Gagal Hati
Penyakit Kuning
Sirosis Hati
Penyakit Wilson
Abses Hati
Tumor Jinak
Karsinoma Sel Hati
TEKNIK SCANNING HATI ATAU SIDIK HATI
Indikasi
Untuk mengevaluasi bentuk ukuran dan letak hati limpa
Untuk mendeteksi lesi fokal seperti keganasan
Mendeteksi lesi difus seperti sirosis hati
Untuk mengevaluasi masa di abdomen
Radiofarmaka
Tc-99m mikrokoloid dengan-dosis 1-2 mCi intravena,
pancaran energi 140 kev sinar gamma.
Persiapan
Pemeriksaan ini tidak memerlukan pemeriksaan
Teknik Pemeriksaan
Diberikan 1-2 mCi Tc-99m mikrokoloid intravena,
scanning dilakukan 10 menit setelah injeksi. Dipergunakan
kamera gamma degan energi rendah, kolimator parallel dan
window 25-30%. Tiap pencitraan 300.000 counts.
Untuk hati dilakukan dari depan dan sisi kanan, sedang
untuk limpa dilakukan dari belakang dan samping kiri.
Interpretasi
-
Normal up-take di hati dan di limpa adalah merata. Citra dari
belakang akan menunjukkan densitas yang sama antara aktivitas di
hati dan limpa.
Variasi normal dapat terjadi berupa penurunan aktivitas fokal,
misalkan di hillus dan tempat keluarnya vena hepatica atau
penekanan ginjal dan tertutupnya permukaan kaudoventral hati oleh
kandung emped. Fokal defect dapat terjadi pada keganasan primer
atau sekunder, abses, trauma defect kongenital, sikatrik dan kista.
Proses – proses tersebut tidak dapat dibedakan hanya dengan scanning
saja. Perubahan ukuran, baik membesar atau mengecil dapat terjadi
pada proses sirosis hati, lipoma, leukemia, bendungan dan lain lain.
Penurunan aktivitas di hati sering di kompresi oleh meningkatnya
aktivitas limpa dan sumsum tulang belakang, misalnya pada sirosis
hati. Hati normal yang letak lebih rendah sering dijumpai pada asma
bronkial.
-
Keterbatasan
Lesi terkecil yang dapat dinilai sekitar 2 1/2 – 3 cm.
Tak dapat membedakan keganasan dengan bukan
keganasan (tidak spesifik)
-
Teknik Scanning Hati dan Sistem Empedu
Radiofarmaka
Tc-99m IDA dengan dosis 1-2 mCi, yang memancarkan
energy 140 kev sinar gamma.
Persiapan
Pada pemakaian Tc-99m IDA tidak diperlukan persiapan
Teknik Pemeriksaan -
Diberikan Tc-99m IDA intravena sebesar 2-4 mCi.
• Scanning I : 5 menit setelah injeksi dilakukan
dari depan dan samping kanan untuk menilai
keadaan hati
• Scanning II : 15-30 menit setelah injeksi,
hanya dari depan untuk menilai sakuran
dari kandung empedu
• Scanning III : 60 menit setelah injeksi menilai
kanding empedu aktivitas usus – usus.
• Bila diperlukan Scanning IV : 20 jam setelah
injeksi menunjukkan aktivitas usus besar.
Interpretasi
Scanning pertama akan menunjukkan besar, bentuk dan
posisi hati, dalam keadaan normal aktivitas akan merata.
Bila terjadi kerusakan parenkim akan terjadi lubang. Citra hati
akan sama seperti scanning dengan koloidal kecuali citra
limpa disini tidak ada. Scanning kedua 15-30 menit setelah
injeksi akan menilai aktivitas di dalam saluran dan kandung
empedu, saluran empedu akan tampak jelas bila terjadi
bendungan/pelebaran. Scanning ketiga, aktivitas di
kandung empedu tidak tampak pada kolesistitis. Bila
aktivitas di usus halus tidak tampak, scanning 20 jam setelah
suntikan harus dibuat, dan bila mana aktivitas tetap tidak
ada mungkin sekali ada satu obstruksi total.
Keterbatasan
Tidak mutlak dapat membedakan jenis icterus. Aktivitas di
ginja padqa kasu-kasus obstruksi lama atau pada kegagalan
parenkim hati kadang-kadang sukar dibedakan dengan
aktivitas di usus. Bila bilirubin darah lebih 10mg%, maka
tidak dapat lagi menilai citra hati.
Pasca Pemeriksaan
• Pasien dibangunkan dari meja pemeriksaan secara
perlahan agar tidak merasa pusing karena
pemeriksaan yang lama sekitar 1 jam
• Memeriksa bekas injeksi pembuluh darahpada
pasien yang dikhawatirkan terdapat kemerahan atau
bengkak karena adanya injeksi
• Minum banyak air putih untuk membantu tubuh
pasien menghilangkan tracer