Sinar X
Dra. Wiendartun, M.Si.
PEN D A HU L UA N
P ada Tahun 1985 Sinar X pertama kali ditemukan oleh Roentgen. Pada
saat ditemukan, sifat-sifat Sinar X ini tidak dapat langsung diketahui
karena sifat-sifat alamiah Sinar X baru secara pasti ditemukan pada
tahun 1912 bersamaan dengan ditemukannya difraksi Sinar X oleh kristal.
Teori difraksi Sinar X dapat melihat objek yang berukuran sekitar orde satu
Å (satu Angstroom) karena panjang gelombang Sinar X berada pada daerah
0,5 Å hingga 2,5 Å. Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik yang
tidak dapat ditembus oleh mata serta daya tembusnya sangat tinggi apabila
dibandingkan dengan cahaya tampak sehingga dapat menembus beberapa
lapis logam tebal serta dapat menembus tubuh manusia. Selain itu, salah satu
pengaruh penting dari Sinar X terhadap keberadaan Fisika zat padat antara
lain tidak hanya kemampuannya untuk mendeteksi suatu bahan serbuk atau
logam padat dengan cara pola difraksi, tetapi juga dapat menganalisis secara
kualitatif dan kuantitatif dan kontrol kualitas dari bahan-bahan mentah (raw
materials) dalam zat padat.
Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang Sinar X, yang meliputi
Sumber Sinar X serta Energi Sinar X. Materi kuliah dalam modul ini
merupakan dasar untuk mempelajari modul-modul berikutnya. Terutama
untuk Modul 2 dari mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat serta ilmu-ilmu
Fisika pengayaan lainnya.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat mencapai
beberapa tujuan instruksional khusus, antara lain:
1. menjelaskan 2 jenis sumber Sinar X;
2. membedakan sumber spektrum Bremstrahlung dengan sumber spektrum
karakteristik;
3. menyebutkan sifat-sifat Sinar X;
4. menghitung energi Sinar X;
5. menjelaskan peristiwa transisi elektron dalam anoda;
1.2 Pengantar Fisika Zat Padat
Kegiatan Belajar 1
Sumber Sinar X
Sumber Sinar X tipe ini secara garis besar dapat digambarkan seperti
pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1.
Skema Sumber Sinar X Beranoda Tetap
dipercepat oleh tegangan tinggi (HV) yang terjadi antara katoda dan
anoda sehingga sistem ini akan mempunyai energi kinetik yang sangat
besar. Pada saat menumbuk anoda elektron- elektron ini akan
melepaskan energi kinetiknya. Ternyata sebagian besar dari energi
kinetik itu berubah menjadi energi panas yang akan menumbuk pada
anoda. Sedangkan sebagian kecil dari energi tersebut akan berubah
menjadi gelombang elektromagnetik yang sering kita sebut dengan Sinar
X. Berkas Sinar X yang dihasilkan dapat terdiri atas dua jenis Sinar X,
jenis pertama adalah Sinar X polikromatik, yaitu Sinar X yang berasal
akibat pengereman elektron oleh anoda. Berkas Sinar X jenis ini sering
disebut Sinar X Bremstrahlung, (bahasa Jerman) yang artinya
pengereman. Jenis kedua adalah Sinar X monokhromatik, yaitu Sinar X
yang berasal dari adanya transisi eksitasi elektron di dalam katoda.
Gambar 1.2a.
Orientasi Anoda dan Filamen pada Sumber Sinar X dengan
Anoda Berputar untuk Orientasi Geometri Titik
Gambar 1.2b.
Orientasi Anoda dan Filamen pada Sumber Sinar X dengan
Anoda Berputar untuk Orientasi Geometri Garis
Kedua jenis orientasi ini dengan mudah dapat diperoleh dari sumber
Sinar X jenis anoda berputar ini tanpa harus mengganggu susunan alat-alat
percobaan lainnya.
Di lain pihak, kelemahan sumber Sinar X dengan anoda berputar, antara
lain berikut ini.
1. Harganya sangat mahal.
2. Untuk mendapatkan Sinar X dengan daya yang besar, sumber ini
memerlukan pompa pengisap udara yang sangat baik agar dapat
memvakumkan antara ruang anoda dan katoda.
C. SPEKTRUM BREMSTRAHLUNG
Berkas Sinar X yang dihasilkan oleh sebuah sumber dapat terdiri atas
dua jenis spektrum, yaitu spektrum kontinu atau sering disebut spektrum
polikhromatik dan spektrum diskrit atau sering disebut spektrum
monokhromatik.
Spektrum kontinu Sinar X timbul akibat adanya pengereman elektron-
elektron yang berenergi kinetik tinggi (berkecepatan tinggi) oleh anoda. Pada
saat terjadi pengereman tersebut, sebagian kecil energi kinetiknya berubah
menjadi panas. Proses pengereman ini dapat berlangsung secara mendadak
(tiba-tiba) ataupun secara perlahan-perlahan, akibatnya energi Sinar X yang
PEFI4315/MODUL 1 1.7
dihasilkannya akan memiliki rentang energi yang sangat lebar. Jika elektron-
elektron tersebut direm secara tiba-tiba maka seluruh energi kinetiknya akan
diubah seketika menjadi energi Sinar X dan energi panas yang menumpuk
pada anoda. Energi Sinar X ini ternyata merupakan energi tertinggi yang
dapat dihasilkan oleh Sinar X. apabila dinyatakan dalam bentuk matematik
menurut teori Planck energinya menjadi:
E = hυ
Dengan h adalah tetapan Planck yang berharga 6,64 x 10-34 Joule detik
adalah frekuensinya (Hertz)
Oleh karena kita tahu bahwa hubungan antara frekuensi () adalah
perbandingan antara kecepatan cahaya (c) terhadap panjang gelombangnya
(λ) atau dapat dinyatakan:
c c
υ = sehingga energi Sinar X menjadi E = h
λ λ
Contoh:
Pada suatu sumber Sinar X yang beranoda diam mempunyai panjang
gelombang 1 Angstrom. Berapakah energi yang diperlukannya?
c
Jawab: E = h
λ
= 6,64.10-34 Joule detik.3x108 meter/detik /10-10 m
= 19,89.10-16 Joule
Gambar 1.3.
Menunjukkan Spektrum Sinar X Bremstrahlung untuk
Beberapa Variabel Tegangan tinggi (V1 < V2 < V3)
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa makin besar tegangan tinggi
yang digunakan maka akan makin kecil harga λ min yang dihasilkan.
Jika elektron yang berenergi kinetik tinggi itu direm secara tiba-tiba oleh
anoda maka seluruh energi kinetiknya akan secara tiba-tiba pula diubah
menjadi energi Sinar X maximum h υmax dan energi panas (Q). Jadi,
apabila energi kinetik elektron yang bergerak di dalam medan listrik yang
ditimbulkannya oleh tegangan tinggi dinyatakan oleh eV maka:
eV = h υmax +Q
atau
eV - hc / λ min = Q
PEFI4315/MODUL 1 1.9
hc
λ min =
eV -Q
Dengan:
h = konstanta planck 6, 626.10-34 J.s
c = cepat rambat cahaya 3.108 m/s
e = muatan listrik elektron 1,6 10 -19
Coulomb
Dalam kenyataannya, spektrum Bremstrahlung jarang digunakan untuk
kegiatan eksperimen dan bahkan sering dihindari karena memiliki panjang
gelombang yang bermacam-macam. Posisi puncak spektrum Bremstrahlung
2 2
terletak pada E max atau pada E max karena E max berbanding terbalik
3 3
dengan λ min .
Untuk menghindari penumpukan panas (Q) pada anoda, setiap sumber
Sinar X yang berdaya besar biasanya selalu dilengkapi dengan aliran air
dingin untuk membuang energi panas yang timbul.
D. SIFAT-SIFAT SINAR X
Gambar 1.4.
Arah Vektor Medan Listrik dan Medan Magnet dari
Sebuah Gelombang yang Terpolarisasi Bidang
PEFI4315/MODUL 1 1.11
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Energi Sinar X
Jika transisi itu terjadi dari tingkat-tingkat energi yang lebih tinggi ke
kulit L maka nama-nama untuk garis-garis spektrum Sinar X yang
dihasilkannya adalah Lα, Lβ, Lγ …… dst., serta untuk transisi yang terjadi
masing-masing dari kulit M, N,O.... dst.
Apabila dibandingkan dengan Sinar X Bremstrahlung maka Sinar X
karakteristik tersebut akan muncul secara tumpang tindih di dalam spektrum
PEFI4315/MODUL 1 1.17
Gambar 1.5.
Sinar X Karakteristik Kα dan Kβ yang Tumpang Tindih
di Dalam Spektrum Bremstrahlung
Contoh:
Untuk n = 5, nilai-nilai l yang mungkin adalah 0, 1, 2, 3, dan 4.
Sedangkan momentum sudut total (j) ialah jumlah dari vektor-vektor
momentum sudut j1, j2, j3, j4 .... dst. Dengan kata lain, j merupakan jumlah
dari momentum sudut orbital elektron (l) dengan momentum sudut intrinsik
elektron (s) yang sering disebut spin elektron (s = ½)
Dari mekanika kuantum pula kita dapat mengetahui bahwa nilai-nilai j yang
mungkin adalah:
J = (l + s), (l + s-1), (l + s-2), (l + s-3), ………… | l – s |
Contoh:
Untuk n = 3, nilai-nilai yang mungkin adalah 0, 1, dan 2.
Sehingga nilai-nilai j yang mungkin untuk,
a. l = 0 maka j = 0 + ½ = ½
b. l = 1 maka j = 1 + ½ = 3/2 dan 1 + ½-1 = ½
c. l = 2 maka j = 2 + ½ = 5/2 dan 2 + ½- 1 = 3/2 dan seterusnya.
Contoh:
Tentukanlah jumlah elektron yang dapat menempati tingkat energi pada
saat bilangan kuantum utamanya n = 4 (untuk kulit N).
Jawab:
Untuk nilai n =4, nilai-nilai l yang mungkin adalah (a) =0, (b) = 1,
(c) = 2 dan (d) = 3. Jadi, nilai-nilai yang mungkin adalah:
Gambar 1.6.
Bagan transisi eksitasi yang diizinkan oleh kaidah seleksi: Δl = ± 1 dan Δj = 0,
± 1. Setiap baris dalam tabel sebelah kanan bersesuaian dengan setiap
tingkat energi dalam bagan di sebelah kanan.
Tabel 1.1.
Hubungan Nilai l dengan Notasi Subkulit
kedudukannya. Saat itu, nomor atom setiap unsur tidak mempunyai arti yang
mendasar karena hanya merupakan nomor unit dari susunan unsur-unsur
pada tabel.
Pada tahun 1914 H.G.J Mosely mengamati bermacam-macam spektrum
Sinar X dengan bahan target yang berbeda-beda. Spektrum Sinar X yang
diamati ini oleh Mosely dinamakan spektrum karakteristik. Menurut Mosely
frekuensi garis spektrum yang dihasilkan untuk suatu deret spektrum
karakteristik berhubungan dengan nomor atomnya (Z) seperti dinyatakan
dalam bentuk rumus:
c
= Cn Z-σ = υ
λ
Gambar 1.7.
Plot sebagai Fungsi Z untuk Garis Kα
PEFI4315/MODUL 1 1.25
Gambar 1.8.
Grafik Hubungan antara Intensitas (I) terhadap Panjang Gelombang
1.26 Pengantar Fisika Zat Padat
Lebar alamiah atau natural width (Full Width at Half Maximum atau
lebar penuh pada harga setengah maksimum). Sehingga lebar alamiah dapat
dikatakan lebar yang mempunyai Intensitas (I) Kα1 = ½ intensitas Kα2
Fine structure (struktur halus: Kα, Kβ, Kγ)
Hyper fine structure (struktur sangat halus) Kα1, Kβ1, dan Kγ1. Atau
apabiladinyatakan dalam bentuk lain:
Lebar alamiah ini juga bergantung pada nomor atom bahan anoda.
Banyak ahli fisika yang telah melakukan pengukuran lebar alamiah Sinar X
dari beberapa unsur dengan menggunakan bermacam-macam metode. Salah
satu contohnya adalah pada tahun 1955 Gosta Brogen dengan menggunakan
difraktometer yang memfokuskan Sinar X.
