0 (2019) (468-472)
Abstrak
Quality Control (QC) pada pesawat linear accelerator (LINAC) dilakukan dengan tujuan untuk
memonitor performa visual dan uji kinerja pesawat. Salah satu QC yang dapat dilakukan pada Linac
adalah pengukuran percentage depth dose (PDD). PDD merupakan persentase dari perbandingan
dosis serap pada kedalaman tertentu terhadap dosis serap pada kedalaman maksimum. Pada
penelitian ini telah dilakukan analisis kurva PDD menggunakan berkas elektron 9,12,15 dan 18 MeV
pada pesawat LINAC tipe Clinac-CX di Rumah Sakit Universitas Andalas. Pengambilan data
dilakukan pada kedalaman (0-30) cm, lapangan penyinaran (10x10) cm2, lapangan radiasi no off-set,
off-set 1 cm dan off-set 3 cm menggunakan blue phantom dan detektor ion chamber. Protokol yang
digunakan sebagai acuan adalah American Association of Physicists in Medicine (AAPM) TG-40
Report 46. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengukuran PDD diperoleh hasil
ketidakakuratan yang bervariasi antara 1,03% - 13,1%. Ketidakakuratan di atas 2% tidak sesuai
standar AAPM TG-40. Ketidakakuratan terjadi pada energi 12 MeV pada posisi R100 dan R50
sebesar 3,43% dan 2,18%. Sementara itu pada energi 9 MeV dan 15 MeV ketidakakuratan terjadi
pada posisi R50 dan R100 sebesar 3,01% dan 13,1%. Semakin bertambah energi berkas elektron
maka semakin bertambah nilai PDD yang diterima fantom hingga mencapai kedalaman maksimum
(Zmaks). Nilai PDD mengalami penurunan seiring bertambahnya kedalaman setelah mencapai Zmaks.
Nilai Zmaks pada setiap energi cenderung menurun pada lapangan off-set 1 cm dan off set 3 cm.
variasi kedalamaan dan luas lapangan garis blue phantom sejajar dengan
penyinaran menggunakan LINAC Tipe posisi laser.
Clinac-CX untuk energi foton 6 dan 10 MV. 2. Blue phantom diisi aquades serta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa detektor ionisasi chamber reference
semakin bertambah kedalaman target maka dan field yang telah terpasang pada
semakin bertambah pula nilai dosis radiasi konektor reference dan field
yang diterima fantom hingga mencapai dihubungkan dengan CCU. Kemudian
kedalaman maksimum (zmaks). Setelah detektor Ioninasi chamber reference
melewati zmaks nilai dosis radiasi yang diposisikan pada bagian sudut atas
didapatkan cenderung menurun. blue phantom sedangkan detektor
Selanjutnya semakin bertambah luas Ioninasi chamber field diposisikan pada
lapangan penyinaran maka semakin bagian bawah (tengah blue phantom).
bertambah pula nilai dosis radiasi yang 3. Aplikator dipasang pada kepala LINAC.
didapatkan. Kemudian pergerakan detektor (sumbu
Padang dkk (2015) telah melakukan x, y, dan z) diatur dan diverifikasi, jarak
verifikasi PDD pesawat LINAC tipe HCX SSD 100 cm, dan luas lapangan
5640 untuk berkas elektron 6, 9, 12, dan 15 (10×10) cm2.
MeV. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa 4. Kabel LAN yang terpasang di CCU
variasi energi berkas elektron berpengaruh dihubungkan ke komputer yang
pada jangkauan kedalaman penyinaran, terdapat software MyQA.
semakin besar energi elektron maka 5. Software MyQA dibuka, kemudian
jangkauannya akan lebih dalam dipilih Queue Setup maka akan tampil
dibandingkan energi yang lebih kecil. Semua pilihan depth dose. Depth dose
berkas elektron memiliki tingkat digunakan untuk mengukur PDD,
ketidakakuratan yang bervariasi. Suharni dkk pengukuran PDD menggunakan
(2013) telah melakukan analisis pengukuran lapangan radiasi no off-set, off-set 1
PDD berkas elektron LINAC tipe Electa cm dan off-set 3cm. Sebelum dilakukan
untuk berkas 4, 6, 8, 10, 12 dan 15 MeV. pengukuran diisi terlebih dahulu off-
Hasil analisis menunjukkan semakin tinggi set: 0 mm, off-set: -10 mm, off-set : -30
energi berkas elektron maka penetrasi mm, radiation type: elektron, energy: 9
berkas elektron semakin dalam dan dosis MeV, field size: (10×10) cm2, aplikator:
permukaan semakin besar. Vadila dan (10×10) cm2, dengan kedalaman (0-30)
Milvita (2018) telah menganalisis keluaran cm dan scan speed: 10 mm/s. Setelah
berkas elektron pada pesawat LINAC tipe data selesai di masukkan dipilih add
Clinac-CX di rumah sakit item to Queue. Kemudian dipilih
UniversitasAndalas. Hasil analisis measurement dan start.
