Anda di halaman 1dari 18

SISTEM BILLIER

KELOMPOK 8 :
AEF SAEFULOH
N CAMELYA FIRDAUS
NURWANTI SAFITRI
SANTIAGO MENEZES G.
ANATOMI
FISIOLOGI

 Fungsi Hati
1. Merubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus.
2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan
urin.
3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
4. Sekresi empedu.
5. Pembentukan ureum.
6. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.
FISIOLOGI KANDUNG EMPEDU
1.Membantu kerja fungsi enzim pencernaan
Fungsi empedu dalam pencernaan salah satunya adalah menetralkan asam lambung. Proses ini membantu enzim
pencernaan untuk bekerja dengan baik di suasana yang lebih netral.
2.Empedu berperan sebagai pengencer lemak
Fungsi empedu selanjutnya adalah dapat membantu mengemulsi lemak. Tidak semua jenis lemak yang masuk ke
dalam sistem pencernaan bisa langsung diserap oleh usus. 
3.Membantu fungsi enzim lipase
 Fungsi empedu pada tubuh manusia selanjutnya adalah untuk membantu fungsi enzime lipase. Empedu
membantu kerja enzim lipase dengan membentuk misel-misel. Misel membantu menambah luas permukaan
partikel sehingga enzim lipase lebih cepat merombak lemak. Enzim lipase memiliki fungsi dalam merombak
lemak menjadi dua molekul asam lemak dan gliserol.
4.Mengeluarkan racun dalam tubuh
Fungsi empedu selanjutnya adalah untuk membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Makanan yang masuk ke
dalam tubuh manusia akan diolah untuk kemudian dapat diserap oleh usus. Setelah itu zat-zat penting akan
diserap oleh darah untuk dapat membantu kerja sel-sel dalam tubuh.
5. Melindungi tubuh dari bakteri
Fungsi empedu lainnya adalah mampu untuk menjadi bakterisida,empedu menciptakan kondisi basa yang dapat
mematikan atau menghambat mikroba yang masuk ke dalam tubuh.
PATOLOGI
 1.CHOLELITIASIS ( Batu Kandung Empedu)
     dibagi menjadi 3 tipe :
1. Batu Kolestrol ; terjadi akibat gangguan dari hati yang mengekskresikan kolestrol berlebih
sehingga kadarnya di dalam kandung empedu tinggi.
2. Batu Pigmen ; terjadi akibat infestasi “escherichiacoli” kedalam kandung empedu yang dapat
mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas.
3. Batu Campuran ; merupakan tipe campuran dan seringkali multiple.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu meliputi:
 Penyebab keturunan
 Obesitas
 Penurunan berat badan yang cepat
 Kehamilan
 Obat penurun kolesterol
CHOLELITIASIS ( Batu Kandung Empedu)
 2.CHOLEDOCOLITIASIS
adanya batu dalam saluran empedu dan merupakan suatu kondisi umum dan bisa menimbulkan
berbagai komplikasi.
Penyebab;
1.  Terlalu Banyak Kolesterol Dalam Empedu
2. Terlalu Banyak Bilirubin Dalam Empedu
3. Pengosongan Kantung Empedu.
Berikut ini adalah gejala batu yang bisa dikenali, antara lain:
 Nyeri yang tiba-tiba dan meningkat dengan cepat di bagian kanan atas perut.
 Nyeri yang tiba-tiba dan semakin intensif di bagian tengah perut, tepat di bawah tulang dada.
 Nyeri punggung di antara tulang belikat.
 Rasa sakit di bahu kanan.
 Mual atau muntah.
 Nyeri dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.
1.Gambaran radoilogi CHOLEDOCOLITIASIS 2.CHOLEDOCOLITIASIS
 3.CHOLESISTITIS
Umumnya disebabkan oleh batu kandung empedu. Sumbatan batu kandung empedu pada
duktus sistikus menyebabkan distensi (peregangan) kandung empedu dan gangguan aliran
darah. Terbagi menjadi 2; 
1. Cholesistitis kronik, pada foto polos kadang tampak bayangan dinding kandung empedu
seperti kulit telur.
2. Cholesistitis akut, pada keadaan ini tampak bayangan kontras media di dalam kandung
empedu lemah tidak opaque.
1.CHOLESISTITIS