Akan tetapi, hasil yang diperoleh dengan cara menggunakan
difraktometer yang memfokuskan Sinar X ternyata kurang dapat dipercaya
karena dengan cara ini akan menimbulkan efek pelebaran (broading effect)
pada lebar alamiah yang diakibatkan oleh deformasi kristal yang digunakan
di dalam difraktometer tersebut. Untuk itu tim tersebut menyempurnakan lagi
penelitiannya sehingga pada tahun 1962 melaporkan hasil penelitian yang
baru dengan menggunakan difraktometer kristal ganda (double crystal
difraktometer). Kedua kristal yang digunakan dalam difraktometer ini adalah
kristal kuarsa (quartz) dan kristal kalsit (calcite). Ternyata hasil yang
diperoleh jauh lebih baik karena tidak menimbulkan efek pelebaran sehingga
semua lebar alamiah yang terukur jauh lebih sempit dari pada lebar alamiah
hasil pengukuran pada penelitian sebelumnya.
PEFI4315/MODUL 1 1.27
Gambar 1.9.
Lebar Alamiah Sinar X Karakteristik sebagai Fungsi Nomor Atom (Z)
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) Cara kerja sumber Sinar X dengan anoda diam adalah:
Elektron-elektron yang dipercepat dengan tegangan tinggi yang terjadi
antara katoda dan anoda sehingga sistem ini akan mempunyai energi
kinetik yang sangat besar. Pada saat menumbuk anoda, elektron ini akan
melepaskan energi kinetiknya. Ternyata sebagian besar dari energi
kinetik itu berubah menjadi energi panas yang menumpuk pada anoda.
Karena anodanya diam maka bagian anoda yang dikenai elektron lama
kelamaan akan rusak.
2) Cara kerja sumber Sinar X beranoda berputar.
Cara kerja dari sumber Sinar X dengan anoda berputar ialah:
Pada prinsipnya sama dengan cara kerja dari sumber Sinar X dengan
anoda diam, hanya karena anodanya berputar maka bagian anoda yang
dikenai elektron akan berubah-ubah sehingga anoda akan tahan lebih
lama.
3) Sinar X polikhromatik
Sinar X yang berasal akibat adanya pengereman elektron oleh anoda
yang sering disebut Sinar X Bremstrahlung dengan spektrum Sinar X
yang kontinu.
4) Sinar X monokhromatik: Sinar X yang berasal dari adanya transisi
eksitasi atom dalam anoda. Spektrum Sinar X ini bersifat diskrit dan
sering disebut Sinar X karakteristik.
hc
5) Dari persamaan λ min =
eV
Maka, tegangan V = hc/e λ min
Dengan memasukkan harga-harga yang diketahui dan mengganti
1 Å = 10-10 m maka akan Anda dapatkan harga V sebesar 1,24 .105 Volt.
6) Untuk menentukan harga intensitas Sinar X, Anda dapat gunakan
persamaan
x
E = A sin 2π - vt , kemudian diferensiasikan terhadap t, akan didapat
λ
dE d x
Intensitas (I) = = A sin 2π
dt dt λ
1.34 Pengantar Fisika Zat Padat
x
Hasilnya menjadi I = - 2A πvA cos 2π - vt
λ
Dengan memasukkan harga t sebesar 10 detik maka akan Anda dapatkan
harga intensitas Sinar X yang ditanyakan.
7) Untuk menentukan energi Sinar X apabila panjang gelombang Sinar X
1
tersebut sebesar kXU Anda dapat menggunakan persamaan:
1, 00202
c
E = hv = h = 6, 63.10-34 J.s 3.108 m/s
λ
/ 1, 00202
1
kXU
Dengan menyeragamkan dahulu satuannya, yaitu 1 XU = 1,00202 Å,
sedangkan 1 Å = 10-10 m.
Maka, akhirnya akan Anda dapatkan energi Sinar X dalam bentuk satuan
Joule.
8) Sifat-sifat Sinar X.
a) Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus dan
dapat mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak.
b) Daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat
menembus tubuh manusia, kayu serta beberapa lapis logam tebal.
c) Dapat dipergunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek
pada film fotografi (radiograf).
d) Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi
sebesar E = h v.
