Anda di halaman 1dari 13

JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Volume xx, Issue xx, xxxxxxxx 2020

p-ISSN: 2087-9946 DOI: 10.26740/jpfa.v?n?.p??-??


e-ISSN: 2477-1775 https://jpfa.unesa.ac.id

Laporan Praktikum Fisika Dasar II

Pembiasan Cahaya

Ganiestya Catur Adi Kertanegara1,a, Nuris Shobah1,b, Inanda Aulia Rizqillah1,c

1
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang, Surabaya 60231, Indonesia

e-mail:aganiestya.19013@mhs.unesa.ac.id, bnuris.19024@mhs.unesa.ac.id, dancinanda.19045@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Praktikum yang berjudul “Pembiasan Cahaya” ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sudut
datang terhadap sudut bias pada kaca setengah lingkaran, kaca paralel, dan prisma; menganalisis
pengaruh sudut datang terhadap pergeseran sinar pada kaca plan paralel; menganalisis pengaruh
sudut datang terhadap sudut deviasi minimum pada prisma; serta menentukan nilai indeks bias pada
masing-masing kaca. Langkah percobaan yang dilakukan antara lain menggambar 3 bentuk kaca (kaca
setengah lingkaran, kaca plan paralel, dan prisma); membuat garis normal; menentukan sudut datang;
memposisikan kertas dan lensa diatas gabus; menandai posisi sinar datang dan sinar bias dengan
bantuan jarum; serta mengukur sudut bias, jarak pergeseran, dan sudut deviasi. Pada percobaan
pertama, kaca setengah lingkaran sebagai variabel kontrol; sudut sinar datang (i) sebagai variabel
manipulasi; dan sudut sinar bias (r) sebagai variabel respon. Pada percobaan kedua, kaca plan paralel
sebagai variabel kontrol; sudut sinar datang 1 (i 1) sebagai variabel manipulasi; dan sudut sinar datang
2 (i2), sudut sinar bias (r1) dan (r2), pergeseran arah cahaya (t) sebagai variabel respon. Pada
percobaan ketiga, sudut pembias prisma ( ) sebagai variabel kontrol; sudut sinar datang 1 (i 1) sebagai
variabel manipulasi; dan sudut sinar datang 2 (i 2), sudut sinar bias (r1) dan (r2), sudut deviasi ()
sebagai variabel respon. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh sudut datang berbanding
lurus dengan sudut bias pada kaca setengah lingkaran dan kaca plan paralel; sudut datang berbanding
terbalik dengan sudut bias pada prisma; serta sudut datang berbanding lurus dengan pergeseran sinar
pada kaca plan paralel. Nilai indeks bias kaca setengah lingkaran adalah 1,460±0,006 dengan
ketelitian 99,59%. Nilai indeks bias kaca plan paralel adalah 1,500±0,014 dengan ketelitian 99,07%.
Dan nilai indeks bias prisma adalah 1,47.
Kata Kunci: Pembiasan; sudut deviasi; sudut datang; sudut bias

Refraction Of Light

Abstract

1
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

The practicum entitled "Refraction of Light" aims to analyze the effect of the angle of incidence on the
bias angle of the semicircular glass, parallel glass, and prism; analyze the effect of the incident angle
on the shift of light on a parallel plan glass; analyze the effect of the incident angle on the minimum
deviation angle on the prism; and determine the value of the refractive index on each glass. The
experimental steps carried out included drawing 3 glass shapes (semi-circular glass, parallel plan glass,
and prism); make a normal line; determine the angle of incidence; positioning paper and lens over the
cork; mark the position of incident ray and refractive ray with the help of a needle; and measure the
bias angle, shift distance and deviation angle. In the first experiment, the semicircular glass as a control
variable; incident ray angle (i) as a manipulation variable; and the angle of refractive ray (r) as the
response variable. In the second experiment, the parallel plan glass as a control variable; incident beam
angle 1 (i1) as a manipulation variable; and the angle of incident ray 2 (i2), the angle of refractive ray
(r1) and (r2), the shift in the direction of light (t) as the response variable. In the third experiment, the
prism refractor angle () as a control variable; angle of incident ray 1 (i1) as manipulation variable; and
angle of incident beam 2 (i2), angle of refraction (r1) and (r2), deviation angle ( ) as the response
variable Based on the experiments conducted, the angle of incidence is directly proportional to the bias
angle of the semicircular glass and parallel plan glass, the angle of incidence is inversely proportional
to the bias angle of the prism, and the angle of incidence is directly proportional to the shift of light in
the parallel plan glass. the semicircular refractive glass is 1.460 ± 0.006 with 99.59% accuracy, the
parallel plan glass refractive index value is 1.500 ± 0.014 with 99.07% accuracy, and the prism
refractive index value is 1.47.
Keywords: Refraction; deviation angle; incident angle; bias angle

