Anda di halaman 1dari 17

Oesophagografi & Cor analisis

Kelompok 2:
Elis Septiani
Siti Aisah
Mochamad Lifaldi
Muhammad Fauzi
Moch. Zaki Azahari
M. Ziddan Fauzzan
Teknik Radiografi Oesophagografi/Barium Swallow

PENGERTIAN
Oesophagografi/Barium Swallow adalah suatu pemeriksaan radiografi pada bagian oesophagus dan pharynx
dengan menggunakan sinar-x dan bantuan media kontras positif untuk menegakkan diagnosa.

TUJUAN
Semua proyeksi bertujuan untuk melihat structura, benda asing, kelainan anatomis, tumor dan struktur dari oesophagus.

INDIKASI
 Achalasia ( Penurunan pergerakan peristaltic 2/3 distal oesophagus )
 Anatomic anomalies
 Foreign bodies ( bolus of food , metallic object, fish bone)
 Carcinoma
 Dysphagia
 Esophagitis
 Refluks
 Spasme oesophagus

KONTRA INDIKASI
 Jarang ditemukan karena menggunakan BaSO4.
 Adanya komplikasi perforasi pada oesophagus yang tidak diketahui sebelumnya.
PERSIAPAN PASIEN
• Tidak ada persiapan khusus.
• Penjelasan pada pasien tentang pemeriksaan oesophagografi.

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


• Pesawat X-ray + Fluoroskopi
• Baju pasien
• Gonad shield
• Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm2
• Moving / Stationary Grid
• Tissue / kertas pembersih
• Media kontras BaSO4 : Air masak = 1 : 1 (Kental)
• Media kontras BaSO4 : Air masak = 1 : 3 atau 4 (Encer)
• Sendok / straw ( pipet )
• Sarung tangan
• Gelas dan tempat mengaduk media kontras
• Marker
• Apron
Proyeksi Pemeriksaan
1. AP/PA
 Posisi Pasien
Recumbent / erect
 Posisi Pasien

• MSP pada pertengahan meja / kaset.


• Shoulder dan hip tidak ada rotasi.
• Tangan kanan memegang gelas barium.
• Tepi atas film 5 cm di atas shoulder.
 Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
 Central Point
Pada MSP 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-T6 ) atau 7,5 cm inferior jugular notch.
 FFD
100 cm
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
 Catatan
• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw
langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
 Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium.
• Tidak ada rotasi dari pasien (Sternoclavicular joint simetris ).
• Seluruh oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus superimposed dengan vertebra thorakalis.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi
2. Lateral
 Posisi Pasien
Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik )
 Posisi Pasien
• Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi dan elbow flexi.
• MCP pada garis tengah meja / kaset.
Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.
• Tangan kanan memegang gelas barium.
• Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
 Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
 Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
 FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdiri
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
 Catatan
• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung
expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
 Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium dan terlihat diantara columna vertebral dan jantung
• True lateral ditunjukan dari superposisi costa posterior.
• Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
• Oesophagus terisi media kontras.
• Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
3. RAO (Right Anterior Oblique)
 Posisi Pasien
Recumbent / erect (recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik)
 Posisi Pasien
• Rotasi 350 – 400 dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh menempel meja /
film.
• Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala pasien memegang
gelas barium dengan straw pada mulut pasien.
• Lutut kiri flexi untuk tumpuan.
• Pertengahan thorax diatur pada posisi oblique pada pertengahan film / meja.
• Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
 Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
 Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
 FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdfilmi
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
 Catatan
• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw
langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
 Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium terlihat diantara columna vertebral dan jantung (RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan
jantung dibandingkan LAO).
• Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara columna vertebral dan jantung jika oesophagus superimposed di atas spina,
rotasi perlu ditambah.
• Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
• Oesophagus terisi media kontras.
• Seluruh oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
4. LAO (Left Anterior Oblique)
 Posisi Pasien
Recumbent / erect (recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik)
 Posisi Pasien
• Rotasi 350 – 400 dari posisi prone dengan sisi kiri depan tubuh menempel meja / film.
• Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala pasien memegang
gelas barium dengan straw pada mulut pasien.
• Lutut kiri flexi untuk tumpuan.
• Pertengahan thorax diatur pada posisi oblique pada pertengahan film / meja.
• Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
 Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
 Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
 FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdfilmi
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
 Catatan

• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.


• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw
langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
 Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium terlihat diantara columna vertebral dan jantung (RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan
jantung dibandingkan LAO)
• Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara columna vertebral dan jantung jika oesophagus superimposed di atas spina,
rotasi perlu ditambah.
• Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
• Oesophagus terisi media kontras.
• Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
Teknik Radiografi COR Analisa
1. DEFINISI
Pemeriksaan secara radiologi untuk menilai kemungkinan kelainan pada jantung dengan menggunakan media kontras
positif.

2. FUNGSI
• Diagnosis anatomi
• Diagnosis fisiologi (keras denyutan, ritme/irama, denyutan abnormal)
• Fungsional capacity
• Upaya menetapkan etiologi penyakit

3. INDIKASI
• Pembesaran ventrikel
• Pembesaran atrium
• Mitral/bikuspidalis stenosis
• Mitral/bikuspidal defect
• Inter ventrikel defect
• Inter atrium defect
• Mitral / trikuspidal insufficiency

4. KONTRA INDIKASI
• Kondisi umum pasien jelek
• Sensitif terhadap bahan media kontras
• Adanya komplikasi perforasi pada oesophagus yang tidak diketahui sebelumnya
5. PROSEDUR COR ANALYSA
 Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus pada pasien hanya berupa penjelasan tentang prosedur
COR Analisa.
 Alat dan Bahan
• Pesawat + fluoroskopi
• Baju pasien
• Gonad shield
• Kaset + film ukuran 35 x 35 cm
• Grid
• X-ray marker
• Tissue / kertas pembersih
• Bahan kontras
• Air masak
• Sendok/sedotan
• BaSO4 : Air = 3 : 1 – 4 : 1
Proyeksi Pemotretan
a. Proyeksi PA
PA dengan 6 feet = (teleroentgenogram) untuk maksimalkan magnifikasi 5-10%

Posisi Pasien
Sedapat mungkin dalam posisi erect

Posisi Obyek
• Tepi IR pada jarak 5 cm di atas shoulder joint
• Kedua dorsum manus endorotasi diletakkan di atas SIAS
• Siku didorong ke depan

Central Ray
Tegak lurus terhadap IR

Central Point
Pada MSP setinggi Thoracal 6-7

FFD
180 cm
Expose pada saat tahan nafas setelah menelan barium pekat

Kriteria Radiografi
• Tampak gambaran oesophagus terisi barium yang overlapping dengan gambaran jantung
• Tidak ada rotasi dari tubuh, kedua sternoclavicular joint simetris
• Seluruh thorax tercover pada film
• Eksposi cukup mampu menunjukkan struktur oesophagus dan jantung
• Gambaran tajam pada tepi menunjukkan tidak ada pergerakan obyek
b. Proyeksi PA OBLIQUE (RAO dan LAO)

Posisi Pasien
Sedapat mungkin dalam posisi erect

Posisi Obyek
• Tepi atas IR pada jarak 5 cm diatas shoulder joint
• Tubuh diatur oblique dengan midaxillary plane membentuk sudut 45˚- 55˚ sisi tubuh kanan depan menempel pada film (RAO)
• Tubuh diatur oblique dengan midaxillary plane membentuk sudut 45˚- 55˚ sisi tubuh kiri depan menempel pada film (LAO)
• Tangan kanan diatur pada hip di belakang tubuh, tangan kiri berpegang pada atas kaset, shoulder pada ketinggian yang sama (RAO)
• Tangan kiri diatur pada hip di belakang tubuh, tangan kanan berpegang pada atas kaset, shoulder pada ketinggian yang sama (LAO)
• Tidak ada rotasi pada kepala

Central Ray
Tegak lurus terhadap IR

Central Point
Pada jarak 7 cm lateral kiri MSP setinggi Thoracal 6-7 (RAO)
Pada jarak 7 cm lateral kanan MSP setinggi Thoracal 6-7 (LAO)

FFD
180 cm
Expose pada saat tahan nafas setelah menelan barium pekat

Kriteria Radiografi
• Tampak gambaran oesophagus terisi barium berada diantara c. v. vertebra Thoracal dan jantung
• Seluruh thorax tercover pada film
• Eksposi cukup mampu menunjukkan struktur oesophagus dan jantung
• Gambaran tajam pada tepi menunjukkan tidak ada pergerakan obyek
c. Proyeksi AP OBLIQUE (RPO dan LPO)

Posisi Pasien
Sedapat mungkin dalam posisi erect

Posisi Obyek
• Tepi atas IR pada jarak 5 cm diatas shoulder joint
• Tubuh diatur oblique dengan midaxillary plane membentuk sudut 45˚- 55˚ sisi tubuh kanan belakang menempel pada film (RPO)
• Tubuh diatur oblique dengan midaxillary plane membentuk sudut 45˚- 55˚ sisi tubuh kiri belakang menempel pada film (LPO)
• Tangan kanan diangkat semaksimal mungkin dan diletakkan di atas kepala, tangan kiri diatur pada hip di belakang tubuh, shoulder pada
ketinggian yang sama (RPO)
• Tangan kiri diangkat semaksimal mungkin dan diletakkan di atas kepala, tangan kanan diatur pada hip di belakang tubuh, shoulder pada
ketinggian yang sama (LPO)
• Tidak ada rotasi pada kepala

Central Ray
Tegak lurus terhadap IR

Central Point
Pada jarak 7 cm lateral kiri MSP setinggi Thoracal 6-7 (RPO)
Pada jarak 7 cm lateral kanan MSP setinggi Thoracal 6-7 (LPO)

FFD
180 cm
Expose pada saat tahan nafas setelah menelan barium pekat

Kriteria Radiografi
• Tampak gambaran oesophagus terisi barium berada diantara c. v. vertebra Thoracal dan jantung
• Seluruh thorax tercover pada film
• Eksposi cukup mampu menunjukkan struktur oesophagus dan jantung
• Gambaran tajam pada tepi menunjukkan tidak ada pergerakan obyek
d. Proyeksi Lateral

Posisi Pasien
Sedapat mungkin dalam posisi erect

Posisi Obyek
• Tepi atas IR berjarak 5 cm di atas shoulder joint
• Tubuh diatur true lateral, kedua tangan bertemu di atas kepala
• Tidak ada rotasi dari kepala

Central Ray
Tegak lurus terhadap IR

Central Point
Pada midaxillary line setinggi Thoracal 6-7

FFD
180 cm
Expose pada saat tahan nafas setelah menelan barium pekat

Kriteria Radiografi
• Tampak gambaran oesophagus terisi barium berada di pertengahan lapangan paru
• Seluruh thorax tercover pada film
• Eksposi cukup mampu menunjukkan struktur oesophagus dan jantung
• Gambaran tajam pada tepi menunjukkan tidak ada pergerakan obyek

Anda mungkin juga menyukai