Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK RADIOGRAFI Hari Tgl/Bln/Thn Jam

EKSTREMITAS DAN
TULANG BELAKANG 12 Oktober
Kamis 2023 13.00-13.40
🙦🙤

Petunjuk Kerja: WI-TRDI-00 …. Nomor Revisi 0 1 2 3 4 5

Pokok bahasan: Teknik Radiografi Cervicalis

Nama Anggota Kelompok:


1. Jihan Mustajabah NIM. P1337430123014
2. Estyo Putra Dewantoro NIM. P1337430123008
3. Aldila Fitriani Nungtari NIM. P1337430123002
4. Iqbal Aji Pamungkas NIM. P1337430123016
5. Dinda Rizki Nuraini NIM. P1337430123027
6. Syafina Rahayu NIM. P1337430123028
7. Nikkita Ayu Paramitha NIM. P1337430123029
8. Andra Willian NIM. P1337430123034
9. Ramadhan Ochtadinata L. P NIM. P1337430122094
10. Nur Nabila A. NIM. P1337430123044
11. Moh. Nauval Fahmy Arfiansyah NIM. P1337430123050
12. Nova Octaviana NIM. P1337430123048
13. Agung Setiawan NIM. P1337430123056

A. TUJUAN
Untuk mengetahui teknik radiografi servicalis dengan baik dan benar : simulasi, roleplay, dan
realplay.

Format Laporan Praktekum TRDT.1.03


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
B. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah:


a. Pesawat sinar-X
b. Kaset dengan ukukran 24 x 30 cm
c. Phantom
d. Marker, plaster, gunting
e. Meteran
f. Apron
g. Cairan developer, air, dan fixer.

Format Laporan Praktekum TRDT.1.03


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Pra Pemeriksaan
1. Pemanggilan pasien
a) Pemanggilan pasien dilakukan dengan pemanggilan nama pasien yang tertera pada
lembar permintaan foto.
b) Mencocokan identitas antara pasien dengan data pasien di lembar permintaan foto.
2. Perkenalan diri
a) Perkenalan diri dilakukan dengan menjelaskan kepada pasien dengan memberi
salam, menyebutkan nama, dan menerangkan unit tugas kepada pasien.
3. Anamnesa (keluhan pasien dan keadaan pasien)
a) Mahasiswa melihat keadaan pasien (apakah dating sendiri, dibantu oleh orang lain,
menggunakan kursi roda, dan lain sebagainya)
b) Mahasiswa menanyakan keluhan apa yang dirasakan oleh pasien dan bagian mana
yang sakit. Namun tanpa menyebutkan diagnose yang tertera pada lembar
permintaan foto.
c) Mahasiswa melakukan gambaran anatomi normal region bagian tubuh pasien yang
akan diperiksa secara radiografi mengacu pada informasi kriteria anatomi
radiologi.
4. Analisis kebutuhan pemeriksaan radiologi
Mahasiswa dapat menentukan Tindakan radiografi yang diperlukan, seperti posisi apa
yang digunakan, proyeksi apa yang digunakan dan apa saja alat yang digunakan.
5. Penjelasan ringkas kepada pasien
Mahasiswa dapat menjelaskan penjelasakn singkat kepada pasien mengenai Tindakan
yang akan dilakukan.
6. Persiapan pasien
Mahasiswa memastikan bahwa tidak ada benda logam yang mengganggu area yang
akan dilakukan Tindakan rontgen.
7. Anatomi Cervicalis
Tulang cervical terdiri dari 7 tulang vertebrae, dari superior ke inferior vertebrae ini
diberi nama C1 sampai C7. Dua tulang vertebrae pada atas yakni atlas C1 dan axis C2,
dan tulang vertebrae C7 memiliki bentuk yang berbeda dengan C3-C6. Cervical
vertebrae C1 atau yang dikenal dengan sebutan atlas. Atlas tidak memiliki badan atau
procesus spinosus, sebaliknya terdapat dua arkus dibagian anterior dan posterior. Di
setiap arkus terdapat tuberkulum yang berfungsi untuk 7 menempelkan otot. Arkus

Format Laporan Praktekum TRDT.1.03


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
pada bagian anterior lebih kecil dan berartikulasi dengan axis. Cervical vertebrae 2
atau juga dikenal dengan sebutan axis. Pada bagaian C2 memiliki procesus spinosus
yang sangat besar dan sangat mudah untuk dipalpasi. C6-C7 memiliki bentuk tulang
yang sama dengan bentuk persegi panjang berukuran kecil yang relatif padat dan
cangkang kortikal yang kuat. C7 juga dikenal sebagai vertebra prominens merupakan
tulang cervical vertebrae yang sangat meninjol dan memiliki ukuran terbesar dari
semua tulang cervical vertebrae.

2. Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Proyeksi AP
• Posisi pasien dan objek : erect dan dagu sedikit menengadah
• CR : horizontal 15–20 derajat cranial
• CP : C – 4 (ujung permukaan thyroid cartilage/jakun)
• FFD : 100 cm
• Faktor eksposi : 60-65 kVp, 15-20 mAs, grid
• Kriteria radiograf
➢ Bayangan tulang mandibula dan occipital saling superposisi diatas
➢ tulang atlas dan lebih banyak nterhadap tulang axis
➢ Membukanya Celah diskus antar vertebralis
➢ Semua Prosesus spinosus berjarak sama dari pedikel-pedikel nya
➢ Angulus mandibula berjarak sama dari vertebrae
2. Proyeksi Lateral
• Posisi pasien dan objek : erect dan kedua bahu pasien rileks menggantung kebawah
dari cervical yang hendak difoto menempel pada kaset, dagu sedikit menengadah
• CR : horizontal tegak lurus
• CP : C – 4 setinggi tyroid cartilage atau jakun pada MCP
• FFD : 100 cm
• Faktor eksposi : 60-65 kVp, 15-20 mAs, grid
• Kriteria radiograf
➢ Semua C1-C7 tampak, setidaknya sd. 1/3 T1
➢ Leher terlihat extensi sehingga ramus mandibula tidak overlap dengan
tulang atlas atau axis
➢ Kedua Ramus mandibula nyaris saling superimposisi secara sempurna
➢ Tidak tampak tanda rotasi atau tilt (miring) dari organ servical, ditunjukan oleh
adanya gambaran superimposisi sendi zygapophyseal yang membuka
➢ C4 berada di pusat radiograf
➢ Jaringan tulang dan lunak terlihat detail

