Anda di halaman 1dari 5

Dampak dari Radiasi terhadap Sistem Reproduksi

Marni Widyasa

102016175

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Email : marni.2016fk175@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Jika radiasi mengenai tubuh manusia ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu
berinteraksi dengan tubuh manusia atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat
mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi,
radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan
peningkatan temperatur panas pada bahan atom yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Secara
garis besar radiasi digolongkan menjadi 2 golongan yaitu radiasi pengion dimana radiasi jenis ini
adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi yang kedua radiasi non pengion adalah
jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi.
Kemudian di dunia kedokteran radiasi justru dimanfaatkan dalam diagnosa maupun proses
penyembuhan penyakit. Alat-alat yang digunakan merupakan sumber radiasi yang memberikan
dosis serapan amat tinggi pada manusia seperti roentgen dimana mengunakan sinar X. Jadi
radiasi dapat berdampak negatif dan positif pada kesehatan tubuh dimana yang sifatnya positif
dapat dijadikan terapi untuk pengobatan dibidang medis sedangkan yang sifatnya negatif dapat
menjadi suatu gangguan dari gangguan pendengaran , penglihatan dan sampai organ sistem
reproduksi.

Kata kunci: radiasi, sistem reproduksi, terapi radiasi, roentgen

Abstract

If the radiation on the human body there are two possibilities that can happen is to
interact with the human body or just passing through it. If interact, radiation can ionize atoms or
may also excite. Each ionization or excitation process occurs, the radiation will lose some of its
energy. Energy radiation that is lost will cause a rise in temperature of heat on the material atom
interacting with the radiation. Broadly speaking, the radiation is classified into two groups,
namely the type of ionizing radiation where the radiation is radiation that can cause ionization
process the second non-ionizing radiation is a type of radiation that will not cause ionization
effect when interacting with matter. Later in the medical world of radiation actually used in the
diagnosis and healing process. The tools used are radiation sources that provide very high
absorbed dose in humans such as roentgen where the use of X-ray radiation can be so negative
and positive impact on the health of the body where the positive nature can be used as a therapy
for the treatment of the medical field while the negative nature can be a disorder of hearing,
sight and to the organs of the reproductive system.

Keyword: radiation, reproductive system, radiation therapy, roentgen


Pendahuluan

Pada masa ini kita hidup dekat sekali dengan berbagai macam radiasi. Banyak sekali
benda-benda yang kita miliki yang memang sangat kita perlukan dalam aktivitas keseharian kita
yang memancarkan radiasi. Pengertian radiasi sendiri adalah pancaran energi melalui suatu
materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton)
dari sumber radiasi. Ada beberapa benda disekitar kita yang memancarkan radiasi seperti televisi,
komputer, handphone, alat pemanas makanan (microwave oven), lampu penerangan dll. Radiasi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi
yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga
termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan
handphone. Pancaran wi-fi dan juga Bluetooth dari handphone juga memancarkan radiasi.1
Kemudian di dunia kedokteran radiasi justru dimanfaatkan dalam diagnosa maupun
proses penyembuhan penyakit. Alat-alat yang digunakan merupakan sumber radiasi yang
memberikan dosis serapan amat tinggi pada manusia. Oleh sebab itu sangat tidak dianjurkan
seorang pasien mengalami radiasi berkali-kali dalam tempo yang tidak begitu lama. Jadi radiasi
dapat berdampak negatif dan positif pada kesehatan tubuh dimana yang sifatnya positif dapat
dijadikan terapi untuk pengobatan dibidang medis sedangkan yang sifatnya negatif dapat
menjadi suatu gangguan dari gangguan pendengaran , penglihatan dan sampai organ sistem
reproduksi.2 Tujuan penulisan ini adalah memberikan informasi mengenai dampak negatif dan
positif radiasi terhadap sistem reproduksi.

Pengertian Radiasi

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang dan juga dapat dikatakan suatu perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Secara
garis besar radiasi digolongkan menjadi 2 golongan yaitu radiasi pengion dimana radiasi jenis ini
adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif)
apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk jenis radiasi pengion adalah partikel alpha,
partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Kemudian yang kedua adalah radiasi non
pengion ini adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi
dengan materi. Radiasi jenis ini ada di sekitar kita seperti gelombang radio, gelombang mikro
dari microwave dan handphone, sinar inframerah (energi dalam bentuk panas), sinar ultraviolet
(pancaran sinar matahari).1-3

Efek Radiasi Pengion pada Tubuh

Ionisasi bisa terjadi pada saat radiasi berinteraksi dengan atom materi yang dilewatinya.
Radiasi yang dapat menyebabkan terjadinya ionisasi disebut radiasi pengion. Proses ionisasi
yang timbul akibat radiasi pengion ini banyaknya tergantung dari jumlah tenaga radiasi yang
diserap oleh materi. Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel genetik
meliputi sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki. Efek genetik adalah efek yang
dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik
adalah efek yang langsung dirasakan oleh orang yang terkena radiasi. 3 Apabila ditinjau dari dosis
radiasi, efek radiasi dibedakan oleh efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik
adalah efek yang disebabkan karena paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang
terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan
pada sel. Radiasi yang termasuk dalam katagori ini adalah partikel alpha, partikel beta, sinar
gamma, sinar-X dan neutron. Pada saat menembus materi, radiasi pengion dapat menumbuk
elektron orbit sehingga elektron terlepas dari atom. Akibatnya timbul pasangan ion positif dan
ion negatif.3,4
Efek Radiasi Non Pengion pada Tubuh

Radiasi non pengion dapat didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang bila
melalui suatu media dan terjadi proses penyerapan, berkas energi radiasi tersebut tidak akan
mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media tersebut. Menurut Hendley radiasi
non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi
non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan
ultraviolet. Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk mengeluarkan
elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk atau membuat formasi
ion baru. Istilah radiasi non pengion secara fisika mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan
energi lebih kecil dari 10 eV yang antara lain meliputi sinar ultra violet, cahaya tampak, infra
merah, gelombang mikro atau disebut microwave dan elektromagnetik radiofrekuensi. Selain itu
ultrasound juga termasuk dalam radiasi non pengion. 3 Untuk saat ini alat dan proses yang
menghasilkan radiasi non pengion banyak dimanfaatkan dalam bidang kedokteran , industri
hiburan, laboratorium penelitian, bangunan dan kontruksi, periklanan, aplikasi militer, aplikasi
pendidikan dan kebutuhan rumah tangga. Ada beberapa tingkat stadium bila terkena radiasi ini
yaitu stadium permukaan dimana akan menyebabkan astenia bersifat reversibel bila radiasi
terhenti. Kemudian stadium menengah dan lanjut akan menyebabkan neurovaskuler, gangguan
kadar albumin, histamin dalam serum darah, karsinom.1,4

Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak. Organ reproduksi manusia dibedakan menjadi organ
reproduksi pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria menghasilkan sperma dan organ
reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur). Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi
dua, yaitu alat reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi bagian luar berupa
penis dan skrotum sedangkan organ reproduksi bagian dalam berupa testis, saluran kelamin, dan
kelenjar kelamin. Dimana alat reproduksi pada pria ada sepasang testis yang terbungkus dalam
kantong skrotum, testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron dan ada juga
sepasang epididimis seperti saluran panjang berkelok-kelok terdapat di dalam skrotum.
Kemudian pada organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin bagian luar dan organ
kelamin bagian dalam. Organ kelamin bagian luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin
bagian dalam berupa ovarium dan saluran kelamin, Pada wanita ovarium berfungsi menghasilkan
ovum dan hormon estrogen dan hormon progesteron jika sel telur pada ovarium telah masak
akan dilepaskan dari ovarium, pelepasan telur dari ovarium ini disebut ovulasi.5

Efek Radiasi pada Sistem Reproduksi

Pada jaman yang modern saat ini penggunaan telepon genggam atau biasa disebut ponsel
sudah menyebar merata diseluruh dunia, banyak dampak negatif dari penggunaan radiasi ponsel
untuk kesehatan tubuh seperti terganggunya sistem peredaran darah, sistem saraf dan sistem
reproduksi. Menurut Anonim ada beberapa pengaruh yang akan timbul dari radiasi ponsel yaitu
resiko terkena kanker, sakit kepala, memanaskan otak dan kulit. Pengaruh dari radiasi ponsel
terhadap sistem reproduksi akan menyebabkan jumlah sperma semakin menurun maka dapat
dikatakan radiasi dari ponsel dapat menyebabkan kemandulan pada pria, seringkali akibat dari
radiasi ponsel tersebut berdampak pada pria dikarenakan testis yang terdapat pada organ
reproduksi laki-laki sangat sensitif dibandingkan ovum yang dimiliki organ wanita. Dimana cara
kerja radiasi dari ponsel tersebut adalah merusak sel-sel sperma sehingga sperma tersebut rusak
dan tidak dapat membuahi.5,6
Ada cara kita mengetahui radiasi dari ponsel tersebut yaitu dengan panas yang dihasilkan
ponsel, bila ponsel yang kita pegang sudah panas maka panas tersebutlah yang menjadi radiasi.
Kemudian bukan hanya radiasi ponsel saja yang berbahaya radiasi dari microwave pun bisa
berdampak negatif terhadap sistem reproduksi yang juga akan menyebabkan kemandulan. Pada
pria, jaringan sistem reproduksi bersifat radioresisten kecuali testis yang dimana berisi sel-sel
radiorsisten yakni spermatozoa matang dan sel-sel radiosensitif yakni spermatogonia sel muda.
Efek primer dari radiasi adalah kerusakan dan depopulasi spermatogonia, sesudah itu deplesi
sperma matang. Fertilitas periodenya bervariasi sesudah radiasi tergantung radioresistensi sel-sel
matang, kemudian diikuti sterilitas atau sementara tergantung dosis radiasi. Sterilitas permanen
dapat ditimbulkan oleh dosis akut 500-600 rad. Dosis 250 rad menimbulkan sterilitas sementara
yakni selama 12 bulan. Bahaya lain yang dapat terjadi adalah produksi aberasi kromosom yang
mungkin diteruskan pada generasi berikutnya pada periode fertil sesudah radiasi tidak
menghilangkan kerusakan kromosom dalam spermatozoa.6

