Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM RAGIOGRAFI MANUS

Tanggal Praktikum : 28 September 2016

Dosen Pembimbing : Dartini ,SKM,M.Kes

Disusun Oleh :

1. Oktiana Nur Amanah (P1337430316017)


2. Fajar Dwi Hidayati (P1337430316015)
3. Lingga Pamula Putra (P1337430316063)
4. Martin Jahrir (P1337430316041)
5. Nisrina Zulmi Nurlaely (P1337430316051)

Kelompok 4
Semester 1

PROGRAM STUDI DIPLOMAA III


TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PURWOKERTO
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2016
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KEGIATAN PRAKTIKUM

A. Nama Praktikum : Teknik dari radiografi manus


B. Tanggal Pratikum : 28 September 2016
C. Waktu Praktikum : 08.00-10.40 WIB
D. Dosen Pembimbing : Dartini ,SKM,M.Kes
E. Ketua : Fajar Dwi Hidayati
F. Anggota : Oktiana Nur Amanah
Lingga Pamula Putra
Martin Jahrir
Nisrina Zulmi Nurlaely
DEFINISI

Teknik radiografi merupakan prosedur pembuatan pengambilan gambaran anatomi


fisiologi menggunakan sinar-X . Sinar-X digunakan dalam pemeriksaan radiologi dan
memiliki sifat,seperti :

1. Dapat menembus bahan


2. Dapat menimbulkan ionissi
3. Dapat menghitamkan plat film
4. Berjalan pada garis lurus

Manus adalah bagian tubbuh ekstremitas atas yang terdiri dari tulang phalanges digit
I,II,III,IV,V, tulang metacarpal,dan tulang carpal. Pada manu terdapat sendi antar phalanges
proksimal dan phalanges distal, yang disebut interphalangel joint.

Pemeriksaan manus adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan


media kontras. Indikasi pada ossa manus yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah
discontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya disebabkan oleh adanya
kekerasan yang timbul secara mendadak. Selain itu, pemeriksaan radiologi manus juga
dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan seperti, cacat (polidhactile), osteoma (bone
cancer), dan arthritis.

Manus bersendi dengan antebrachi yang dinamakan dengan wrist joint. Tepatnya
persendian antara caput ulna, radius, dan carpal manus.

Didalam pemeriksaaan manus digunakan beberapa proyeksi diantaranya proyeksi


arteroposterior perbandingan, posteroanterior, posteroanterior oblique,lateral serta proyeksi
tambahan lainnya.

1. ANATOMI MANUS
 Manus
2. INDIKATOR PEMERIKSAAN
1. Alat Rontgen
2. Film Rongsen + Kaset ukuran 18x24 cm
3. Bahan kimia untuk mencuci film rontgen
4. Hanger film sesuai ukuran
5. Pengering film
6. Marker R/L

3. PROYEKSI
a. Posisi AnteroPosterior (AP)
- PP =Pasien duduk di ujung meja pemeriksaan, dengan kedua tangan
diposisikan setengah supine untuk perbandingan.
- PO = Tempatkan kedua telapak tangan bersama-sama tempatkan 2 spons
kira-kira 45 derajat terhadap aspek superior dari masing-masing tangan,
Ekstensikan jari-jari pasien dan sedikit abduksikan ibu jari pasien untuk
menghindari superposisi. jari-jari seolah-olah sedang menggenggam  seperti
akan menangkap bola.
- FFD = 100 cm
- CR = Tegak lurus Vertikal
- CP = Tegak lurus pada pertengahan kaset atau pada titik tengah antara
kedua tangan selevel MCP joint

b. Posisi PosteroAnterior (PA)


- PP (Posisi Pasien) : Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan
lengan di fleksikan, atur ketinggian sehingga lengan pasien  nyaman di atas
meja pemeriksaan
- PO(Posisi Objek) : Istirahatkan lengan (Antebrachi) pada meja pemeriksaan
dan tempatkan manus dengan telapak tangan pasien menempel pada kaset.
Letakan MCP (Metacarpo phalangeal) joint di tengah-tengah kaset.
Rentangkan tangan pasien yang akan diperiksa. Usahakan tangan pasien
relaks agar tidak terjadinya rotasi, jangan lupa kenakan Apron pada pasien
untuk melindungi organ-organ fital dan usahakan pasien menoleh ke sisi
yang tidak terkena sinar x.
- Ukuran kaset = 18x24 cm atau 24x30 cm melintang untuk 2 gambaran.
- CR (Central Ray) = Tegak lurus Vertikal.
- FFD = 90-100 cm
- CP (Central Point) = di MCP (Metacarpo phalangeal Joint) digiti 3
- Marker = R/L
- Batas Atas Batas Bawah kolimasi = Batas atasnya dari phalang sampai 1/3
oss distal radius, ulna untuk batas bawahnya
- Tampilan Struktur : Phalang 1-5, Metacarpal, Carpal (Schapoid, Lunatum,
Triquetrum, Phisiform, Trapezium,Trapezoid, Capitatum, Hamatum dan Oss
Distal Radius dan Ulna.
- Kriteria Radigraf : MCP dan Interphalangeal joint membuka menandakan
manus diletakkan rata pada kaset.

c. Posteroanterior Oblique(PA oblique)


- PP = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan lengan
difleksikan.
- PO = Atur tangan pasien Obliq membentuk suatu penjuru kira-kira 45
derajat seperti sedang menggenggam kertas.
- Ukuran Kaset = 18x24 cm atau 24x30 untuk 2 gambaran.
- CP = MCP (Metacarpo phalangeal joint digiti 3
- CR = Tegak lurus Vertikal
- FFD = 90-100 cm
- Marker = R/L
- Batas Atas dan Batas Bawah = Dari Phalang sampai 1/3 Distal oss radius
dan ulna.
- Kriteria Evaluasi : Sedikit Overlap antara metakarpal tiga dan empat serta
empat dan lima.
- Interphalangeal joint dan MCP joint terbuka dan tidak superposisinya antara
Trapezium dengan Trapezoid.

d. Lateral
- Untuk Proyeksi ini gunakan kaset 18x24 membujur atau 24x30 melintang
untuk dua gambaran.
- PP = Posisikan Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan
antebrachi menempel pada meja pemeriksaan dengan aspek Ulnaris
menempel pada kaset sementara pada Latero medial aspek Radius
menempel pada kaset
- PO = Ekstensikan digit pasien dan atur digit pertama di sudut kanan
palmar. Atur phalang (digit) 2-5 Superposisi.
- FFD = 100cm
- CR = Vertikal tegak lurus pada kaset pada MCP joint digiti 5 dan 2.
- Kriteria Evaluasi : Phalang 2-5 Superposisi kecuali ibu jari, superposisi
metacarpal, superposisi oss radius dan ulna.

4. KELEBIHAN GAMBAR RONTGEN


- Kontras warna rontgen tidak terlalu hitam
- Bayangan rontgen terlihat jelas
- Jarak antara tepi dengan tepi gambar rontgen pas di tengah
5. KEKURANGAN GAMBAR RONTGEN
- Gambar radiograf tergores

Anda mungkin juga menyukai