Anda di halaman 1dari 13

B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

Tata p Muka ke 9

TEKNIK SCANNING HATI

A. PENDAHULUAN
Dalam pemeriksaan kedokteran nuklir sendiri terdapat
macam pemeriksaan seperti scanning hati.
Dalam pemeriksaan scanning hati ini bertujuan untuk
mengerti dan memahami serta menemukan cara untuk
dilakukan pemeriksaan terhadap hati sendiri dan menemukan
masalah yang ada di dalam hati itu melalui pemeriksaan
kedokteran nuklir.
N
RA
JA
LA
BE
M
PE
AN
JU
TU
.

S
etelah mempelajari topik bahasan ini, Anda diharapkan B
mampu untuk mengetahui uptake pada hepar, system
biliary dan usus, membedakan atresia bilier dan
obstruksi kolesistitis, serta untuk mengetahui tata laksana
scanning hati, persiapan pasien, peralatan, dan radiofarmaka
yang digunakan.

C.POKOK-POKOK ISI MATERI

1
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada modul ini anda akan


mempelajari :
1. Pengertian pemeriksaan Hepatobiliary Scintigrafi dan
Staging pada pemerikssan CA Hepar
2. Indikasi pada pemeriksaan Hepatobiliary Scintigrafi dan pada
pemeriksaan scanning CA Hepar
3. Persiapan pasien Hepatobiliary Scintigrafi dan scanning CA
Hepar
4. Persiapan alat Hepatobiliary Scintigrafi dan scanning CA
Hepar
5. Radiofarmaka yang digunakan Hepatobiliary Scintigrafi dan
scanning CA Hepar
6. Tata laksana Hepatobiliary Scintigrafi dan scanning CA Hepar
7. Hasil evaluasi Hepatobiliary Scintigrafi dan scanning CA
Hepar

D. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PEMERIKSAAN HEPATOBILIARY


SCINTIGRAFI DAN STAGING PADA PEMERIKSSAN
CA HEPAR
a. Pengertian Hepatobilyary Scintigrafi

2
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

Hepatobilyary Scintigrafi adalah teknik


yang menggambarkan secara grafis distribusi
radiofarmaka (yang dimasukkan lewat intra
vena) didalam hepar dan empedu.
b. Pengertian Staging pada pemerikssan CA Hepar
Staging merupakan suatu penilaian yang
mampu mendeskripsikan seberapa jauh kanker
telah menyebar. Hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam staging adalah ukuran
tumor/lesi primer, seberapa dalam penetrasi
tumor tersebut, invasi terhadap organ di
sekitarnya, luas penyebaran ke kelenjar getah
bening regional, serta organ yang berada jauh
dari tumor primer namun ikut terkena kanker.
Pada umumnya staging menggunakan dua
metode, yaitu metode TNM (Tumors, Nodes,
Metastases) dan metode AJC (American Joint
Committee).
Staging pada liver dengan pencitraan
kedokteran nuklir dibagi menjadi tiga seri
pencitraan yaitu :
1. Liver Blood Pool Scan / Sidik puling
darah hati.
2. Hole Body Tc-sestamibi.
99m

3. Bone Scanning.

3
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

2. INDIKASI PADA PEMERIKSAAN HEPATOBILIARY


SCINTIGRAFI DAN PEMERIKSAAN SCANNING CA
HEPAR
a. Indikasi Pada Hepatobiliary Scintigrafi
Indikasi pada pemeriksaan Hepatobiliary Scintigrafi,
yaitu :
1. Kolesistitis akut atau kronika.
2. Evaluasi kebocoran system bilier.
3. Membedakan atresia system biliary
dengan hepatitis pada neonatus.
4. Deteksi refluks cairan empedu ke arah
gaster.
5. Membedakan ikterus obstruksi dan non
obstruksi.
b. Indikasi Pada Pemeriksaan Scanning CA Hepar
Indikasi pada pemeriksaan scanning CA Hepar
adalah Deteksi hemangioma hati.

3. PERSIAPAN PASIEN HEPATOBILIARY SCINTIGRAFI


DAN SCANNING CA HEPAR
a. Persiapan pasien yang digunakan dalam
pemeriksaan hepatobiliary scintigrafi, yaitu :
1. Pasien puasa 2 – 4 jam sebelum injeksi
radiofarmaka dengan tujuan kandung empedu
mengembang dengan baik
2. Pasien neonatus dianjurkan pemberian
phenobarbital 5 mg/kg/hari selama 5 hari sblm
pemeriksaan ditujukan untuk menambah
ekskresi bilier oleh isotop

4
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

b. Persiapan pasien yang digunakan dalam


pemeriksaan scanning CA Hepar
Pada pemeriksaan scanning CA Hepar Tidak
diperlukan persiapan khusus pada pasien.

