Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER KELOMPOK

PROSES TERJADINYA SINAR-X

RAKHMAT KURNIAWAN: 153112600120028


PAHRIANSYA : 153112600120030
EDI PRASETYO : 153112600120051

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2016 /2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman


Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Pada saat Roentgen
menyalakan sumber listrik tabung untuk melihat penelitian sinar Katoda, beliau
mendapatkan bahwa sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium
platino cyanida yang kebetulan berada didekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan,
maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang
tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak
pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X namun untuk menghargai jasa
beliau dalam penemuan sinar-X ini maka seringkali sinar itu dinamai juga sinar
Roentgen.(Mukhlis Akhadi:1997) Penemuan Sinar-X ternyata mampu mengantarkan
ke arah terjadinya perubahan mendasar dalam bidang kedokteran. Dalam kegiatan
medis, Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi. Dengan penemuan
sinar-X ini, informasi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh tanpa perlu
melakukan operasi bedah. Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan
misalnya elektron oleh pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-
X yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk melalui proses
ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian
mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi kinetik partikel bermuatan pada
waktu terjadinya perlambatan.

2
BAB II
TEORI DASAR

A. Sejarah Sinar-X
Di akhir tahun 1895, (http://um.ac.id) Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen,
(http://ksupointer.com) Jerman, 1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor
UniversitasWuerzburg di Jerman dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian
tabung sinar katoda. Iamembungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak
terjadi kebocoran fotoluminesensidari dalam tabung keluar.Lalu ia membuat ruang
penelitian menjadi gelap. Pada saatmembangkitkan sinar katoda, ia mengamati
sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensiyang ada di atas meja mulai
berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung,pelat tersebut tetap
berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetapberpendar.
Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di
dalamtabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini
disebut sinar-Xyang maksudnya adalah radiasi yangbelum diketahui.Tahun 1895 itu
Roentgen sendirianmelakukan penelitian sinar-X dan meneliti sifat-sifatnya. Pada
tahun itu juga Roentgenmempublikasikan laporan penelitiannya. Laporan pertama
Roentgen mengenai sinar-X dimuatpada halaman 132-141 laporan Asosiasi Fisika
Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun1896 reprint laporan Roentgen
dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidakdibelokkan oleh medan
magnet, maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar katoda.Pada saat itu
belum ditemukan fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu muncullahpersaingan
antara teori partikel dengan teori gelombang untuk menjelaskan esensi/substansisinar-
X. Teori partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori
gelombangdikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori
gelombang didukungoleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi
sinar-X oleh kristal ditemukanoleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan
bahwa sinar-X adalah gelombangelektromagnetik. Tahun 1922 Compton menemukan
efek Compton berdasarkan penelitianhamburan Compton. Berdasarkan penelitian
sinar-X ia dapat memastikan bahwa gelombangelektromagnetik memiliki sifat
dualisme gelombang dan materi (partikel)

B. Sinar X
Sinar X :adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombangradio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendeksehingga dapat menembus benda-benda. Sinar-X atau
sinar Rntgen adalah salah satu bentukdariradiasi elektromagnetikdenganpanjang
gelombangberkisar antara 10nanometerke 100pikometer(mirip dengan frekuensi
dalam jangka 30PHzto 60EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosisgambar
medisdanKristalografi sinar-X.Sinar-X adalah bentuk dariradiasi iondan dapat
berbahaya.Sinar X ditemukan oleh sarjana fisika berkebangsaan Jerman yaitu W. C.
Rontgen tahun 1895. Wilhelm Roentgen menunjukkan bahwa pengaruh sinar katoda
pada suatu permukaanmenghasilkan suatu jenis radiasi yang dapat menyebabkan zat-
zat tertentu bersinar pada jaraktertentu dari tabung sinar katoda. Karena belum di-
ketahui sifatnya maka dinamakan sinarX.Roentgen kemudian mengetahui beberapa
sifat sinar X ini diantaranya : tidak dibelokkan olehmedan listrik dan magnit dan
mempunyai daya tembus yang sangat besar terhadap suatu benda.Sifat-sifat ini
menunjukkan bahwa sinar X adalah radiasi elektromagnetik dengan
panjanggelombang ~1. Pengamatan J.J Thomson

3
Gambar 2.1 Pengamatan J.J. Thomson
Kode C = Katoda; A = Anoda; E = lempeng kondensor bermuatan listrik; M = magnet; F =
layarberfluoresens.
Berkas 1 : Hanya dengan adanya medan listrik, berkas sinar katoda dibelokkan ke
atasmenyentuh layar pada titik 1.
Berkas 2 : Hanya dengan adanya medan magnit, berkas sinar katoda dibelokkan ke
bawahmenyentuh layar pada titik 2
Berkas 3 : Berkas sinar katoda akan lurus dan menyentuh layar dititik 3, bila medan listrikdan
medan magnit sama besarnya.
Pengamatan ini dapat diterangkan dengan model atom yang dibuat J.J. Thomson yaitu model
plum pudding. Kesimpulan dari sifat sinar kanal ini ialah semua atom terdiri dari satuandasar
yang bermuatan positif, pada atom H terdapat satu dan atom-atom lainnya
mengandung jumlah lebih banyak. Satuan dasar ini sekarang disebut dengan Proton.

Gambar 2.2 atom H


Eksperimen menentukan rasio muatan terhadap massa elektron (q/me)
q/me= - 1,76 x 1011 C/kg
Sinar katoda dikenai medan listrik dan medan magnet
Model atom plum pudding (kismis)

1. Sifat-Sifat Sinar X
a. Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan
dayatembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi
b. Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang
gelombang yangkelihatan
c. Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah
diproses dikamar gelap.

4
d. Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu
bahan atau zatakan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut.
e. Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan
biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan
radioterapi.

a. tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat
mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak.
b. daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat menembus
tubuh manusia,kayu, beberapa lapis logam tebal.
c. dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film
fotografi (radiograf).
d. sinar-x merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi E = hf.
e. orde panjang gelombang sinar-x adalah 0,5-2,5 . (sedangkan orede panjang
gelombang untuk cahaya tampak = 6000 ). Jadi letak sinar-x dalam diagram
spektrum gelombang elektromagnet adalah antara sinar ultra violet dan sinar
gama.
f. satuan panjang gelombang sinar-x sering dinyatakan dalam dua jenis satuan
yaitu angstroom () dan satuan sinar-x (X Unit = XU). 1 kXU = 1000 XU =
1,00202 .
g. Persamaan gelombang untuk medan listrik sinar-x yang terpolarisasi bidang

adalah E = Asin 2(x/ft) = A sin (kx-t). Intensitas sinar-x adalah
dE/dt (rata-rata aliran energi per satuan waktu) per satu satuan luas yang tegak
lurus arah rambat. Nilai rata-rata intensitas sinar-x ini adalah berbanding lurus
dengan A2. Satuan intensitas adalah ergs /det . cm2

2. Sumber Sinar X
Salah satu cara untuk membangkitkan sinar-x adalah dengan cara
menembakan.elektron yangberenergi kinetik (berkecepatan) tinggi pada suatu target
(anoda). Pembangkit (sumber) sinar-x jenis ini berdasarkan keadaan target (anoda)
dapat dibedakan menjadi dua jenis sumber sinar-x,yaitu sumber sinar-x yang beranoda
diam (fixed anode x-ray source) dan sumber sinar-x dengananoda berputar (rotating
anode x-ray source). Kedua jenis sumber sinar-x ini akan dijelaskanpada bagian
berikut ini.Sumber sinar-x beranoda diam. Komponen utama sumber sinar-x yang
beranoda diam adalahsebuah anoda, sebuah katoda (K), sebuah filamen (F) sebagai
sumber elektron, sebuah sumbertegangan tinggi (HV) untuk anoda dan katoda, dan
sebuah tegangan rendah (V) untuk filamen.Sumber sinar-x jenis ini secara skema
ditunjukkan pada