menunjukkan keluaran berkas radiasi 6. Penyinaran dilakukan (Beam on). Hasil
elektron telah sesuai dengan standar TRS pengukuran PDD akan terlihat pada
398 IAEA. komputer dalam bentuk kurva ketika
Pada penelitian ini dilakukan analisis detektor sudah mulai bergerak dari
kurva PDD menggunakan berkas elektron 9, dasar sampai ke permukaan.
12, 15 dan 18 MeV untuk kedalaman (0-30) 7. Prosedur 5 dan 6 diulangi untuk energi
cm dengan luas lapangan radiasi no off-set, 12, 15 dan 18 MeV.
off-set 1 cm, dan 3 cm pada pesawat LINAC 8. Kemudian data tersebut dikonversi
tipe Clinac-CX di Rumah Sakit Universitas dan diolah menggunakan Origin
Andalas. Pro8.
9. Bentuk kurva PDD dan nilai
2. Metode dianalisis, sehingga dapat dilihat pola
Langkah-langkah dalam melakukan atau perubahan yang terjadi akibat
pengukuran PDD adalah sebagai berikut: pengaruh variasi lapangan radiasi
1. Pengukuran PDD dimulai dengan elektron yang diberikan. Kemudian dari
meletakkan blue phantom di bawah kurva PDD tersebut dapat ditentukan
gantri LINAC dengan memposisikan
D. Milvita., dkk, - Analisis kurva percentage depth dose 470
parameter dosimetri berkas elektron berada pada titik isosenter pada saat
pada setiap energi. penyinaran. Akibatnya, terjadi peningkatan
kontribusi radiasi hambur pada sumbu
3. Hasil dan Pembahasan utama sehingga dosis permukaan blue
Hasil pengukuran PDD dapat dilihat phantom tidak merata. Tabel 2 menunjukkan
pada Tabel 1 dan 2. Hasil pengukuran di-plot parameter dosimetri yang diperoleh dari
pada Gambar 1. Tabel 1 menunjukkan hasil pengukuran PDD pada komputer,
lapangan radiasi no off-set, off-set 1 cm dan sementara itu parameter dosimetri acuan
off-set 3 cm mempengaruhi kedalaman diperoleh dari data pabrikan alat LINAC.
maksimum. Penurunan nilai Zmaks untuk Berdasarkan parameter dosimetri diperoleh
setiap lapangan radiasi elektron deviasi kesalahan.
dikarenakanposisi blue phantom tidak
off-set 1 19,1
off-set 3 19
12 no off-set 30,1
off-set 1 25,1
off-set 3 25
15 no off-set 30,1
off-set 1 22,5
off-set 3 20,2
18 no off-set 19,2
off-set 1 15,4
off-set 3 14,1
Nilai deviasi kesalahan pada energi 9 Pada energi 15 MeV diperoleh deviasi
MeV untuk parameter posisi R100, R50 dan kesalahan untuk parameter posisi R100,
Rp adalah 1,83%, 3,01% dan 2%. Deviasi R50 dan Rp yaitu 13,1%, 1,41%, 1,55%.
kesalahan pada R50 yang diperoleh tidak Pada R100 tidak sesuai dengan batas
sesuai dengan batas toleransi yang toleransi yang diberikan yaitu 2%. Hal ini
diberikan, sedangkan untuk parameter dikarenakan energi pada data acuan
lainnya deviasi kesalahan pada R100 dan memiliki kenaikan yang lebih cepat jika
R50 telah sesuai dengan batas toleransi dibandingkan dengan data yang diperoleh
yang diberikan. dari hasil penelitian.
Pada energi 12 MeV diperoleh deviasi Pada energi 18 MeV untuk semua
kesalahan untuk parameter posisi R100, parameter memenuhi standar yang
R50 dan Rp yaitu 3,43%, 2,18% dan 1,79%. ditetapkan yaitu 2%. Hal ini dikarenakan
Deviasi kesalahan pada R100 dan R50 yang kenaikan energi antara data acuan dan data
diperoleh tidak sesuai dengan batas hasil penelitian tidak berbeda secara
toleransi yang diberikan, sedangkan untuk signifikan.
parameter Rp telah sesuai dengan batas
toleransi yang diberikan.
Gambar 1. Kurva PDD untuk Lapangan Radiasi No Off-set, Off-set 1 cm, Off-set 3 cm