Anda di halaman 1dari 20

Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP Pada Kasus Nefrolitiasis

di RS Pelamonia TK II Makassar

PROPOSAL

DISUSUN OLEH :

AHMAD FAUZI (17001)

ALVIRA FEBRIANA (17002)

HENDRAWAN (170

IIN ISLAHIYAH (17021)

MUSDAMULYA HIKMA RAJAB (17035)

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PRODI DIII RADIOLOGI

2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar

pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk

imaging diagnostik dan terapi. Radiodiagnostik merupakan bagian dari

cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion untuk

membantu diagnosis dalam bentuk foto yang bisa didokumentasikan.

(Rusdy Ghazali Malueka, 2011)

Adapun prosedur pemeriksaan yang dilakukan di RS Pelamonia TK II

Makassar yaitu : pasien datang ke ruangan radiologi dengan membawa

permintaan foto yang sudah didaftarkan dan membayar biaya

pemeriksaan di administrasi, Pasien dijanjikan waktu pemeriksaannya

dan diberikan penjelasan mengenai persiapan yang harus dilakukan

sesuai dengan pemeriksaan, Pasien diminta untuk melakukan

pemeriksaan ke laboratorium : Ureum dan kreatinin (Bila melebihi

normaal konsulkan ke dokter radiolog), Untuk pasien rawat inap

pemeriksaan dibantu oleh perawat.

BNO merupakan salah satu istilah medis dari bahasa Belanda yang

merupakan kependekan dari Blass Nier Overzicht (Blass = Kandung

Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian). Dalam bahasa inggris, BNO


disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Sedangkan IVP (Intra Venous

Pyelography) merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria

dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena. Jadi

pengertian BNO-IVP adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen/pelvis

untuk mengetahui kelainan-kelainan pada daerah tersebut khususnya

pada sistem urinaria dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh

darah vena.

Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah pembentukan materi keras

menyerupai batu yang berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu

ginjal dapat terjadi di sepanjang saluran urine, dari ginjal, ureter (saluran

kemih membawa urine dari ginjal menuju kandung kemih), kandung kemih,

serta uretra (saluran kemih yang membawa urine ke luar tubuh). Batu ginjal

terbentuk dari limbah dalam darah yang membentuk kristal dan

menumpuk di ginjal. Seiring waktu, materi tersebut semakin keras dan

menyerupai bentuk batu.

Batu ginjal dapat dipicu oleh beragam kondisi, seperti kurang minum

air putih, berat badan berlebih, atau akibat efek samping operasi pada

organ pencernaan. Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh

makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan

jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat, yaitu batu kalsium, batu asam

urat, batu struvit, dan batu sistin. Batu ginjal dapat berpindah dan tidak
selalu berada dalam ginjal, Perpindahan batu ginjal, terutama yang

berukuran besar, akan mengalami kesulitan menuju ureter yang kecil dan

halus hingga kandung kemih, lalu dikeluarkan melalui uretra. Kondisi ini

dapat menimbulkan iritasi saluran kemih. Batu ginjal yang terdiagnosis

dan tertangani sejak awal, tidak menimbulkan kerusakan permanen pada

fungsi ginjal. Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal dialami oleh

orang-orang yang berusia 30-60 tahun. Diperkirakan 10 persen wanita

dan 15 persen pria pernah mengalami kondisi ini selama hidup mereka.

Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah

berukuran besar. Gejala itu meliputi : Sering buang air kecil, Sakit saat

buang air kecil, Jumlah urine yang keluar sedikit.

Proyeksi pemeriksaan BNO-IVP yang sering digunakan di RS

Pelamonia TK II Makassar khususnya pada kasus nefrolitiasis yaitu AP

Supine yang terbagi atas foto pendahuluan/foto polos, foto 5 menit, foto

15 menit, foto 30 menit, dan foto 60 menit jika diperlukan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat

judul “ Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP Pada Kasus Nefrolitiasis di RS

Pelamonia TK II Makassar “.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP Pada Kasus Nefrolitiasis

di RS Pelamonia TK II Makassar ?

C. Tujuan Penulisan

Untuk Mengetahui Bagaimana Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP Pada

Kasus Nefrolitiasis di RS Pelamonia TK II Makassar.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

Dapat menambah pemahaman terhadap Pemeriksaan BNO-IVP di

Radiologi untuk menegakkan diagnosis, khususnya pada Kasus

Nefrolitiasis.