2. gambaran radilogi CHOLESISTITIS 
 4.HEPATOMA
Kejadian hepatoma yang tinggi di negara-negara berkembang berkaitan dengan
tingginya kejadian infeksi oleh virus hepatitis B dan C, Obesitas, diabetes melitus,
penyakit keturunan yang berkaitan dengan kelainan genetik, dan konsumsi
makanan yang terkontaminasi racun aflatoksin (racun yang diproduksi jamur jenis
tertentu) juga meningkatkan risiko untuk menderita hepatoma. Dari semua risiko
tersebut, faktor risiko terbesar adalah yang berkaitan dengan penyakit hati kronis,
seperti infeksi kronis virus hepatitis B dan C, penyakit hati akibat alkohol, dan
penyakit perlemakan hati.
Gejala :
 Hati dapat membesar secara menyeluruh ataupun membesar secara tidak
beraturan sehingga membentuk massa hati yang berbenjol-benjol. Sering kali
pembesaran hati dapat teraba di daerah perut kanan atas ataupun daerah ulu
hati.
  penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, lemah, rasa nyeri pada bagian
perut (terutama bagian perut kanan atas), rasa penuh pada perut dan cepat
merasa kenyang, serta mual.
 kuning pada mata ataupun kulit penderita.
1. HEPATOMA 2. gambaran radiologi HEPATOMA
 5.ABSES HEPAR
Adalah  kumpulan nanah di hati yang disebabkan oleh infeksi parasit.
Tiga kategori penyebab utama abses hati adalah:
 Bakteri penyebab abses hati, yaitu Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae.
 Amoeba penyebab abses hati, yaitu Entamoeba histolytica.
 Jamur penyebab abses hati, kebanyakan Candida sp.

Gejala yang paling sering muncul ketika seseorang terkena abses hati adalah:
• demam
• menggigil
• berkeringat
• mual
• muntah
• diare
• sakit perut bagian atas kanan
1.ABSES HEPAR 2.gambaran radiologi ABSES HEPAR
 6.ATRESIA BILIER
Gangguan saluran empedu pada bayi baru lahir yang cukup jarang ditemukan, namun tidak dapat
disepelekan. Jika saluran empedu mengalami gangguan maka empedu tidak bisa mengalir keluar dari hati,
sehingga menyebabkan gangguan serius pada hati, bahkan hingga kehilangan fungsinya.
Penyebab ;
 Perubahan/mutasi genetik.
 Pengaruh zat beracun.
 Gangguan pembentukan dan perkembangan organ hati atau saluran empedu janin di dalam rahim.
 Gangguan sistem kekebalan tubuh.
 Infeksi virus atau bakteri setelah lahir.
Gejala ;
 Urine berwarna gelap.
 Limpa yang membesar.
 Tinja berwarna pucat atau sangat bau.
 Pertumbuhan lambat atau bahkan berat badan tidak mengalami peningkatan.
1.ATRESIA BILIER pada bayi
 7.SIROSIS HEPATIS
Penyakit kronis yang ditandai oleh obstruksi difus dan regenerasi fibrotik sel-sel hepar. 
Penyebab ;
 Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C
 Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
 Berat badan berlebih
Gejala ;
1. Anoreksia akibat perubahan citra rasa terhadap makanan tertentu.
2. Mual dan muntah akibat respons inflamasi dan efek sistemik inflamasi hati.
3. Diare akibat malasorbsi
4. Nyeri tumpul abdomen akibat inflamasi hati
5. Gangguan respirasi
6. Sistem saraf pusat, seperti perubahan mental, bicara pelo, halusinasi, dll.
7. Hematologik, kecenderungan berdarah pada gusi.
8. Endokrin, ketidakteraturan haid, bulu dada dan ketiak rontok akibat penurunan metabolisme hormone
9. Kekeringan kulit yang ekstrim, karena pigmentasi abnormal yang berhubungan dengan kerusakan fungsi hati.
1.Gambaran SIROSIS HEPATIS 2.Gambaran radoilogi SIROSIS HEPATIS

Anda mungkin juga menyukai