4. PERSIAPAN ALAT HEPATOBILIARY SCINTIGRAFI


DAN SCANNING CA HEPAR
a. Persiapan alat pada pemeriksaan Hepatobiliary
Scintigrafi
Persiapan alat yang digunakan dalam
pemeriksaan ini, yaitu : Detektor gamma camera
jenis low energi hight resolustion dengan window
with 20%.
b. Persiapan alat pada pemeriksaan scanning CA
Hepar
Persiapan alat yang digunakan dalam
pemeriksaan ini, yaitu : Kamera gamma, kolimator
LEHR, energi 140 keV, dengan window 20% .

5. RADIOFARMAKA YANG DIGUNAKAN PADA


HEPATOBILIARY SCINTIGRAFI DAN SCANNING CA
HEPAR
a. Radiofarmaka yang digunakan pada pemeriksaan
Hepatobiliary Scintigrafi
Radiofarmaka yang dipakai Tc 99 IDA
(imunodiacetic acid) yang dimanfaatkan untuk

5
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

ekstrak hati dan sistem bilier. IDA lebih baik karena


konsentrasinya lebih tinggi, sehingga dapat
memperlihatkan citra empedu lebih jelas.
b. Radiofarmaka yang digunakan pada pemeriksaan
Scanning CA Hepar
Radiofarmaka yang dipakai Tc-RBC, dengan
99m

teknik penandaan in-vivo.

6. TATA LAKSANA HEPATOBILIARY SCINTIGRAFI DAN


SCANNING CA HEPAR
a. Tata laksana pada pemeriksaan Hepatobiliary Scintigrafi
1. Posisi pasien tidur terlentang dengan lapang
pandang kuadran atas abdomen dengan batas atas
procesus Xypoideus dan batas bawah crista iliaca.
2. Dosis radiofarmaka 3 – 5 Ci melalui intravena.
3. Scaning dilakukan bertahap dari fese hati sampai
sistem biliari dengan selang waktu 10 – 20 menit.
b. Tata laksana pada pemeriksaan Scanning CA Hepar
1. Liver Blood Pool Scan / Sidik puling darah hati
 Posisi pasien : telentang dengan lapang
pandang meliputi hati
 Protokol akuisisi : pencitraan dinamik
Anterior, matriks 128x128, 3 detik/frame, 40
frames, dimulai bersamaan dengan saat
penyuntikan radiofarmaka secara bolus
intravena. ( RBC dulu 15’ kemudian baru
99m
TC )

6
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

 Pencitraan pooling Anterior : dilaksanakan


segera setelah pencitraan dinamik selesai,
matriks 256x256, cacahan maksimun 500 -
750 kcounts.
 Pencitraan serial statik : matriks 256x256,
cacahan maksimum : 500 – 750 kcounts,
waktu akusisi : 5, 10, 15, 20, 30, 45, dan 60
menit pasca penyuntikan, bila diperlukan
pencitraan dilakukan 2 jam pasca
penyuntikan.
 Agar lesi dapat diidentifikasikan lebih jelas
dapat dilakukan pencitraan secara tomografi
menggunakan kamera SPECT : rotasi 360,
jumlah frame 64, 30 detik/frame.
2. Hole Body 99mTc-sestamibi
 Pengertian dari Hole Body 99m
Tc-
sestamibi
Pembahasan mengenai
penyebaran pada jaringan lunak, dapat
disidik dengan menggunakan sidik
seluruh tubuh atau hole body scanning
dengan 99mTc-sestamibi.
Beberapa ttumor ganas
mempunyai afinitas tinggi terhadap
99m
Tc-sestamibi. Keuntungan
menggunakan Tc-sestamibi adalah :
99m

pelaksanaannya lebih cepat, energi


lebih rendah dan tidak tergantung pada

7
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

kadar TSHs, sehingga penderita tidak


perlu menghentikan terapi subtitusi.
Bila penderita adalah calon radioterapi
interna dengan 131
I maka efikasi
pengobatan akan lebih memuaskan.
 Indikasi
 Untuk mengetahui adanya sisa
jaringan tiroid di “thyroid bed” dan
jaringan metasis fungsional di
tempat lain.
 Kasus relaps dengan kadar serum Tg
tinggi dan gejala klinis yang jelas.
 Dilakukan 6 bulan pasca tiroblasi
maupun pasca radioterapi.
 Radiofarmaka
99m
Tc-sestamibi sebanyak 10mCi.
Diberikan intravena.
 Persiapan
Tidak ada persiapan khusus, tidak
perlu puasa dan terminasi terapi
subtitusi tidak diperlukan
 Peralatan
 Kamera gamma planar
 Kolimator LEHR dan LEGP
 Energi 140 KeV
 Window 20%

 Tata laksana
 Akuisisi dilakukan 15menit setelah
penyuntikan radiofarmaka.
 Pasien tidur telentang dengan
kepala mengadah. Akuisisi

8
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

dilakukan pada lapang pandang


kepala dan leher, toraks, abdomen
dan ekstremitas bawah.
 Bila pasien ada keluhan, lakukan
pemeriksaan SPOT pada daerah
yang dikeluhkan.
 Ukuran matriks 128x128 dengan
jumlah cacahan 400 Kcount.
3. Bone Scanning
staging ketiga adalah penyebaran pada
tulang yang dapat di deteksi dengan
modalitas hole body bone.