2. Manfaat Ilmiah

Dapat menambah ilmu pengetahuan penulis terhadap Prosedur

Pemeriksaan BNO-IVP serta Anatomi pada Sistem Urinaria.

3. Manfaat Institusi

Dapat menambah referensi, pengetahuan dan wawasan mengenai

pemeriksaan BNO-IVP pada pasien dengan klinis Nefrolitiasis.

4. Manfaat Masyarakat

Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat pentingnya

pemeriksaan Radiologi dalam menegakkan diagnosis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi

Sistem urinal (urinal tract) adalah suatu sistem saluran dalam

tubuh manusia, meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi

untuk membersihkan tubuh dari zat – zat yang tidak diperlukan. Zat

yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.

(Wibowo S Daniel.2015).

a. Ginjal

Anatomi ginjal mempunyai bagian – bagian penting yang

menyusun serta mendukung sistem kerja ginjal secara keseluruhan.

Ginjal merupakan salah satu bagian organ dalam yang mempunyai

fungsi utama yakni sebagai alat ekskresi penting bagi

manusia.(Suharyanto.2015).

Letak ginjal berada di bagian sebelah kiri dan juga bagian

sebelah kanan antara ruas tulang pinggang yang ada di bagian

dalam perut, sehingga tidak heran bahwa ginjal dinamakan sebagai

buah pinggang. Ginjal sebelah kiri letaknya terlihat lebih tinggi

dibandingkan dengan letak ginjal sebelah kanan, hal ini disebabkan

karena pada bagian atas ginjal sebelah kanan ada organ hati yang
menempati hampir semua bagian di dalam rongga perut.

(Suharyanto.2015).

1. Korteks (Kulit Ginjal)

Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar.Tepi luar

korteks ginjal dikelilingi oleh kapsul ginjal dan jaringan lemak,

untuk melindungi bagian dalam ginjal. Didalam korteks bisa

ditemukan bagian glomerulus dan juga bagian simpai bowman.

Glomerulus dan juga simpai bowman akan mulai melakukan

pembentukan menjadi satu kesatuan yang dinamakan sebagai

badan malpighi. Pada bagian badan malpighi iniliah proses

penyaringan terhadap darah dimulai dan akan

berlangsung.(Shabrina Andisa.2019).

2. Medula (Medulla)
Medula ginjal adalah jaringan ginjal yang halus dan

dalam. Medula berisi lengkung Henle serta piramida ginjal, yaitu

struktur kecil yang terdapat nefron dan tubulus.

Tubulus ini mengangkut cairan ke ginjal yang kemudian

bergerak menjauh dari nefron menuju bagian yang

mengumpulkan dan mengangkut urine keluar dari

ginjal.(Shabrina Andisa.2019).
3. Renal Pelvis
Pelvis ginjal adalah ruang berbentuk corong di bagian

paling dalam dari ginjal.Ini berfungsi sebagai jalur untuk cairan

dalam perjalanan ke kandung kemih.Bagian pertama dari pelvis

ginjal mengandung calyces.Ini adalah ruang berbentuk cangkir

kecil yang mengumpulkan cairan sebelum bergerak ke kandung

kemih.(Shabrina Andisa.2019).

Gambar 2.1 Ginjal


(Sumber : https://dedaunan.com.2019)
b. Ureter

Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder

atau pipa yang menghubungkan ginjal dengan

kandung kemih.Ureter merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang

berjalan dari hillus ginjal menuju distal dan kemudian bermuara

pada kandung kemih.Ureter terdiri dari 2 saluran pipa di sebelah


kanan dan kiri yang menghubungkan ginjal kanan dan kiri dengan

kandung kemih. Ureter memiliki panjang sekitar 20 - 30 cm dengan

diameter rata - rata sekitar 0,5 cm dan diameter maksimal sekitar

1,7 cm yang berada di dekat kandung kemihUreter memiliki fungsi

yang penting yaitu menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung

kemih.(Honestdocs. 2018).

c. Vesica Urinaria (VU)

Vesica urinaria (VU) atau Kandung kemih merupakan

kantong musculomembranosa yang berfungsi untuk menampung air

kemih (urin).Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang

dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis

pubis di dalam rongga panggul.Bentuk kandung kemih seperti

kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan

ligamentum vesika umbilikalis medius.(Perdhana Langgeng.2013).

Bagian vesika urinaria terdiri dari:

a. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan

bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale

yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan

prostat.

b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.


c. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan

dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Gambar 2.2. Vesica Urinaria


(Sumber:http://medicina-islamica-lg.blogspot.com.2019)

d. Uretra

Uretra adalah saluran sempit yang terdiri dari mukosa

membrane dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian

bawah dari kandung kemih. Letaknya agak ke atas orivisium internal

dari uretra pada kandung kemih, dan terbentang sepanjang 1,5 inchi

(3,75 cm) pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria.

(Perdhana Langgeng.2013).

B. Tinjauan Umum Tentang Fisiologi

Fisiologi adalah ilmu yang memperlajari fungsi dari tubuh

manusia dalam keadaan normal, keterangan fungsi dari tubuh manusia di

jabarkan dalam fungsi setiap organ dari fungsi masing-masing sistem

dalam tubuh manusia dalam keadaan normal.(Pearce C.Evelyn, 2009)


Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine

dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu

sistem utama untuk mempertahankan homeostasis (kekonstanan

lingkungan internal). Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang

memproduksi urine, dua ureter yang membawa urine kedalam sebuah

kandung kemih untuk penampungan sementara dan urethra yang

mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium urethra

eksterna.(Fernanda Wahyu.2016)

Selain itu dalam sistem ini terjadi proses penyaringan darah

sehingga darah bebas dan bersih dari zat-zat yang tidak digunakan tubuh

dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.(Fernanda

Wahyu.2016)

C. Tinjauan Umum Tentang Patologi

Patologi Sistem Urinaria secara garis besar dibagi, menjadi :

1. Glikosuria (glukosuria) adalah ekskresi glukosa ke dalam urine

sehingga menyebabkan dehidrasi karena banyak air yang akan

tereksresi ke dalam urine.(Sulastri S Mery.2019).

2. Albuminuria adalah penyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat

melakukan proses penyaringan, khususnya penyaringan protein.

Protein (albumin) yang tidak dapat di saring, akan keluar bersama


urine. Albuminuria disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.

(Sulastri S Mery.2019).

3. Nefritis adalah peradangan ginjal dan kerusakkan fungsi ginjal, yang

tergantung kepada jenis, lokasi dan beratnya reaksi

kekebalan.(Sulastri S Mery.2019).

4. Gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsiorgan ginjal

mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja

sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh,

menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium

dan kalium didalam darah atau produksi urine.(Sulastri S Mery.2019).

5. Nefhrolithiasis (Batu Ginjal) adalah massa keras seperti batu yang

terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,

pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.(Sulastri S

Mery.2019).

6. Hidronefrosis adalah pelebaran renal pevis dan renal calyx, biasanya

disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran urin di ginjal.(Sulastri S

Mery.2019).

7. Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada

vesika urinaria oleh karena adanya penumpukan mineral dan

menghasilkan batu.(Sulastri S Mery.2019).


8. Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukkan

oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah

ginjal.(Lestari Ratih.2018).

D. Tinjauan Umum Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP

1. Persiapan Alat dan Bahan

a. Wings needle no. 21 G (1 buah)

b. Spuit 20 cc (2 buah)

c. Kapas alcohol atau wipes

d. Tourniquet

e. Plester

f. Marker R atau L

g. Media kontras (iopamario atau omnipaque)

h. Obat –obatan emergency

2. Persiapan Pasien

a. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien harus banyak makan

makanan yang tidak berserat, misalnya bubur kecap

b. Makan terakhir jam 19.00

c. Minum obat pencahar jamm 20.00 misalnya garam inggiris

sebanyak 30 gram atau dulcolax tablet sebanyak 6 tablet dan pagi

pagi diberi dulcolax supposituria (per anal)

d. Boleh minum air putih sampai jam 23.00

e. Puasa sampai dilakukan pemeriksaan radiografi


f. Tidak boleh banyak bicara dan merokok

Bila pasien telah menjalani persiapan dan telah diketahui

kandungan ureum dan keratinin dalam darah dilakukan foto

pendahuluan abdomen dengan posisi AP, menggunakan film 30 x 40

cm. Foto pendahuluan ini mengecek persiapan pasien dan untuk

evaluasi keseluruhan abdomen, mengetahui keadaan ginjal pasien

dan menentukan factor eksposi selanjutnya.

Cek foto pendahuluan, bila persiapan bagus bahan kontras

disuntikan secara intra vena, biasanya pada vena cubiti, pasien

dalam keadaan supine.