5
Gambar 2.3 Skema Sumber Sinar x yang tetap

Filamen yang diberi catu daya dari sumber tegangan rendah (V) akan mengeluarkan
elektron secara termal. Elektron-elektron ini selanjutnya dipercapat oleh tegangan
tinggi (HV) yang timbul antara anoda dan katoda, sehingga mereka memperoleh
energi kinetik yang sangat besar. Pada saat menumbuk anoda elektron-elektron ini
akan melepaskan energi kinetiknya. Sebagian kecil dari energi tersebut berubah
menjadi energi gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-x, sedangkan
sebagian besar dari energi kinetik itu berubah menjadi panas yang numpuk pada
anoda. Berkas sinar-x yang dihasilkan dapat terdiri atas dua jenis sinar-x. Jenis
pertama adalah sinar-x polikhromatik, yaitu sinar-x yang berasal dari akibat
pengereman elektron oleh anoda. Berkas sinar-x jenis ini sering disebut sinar-x
bremsstrahlung (sebuah kata dalam bahasa Jerman yang berarti pengereman). Jenis
kedua adalah sinar-x monokhromatik, yaitu sinar-x yang berasal dari adanya transisi
eksitasi di dalam anoda. Kedua jenis sinar-x ini akan dijelaskan secara rinci di dalam
pasal berikutnya. Disamping komponen-komponen utama tersebut di atas, sumber
sinar-x ini sering juga dilengkapi dengan komponen lainnya, seperti aliran air dingin
melaui anoda yang berfungsi untuk mengeluarkan panas yang timbul pada anoda.
Sumber sinar-x dengan anoda berputar. Pada prinsipnya, komponen utama dari
sumber sinar-x dengan anoda berputar adalah sama dengan komponen utama dari
sumber sinar-x yang beranoda diam. Tetapi perbedaan yang paling mencolok diantara
keduanya adalah bahwa anoda pada sumber sinar-x ini diputar oleh sebuah motor
listrik dengan kecepatan yang sangat tinggi. Hal ini dimaksudkan supaya elektron-
elektron akan menumbuk anoda pada tempat yang selalu berbeda. Keuntungan dari
cara ini adalah untuk mengurangi panas yang timbul pada anoda sehingga sumber
sinar-x jenis ini dapat menghasilkan berkas sinar-x yang berdaya besar. Sebagai
perbandingan, sumber sinar-x beranoda diam hanya mampu menghasilkan sumber
sinar-x yang berdaya kurang lebih 2 kilowatt (kW) sementara sumber sinar-x yang
beranoda berputar mampu menghasilkan berkas sinar-x dengan daya maksimum
sebesar 18 kW.
Keuntungan lain dari sumber sinar-x yang beranoda berputas adalah :

a) bahan anoda dapat diubah dengan mudah tanpa harus menggati tabung sumber sinar-x
secara keseluruhan. Penggatian bahan anoda sering dilakukan apabila energi berkas
sinar-x karakteristik yang dibutuhkan harus bermacam-macam.
b) jenis dan ukuran filamen juga dapat diubah dengan mudah, sehingga ukuran noktah
sinar-x yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
c) oreintasi anoda dan filamen dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanpa harus memilih
arah berkas sinar-x yang dihasilkan. Hal ini sangat menguntungkan karena kita tidak

6
pelru mengubah susunan alat-alat eksperimen lainnya, seperti goniometer -
misalnya, yang biasanya sangat sulit untuk setel dan kalibrasi ulang. Oreintasi
yang dapat dibuat oleh sumber sinar-x ini adalah orientasi geometri titik dan
orientasi geometri garis. Kedua jenis oreintasi ini ditunjukkan dalam gambar 3.