7. HASIL EVALUASI HEPATOBILIARY SCINTIGRAFI


DAN SCANNING CA HEPAR
a. Hasil Evaluasi Pada Pemeriksaan Hepatobiliary
Scintigrafi
1. Pada keadaan normal penangkapan maksimal
radiofarmaka oleh hati dicapai dalam 5 mnt,
kemudian akan terlihat duktus sistikus, duktus
biliaris hingga kandung empedu pada selang
30 – 40 menit.
2. Pada kolesistitis akut, kandung empedu tidak
akan terlihat sampai 4 jam, sedangkan hati
dan duktus biliaris komunikus tampak normal.
3. Pada kolesistitis kronik, kandung empedu
terlihat pada pencitraan 2 jam sampai 4 jam

9
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

4. Pada atresia, duktus biliaris akan terlihat


berhenti pada ketinggian atresia.
Radiofarmaka akan diekskresi melalui ginjal
5. Bila terjadi refluk aliran radiofarmaka akan
terlihat berjalan ke arah cranial masuk ke
duodenum
6. Untuk menentukan kebocoran sistem biliaris
pencitraan dilakukan sampai 4 jam kemudian
dilakukan pencitraan ulang pada fase sampai
12 jam

b. Hasil Evaluasi Pada Pemeriksaan CA Hepar


Pada hemangioma, lesi yang pada awalnya
tampak sebagai defek/kurang menangkap
radioaktivitas, akan menangkap radioaktivitas
tinggi terutama pada pencitraan serial menit ke-60.
penangkapan radioaktivitas yang lebih tinggi ini
dapat dibandingkan dengan penangkapan
radioaktivitas oleh jaringan sekitarnya atau dengan
pencitraan awal.

10
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

1. Hepatobilyary Scintigrafi adalah teknik yang


N
A
M
U
K
G
N
A
menggambarkan secara grafis distribusi radiofarmaka
didalam hepar dan empedu.

R
2. Staging pada liver dengan pencitraan kedokteran nuklir
dibagi menjadi tiga seri pencitraan yaitu : Liver Blood Pool
Scan / Sidik puling darah hati, Hole Body Tc-sestamibi,
99m

Bone Scanning.
3. Indikasi pada pemeriksaan Hepatobiliary Scintigrafi, yaitu :
Kolesistitis akut atau kronika, Evaluasi kebocoran system
bilier, dll.
4. Indikasi pada pemeriksaan scanning CA Hepar adalah
Deteksi hemangioma hati.
5. Persiapan pasien yang digunakan dalam pemeriksaan
hepatobiliary scintigrafi salah satunya adalah Pasien puasa 2
– 4 jam sebelum injeksi radiofarmaka, Pasien neonatus

11
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

dianjurkan pemberian phenobarbital 5 mg/kg/hari selama 5


hari sblm pemeriksaan
6. Pada pemeriksaan scanning CA Hepar Tidak diperlukan
persiapan khusus pada pasien.

7. Radiofarmaka yang dipakai Tc 99 IDA (imunodiacetic acid)


dalam pemeriksaan Hepatobiliary scintigrafi, sedangkan
Radiofarmaka yang dipakai Tc-RBC dalam pemeriksaan CA
99m

Hepar.

Jawab pertanyan di bawah ini dengan memilih salah satu pilihan I


S
A
U
L
A
V
dibawah ini!

E
1. Radiofarmaka yang digunakan pada pemeriksaan Hepatobiliary
scintigrafi…
a. Tc 99 IDA
b. 99mTc-RBC
c. 99mTc-sestamibi
d. Liver Blood Pool Scan
e. 99mTc-MIBI
2. Persiapan pasien yang digunakan dalam pemeriksaan
hepatobiliary scintigrafi merupakan puasa berapa jam …
a. 3-5 jam
b. 6-10 jam
c. 1-2 jam
d. 2-4 jam
e. 4 jam
3. Indikasi pada pemeriksaan scanning CA Hepar adalah …
a. Kolesistitis akut atau kronika
b. Evaluasi kebocoran system bilier
c. Deteksi hemangioma hati

12
B a h a n Aj ar Tek n i k K e d ok t er a n N uk l i r

d. Deteksi refluks cairan empedu ke arah gaster


e. Semua jawaban bener

Kunci Jawaban
1. a. Tc 99 IDA
2. d. 2-4 jam
3. c. Deteksi hemangioma hati

i
A. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
B.
C. Pastikan Anda mampu menjawab soal-soal evaluasi dengan
jumlah benar 3 soal.Jika belum berhasil, silakan baca ulang
bahan ajar ini dan ukur kemampuan Anda dengan cara yang
sama.

A.
B.
C.
I
A
R
E
N
E
S
DAFTAR PUSTAKA

a. Jhon Herbert (1994) : Textbook of nuclear medicine


b. Federick (1992) : Nuclear Medicine, Sint Louis Mosby
c. Phillips Martin (1991) : Clinical Nuclear Medicine, New York
d. Matthewl, Fenner, Elementary Clinical Radiotheraphy, London

13

Anda mungkin juga menyukai