Manfaat Radiasi

Tidak semua radiasi bersifat negatif ada pula yang bersifat positif didalam kehidupan
sehari-hari, radiasi juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan terutama pengobatan kanker
dimana terapi radiasi untuk kanker yang berdosis 5 juta mrem hanya digunakan dalam waktu
singkat dan daerah sasaran yang seminimal mungkin yaitu bagian yang memang dikehendaki
mati sel-selnya. Alat-alat yang digunakan merupakan sumber radiasi yang memberikan dosis
serapan amat tinggi pada manusia. Oleh sebab itu sangat tidak dianjurkan seorang pasien
mengalami radiasi berkali-kali dalam tempo yang tidak begitu lama. 7 Namun di sisi lain, radiasi
sebagai salah satu penemuan hebat manusia di bidang ilmu pengetahuan, selain memiliki efek
biologi ternyata juga menyimpan potensi dan manfaat yang sangat luar biasa. Salah satu manfaat
radiasi digunakan di bidang medis. Salah satu contoh yaitu pemanfaatan radiasi di bidang medis
digunakan di instalasi radiologi untuk pemeriksaan roentgen. Tentu banyak yang sudah
mengetahui tentang roentgen. Gambar roentgen yang digunakan untuk mendeteksi penyakit
dihasilkan dari sumber utama berupa sinar-X atau biasa disebut sinar roentgent. Sinar-X ini
merupakan salah satu radiasi buatan. Artinya, manusia mampu membuat sinar-X dengan
menggunakan alat khusus berupa mesin pembangkit sinar-X atau sering disebut dengan pesawat
rontgen. Pesawat roentgen inilah yang memproduksi sinar-X untuk digunakan dalam
pemeriksaan radiologi. Salah satu sifat sinar-X adalah memiliki energi besar dan mampu
menembus objek-objek tertentu. Sinar-X yang dikeluarkan oleh mesin diarahkan oleh petugas
roentgen (radiografer) pada daerah tubuh pasien yang akan diperiksa. Radiografer melakukan
teknik posisi untuk memproyeksikan organ tubuh yang akan diperiksa serta mengatur jumlah
sinar-X yang akan dikeluarkan, semakin besar, tebal objek tubuh pasien maka semakin kuat serta
banyak sinar-X yang dibutuhkan.6,7

Penutup

Pengaruh dari radiasi terhadap sistem reproduksi akan menyebabkan jumlah sperma
semakin menurun maka dapat dikatakan radiasi dapat menyebabkan kemandulan pada pria.
Kemungkinan besar yang terkena efek radiasi adalah pria dikarenakan testis yang terdapat pada
organ reproduksi laki-laki sangat sensitif dibandingkan ovum yang dimiliki organ wanita.
Namun disisi lain salah satu manfaat radiasi digunakan dibidang medis. Salah satu contoh yaitu
pemanfaatan radiasi di bidang medis digunakan di instalasi radiologi untuk pemeriksaan
roentgen dan juga dapat dijadikan untuk pengobatan kanker dimana terapi radiasi untuk kanker
yang berdosis 5 juta mrem hanya digunakan dalam waktu singkat dan daerah sasaran yang
seminimal mungkin yaitu bagian yang memang dikehendaki mati sel-selnya.
Daftar Pustaka

1. Idris R, Bhanu, Hartamto H. Logam berat, radiasi, diet, rokok, alkohol dan obat-obatan
sebagai infertilitas pria. JKI September 2006;10(2):70-5
2. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedokteran kerja. Jakarta: EGC;2010. h.268
3. Suratma IN. Pengaruh dosis radiasi terhadap jumlah spermatosit primer.2007.Diunduh dari
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Volume.I.Nomor.2.Januari.2007/PENGARU
H%20DOSIS%20RADIASI%20125%20I%20TERHADAP%20JUMLAH
%20SPERMATOSIT%20PRIMER-I%20Nyoman%20Suratma.pdf.24 Februari 2017
4. Alatas Z, Lusiyanti Y. Efek kesehatan radiasi non pengion pada manusia. 2006.Diunduh
dari
http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/39/057/39057175.pdf.24
Februari 2017
5. Haviz M. Dua sistem tubuh: reproduksi dan endokrin. Jurnal Sainstek Desember
2013;5(2):153-168
6. Fauziyah A. Pengaruh radiasi sinar x terhadap motilitas sperma pada tikus mencit. 2013.
Diunduh dari http://lib.unnes.ac.id/19511/1/4211409004.pdf.25 Februari 2017
7. Senduk P, Danes VR, Rumampuk JF. Penggunaan radioisotop pada deteksi dini penyakit
kanker. Jurnal e-Biomedik Agustus 2015;3(2):620-3

Anda mungkin juga menyukai