Gambar 2.4. Orientasi anoda dan filamen pada sumber sinar-x dengan anoda berputar.
(a)
orientasi geometri titik, (b) orientasi geometri garis.

Pada orientasi geometri titik, noktah sumber sinar-x pada anoda akan tampak dari
jendela seperti sebuah titik sumber, sedangkan pada orientasi geometri garis noktah
tersebut akan tampak dari jendela seperti sebuah garis sumber. Kedua jenis orientasi
ini dengan mudah dapat diperoleh dari sumber sinar-x jenis ini tanpa harus
mengganggu susunan alatalat eksperimen lainnya.
Di sisi lain, kelemahan sumber sinar-x dengan anoda berputar adalah :
a. harganya jauh lebih mahal
b. untuk memperoleh sinar-x dengan daya yang besar, sumber ini memerlukan
pompa pengisap udara yang sangat baik untuk dapat memvakumkan ruang
anoda-katoda.

3. Spektrum Sinar X
Berkas sinar-x yang dihasilkan oleh sebuah sumber dapat terdiri atas dua jenis
spektrum, yaitu spetrum kontinyus dan spektrum diskrit. Spektrum kontinyus dan
spectrum diskrit masing-masing sering juga disebut polikhromatik dan
monokhromatik.

7
Spektrum kontinyus sinar-x timbul akibat adanya pengereman elektron-
elektron yang berenergi kinetik tinggi oleh anoda. Pada saat terjadi pengereman
tersebut, sebagian dari energi kinetiknya diubah menjadi sinar-x. Proses pengereman
ini dapat berlangsung baik secara tiba-tiba ataupun secara perlahan-lahan, sehingga
energi sinar-x yang dihasilkannya akan memiliki rentang energi yang sangat lebar.
Jika elektron-elektron tersebut direm secara tiba-tiba, maka seluruh energi kinetiknya
akan diubah seketika menjadi energi sinar-x dan energi panas yang numpuk pada
anoda. Energi sinar-x ini merupakan energi tertinggi tertinggi yang dapat dihasilkan
oleh sebuah sumber sinar-x. Atau dengan kata lain panjang gelombang sinar-x ini
merupakan panjang gelombang terpendek (min) yang dapat dihasilkan oleh sebuah
sumber. Tetapi jika elektron-elektron itu direm secara perlahan, maka energi
kinetiknya akan diubah secara perlahan pula menjadi energi sinar-x dan energi panas,
sehingga sinar-x yang dihasilkannya akan berenergi yang bervariasi sesuai dengan
besarnya energi kinetik yang diubahnya. Sinar-x ini akan memiliki panjang
gelombang (energi) yang berbeda, sehingga karena itulah sinar-x ini sering disebut
sinar-x polikhromatik.
Sinar-x yang dihasilkan oleh adanya pengereman elektron baik secara tiba-tiba
atau pun secara perlahan sering disebut sinar-x bremsstrahlung. Spektrum sinar-x
bremsstrahlung ini ditunjukkan di dalam Gambar 2.5. Gambar 2.5 menunjukan
spektrum sinar-x bremstrahlung untuk beberapa harga tegangan tinggi yang
digunakan. Dari Gambar 4 tersebut dapat kita lihat bahwa makin besar tegangan
tinggi yang digunakan makin kecil harga min yang dihasilkan. Nilai min ini secara
matematik dapat ditentukan sebagai barikut. Jika elektron yang berenergi kinetik
tinggi itu direm secara tiba-tiba oleh anoda maka seluruh energi kinetiknya akan
secara tiba-tiba pula diubah menjadi energi sinar-x tertinggi (hfmax) dan energi panas
(Q). Jadi jika energi kinetik elektron yang bergerak di dalam medan listrik yang
ditimbulkan oleh tegangan tinggi dinyatakan oleh eV,
maka:

eV = hfmax + Q.
atau
eV = hc/ min + Q,
sehingga
min = (eV - Q)/hc,

dimana h adalah konstanta Planck, c adalah cepat rambat cahaya, e adalah muatan
listrik elektron, dan V adalah nilai tegangan tinggi yang digunakan. Dalam
prakteknya, spectrum bremstrahlung ini jarang digunakan untuk kegiatan eksperimen
dan bahkan sering dihindari karena ia memiliki panjang gelombang yang bermacam-
2
macam. Posisi puncak spectrum bremsstrahlung terletak pada 3 Emax atau pada