Format Laporan Praktekum TRDT.1.03


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
1. Proyeksi RPO (Right Posterior Oblique, panah ke bawah)
• Posisi objek : posisi pasien erect oblique 45o terhadap kaset dan leher
pasien membentuk sudut 45o dengan dagu sedikit menengadah
• CR : horizontal 15– 20 derajat cranial
• CP : C – 4 atau jakun
• FFD : 100 cm
• Faktor eksposi : 60-65 kVp, 15-20 mAs, grid
• Kriteria radiograf
➢ Intervertebral foramina tampak membuka dari C2-C3 sd. C7-T1
➢ Celah Intervertebral Disk tampak membuka
➢ Ukuran dan kontour yang sama antara foramina tampak
➢ Tulang Atlas dan axis tidak terhalang dagu pasien
➢ Tulang occipital tdak menutupi tulang axis

1. Pasca Pemeriksaan
a) Pemprosesan film
➢ Dilakukan di kamar gelap, lampu general dimatikan
➢ Buka kaset dan pasang film pada hanger Masukkan film ke dalam cairan developer hingga
muncul gambaran laten (4 menit) dengan cara menginspeksi film menggunakan cahaya safety
light (jangan sering dilakukan)
➢ Masukkan film ke dalam cairan developer hingga muncul gambaran laten (4 menit) dengan
cara menginspeksi film menggunakan cahaya safety light (jangan sering dilakukan)
➢ Bila bayangan laten muncul, film di rinshing pada tangki rinshing kemudian masukkan film
pada cairan fixer agar gambaran menjadi gambaran tetap.
➢ Kemudian film di washing dan dikeringkan pada mesin pengering.
b) Penanganan pasien setelah pemeriksaan
➢ Mahasiswa membantu pasien turun dari meja pemeriksaan
➢ Memberi arahan untuk menunggu hasil pemprosesan film, apabila hasil sudah baik. maka
pasien diberi kartu ambil foto.
➢ Dan mempersilahkan pasien untuk kembali ke asal rujukan.

Format Laporan Praktekum TRDT.1.03


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
B. HASIL DAN DISKUSI
Hasil radiograf proyeksi AP
➢ Menggunakan kvp 70, mAs 23 danFFD 100 cm
➢ Menggunakan Proses perjalanan role play dan real play berjalan lancar namun ada
kekurangan yaitu lupa memasukkan marker dan untuk hasil radiograf sudah cukup bagus
➢ Semua anatomi tulang sudah masuk semua mulai C1 sampai C7
➢ Batas atas dan batas bawah sudah sesuai yaitu di mandi bula untuk superior dan T1 untuk
distal
➢ Hasil radiograf proyeksi AP kontras cukup, densitasnya cukup, ketajaman cukup terlihat
cervical 1 sampai 7 terlihat dengan jelas teatapi cervical 1 superposisi dengan mandibula
dan cervical 7 superposisi jugular notch

Hasil radiograf proyeksi lateral


➢ Menggunakan kvp 70, mAs 23 danFFD 100 cm
➢ Proses perjalanan role play dan real play berjalan lancar serta penempatan markernya sudah
tepat
➢ Semua anatominya sudah terlihat
➢ Batas atas dan batas bawah sudah sesuai yaitu di oksipital untuk superior dan T1 untuk distal
➢ Hasil radiograf proyeksi Lateral kontras cukup, densitasnya cukup, ketajaman cukup terlihat
tetapi pada radografnya terdapat artefak softbag sehingga tulang yang terlihat hanya C1-5

Hasil radiograf proyeksi AP Obliq RAO


➢ Menggunakan kvp 66, mAs 20 danFFD 100 cm
➢ Proses perjalanan role play dan real play berjalan lancar tetapi penempatan markernya masuk
kedalam objeknya
➢ Semua anatominya sudah terlihat
➢ Batas atas dan batas bawah sudah sesuai yaitu di oksipital untuk superior dan T1 untuk distal
➢ Hasil radiograf proyeksi Obliq kontras cukup,densitasnya cukup, ketajaman cukup terhilat
cervical 1 sampai 7 terlihat dengan jelas

C. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan foto perlu memiliki rasa sabar serta ketelitian yang
penuh, disamping itu harus memikirkan dosis radiasi yang harus diterima dengan cara memperhatikan
Kv,mAs, dan FFD yang sesuai. Dan juga memperhatikan posisi pasien agar foto terlihat dengan jelas.

D. REFERENSI
Modul pemeriksaan JTRR POLTEKKES SEMARANG TR semester 1

Format Laporan Praktekum TRDT.1.03


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
Lampiran (fotografi aktivitas praktikum):

Cervical AP Cervical Lateral Cervical Obliq RPO

Format Laporan Praktekum TRDT.1.03


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang

Anda mungkin juga menyukai