Anda di halaman 1dari 10

BNO IVP

• Kelompok 2:
• Dine Nurfadilah (TRO/14/00997)
• Ika Nuramida (TRO/14/01003)
• Mochamad Lifaldi(TRO/14/01010)
• Muhammad Surya Ibrahim (TRO/14/01015)
• Nuri Nurhayati (TRO/14/01017)
• Salma Fauzia Nur Fadhila (TRO/14/01024)
• Santiago Menezes Gusmao (TRO/14/01025)
Anatomi Fisiologi
Ginjal
Sisi lateralnya berbentuk cembung, sisi medial cekung, sedikir pada permukaan
anterior, sedikit cembung pada permukaan porterior. Ukuran ginjal 4,5 inci x 3 inci
x 1,5 inci. Ginjal kiri sedikit lebih panjang dari pada ginjal kanan.
Letak ginjal yang normal setinggi columna vertebralis thoracalis XII s.d columna
vertebralis lumbalis III dibelakang peritonium bersinggungan dengan dinding
abdomen posterior. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri.
Pada bagian yang cekung memiliki hilus tempat transmisi dari pembuluh-pembuluh
darah, limfe, syaraf dan ureter. Hilus berlanjut membentuk cavitas pusat yang
disebut sinus renalis. Lapisan luar ginjal disebut substansi cortical dan lapisan
dalam disebut substansi medular, permukaan luar ginjal ditutupi oleh lapisan tipis
jaringan fibrosus. Substansi medular terdiri dari sekumpulan tubuli membentuk 8
s.d 15 segmen conus yang disebut pyramid yang masing-masing puncaknya
membentuk sistem calyses.
Ureter
Panjang ureter 10-12 inci, terletak pada posterior dari peritoneum dan didepan dari
musculus PSOAS dan processus transversum columna vertebralis lumbalis. Bagian
distal berhubungan dengan vesica urinaria pada tepi lateral bagian superior.
 Vesica Urinaria
Penampungan urine, letaknya postero-superior terhadap sympisis pubis. Bentuk dan
ukurannya bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kapasitasnya sekitar
700-1000 ml.
 Uretra
Merupakan traktus urinarius paling distal, tempat ekskresi urine. Panjangnya kira-
Pemeriksaan BNO IVP adalah Pemeriksaan secara radiografi dari tractus Urinarius (Renal, Ureter, Vesica, dan
Uretra) dengan menggunakan media kontras positif yang disuntikan melalui pembulu darah vena (intra vena)  
 TUJUAN
Tujuan pemeriksaan untuk melihat anatomi dan fisiologi dari tractus urinarius (sistem perkemihan). Dengan pemeriksaan ini
dapat diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut

 indikasi Pemeriksaan
Nephrolithiasis (adanya batu pada ginjal)
Nephritis (peradangan pada ginjal)  Kontra Indikasi
Uretrolithiasis (adanya batu pada ureter) Alergi terhadap bahan kontras
Uretrisis (peradangan pada ureter) Pasien dalam keadaan lemah jantung
Vesicolithiasis (adanya batu pada vesica urinari)
Cystitis (peradangan pada vesica urinari)
Tumor pada tract. Urinari
Kanker pada tract Urinari
Persiapan Pasien

• Sehari sebelum pemeriksaan, pasien harus makan makanan yang tidak berserat (lembek), misalnya bubur kecap.
• Puasa makan dan minum minimal 6 jam sebelum pemeriksaaan

• Pasien diberikan 4 butir dulcolac tablet sekaligus 6 jam sebelum pemeriksaan dan dulcolac suppositorial (1 BUTIR) 2 Jam sebelum
pemeriksaan
• Pasien dilarang minum 8 jam sebelum pemeriksaan.
• Puasa sampai dilakukan pemeriksaan radiografi
• Tidak boleh banyak bicara dan merokok
• Sebelum pasien naik ke meja pemeriksaan, pasien diminta untuk Buang Air Kecil (miksi) terlebih dulu.
• Pasien diminta membawa air putih sebanyak 1 liter
• Apabila pasien berasal  dari ruang perawatan, sebaiknya sudah terpasang abocath / venocath (untuk pemberian kontras media)
• Kepada pasien perlu diinformasikan:
- bahwa pemeriksaan ini, pasien akan diberikan obat kontras media melalui penyuntikan pembuluh darah dan bila pasien
mempunyai riwayat alergi atau astma agar memberitahukan kepada dokter/petugas radiologi sebelum dilakukan pemeriksaan.
- Selama pemeriksaan pasien berbaring diatas  meja pemeriksaan dengan pengambilan foto dilakukan beberapa kali.
- Pasien agar  menyertakan hasil pemeriksaaan laboratorium untuk mengetahui kadar ureum & creatinin.
Persiapan Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut :
Pesawat rontgen
Kaset & Film ukuran 18×24 cm, 24×30 cm, 35×43 cm
Stuwing band
Contras media yang beriodium
Spuit disposible
Kapas alcohol
Plester
Infus set
Alat kompresi
Obat-obatan emergency
Hand Scoon
Bengkok dan alat medis
Marker R dan L, dan Numeric