Selanjutnya dilakukan pengambilan gambar radiografi

a. Foto menit ke-5 setelah dimasukkan bahan kontras.

Dilakukan foto pada 5 menit pertama dengan area jangkauan

pada pertengahan proc. Xiphoideus dan umbilicus. Foto ini untuk

melihat perjalanan kontras mengisi system calyces pada ginjal.

Memakai ukuran kaset 24 x 30 cm yang dipasang melintang

dengan posisi AP dan CR nya vertikal.


Gambar 1 Hasil Radiografi BNO-IVP 5 Menit

b. Foto menit ke-15 bila pada foto menit ke-5 kurang baik.

Bila pengambilan gambar pada pelvicalyces di menit ke 5

kurang baik, foto diambil kembali pada menit ke-10 dengan

zonografi untuk memperjelas bayangan. Menggunakan kaset 24 x

30 cm mencakup gambran pelviocalyseal, ureter dan bladder

mulai terisi media kontras dengan posisi AP.

Gambar 2 Hasil Radiografi BNO-IVP 15 Menit


c. Foto menit ke-30

Setelah menit ke-30 kompresi dibuka dan diambil gambar

dengan menggunkan kaset ukuran 24 x 30 cm. Foto ini digunakan

untuk mengevaluasi kemampuan ginjal mensekresikan bahan

kontras.

Gambar 3 Hasil Radiografi BNO-IVP 30 Menit

d. Foto menit ke-60

Setelah masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi dengan

kaset 30 x 40 cm. Jika radiologi menyatakan hasil fotonya normal

maka pasien diharuskan mixi kemudian di foto kembali. Atau jika

radiologi menyatakan ad gangguan biasanya dilakukan foto 2 jam.


Gambar 4 Hasil Radiograf BNO-IVP 60 Menit

e. Foto Post Void

Yang terakhir dilakukan foto post void dengan posisi AP

Supine atau Errect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin

terjadi di daerah bladder.

Gambar 5 Hasil Radiograf BNO-IVP 60 menit


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan

metode deskriptif. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif yaitu metode

penelitian yang memaparakan hasil penelitin berdasarkan data-data

yang diperoleh dari lapangan kemudian menarik suatu kesimpulan

berdasarkan data tersebut.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di bagiani Radiologi RS pelamonia

Makassar. pada bulan januari – februari tahun 2020

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah semua pasien

pemeriksaan BNO IVP yang datang ke bagian Radiologi RS Tk II

Pelamonia Makassar.

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua

pasien pemeriksaan BNO IVP pada kasus Nefrolitiasis di bagian

Raiologi RS Tk.II Pelamonia Makassar.


D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah :

1. Studi kepustakaan

Studi kepustkaan yang bersumber dari beberapa literatur yang

dipilih dan dianalisis oleh penulis yang berkaitan dangan Implementasi

program keselamatan pasien dan teknik pemeriksaan BNO IVP yang

dibahas pada penelitian ini.

2. Observasi

Pengamat melakukan pengamatan secara langsung terhadap

Implementasi program keselamatan pasien khususnya pada

pemeriksaan BNO IVP.

3. Telaah Dokumen

Penulis melakukan pengumpulan semua data yang terkait dengan

implementasi program keselamatan pasien di Instalasi Radiologi

khususnya pemeriksaan BNO IVP.

E. Instrumen penelitian

1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan awal di Bagian Radiologi

RS Tk II Pelamonia Makassar. Meliputi pengamatan lokasi, letak

instalasi radiologi, teknik pemeriksaan abdomen 3 posisi, serta situasi

terkini di Instalasi Radiologi RS Tk II Pelamonia Makassar.


2. Telaah Dokumen, peneliti mengumpulkan data yang terkait dengan

implementasi program keselamatan pasien di Instalasi Radiologi

khususnya pada pemeriksaan BNO IVP.

F. Pengelolaan Data dan Analisis Data

Sesuai dengan jenis penelitian, maka analisa terhadap data yang

terkumpul akan dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan cara

mengklasifikasikan data berdasarkan implementasi program keselamtan

pasien di Instalasi Radiologi khususnya pada pemeriksaan BNO IVP.

Kemudian penulis mengolah data,serta menganalisis berdasarkan teori

yang diperoleh dari literatur maupu dari hasil observasi yang terkumpul

dari beberapa radiografer di RS Tk II Pelamonia Makassar.

Anda mungkin juga menyukai