9) Seberkas Sinar X mempunyai panjang gelombang 0,25 A maka
frekuensinya adalah
v = c / λ =3.108 m/s / 0, 25Å =1, 2.1019 Hz
x
10) Arti masing-masing notasi. dari E = A sin 2π - vt
λ
E = medan listrik
A = amplitudo
x = panjang lintasan
λ = panjang gelombang
v = kecepatan rambat gelombang
t = waktu yang diperlukan
PEFI4315/MODUL 1 1.35
Tes formatif 2
1) Untuk menentukan panjang gelombang karakteristik dari sebuah bahan
emas maka Anda dapat pergunakan persamaan Mosley:
c
= Cn Z - σ = υ
λ
1
c1 2
λ2 =
Cn Ζ - σ
Dengan memasukkan harga kecepatan cahaya c sebesar 3.10 8 m/s nomor
atom Z untuk alumunium sebesar 79 serta tetapan = 2 untuk deret atau
kulit K maka Anda dapatkan harga panjang gelombang karakteristik
lamda sebagai fungsi tetap Cn.
2) Pengertian tentang spektrum Sinar X Ky.
Sinar X yang ditimbulkan akibat transisi elektron dari kulit N ke kulit K
maka Sinar X ini akan memiliki energi sebesar EKγ = EN- EK Sehingga
panjang gelombangnya sering disebut λKγ.
c
3) Dari persamaan Mosley, yaitu = Cn Z-σ = υ
λ
Dari persamaan tersebut maka panjang gelombang karakteristik
tergantung pada konstanta Cn, kecepatan cahaya (c), tetapan a dan
nomor atom Z
Dari persamaan Mosley Anda dapatkan persamaan:
c
Cn Z
c1 2
1
2
Cn
Dari persamaan tersebut panjang gelombang karakteristik, tergantung
pada konstanta Cn, kecepatan cahaya (c), tetapan σ, dan nomor atom Z.
4) Hal yang dimaksud dengan panjang gelombang karakteristik adalah
panjang gelombang Sinar X yang timbul akibat proses eksitasi atom di
dalam anoda. Panjang gelombang ini tidak bergantung pada tegangan
tinggi yang diberikan, tetapi bergantung pada bahan anodanya. Sinar X
karakteristik ini merupakan Sinar X yang polikhromatik.
5) Pada kulit K maka bilangan kuantum (n) =1
Bilangan kuantum orbital (1) yang berlaku adalah l = 0,1,2,3,... (n-1)
Jadi, l yang mungkin adalah 0
1.36 Pengantar Fisika Zat Padat
Dari mekanika kuantum kita ketahui bahwa momentum sudut total yang
mungkin adalah j = ½ karena harga mutlak maka harga-½ tidak berlaku.
Apabila bilangan kuantum spin ditentukan oleh hubungan ms = -j, -j + 1,
-j + 2…(j - 2), (j - 1), (j).
maka pada saat j = ½, ms berharga-½ dan ½ sehingga ada dua buah
elektron.
c1 2
6) Arti notasi dari:
1
2
Cn
1
2 = panjang gelombang karakteristik.
c = kecepatan rambat cahaya.
Cn = sebuah tetapan yang tidak bergantung pada (Z) nomor
atom.
σ = bernilai antara 1 dan 2 untuk deret K (Kα Kβ Kγ)
dan bernilai antara 7,4 sampai 9,4 untuk deret L (Lα Lβ Lγ)
c
7.) Persamaan Mosley: Cn Z
c = kecepatan cahaya =3.108 m/s,
(Z) = nomor atom
σ = Tetapan,
λ = panjang gelombang karakteristik.
Cn = tetapan.
8) Persamaan selection of rule: Δ l = ± 1 dan Δ j = 0, ± 1.
Dengan l = bilangan kuantum orbital
j = momentum sudut total
9) Garis-garis spektrum pada kulit K (Kα)
kulit L (Kβ)
kulit M (Kγ)
10) Hubungan antara momentum sudut total dengan bilangan kuantum spin.
M = -j; -j + 1; j + 2; …j - 2; j - 1, j.
-j < m < j
PEFI4315/MODUL 1 1.37
Daftar Pustaka
Charles. Kittel. (1986). Introduction to Solid State Physics. 6th ed. New York:
John Wiley & Sons, Inc.