Kontras Media
Bahan Kontras dari golongan garam sodium atau meglumin dari diatrizoat atau iothalamate secara terpisah atau campuran. Dosis rendah atau dosis tinggi dari kontras media bisa digunakan menurut indikasi/ klinis pemeriksaan dan keputusan dokter Radiologi, misalnya:
Dosis rendah: 20 ml
Dosis Medium: 50 ml
Dosis tinggi: diatas 50 ml
Volume bahan kontras  (Saxton, 1969) :
Dewasa sekitar 70 kg : 20 ml Urografin 76 % atau 40 ml Hypaque untuk dosis rendah
Untuk pasien anak-anak : 2 ml/kg berat badan, bila ada dugaan kegagalan ginjal dosis 4 ml/kg berat badan.
Prosedur Pemeriksaan
Foto Pendahuluan
Tujuan foto pendahuluan :
1. Melihat persiapan pasien
2. Menilai abdomen secara umum, mengetahui letak ginjal
3. Menentukan faktor eksposi selanjutnya.
Cek foto pendahuluan, bila persiapan bagus bahan kontras disuntikkan secara intravena, biasanya pada vena cubiti, pasien
dalam keadaan supine.

Usai penyuntikan pasien dilakukan stuwing, yaitu kegiatan menekan tubuh di bagian ureter dengan menggunakan dua buah
bola atau busa sebagai pengganjal di perut. Kegiatan pemberian stuwing ini bertujuan untuk menekan sampai sejauh mana
kontras mengalir di ginjal dan menekan kontras agar tidak turun segera sehingga bentuk pelvio-calyses sistemnya terbentuk
dengan baik.

Bila pasien menggunakan cateter sebelum dilakukan penyuntikan,  cateter diklem terlebih dahulu.
Radiograf Foto Plain
Posisi Pasien

Pengambilan Gambar Radiografi


Foto 5’
1. Fase Nephrogram: dibuat segera setelah
selesai penyuntikan bahan kontras terutama
untuk klinis hypertensi.
2. Film medium mencakup processus Xypoideus
sampai dengan crista iliaca.
3. Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah
ekspirasi penuh.
4. Kompresi ureter bertujuan untuk menahan
kontras media tetap berada pada system pelvi-
calyses dan ureter bagian proksimal. Kompresi
diketatkan setelah dilakukan pengambilan foto
menit ke-5.

Foto 10’
•1. Bila penggambaran system pelvi-calyses kurang baik Gambar Pasien saat di Stuwing
pada menit ke 5 foto diambil kembali pada menit ke 10
sebaiknya dengan zonografi untuk memperjelas bayangan.
•2. Kompresor ureter dibuka pada menit ke 20 atau 30
tergantung hasil gambaran pada menit sebelumnya.
•3. Foto abdomen dengan posisi pasien prone dapat
dilakukan bila bahan kontras lambat mengisi ureter atau
vesica urinaria.
•Foto 30’, prone
•–  Untuk kasus pasien dengan massa/tumor, dibuat foto
lateral abdomen
•Foto 60’ dan 120’
•1. Hanya dibuat jika kontras media tidak mengisi salah satu
& atau kedua ginjal
•2. Pengambilan foto sama seperti pada foto BNO
•3. Jika pada foto 60’ kontras media sudah mengisi ginjal
maka tidak perlu dibuat foto 120’, melainkan tinggal
menunggu Full Blass
•4. Jika pada foto 60’ kontras media belum mengisi ginjal
maka dilanjutkan dengan foto 120’
Foto full blast (blast penuh)
–  Foto blast penuh dilakukan untuk melihat kelainan yang terdapat pada blast
 Foto post void
–   Foto post mixi dibuat setelah pasien mixi untuk menilai pengosongan vesica urinaria (kandung
kemih).

Blast & Post Voiding


• Foto-foto yang dibuat pada klinis tertentu :
• 1. Hypertensi: frekuensi waktu lebih singkat
• 2. Eksresi lambat: dibuat foto 24 jam setelah penyuntikan
bahan kontras.
• 3. Hydronephrosis; 48 jam setelah penyuntikan bahan
kontras dengan dosis maksimum

• Jadi, BNO IVP adalah Pemeriksaan secara radiografi dari saluran


perkencingan atau sistem traktus urinarius (Renal, Ureter, Vesica
Urinaria, dan Uretra) dengan menggunakan bahan kontras positif
yang disuntikan melalui pembuluh darah vena (intra vena).
• Tujuan pemeriksaan untuk melihat anatomi dan fisiologi dari tractus
urinarius (sistem perkemihan). Dengan pemeriksaan ini dapat
diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai