensial akan besar ketika
melewati resistor yang nilainya kecil.
4. Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghsilkan cahaya.
Bagaimana prinsip kerja lampu pijar dapat menghasilkan cahaya? Faktor apa saja
yang menyebabkan lampu pijar dapat menyala redup dan terang?
Jawaban: Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat dialiri arus
listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, sehingga mengehasilkan cahaya. Sehingga
semakin besar arus listrik yang mengalir, maka filamen tersebut akan semakin panas dan nyala
lampu akan semakin terang. Sama halnya dengan besar beda potensial, jika semakin besar beda
potensial semakin besar pula arus listrik yang dihasilkan. Sehingga nyala lampu yang dihasilkan
akan semakin terang.
15
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan hukum ohm yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin
besar nilai hambatan pada sebuah rangkaian listrik, maka nilai kuat arus dan beda potensial pada
rangkaian tersebut akan semakin kecil. Sedangkan besar kuat arus dan beda potensial pada
rangkaian berbanding lurus.
B. SARAN
Pada saat melakukan percobaan hukum ohm ini, sebaiknya praktikan teliti dalam
pengambilan data. Dan praktikan sebaiknya paham dengan materi ohm sebelum dilakukan
percobaan.
16
Daftar Pustaka
Kanginan, Marthen. 2007. Serba Pena Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Erlangga.
Tim Fisika Dasar.2018. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar 2. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya
17
LAMPIRAN
18