Anda di halaman 1dari 17

POLARISASI

 Gelombang cahaya adalah gelombang transversal dengan medan


magnet B dan medan listrik E yang saling tegak lurus.
 Gelombang cahaya yang merupakan gelombang transversal juga dapat
mengalami kejadian berkaitan dengan sifatnya sebagai gelombang
transversal. Semua kejadian ini disebut sebagai efek polarisasi.
 Ganijati (2010) : polarisasi adalah perubahan orientasi medan listrik E.
 Sebelum dilewatkan pada celah sempit vertical, tali bergetar dengan
simpangan seperti spiral. Setelah gelombang pada tali melewati celah,
hanya arah getar vertical yang masih tersisa. Adapun arah getar
horizontal atu diserap oleh celah sempit itu. Gelombang yang keluar
dari celah tadi disebut gelombang polarisasi, lebih khusus disebut
terpolarisasi linier.
 Terpolarisasi artinya memiliki satu arah getar tertentu saja. Polarisasi
yang hanya terjadi pada satu arah disebut polarisasi linear.
Gelombang tali dan gelombang cahaya
Polarisasi karena serapan
 Cahaya matahari /lampu : tak terpolarisari (sumber acak)
 Instrumen : polarisator : polaroid : terdapat garis2 sejajar sbagai pemolarisasi
 Medan listrik yang searah dengan garis sejajar tersebut dapat lewat sedangkan jika tidak
searah akan diserap baik keseluruhan maupun sebagian.
 Pelat tersebut hanya mentransmisikan komponen-komponen rentetan gelombang yang
vektor-vektor listriknyabergetar searah dengan arah ini dan menyerap komponen-
komponen medan listrik pada arah yang lain.
Polarisasi karena serapan
 Hal serupa juga terjadi pada saat cahaya yang tidak terpolarisasi melewati dua
buah polarisator yang membentuk sudut tertentu. Akan terjadi pengurangan
Intensitas akibat penyerapan medan listrik E.
Polarisasi karena serapan

 Jika polarisator membentuk sudut tertentu terhadap arah medan listrik gelombang
maka gelombang akan berkurang intensitasnya sesuai dengan persamaan

 Persamaan ini disebut sebagai hukum Malus. Sudut yang dibentuk antara
polarisator dan medan gelombang akan mempengaruhi intensitas dari cahaya yang
melewati polarisator. Gambar 5 memperlihatkan dua buah polaroid (yang belakang
terkadang disebut analisator) yang membentuk sudut tertentu. Pada saat sejajar
sinar dapat lewat. Pada saat membentuk sudut tertentu sinar berkurang
Intensitasnya. Sedangkan pada saat membentuk sudut 90 derajat sinar tidak dapat
lewat kedua polaroid tersebut.
Contoh soal

1. Seberkas cahaya alamiah dilewatkan pada dua


keping kaca polaroid yang arah polarisasi satu sama
lain membentuk sudut 60°. Jika intensitas cahaya
alamiahnya 100 Wcm-2, tentukanlah intensitas
cahaya yang telah melewati cahaya polaroid itu.
POLARISASI KARENA PEMANTULAN
 Jika seberkas pola cahaya alamiah dijatuhkan pada permukan bidang batas dua
medium, maka sebagian cahaya akan mengalami pembiasan dan sebagian lagi
mengalami pemantulan. Sinar bias dan sinar pantul akan terpolarisasi
sebagian. Jika sudut sinar datang diubah-ubah, pada suatu saat sinar bias dan
sinar pantul membentuk sudut 90°. Pada keadaan ini, sudut sinar datang (i)
disebut sudut polarisasi (ip) karena sinar yang terpantul mengalami polarisasi
sempurna atau terpolarisasi linear.
POLARISASI KARENA PEMANTULAN
Soal
Kita ingin menggunakan pelat gelas yang mempunyai
indeks bias 1,5 untuk dijadikan sebagai polarisator
pantul. Berapakah sudut polarisasi? Berapakah sudut
refraksi?
Sebuah sinar terpolarisasi pantul sempurna pada
sudut 60 derajat. Berapakah indeks bias dari medium
pantul sinar tersebut?
POLARISASI KARENA HAMBURAN CAHAYA
 Hamburan cahaya: fenomena penyerapan cahaya dan pemancaran nya kembali oleh
suatu medium/ benda. Cahaya datang pada medium penghambur (cahaya datang tak
terpolarisasi) dalam arah sumbu Z : cahaya yang dihamburkan pada arah sumbu X
dipolarisasi pada arah sumbu Y, sedangkan cahaya yang dihamburkan pada arah sumbu
Y dipolarisasi pada arah X.
POLARISASI KARENA HAMBURAN CAHAYA
 Salah satu contoh Efek hamburan ini adalah langit yang berwarna
biru. Hal ini disebabkan oleh adanya molekul-molekul udara yang
ada di atmosfer bumi. Cahaya matahari yang polikromatis
mengandung berbagai macam panjang gelombang.
 Untuk sinar yang panjang gelombangnya panjang seperti merah
dan kuning dapat melewati atmosfer ini secara langsung
sedangkan panjang gelombang yang lebih pendek seperti sinar
berwarna biru tidak. Sinar berwarna biru akan dihamburkan oleh
molekul-molekul udara di atmosfer sehingga dapat kita lihat.
Frekuensi sinar biru adalah sesuai dengan frekuensi getaran
elektron dan komponen yang arahnya tegak lurus sehingga warna
ini yang banyak dihamburkan.
 Sedangkan pada senja hari didominasi warna merah karena sinar
matahari menempuh jarak yang lebih jauh ke kita daripada pada
siang hari. Atmosfer yang ditempuh pun juga lebih panjang
sehingga lebih banyak sinar biru yang dihamburkan. Akibatnya
sinar kuning, merah dan jingga yang bergerak lurus lebih banyak
kita lihat.
Polarisasi linear
POLARISASI LINGKARAN
POLARISASI ELLIPS
Bias kembar
Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi
apabila cahaya melewati suatu bahan yang
mempunyai indeks bias ganda atau lebih
dari satu, misalnya pada kristal kalsit.
Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa,
yang memenuhi hukum Snellius dan
cahaya ini tidak terpolarisasi. Sedangkan
cahaya yang dibelokkan disebut cahaya
istimewa karena tidak memenuhi hukum
Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang
terpolarisasi.
Penerapan Polarisasi
Salah satu penerapan penting dari proses polarisasi adalah Liquid Crystal
Dsiplay (LCD). LCD digunakan dalam berbagai tampilan, dari mulai jam
digital, layar kalkulator, hingga layar televise. LCD dapat diartikan alat
peraga kristal cair, berisi dua filter polarisasi yang saling menyilang dan
didukung oelh sebuah cermin. Biasanya polarisator yang saling
menyilang menghalangi semua cahaya yang melewatinya. Namun,
diantar kedua filter itu terdapat lapisan kristal cair. Selain energi listrik
alat ini dipadamkan, kristalnya memutar sinar-sinar yang kuat dengan
membentuk sudut 900. Sinar-sinar yang berputar itu kemudian dapat
menembus filter (penyaring) bagian belakang. Kemudian sinar-sinar itu
dipantulkan oleh cermin sehingga peraga (layar) tampak putih. Angka
atau huruf pada peraga dengan menyatakan daerah-daerah kristal cair.
Ini mengubah posisi kristal cair tersebut sehingga kristal-kristal tidak
lagi memutar cahaya.

Anda mungkin juga menyukai