3
2 min , karena Emax berbanding terbalik dengan min. Untuk menghidari

penumpukan panas (Q) pada anoda, setiap sumber sinar-x yang berdaya besar
biasanya selalu dilengkapi dengan aliran air dingin untuk membuang panas (Q) yang
timbul.

8
Gambar 2.5. Spektrum sinar-x bremstrahlung untuk tegangan tinggi beberapa harga
tegangan tinggi. V3 > V2 > V1.

Sinar-x yang lebih bermanfaat dan sering digunakan dalam setiap kegiatan
eksperimen adalah sinar-x monokhromatik dan sering disebut sinar-x karakteristik.
Sinar-x monokhromatik (sinar-x karakteristik) ini timbul akibat adanya proses
transisi eksitasi elektron di dalam anoda. Sinar-x ini timbul secara tumpang tindih
dengan spectrum bremstrahlung. Disamping panjang gelombangnya yang
monokhromatik, inensitas sinar x monokhromatik ini jauh lebih besar dari pada
intensitas sinar-x bremstrahlung. Proses terjadinya sinar-x monokhromatik ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Jika energi kinetic elektron itu sama dengan atau lebih
besar dari pada energi eksitasi atom-atom di dalam anoda maka pada saat elektron-
elektron tersebut menumbuk anoda, atom-atom tersebut akan tereksitasi sehingga
pada saat atom-atom tersebut kembali ke kaadaan ekuilibriumnya mereka akan
melepaskan energinya dalam bentuk foton gelombang elektromagnetik yang kita
sebut sinar-x sinar-x karakteristik. Karena tingkat-tingkat energi di dalam atom-atom
itu terkuantisasi maka sinar-x yang dipancarkannya akan memiliki panjang
gelombang atau energi yang tertentu, sehingga sinar-x ini disebut sinar-x
monokhromatik. Sebagai contoh, apabila sinar-x ini timbul akibat transisi elektron
dari kulit L ke kulit K maka sinar-x ini akan memiliki energi E = E L - EK. Garis
spektrum sinar-x tersebut lazim dinamai K, sehingga panjang gelombangnya sering
disebut . Nama-nama garis spektrum lainnya adalah K (untuk transisi dari kulit
M ke kulit K), K(untuk transisi dari kulit N ke kulit K), dan seterusnya. Jika transisi
itu terjadi dari tingkat-tingkat energi yang lebih tinggi ke kulit L, maka nama-nama
untuk garis-garis spektrum sinar-x yang dihasilkannya adalah L , LLdst.,
untuk transisi yang terjadi masing masing dari kulit M, N, O, ...., dst. Apabila kita
bandingkan dengan sinar-x bremsstrahlung, sinar-x karakteristik tersebut muncul
secara tumpang tindih di dalam spektrum bremsstahlung, seperti ditunjukkan dalam
Gambar 2.6