PACS:not more than 5PACS codes, separated by semicolon (;)


© 2019 Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA).This work is licensed under CC BY-NC 4.0

Article History: Received: xxxxx Decided to resubmit (Round 1): xxxxx


Revised (Round 1): xxxxx Aproved with minor revision: xxxxx
Accepted: xxxxx Published: xxxxx
Howtocite: Jatmiko B, et al. The Manuscript Template of JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA).
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA). 2020; 10(1): 1-6. DOI: https://doi.org/10.26740/jpfa.

I. PENDAHULUAN Berdasarkan latar belakang tersebut,


Pembiasan cahaya terjadi jika cahaya dapat diperoleh beberapa rumusan masalah,
merambat dari suatu medium menembus ke yakni:
medium lain yang memiliki kerapatan yang 1. Bagaimana pengaruh sudut datang
berbeda. Misalkan dari udara ke kaca, dari air terhadap sudut bias pada kaca
ke udara, dan dari udara ke air. Percobaan ini setengah lingkaran, kaca plan
dilakukan untuk mempelajari fenomena paralel, dan prisma?
pembiasan cahaya berdasarkan Hukum 2. Bagaimana pengaruh sudut datang
Snellius pada kaca setengah lingkaran, kaca terhadap pergeseran sinar pada kaca
plan paralel, dan prisma. plan paralel?

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 2
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

3. Bagaimana pengaruh sudut datang Gambar 1.1 Skema Pembiasan Cahaya


terhadap sudut deviasi minimum Hukum pemantulan cahaya ditemukan
pada prisma? oleh W. Snellius terdiri dari Hukum I
4. Berapa nilai indeks bias pada Snellius dan Hukum II Snellius. Hukum I
masing-masing kaca? Snellius berbunyi, “Sinar datang, garis
Dari rumusan masalah diatas, dapat normal, dan sinar bias terletak pada satu
ditentukan tujuan dari percobaan ini, yakni: bidang datar”. Adapun Hukum II Snellius
1. Menganalisis pengaruh sudut berbunyi, “Jika sinar datang dari medium
datang terhadap sudut bias pada kurang rapat ke medium lebih rapat, sinar
kaca setengah lingkaran,kaca plan dibelokkan mendekati garis normal. Jika
paralel, dan prisma kebalikannya, sinar datang dari medium
2. Menganalisis pengaruh sudut lebih rapat ke medium kurang rapat, sinar
datang terhadap pergeseran sinar dibelokkan menjauhi garis normal”.
pada kaca plan paralel Hubungan antara sudut datang (i)
3. Menganalisis pengaruh sudut dengan sudut bias (r) dijelaskan oleh W.
datang terhadap sudut deviasi Snellius (1551-1626), dapat dituliskan
minimum pada prisma dengan persamaan:
4. Menentukan nilai indeks bias pada n1 sin i=n2 sin r (1)
masing-masing kaca Keterangan:
Cahaya merupakan salah satu contoh n1 = indeks bias medium 1
gelombang elektromagnetik, yang tidak i = sudut datang
memerlukan medium sebagai media n2 = indeks bias medium 2
perambatnya. Cahaya memiliki sifat-sifat r = sudut bias
gelombang, diantaranya merambat lurus, (Giancoli, 2001).
dapat dipantulkan, dan dibiaskan. Persamaan tersebut adalah penjabaran
Ketika seberkas cahaya mengenai dari persamaan Hukum Snellius yang kedua,
permukaan suatu benda, maka cahaya dimana perbandingan sinus sudut datang
tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang dengan sudut bias adalah tetap. Ketetapan
diteruskan. Jika benda tersebut transparan tersebut yang nantinya disebut dengan indeks
seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya bias relatif suatu medium dengan medium
yang diteruskan terlihat dibelokkan. lain (Giancoli, 2001).
Peristiwa pembelokan cahaya ketika cahaya sin i
n= (2)
mengenai bidang batas antara dua medium sinr
inilah yang disebut pembiasan cahaya Keterangan:
(Ristiyani, Dwi, 2014). n = indeks bias relative
i = sudut datang
r = sudut bias
Beberapa medium dan indeks biasnya
sebagai berikut.
Medium Indeks Bias
Udara hampa 1,0000
Udara (pada STP) 1,0003
Karbondioksida 1,00045
Helium 1,000036

