Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

CT SCAN LANJUT (PRAKTIKUM)


‘Post-Processing CT Scan Abdomen’

Disusun oleh:
Nur Adilah Ulyatifah
(151910383015)

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
CT-Scan merupakan perpaduan teknologi sinar-x, komputer dan televisi sehingga mampu
menampilkan gambar anatomi tubuh manusia dalam bentuk irisan. Prinsip kerja CT-Scan
menggunakan sinar-x sebagai sumber radiasi. Sinar-x berasal dari tabung yang terletak
berhadapan dengan sejumlah detektor, dimana keduanya bergerak secara sinkron memutari tubuh
pasien sebagai objek yang ditempatkan. Pemeriksaan CT-Scan merupakan cara terbaik untuk
memperlihatkan sifat dan sumber masalah pada organ tersebut (Rasad, 2005).
Salah satu pemeriksaan yang menggunakan modalitas CT-Scan yaitu pemeriksaan abdomen.
Kelainan pada abdomen merupakan salah satu indikasi pemeriksaan ini. Anatomi didalam
abdomen yang sangat kompleks dengan kumpulan organ-organ, jika hanya dilihat dengan
menggunakan modalitas x-ray konvensional tidak dapat memperlihatkan kelainan nya maka dari
itu pemeriksaan ini haruslah menggunakan modalitas CT-Scan.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mampu menyiapkan data gambar yang akan dilakukan post-processing.
2. Mampu melakukan rekonstruksi gambar CT-Scan Abdomen.
3. Mampu menyajikan gambaran CT-Scan Abdomen setelah dilakukan post-processing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Abdomen
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara thorax dan pelvis. Rongga
ini berisi viscera dan dibungkus dinding abdomen yang terbentuk dari otot abdomen, columna
veterbralis, dan tulang ilium. Untuk membantu menetapkan suatu lokasi di abdomen, yang paling
sering dipakai adalah pembagian abdomen oleh dua buah bidang bayangan horizontal dan dua
bidang bayangan vertikal. Bidang bayangan tersebut membagi dinding anterior abdomen menjadi
sembilan daerah (regiones). Dua bidang diantaranya berjalan horizontal melalui setinggi tulang
rawan iga kesembilan, yang bawah setinggi bagian atas crista iliaca dan dua bidang lainnya
vertikal di kiri dan kanan tubuh yaitu dari tulang rawan iga kedelapan hingga ke pertengahan
ligamentum inguinale. Regio abdomen tersebut yaitu:

1. Hypocandriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hati, kantung empedu, sebagian
duodenum fleksura hepatik colon, sebagian ginjal kanan dan kelenjar suprarenal kanan.
2. Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian dari hepar.
3. Hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, limpa, bagian caudal pancreas, fleksura
lienalis colon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal kiri.
4. Lumbalis dextra meliputi organ: colon ascenden, bagian distal ginjal kanan, sebagian
duodenum dan jejunum.
5. Umbilical meliputi organ: omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum, jejenum dan
ileum.
6. Lumbalis sinistra meliputi organ: colon ascenden, bagian distal ginjal kiri, sebagian jejenum
dan ileum.
7. Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, appendix, bagian distal ileum dan ureter kanan.
8. Pubica/hypogastric meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada kehamilan)
9. Inguinalis sinistra meliputi organ: colon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.
2.2. Indikasi Pemeriksaan
a. Tumor
b. Kelainan congenital
c. Screening
d. Metastase
e. Trauma
f. Batu ginjal
2.3. Persiapan Pasien
A. Pemeriksaan CT Abdomen tanpa kontras
1. Menginstruksikan pasien menahan kencing 1 jam sebelum pemeriksaan
2. Melepas barang berbahan metal di area scanning
B. Pemeriksaan CT Abdomen dengan kontras
1. Nilai GFR pasien 60-120
2. Makan makanan rendah serat 1 hari sebelum pemeriksaan
3. Bila perlu melakukan prosedur urus-urus menggunakan bantuan obat laxative
4. Puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaan
5. Melepas barang berbahan metal di area scanning
6. Mengisi inform consern
2.4. Prosedur Pemeriksaan
2.4.1. Posisi pasien
Posisi supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kaki dekat dengan gantry (feet-first)
2.4.2. Posisi objek
MSP tubuh tegak lurus dengan meja pemeriksaan dengan kedua tangan rileks di taruh
diatas kepala.
2.4.3. Parameter Scanning
Scan Type : Helical/Spiral
Scan Orientation : Cranio-Caudal
Scan Range : upper diapraghm – lower symphysis pubis
Collimation : 4 x 2.5 mm
kV : 120
mA : 165-200
Rotation time : 0.5s
Pitch factor : 1.0-1.5
Kernel : soft
Contrast media : i.v + oral + rectal
Contrast media adm : i.v, monophasic
WW/WL : 420/60
Slice Thickness : 5-8 mm
Recon Slice Thickness : 1 mm
(Bruening, R., Flohr, T., (2014) Protocols for Multislice CT)
BAB III
MATERI PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
1. Data gambar praktikum
2. Aplikasi Radiant Dicom Viewer
3. Laptop
4. Modul praktikum
3.2. Tata Laksana Praktikum
1. Instalasi software Radiant Dicom Viewer
2. Buka aplikasi Radiant Dicom
3. Pilih menu scan folder
4. Pilih data CT-Scan
5. Tunggu data masuk ke aplikasi
6. Klik menu MPR dan klik 3D MPR
7. Buat irisan sesuai yang dibutuhkan
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Hasil Praktikum
a. Pre Kontras

b. Post Kontras fase Arteri


c. Post Kontras fase Vena

d. Post Kontras fase Delay


e. MIP fase Arteri

f. MIP fase Vena


g. 3D VR

h. 3D VR Delay

4.2. Analisa
1. Uraikan kriteria kualitas citra pada gambar tersebut?
Dari ke delapan gambar diatas, hasil gambar post kontras fase vena pada potongan
sagittal dan coronal terlihat blur dan tidak jelas sedangkan gambaran axial terlihat
jelas. Selebihnya hasil gambaran lainnya sudah jelas dan mudah dibaca oleh dokter
untuk meluruskan diagnosa.
2. Bagaimana pengaruh parameter scanning terhadap hasil gambar yang anda
dapatkan dari praktikum?
Pengaruh window width dan window level pada gambaran diatas sangatlah terlihat
jelas, karena terlihat dari perbedaan nilainya sendiri sudah dapat mempengaruhi nilai
keabu-abuan atau gray scale hasil gambar tersebut. Adapun hasil gambar yang
mempunyai noise yang sedikit sehingga dapat menyebabkan nilai SNR kecil.

Anda mungkin juga menyukai