9
Gambar 2.6 Sinar -x karakteristik Kdan Kyang tumpang tindih di dalam spektrum
bremsstrahlung.

Nilai sinar-x karakteristik ini tidak bergantung pada besarnya tegangan


tinggi yang digunakan, tetapi ia hanya bergantung pada jenis bahan anoda yang
digunakan. Hal ini akan dibahas lebih rinci di dalam uraian tentang hukum Allah
swt tentang karakteristik yang dirumuskan oleh Moseley.
Garis-garis spektrum tersebut di atas sebetulnya masih dapat diuraikan
menjadi beberapa panjang gelombang, seperti menjadidan Katau
Kmenjadi Kdan K, sehingga kata monokhromatik di atas masih belum
tepat. Tetapi karena perbedaan antara panjang gelombangdan Ktersebut
sangat kecil sehingga sangat sulit untuk dibedakan, maka orang masih lazim
menyebut garis-garis spektrum dan Ktersebut di atas sebagai garis spektrum
monokhromatik. Namun demikian, kita akan membahas proses terjadinya
KK, Kdan seterusnya.
Peristiwa transisi eksitasi yang terjadi dalam atom-atom di dalam anoda untuk
menghasilkan dan KatauKdan Kdan sebagainya diatur oleh kaidah
seleksi.
Kaidah seleksi menyatakan bahwa transisi yang diizinkan terjadi di dalam sebuah
atom harus K, K memenuhi syarat-syarat = + 1 dan j = 0, + 1, dimana
adalah bilangan kuantum orbit dan j adalah momentum sudut total. Dari mekanika
kuantum kita mengetahui bahwa hubungan antara bilangan kuantum orbit (l )
dengan bilangan kuantum utama (n) dinyatakan oleh hubungan berikut :
= 0, 1, 2, 3, 4, 5, ............., (n-1).

4. Proses Terjadinya Sinar X


Proses terjadinya sinar x adalah sebagai berikut :
a. Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.0000C) sampai menyala dengan
mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
b. Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron
gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing cup.
d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga terbentuk
panas (99%) den sinar x (1%)
e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang

10
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
f. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan
dengan radiator pendingin.

Ringkasan terjadinya sinar x


Melalui generator yang membuat aliran listrik dengan potensial tinggi, logam
pijar molybdenum memijar, pada saat tertentu logam pijar tersebut menghasilkan
awan elektron (logam pijar molybdenum disebut sebagai filamen) pada suhu tertentu
serta saat tertentu pula electron-elektron tertarik ke anoda (anoda adalah unsur
radioaktif barium platinum sianida atau tungsten carbide). Dengan kata lain bila anoda
dibombardir oleh electron, akan timbul pancaran sinar radiasi roentgen atau sinar x,
keadaan ini terjadi di dalam tabung vakum Coolidge.

Tabung sinar x
Tabung sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif disebut
anoda dan elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan filament, bila
diberi arus beberapa mA bisa melepaskan elektron. Dengan memberi tegangan tinggi
antara anoda dan katoda maka elektron katoda ditarik ke anoda. Arus elektron ini
dikonsentrasikan dalam satu berkas dengan bantuan sebuah silinder (focusing cup).
Antikatoda menempel pada anoda dibuat dari logam dengan titik permukaan lebih
tinggi, berbentuk cekungan seperti mangkuk. Waktu elektron dengan kecepatan tinggi
di dalam berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah sinar x. Makin tinggi
nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan makin besar daya
tembus sinar x yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat dari tungsten, sebab elemen
ini nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi (34000C) hanya sebagian kecil
energi elektron yang berubah menjadi sinar x kurang dari 1% pada tegangan 100 kV
dan sebagian besar berubah menjadi panas waktu menumbuk antikatoda. Panas yang
tinggi pada tabung didinginkan dengan menggunakan pendingin minyak emersi / air.
Gambar di bawah ini menunjukkan komponen tabung sinar x dan proses
terjadinya sinar x melalui beberapa ilustrasi berikut ini:

Gambar 2.7 : Komponen tabung dental sinar x

11
Gambar 2.8: Ilustrasi tabung sinar x, pembentukan kabut electron pada katoda
sebagai sirkuit filament. Penyinaran switch terbuka

Gambar 2.9: Tabung sinar x memperlihatkan perjalanan electron menyeberan dari


katoda ke anoda (target), (high tension circuit), dimana exposure switch aktif

Gambar 2.10: Tabung sinar x memperlihatkan produksi sinar x, electron kecepatan


tinggi menubruk target.

12

Anda mungkin juga menyukai