Anda di halaman 1dari 20

MYELOGRAFI

Kelompok 6:
Desry Rafita
Ranty Kusnita
Reno Kurniawan
Nadya Nurhabibah
PENGERTIAN MYELOGRAFI

 Myelografi adalah pemeriksaan secara radiologis dari medulla spinalis


dengan menyuntikan media kontras positif ke dalam ruang sub
arakhnoid. Tujuan pemeriksaan myelografi untuk memperlihatkan
kelainan-kelainan pada:

· Ruang sub araknoid

· Syaraf perifer

· Medulla spinalis
TUJUAN

Pemeriksaan Myelografi ini bertujuan untuk


memperlihatkan struktur canalis spinalis dengan
menggunakan bahan kontras, baik kontras positif
maupun kontras negative.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

a. Indikasi Pemeriksaan
Kelainan klinis yang sering terlihat pada pemeriksaan myelografi
adalah :

- HNP (Hernia Nukleus Pulposus)


- Tumor – tumor :
1. Tumor Ekstradural
2. Tumor Intradural
- Kongenital (malformasi) seperti meningokel, Kista Meningen

b. Kontra Indikasi
- Alergi terhadap kontras media
- Tekanan Intra Kranial yang meninggi
- Epilepsi
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan :

- Pesawat sinar X

- Kaset yang berisi film

- Marker L dan R

- Baju penderita dan duk lobang steril

- Spuit 10 ml dan 20 ml

- Jarum spina beberapa ukuran

- Kasa steril

- Kapas steril
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan :

- Alkohol

- Yodium ( Betadine )

- Media kontras yang digunakan

- Obat anti hestamin

- Konrentan

- Kergaji ampul

- Gunting dan plester

- Tensimeter, thermometer
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan, yaitu :

 Pada bagian Unsteril

- Jarum disposibel

- Skin Cleaner ( contoh : Hebitadhine )

- Lokal Anastesi ( contoh : Lignokain 4 % )

- Kontras Media

- Botol LCS

- Plester

- Obat-obatan Emergensi
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

 Pada bagian Steril

- Jarum punksi 2 buah

- Spuit 2 cc dan 10 cc masing-masing 1 buah

- Sarung tangan

- Kain kassa

- Korentang

- Kontras Media ( Bahan Kontras)


PROSEDUR PEMERIKSAAN
· Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.
· Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
· Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
· Penandatanganan informed consent.
· Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan diperiksa.
· Pasien puasa: selama 5 jam sebelum pemeriksaan.
· Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
· Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah yang akan diperiksa.

Premedikasi : diberikan obat sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop


ridol & 0,15 mg
TEKNIK PEMASUKAN MEDIA
KONTRAS
 Pada pemeriksaan myelografi terdapat beberapa teknik punksi (penyuntikkan )
dengan menggunkan bahan kontras kedalam ruang subarakhnoid yaitu :

Metode ini dapat digunakan untuk penderita dengan kelainan daerah cervical,
thoracal dan lumbal, adapun langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:

• Pasien dalam posisi duduk atau lateral decubitus kiri atau kanan

• Daerah yang akan dipunksi didesifektan dengan menggunakan

• betadine

• Bila perlu dilakukan anastesi

• Tilting table diposisikan 39 derajat cranially, lakukan punksi


TEKNIK PEMASUKAN MEDIA
KONTRAS
• Sebagai indikator jarum telah memasuki ruangan subarakhnoid adalah

ditandai dengan keluarnya cairan cerebro spinal fluid dari jarum dan

bila cairan tersebut belum keluar maka jarum ditusukkan kearah yang

lebih dalam

• Cerebro spinal fluid yang keluar ditampung kedalam botol specemen

untuk di analisa di laboratorium

• Setelah itu kontras media dimasukkan kedalam ruang subarakhnoid

melaui jarum punksi dimana jumlahnya sebanyak cerebro spinal fluid

yang keluar Dilakukan gambar radiografi

• Setelah pemeriksaan selesai jarum punksi langsung dicabut karena bahan kontras tersebut
dapat diserap oleh tubuh.
TEKNIK PEMOTRETAN

 Myelografi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik


radiografi konvensional ataupun dengan fluoroskapi. Sebelum
pemeriksaan myelografi dilakukan dibuat terlebih dahulu foto
pendahuluan ( polos ) dari vertebre dengan proyeksi AP dan
lateral. Apabila foto pendahuluan taelah baik / informatif yang
dinyatakan oleh radiolog, pemeriksaan diteruskan dengan
penyuntikkan media kontras.
Pengambilan foto setelah pemasukkan media kontras
tergantung klinis penderita dan permintaan dokter pengirim.
TEKNIK PEMOTRETAN
TEKNIK PEMOTRETAN
1. Proyeksi Lateral

Tujuan :

untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus

intervertebralis menembus Medula Spinallis.

Posisi Pasien :

Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di bawah knee

dan ankle diberi pengganjal.


TEKNIK PEMOTRETAN
Posisi Obyek :

Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki),pelvis

dan tarsal true lateral,letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah

pinggang agar vertebra lumbal sejajar pada meja (palpasi prosessus

spinosus).

FFD : 100 cm

CR : Tegak lurus kaset

CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista

iliaka)

Eksposi : Ekspirasi tahan nafas


TEKNIK PEMOTRETAN
Kriteria :
· Tampak gambaran jarum yang
menusuk bagian diskus
intervertebralcontras dan
menembus Medula Spinallis
· Tampak gambaran Medula Spinallis
telah terisi zat contras.
· Tampak foramen intervertebralis
L1 – L4, Corpus vertebrae, space
intervertebrae, prosessus spinosus
tidak ada
TEKNIK PEMOTRETAN
2. Proyeksi Antero Posterior(AP)

Tujuan :

Untuk melihat zat contas yang telah terisi contras media

Posisi Pasien :

Pasien tidur supine, kepala di atas bantal, knee fleksi

Posisi Obyek :

Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki),letakkan kedua
tangan diatas dada,tidak ada rotasi tarsal / pelvis.
TEKNIK PEMOTRETAN
FFD : 100 cm

CR : Tegak lurus kaset

CP :

· Setinggi Krista iliaka (interspace L4-L5) untuk memperlihatkan lumbal


sacrum dan posterior Cocygeus.

· Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista iliaka)


untuk memperlihatkan lumbal.

Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.


TEKNIK PEMOTRETAN
Kriteria :
Tampak vertebra lumbal, space
intervertebra, prosessus spinosus
dalam satu garis pada vertebra,
prosessus transversus kanan dan
kiri berjarak sama.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai