Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK RADIOGRAFI PEMERIKSAAN

MAAG DUODENUM

Varaz Chaniago (P21130220054)


Zidan Abdul Gani (P21130220057)
INDIKASI PEMERIKSAAN

1. GASTRITIS
2. DIVERTIKULA
3. HEMATEMESIS
4. NEOPLASMA
5. HERNIA NIATAL
6. STENOSIS PYLORUS
7. ULCER/ULCUS/TUKAK
KONTRAINDIKASI
• OBSTRUKSI USUS BESAR, yaitu
penyumbatan di usus besar Kondisi ini dapat
menyebabkan masalah pada saluran
pencernaan, seperti gangguan proses
penyerapan makanan atau cairan, serta
gangguan pembuangan sisa pencernaan
Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum pemeriksaan yaitu :

a) • Menjelaskan secara rinci tentang pemeriksaan (kooperatif)


b) • Diet rendah serat (2 hari sebelum pemeriksaan) untuk
mencegah pembentukan gas akibat fermentasi
c) • Pasien puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan
d) • Tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan yang
mengandung substansi radioopaque seperti steroid pil
kontrasepsi, dll.
e) • Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila
perlu diberikan zat laxative.
f) • Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva )
Persiapan Alat dan Bahan
a) Pesawat sinar x
b) Kaset ukuran 24 x 30 cm, 35 x 35 cm
c) Film ukuran 24x 30 cm, 35 x 35 cm
d) Gelas
e) Sendok
f) Tissue
g) Bengkok
h) Baju pasien
i) Marker R atau L
j) Pencucian film terdiri dari developer, fixer,
rinsing (Balinger, 1999)
Persiapan Bahan
Media kontras barium sulfat (BaSO4)

Kontras media adalah suatu bahan yang dapat digunakan


dalam pemeriksaan radiologi yang bertujuan untuk
memberikan perbedaan densitas organ disekitarnya.
Kontras media dibagi menjadi dua macam yaitu kontras
media positif dan kontras media negatif. Kontras media
positif adalah kontras media yang memiliki nomor atom
tinggi, contohnya barium sedangkan kontras media
negatif yaitu kontras media yang memiliki nomor atom
rendah, contohnya udara (Ballinger, 1999).

Barium meal adalah pemeriksaan radiologis lambung dan


duodenum dengan cara meminum media kontras
   Cara pemberian media kontras
Maag Duodenum

setelah pasien diberi suspensi barium kurang lebih 200


ml, atau kurang lebih satu gelas kemudian pasien disuruh
berbaring di atas meja pemeriksaan dan diminta untuk
memutar badan ke kiri dan ke kanan sebanyak 2-3 kali
(berguling-guling) dengan maksud agar suspensi barium
sulfat dapat melapisi dinding lambung dan duodenum
secara merata, setelah itu segera dilakukan pengambilan
radiograf. Radiograf diambil setelah kurang lebih 3-5
menit post media kontras (Kertoleksono, 1999)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Single kontras

Melakukan persiapan pemeriksaan


Dibuat foto polos abdomen atau dilakukan floroskopi hepar, dada dan
abdomen.
Pasien diberi media kontras 1 gelas
Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, Jika pasien recumbent
pasien minum dengan sedotan
Pasien diinstruksikan minum 2-3 teguk media kontrast.
Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium untukmelihat pengisian
penuh dari duodenum.
Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dapat disudutkan
sehingga seluruh aspek lambung dan duodenum terlihat
PROSEDUR PEMERIKSAAN
• Double kontras
• Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil bubuk carbonat dsb untuk
menghasilkan efek gas (teknik lama, sisi sedotan dilubangi sehingga pada saat
minum media kontras sekaligus udara masuk ke lambung).
• Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk berguling 4- 5 putaran
sehingga seluruh mukosa terlapisi.
• Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi kontraksi lambung
• Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang diinginkan sama pada
teknik single kontras.
Proyeksi radiografi
  

pemeriksaan Maag Duodenum


Proyeksi AP
Proyeksi ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya hiatal hernia
ditunjukan dengan posisi trendelenburg.

Posisi pasien : pasien pada posisi supine, kedua tangan di samping tubuh,
ganjal kepala pasien dengan bantal untuk kenyamanan pasien
Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan.
Usahakan tidak terjadi rotasi pada tubuh. Kaset harus ditempatkan
kira-kira pada iliac crest
Pengaturan sinar :
CR : tegak lurus kaset
CP : diantara xipoid tip dan batas bawah costae setinggi lumbal 1
FFD: 100Cm
Menggunakan grid
Kaset ukuran : 30 x 40 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan napas
Kriteria evaluasi :
1. Tampak lambung dan duodenum
2. Diafragma dan daerah paru-paru bawah menunjukkan kemungkinan
adanya hiatal hernia
3. Fundus pada lambung terisi oleh barium
4. Tampak bulbus duodenal (Bontrager, 2001)
Proyeksi PA
Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu polip, divertikula, bezoar,
dan tanda-tanda gastritis dan pylorus dari lambung.

Posisi pasien : Pasien pada posisi prone, kedua tangan di samping


kepala. Kepala diganjal dengan bantal untuk kenyamanan pasien
Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan, usahakan
tidak terjadi rotasi pada tubuh
• Batas atas kaset pada prosesus xiphoideus (Thorakal 9-10).
• Batas bawah kaset SIAS diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.
Pengaturan sinar :
CR : tegak lurus kaset
CP : 1 inchi lateral ke arah lumbal 2
FFD: 100 Cm
Menggunakan grid
Kaset ukuran : 24 x 30 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan napas
Kriteria evaluasi :
1. Tampak lambung dan duodenum
2. Badan dan pylorus dari lambung berisi barium
3. Struktur lambung tampak dalam radiograf (Bontrager, 2001)
Proyeksi RAO
Proyeksi ini dapat memperlihatkan polip dan ulkus dari pylorus, duodenal bulb dan C-
loop duodenum
Posisi pasien : Pasien tidur miring pada salah satu sisi kemudian
dirotasikan ke arah RAO. Ganjal kepala pasien dengan bantal untuk
kenyamanan pasien
Posisi objek : Pasien dirotasikan sebesar 400-700 dari posisi prone
dengan sebelah kanan anterior tubuh jauh dari kaset. Lengan kanan di bawah dan
elbow kiri ditekuk dekat kepala pasien. Knee ditekuk untuk fiksasi
Pengaturan sinar :
CR : Tegak lurus kaset
CP : Lumbal 2 yaitu 1-2 inchi di atas batas lateral costae bawah
FFD : 100 Cm
Menggunakan grid
Kaset ukuran : 24 x 30 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan napas
Kriteria evaluasi :
1. Tampak lambung dan duodenum dalam radiograf membentuk huruf C.
2. Tampak bulbus duodenum
3. Tampak lipatan lambung
4. Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi/kelainan. 
5. Tidak tampak kekaburan dan pergerakan. (Bontrager, 2001)
Proyeksi LPO
Dengan menggunakan double kontras udara mengisi pylorus dan duodenal bulb,
kemungkinan dapat memperlihatkan kelainan gastritis dan ulkus.

Posisi pasien : pasien miring pada salah satu sisi kemudian tubuh
dirotasikan ke arah LPO, ganjal kepala dengan bantal untuk kenyamanan
pasien
Posisi objek : pasien dari posisi supine dirotasikan sebesar 300-600
dengan sebelah posterior jauh dari kaset. Knee sebelah kanan ditekuk
untuk fiksasi. Kedua tangan diletakkan menyilang di depan dada
untuk imobilisasi.
• Batas atas kaset pada prosesus xiphoideus (Thorakal 9-10).
• Batas bawah kaset krista iliaka.
Pengaturan sinar :
CR : tegak lurus kaset
CP : kira-kira di antara xipoid tip dan batas lateral costae bawah setinggi lumbal 1
FFD : 100 Cm
Menggunakan grid
Kaset ukuran : 24 x 30 cm
Kriteria evaluasi :
1. Tampak lambung dan duodenum
2. Tidak ada obstruksi antara bulbus duodenum ditunjukkan dengan tidak adanya
superposisi pylorus pada lambung
3. Fundus terisi oleh barium BaSO4
4. Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara (Bontrager,
2001)
THANK

YOU

Anda mungkin juga menyukai