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 3
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

Hidrogen 1,000132 Air 1,333

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 4
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

Es 1,31 Alkohol 1,36

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 5
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

Gliserol 1,50 bidang permukaan yang membentuk sudut


Benzena 1,46 tertentu. Sudut antara dua bidang tersebut
Kaca 1,52 disebut sudut pembias ().
Tabel 1.1 Indeks Bias dari Beberapa Medium Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan
(Sutrisno, 1979) mendekati garis normal, sebuah sinar datang
Kaca plan paralel adalah keping kaca dari medium yang kurang rapat ke medium
tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat yang lebih rapat. Sebaliknya pada bidang
sejajar. Berkas sinar masuk dari salah satu pembias II, sinar dibiaskan menjauhi garis
sisi balok kaca dengan sudut datang i lalu normal, karena bergerak dari medium yang
mengalami pembiasan dua kali. Pertama, saat rapat ke medium yang kurang rapat.
melewati bidang batas antara udara dan balok Sehingga seberkas sinar yang melewati
kaca, berkas sinar tersebut dibiaskan dengan sebuah prisma akan mengalami pembelokan
sudut bias r. Kedua, saat melewati bidang arah. Jika sinar datang mula-mula dan sinar
batas antara balok kaca dan udara, berkas bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan
sinar datang (i’) dan dibiaskan dengan sudut berpotongan di suatu titik dan membentuk
bias (r’). Berkas sudut bias pertama sama suatu sudut yang dinamakan sudut deviasi
dengan sudut datang kedua (r = i’). Berkas (Giancoli, 2001).
sinar yang masuk ke balok bergeser ke arah
kiri bawah saat keluar dari balok kaca.
Pergeseran sinar tersebut dapat diketahui
melalui persamaan berikut.
d sin(i−r )
t= (3)
cos r
Keterangan:
t = pergeseran cahaya (cm)
d = tebal balok kaca (cm)
i = sudut datang ()
r = sudut bias ()
(Giancoli, 2001) Gambar 1.3 Skema Pembiasan pada Prisma
Besar sudut pembias dapat dihitung
dengan rumus:
β=r 1 +i 2 (4)
Keterangan:
 = sudut pembias prisma
r1 = sudut bias 1
i2 = sudut datang 2
Sedangkan besar sudut deviasi dapat
dihitung dengan rumus:
δ =( i 1 +r 2 )− β (5)

Gambar 1.2 Skema Pembiasan pada Kaca Plan Keterangan:


Paralel  = sudut deviasi
Prisma adalah alat optic berupa benda i1 = sudut datang 1
transparan berbahan kaca, dibatasi dua r2 = sinar bias 2
 = sudut pembias prisma
First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 6
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

(Soeharto, 1992) Paralel


Sudut deviasi akan mencapai minimum 3. Percobaan III (Prisma)
jika i1 = r2 dan i2 = r1. Jika  > 10, dapat Gambar 2.3 Skema Pembiasan pada Prisma
menggunakan persamaan: C. Variabel Percobaan
1. Kaca setengah lingkaran
δ m+ β β
n1 . sin ( 2 )=n2 . sin()
2
(6) Variabel kontrol: kaca setengah
lingkaran
Tetapi, jika  < 10, persamaan yang Variabel manipulasi: sudut sinar
dapat digunakan ialah: datang (i)
δ m=n2 . n1 (7) Variabel respon: sudut sinar bias ®
Keterangan: 2. Kaca plan paralel
m = deviasi minimum Variabel kontrol: kaca plan paralel
Variabel manipulasi: sudut sinar
II. METODE PERCOBAAN datang 1 (i1)
A. Alat dan Bahan Variabel respon: sudut sinar datang 2
1. Kaca setengah lingkaran 1 buah (i2), sudut sinar bias (r1) dan (r2),
2. Kaca plan paralel 1 buah pergeseran arah cahaya (t)
3. Prisma 60 1 buah 3. Prisma
4. Jarum pentul secukupnya Variabel kontrol: sudut pembias
5. Busur 1 buah prisma ()
6. Mistar 1 buah Variabel manipulasi: sudut sinar
7. Kertas putih secukupnya datang 1 (i1)
8. Gabus 1 buah Variabel respon: sudut sinar datang 2
9. Pensil 1 buah (i2), sudut sinar bias (r1) dan (r2),
B. Gambar Percobaan sudut deviasi ()
1. Percobaan I (Kaca Setengah D. Langkah Percobaan
Lingkaran) Pada percobaan pertama yakni pada
kaca setengah lingkaran, langkah
pertama yang harus dilakukan yaitu
menyiapkan alat dan bahan. Membuat
gambar setengah lingkaran sesuai bentuk
dari lensa yang digunakan. Lalu
menentukan sudut (i) dan membuat garis
Gambar 2.1 Skema Pembiasan pada Kaca sinar datang. Memposisikan kertas dan
Setengah Lingkaran lensa diatas gabus. Memposisikan jarum
2. Percobaan II (Kaca Plan Paralel) tepat segaris dengan garis sinar datang.
Selanjutnya, menandai posisi sinar
datang dan sinar bias yang keluar dari
lensa dengan bantuan jarum. Memberi
garis normal pada jalur sinar bias.
Kemudian, mengukur sudut bias (r) yang
diperoleh.
Pada percobaan kedua yakni pada
kaca plan paralel, langkah pertama yang
Gambar 2.2 Skema Pembiasan pada Kaca Plan dilakukan adalah menyiapkan alat dan
First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 7
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

bahan. Membuat rangkaian percobaan keluar dari lensa dengan bantuan jarum.
sesuai gambar. Membuat garis normal Selanjutnya, memberi garis tambahan
terhadap garis permukaan lensa. sebagai tanda jalur dari sinar terbiaskan.
Menentukan sudut (i1) dan membuat Membuat garis normal kedua dari
garis sinar datang. Lalu memposisikan permukaan lain lensa. Kemudian,
kertas dan lensa diatas gabus. mengukur sudut bias 1 (r1), sudut datang
Memposisikan jarum tepat segaris 2 (i2), dan sudut bias 2 (r2) yang
dengan garis sinar datang. Menandai diperoleh.
posisi sinar datang dan sinar bias dengan
bantuan jarum. Selanjutnya, memberi III. DATA DAN ANALISIS
garis tambahan sebagai tanda jalur dari A. Data
sinar terbiaskan. Membuat garis normal 1. Percobaan I (Kaca Setengah
kedua dari permukaan lain lensa. Lingkaran)
Mengukur sudut bias (r1), sudut datang No
(i ± 0,5) (r ± 0,5) n
(i2), sudut bias 2 (r2), dan jarak .
pergeseran sinar (t) yang dihasilkan. 1. 20,0 14,0 1,41
Pada percobaan ketiga yakni pada 2. 25,0 17,0 1,44
prisma, langkah pertama yang dilakukan 3. 30,0 20,0 1,46
yaitu menyiapkan alat dan bahan. 4. 35,0 23,0 1,47
Membuat rangkaian percobaan sesuai 5. 40,0 26,0 1,47
gambar. Membuat garis normal terhadap 6. 45,0 29,0 1,46
salah satu garis permukaan lensa. 7. 50,0 32,0 1,44
Menentukan sudut datang (i1) dan 8. 55,0 34,0 1,46
membuat garis sinar datang. Lalu 9. 60,0 36,0 1,47
memposisikan kertas dan lensa diatas 10. 65,0 38,0 1,47
gabus. Memposisikan jarum tepat segaris Tabel 3.1 Hasil Percobaan I pada Kaca Setengah
dengan garis sinar datang. Menandai Lingkaran
posisi sinar datang dan sinar bias yang 2. Percobaan II (Kaca Plan Paralel)
No. (i1 ± 0,5) (i2 ± 0,5) (r1 ± 0,5) (r2 ± 0,5) tpercobaan (cm) tperhitungan (cm) n
1. 20,0 14,0 14,0 20,0 0,70 0,65 1,41
2. 25,0 16,0 16,0 25,0 1,00 0,98 1,53
3. 30,0 20,0 20,0 30,0 1,20 1,11 1,46
4. 35,0 23,0 23,0 35,0 1,60 1,36 1,47
5. 40,0 25,0 25,0 40,0 1,80 1,71 1,52
6. 45,0 27,0 27,0 45,0 2,00 2,08 1,56
7. 50,0 30,0 30,0 50,0 2,50 2,37 1,53
8. 55,0 32,0 32,0 55,0 2,80 2,76 1,54
9. 60,0 35,0 35,0 60,0 3,30 3,10 1,51
10. 65,0 38,0 38,0 65,0 3,60 3,46 1,47

Tabel 3.2 Hasil Percobaan II pada Kaca Plan Paralel

3. Percobaan III (Prisma)

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 8
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

Indeks Bias Kaca Setengah


Lingkaran
No. (i1 ± 0,5) (i2 ± 0,5) (r1 ± 0,5) (r2 ± 0,5) percobaan () perhitungan () n
0.7
1. 0.6 35,0 30,0 30,0 70,0 45,0 45,0
f(x) = 0.67 x + 0.01
2. 0.5 40,0 R² = 1 30,0 30,0 55,0 35,0 35,0
0.4
3. 0.3 45,0 30,0 30,0 50,0 35,0 35,0
sin r

1,47
4. 0.2 50,0 30,0 30,0 45,0 35,0 35,0
0.1 55,0 Linear ()
5. 30,0 30,0 45,0 40,0 40,0
0
6. 60,0
0.3 0.4 0.5 30,0 0.6 0.7 0.830,00.9 1 40,0 40,0 40,0
sin i

Tabel 3.3 Hasil Percobaan III pada Prisma


B. Analisis Data 1 1
n= = =1,49
1. Pembiasan pada Kaca Setengah m 0,6701
Lingkaran Selain dari grafik, nilai indeks
Berdasarkan praktikum yang bias juga dapat diperoleh melalui
telah kami lakukan, dapat diketahui sin i
perhitungan rumus n= ,
bahwa pada kaca setengah sinr
lingkaran, sudut datang (i) sehingga didapat rata-rata nilai
berbanding lurus dengan sudut bias indeks bias sebesar 1,460 ± 0,006
(r). Maka, semakin besar sudut sinar dengan ketelitian 99,59%.
datang, akan semakin besar pula Dari perhitungan maupun
sudut sinar bias yang dihasilkan. Hal grafik, nilai indeks bias yang
ini dapat terlihat dari grafik indeks dihasilkan hampir mendekati teori.
bias berikut. Grafik indeks bias Adapun sedikit perbedaannya dapat
sendiri dapat diartikan sebagai disebabkan kurang telitinya
perbandingan antara sudut datang praktikan dalam mengamati proses
dan sudut bias. pembiasan.
Grafik 3.1 Indeks Bias Kaca Setengah Lingkaran 2. Pembiasan pada Kaca Plan Paralel
Selain menunjukkan hubungan Berdasarkan praktikum yang
antara sudut datang dan sudut bias, telah kami lakukan, dapat diketahui
tentu grafik tersebut juga bahwa pada kaca plan paralel, sudut
memperlihatkan nilai indeks bias datang (i) berbanding lurus dengan
pada kaca setengah lingkaran. sudut bias (r). Maka, semakin besar
Berdasarkan persamaan garis lurus sudut sinar datang, akan semakin
dari grafik diatas, yaitu: besar pula sudut sinar bias yang
y = mx + c dihasilkan. Hal ini dapat terlihat dari
y = 0,6701x + 0,0096 grafik indeks bias berikut. Grafik
dengan y = sin r dan x = sin i, maka indeks bias sendiri dapat diartikan
didapat nilai gradient (m) dari sebagai perbandingan antara sudut
persamaan: datang dan sudut bias.
y sin r 1
m= =0,6701= =
x sin i n
sehingga nilai indeks bias (n) yaitu:

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 9
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

1 1
n= = =1,55
m 0,6439
Selain dari grafik, nilai indeks
bias juga dapat diperoleh melalui
sin i
Indeks Bias Kaca Plan Paralel perhitungan rumus n= ,
sinr
0.7 sehingga didapat rata-rata nilai
0.6
0.5 f(x) = 0.64 x + 0.01 indeks bias sebesar 1,500 ± 0,014
0.4 R² = 0.99 dengan ketelitian 99,07%.
sin r

0.3
0.2
Linear () Dari perhitungan maupun
0.1 grafik, nilai indeks bias yang
0 dihasilkan hampir mendekati teori.
3 5 7 9
0. 0. 0. 0. Adapun sedikit perbedaannya dapat
sin i
disebabkan kurang telitinya
praktikan dalam mengamati proses
pembiasan.
Grafik 3.2 Indeks Bias KacaPlan Paralel Pada kaca plan paralel juga
terdapat pergeseran sinar. Pergeseran
Hubungan Sudut Datang dengan sinar tersebut terjadi karena
Pergeseran Sinar perpindahan sinar pada medium
4 terjadi dua kali dan berkebalikan.
3.5
Pergeseran Sinar (cm)

3 f(x) = 0.06 x − 0.71 Pergeseran sinar didapat melalui 2


2.5 R² = 0.99 cara, yaitu melalui pengukuran dan
2
1.5
Linear () perhitungan dari persamaan
1 d sin(i−r )
0.5 t= . Dari percobaan yang
0
cos r
20 30 40 50 60 70 dilakukan, tidak terdapat perbedaan
Sudut Datang (º) yang signifikan.
Selain itu, juga terdapat
hubungan antara sudut datang
Selain menunjukkan hubungan dengan pergeseran sinar yang dapat
antara sudut datang dan sudut bias, terlihat dari grafik berikut.
tentu grafik tersebut juga Grafik 3.3 Hubungan Sudut Datang dengan
memperlihatkan nilai indeks bias Pergeseran Sinar
pada kaca plan paralel. Berdasarkan Dari grafik tersebut, terlihat
persamaan garis lurus dari grafik bahwa sudut datang 1 (i1) berbanding
diatas, yaitu: lurus dengan pergeseran sinar (t).
y = mx + c Semakin besar sudut datang, maka
y = 0,6439x + 0,0131 semakin besar pula pergeseran sinar
dengan y = sin r dan x = sin i, maka yang dihasilkan.
didapat nilai gradient (m) dari 3. Pembiasan pada Prisma
persamaan: Berdasarkan praktikum yang
y sin r 1 telah kami lakukan, dapat diketahui
m= =0,6439= =
x sini n bahwa pada prisma, sudut datang (i)
sehingga nilai indeks bias (n) yaitu: berbanding terbalik dengan sudut
First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 10
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

bias (r). Maka, semakin besar sudut Selain itu, juga terdapat
sinar datang, akan semakin kecil hubungan antara sudut datang
sudut sinar bias yang dihasilkan. Hal dengan sudut deviasi yang dapat
ini dapat terlihat dari grafik berikut. terlihat dari grafik berikut.

Hubungan Sudut Datang dengan


Sudut Bias (Prisma)
80
70 Hubungan Sudut Datang dengan
60 f(x) = − 1.06 x + 101.05
Sudut Deviasi
Sudur Bias (º)

50 R² = 0.86 50
40

Sudut Deviasi (º)


Linear ()
45
30
20 40 Linear ()
10 f(x) = − 0.06 x + 41.05
35 R² = 0.02
0
30
30 40 50 60 70
35 40 45 50 55 60 65
Sudut Datang (º) Sudut Datang (º)

Grafik 3.4 Hubungan Sudut Datang dengan Sudut Grafik 3.5 Hubungan Sudut Datang dengan Sudut
Bias pada Prisma Deviasi
Dan pada prisma, indeks bias Dari grafik tersebut
yang dihasilkan adalah 1,47. Nilai ini menunjukkan bahwa sudut deviasi
didapat melalui perhitungan yang dihasilkan mengalami
1 penurunan dan kenaikan. Hal ini
sin (δ m+ β)
2 kurang sesuai dengan teori yang
n= dimana  adalah
1 menyatakan bahwa sudut datang
sin β
2 berbanding lurus dengan sudut
sudut pembias prisma sebesar 60 deviasi. Penyebab kurang sesuainya
dan m yang digunakan adalah 35. hal tersebut bisa dikarenakan kurang
Hasil indeks bias tersebut nilainya tepatnya meletakkan jarum di
mendekati teori. Adapun sedikit bayangan yang dihasilkan atau
perbedaannya dapat disebabkan kesalahan dalam memasang alat.
kurang telitinya praktikan dalam Selain itu, kami juga tidak
mengamati proses pembiasan. dapat menemukan m dikarenakan
Kemudian pada prisma, tidak terpenuhinya salah satu syarat,
apabila garis sinar datang 1 dan garis yaitu i1 = r2. Akan tetapi, nilai deviasi
sinar bias 2 diperpanjang, maka yang paling kecil adalah 35 yang
keduanya akan berpotongan disuatu dibentuk oleh 3 sudut datang, yaitu
titik dan membentuk sudut deviasi. 40, 45, dan 50.
Sudut deviasi tersebut didapat
melalui 2 cara, yaitu melalui IV. KESIMPULAN
pengukuran dan perhitungan Berdasarkan percobaan yang dilakukan
diperoleh sudut datang berbanding lurus
δ =( i 1 +r 2 )− β. Dari percobaan yang
dengan sudut bias pada kaca setengah
dilakukan, nilai keduanya sama. lingkaran dan kaca plan paralel. Sedangkan
First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 11
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

sudut datang berbanding terbalik dengan Nilai indeks bias kaca plan paralel adalah
sudut bias pada prisma. Kemudian, sudut 1,5±0,014 dengan ketelitian 99,07%. Dan
datang juga berbanding lurus dengan nilai indeks bias prisma adalah 1,47.
pergeseran sinar pada kaca plan paralel. Nilai
indeks bias kaca setengah lingkaran adalah
1,455±0,0062 dengan ketelitian 99,57%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi itu sudut deviasi tidak dihasilkan
Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit karena tidak memenuhi syarat i = r.
Erlangga Nah, menurut kalian, bagaimana
[2] Ristiyani, Dwi. 2014. Pengembangan hipotesis cara yang dapat
LKS Fisika Materi Pemantulan dan memperbaiki percobaan yang kalian
Pembiasan Cahaya Terintegrasi lakukan agar sudut deviasi tersebut
Karakter dengan Pendekatan Saintifik dihasilkan? (Mila Candra P. NIM
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri 029)
Semarang  Mungkin yang dimaksud adalah
[3] Soeharto. 1992. Fisika Dasar II. Jakarta: deviasi minimum, karena yang
PT. Gramedia Pustaka Utama memiliki syarat tersebut adalah
[4] Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Seri deviasi minimum. Menurut kami,
Gelombang dan Optik. Bandung: ITB hipotesis nya ialah dalam
melakukan praktikum kita harus
DISKUSI benar-benar teliti dalam menentukan
Kelompok 6 letak jarum sebagai penentu garis
1. Pada percobaan ke-3 hubungan sudut sinar bias yang kedua. Karena setiap
datang dengan deviasi yang dihasilkan derajatnya sangat berpengaruh.
naik turun. Mengapa hal tersebut terjadi? Sedangkan untuk sudut deviasi
Padahal seharusnya yang terjadi adalah sendiri sudah dihasilkan dan dalam
berbanding terbalik. Jelaskan. (Irgy pengukuran pada percobaan dan
Redityo D. NIM 072) menggunakan perhitungan nilainya
 Sudut deviasi yang dihasilkan dari sama, sehingga hal ini sudah
percobaan kami memang kurang terbukti. Untuk percobaan dalam
sesuai dengan teori, dan itu bisa saja prisma ini, sudut deviasi paling
terjadi dikarenakan beberapa hal minimum dapat digunakan untuk
seperti kurang tepatnya kami dalam menentukan indeks bias dari prisma
meletakkan jarum di bayangan yang tersebut. Hal ini berdasar dari
dihasilkan ataupun bisa juga karena beberapa referensi yang kami
kesalahan kami dalam merancang temukan seperti pada jurnal dengan
alat. Oleh karena itu dibutuhkan judul PERANCANGAN KIT
ketelitian dari praktikan dalam PERCOBAAN UNTUK
mengamati proses pembiasan yang PENGUKURAN SUDUT DEVIASI
terjadi, sehingga hasilnya dapat DAN INDEKS BIAS PRISMA oleh
sesuai dengan teori. (Inanda Aulia Ryantono Eka Saputra, Imam
R. NIM 045) Sucahyo Jurusan Fisika, FMIPA,
2. Pada percobaan yang kalian lakukan Unesa. (Nuris Shobah NIM 024)

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 12
JurnalPenelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020;10(1): 1-6

Click or tap here to enter text.单击此处输入文字。

First andSecond Author (if more than two, it should be written“et al”) 13

Anda mungkin juga menyukai