Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KUNJUNGAN

ALAT – ALAT RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA


PONTIANAK
Disusun:
O
L
E
H
Alfiarani Medina (H1021161040)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM


UNIVERSITAS TANJINGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiologi adalah ilmu kedokteran yang menggunakan radiasi untuk diagnosis dan
pengobatan penyakit. Radiasi dimanfaatkan untuk terapi atau studi pencitraan.Untuk
tujuan diagnostik, radiasi menjadi sumber energi untuk tes pencitraan. Radiologi
diagnostik juga disebut sebagai radioskopi. Dengan radiasi, dokter dapat melihat bagian
dalam tubuh tanpa prosedur invasif. Untuk pengobatan, radiasi digunakan sebagai
panduan visual saat prosedur invasif minimal. Sebagai alternatif dari bedah terbuka,
prosedur ini mengurangi resiko perdarahan, infeksi, dan bekas luka. Waktu pemulihan
pun lebih singkat. Sedangkan mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak saja
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga
sangat ditentukan oleh kualitas sarana dan prasana dan peralatan yang digunakan. Oleh
sebab itu kemampuan pengelolaan dan pemeliharaan khususnya sarana prasana dan
peralatan radiologi, sangat menentukan kualitas hasil layanan yang diberikan.
Pengelolaan tersebut diatas meliputi, pemilihan dan pembelian peralatan, inventaris
peralatan, inspeksi dan testing peralatan, kalibrasi dan perawatan peralatan, monitoring
dan tindak lanjut, serta pendokumentasian yang adekuat untuk semua testing,
perawatan dan kalibrasi peralatan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini:
1. Apasaja alat radiologi yang ada di RS. Universitas Tanjungpura?
2. Bagaimana dengan spesifikasi alat-alat radiologi di RS. Universitas Tanjungpura?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah agar dapat mengetahui alat-
alat radiologi yang ada di RS. Universitas Tanjungpura dan dapat memahami
pengaplikasiannya.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan dari makalah ini adalah dapat memberikan
wawasan kepada kita agar dapat mengerti bagaimana pengaplikasian dari alat radiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. CT – Scan
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Tujuan utama penggunaan ct scan adalah untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti
sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat suatu
kelainan,yaitu :
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi.
e. Hydrocephalus.
f. Inflamasi.

Gambar 1. CT - Scan

2.2.1 Prinsip Dasar CT-Scan


Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum
dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah
melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah
pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak
seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang 5 ditampilkan oleh
CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat
diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra
CT scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh
karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan
oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer
berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran
panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara
perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi
pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses
scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan
yang digunakan (waktu ini termasuk waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan scanning pada
pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam
sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula
prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan
kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah
perut.

2.2.2 Instrumen CT-Scan


Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah pesawat ct scan. Komponen-
komponen tersebut, meliputi:
A. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk dilakukannya
pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dari Carbon Graphite Fiber.
Setiap scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai
ketebalan slice ( slice thickness ). Meja 6 pemeriksaan terletak dipertengahan
gantry dengan posisi horizontal dan dapat digerakkan maju, mundur, naik dan turun
dengan cara menekan tombol yang melambangkannmaju, mundur, naik, san turun
yang terdapat pada gantry.
B. Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya terdapat
tabung sinar-x, filter, detektor, DAS ( Data Acquisition System ). Serta lampu
indikator untuk sentrasi. Pada gantry ini juga dilengkapi denganindikator data
digital yang memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek
dan kemiringan gantry. Pada pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-
x dan detektor yang letaknya selalu berhadapan didalam gantry akan berputar
mengelilingi objek yang akan dilakukan scanning.
Ada beberapa bagian yang terdapat di dalam gantry :
1) Tabung sinar-x Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat:
a. Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 kV
b. Ukuran focal spot kecil 10 – 1 mm
c. Tahan terhadap goncangan
2) Kolimator Pada pesawat CT-Scan, umumnya terdapat dua buah kolimator,
yaitu:
a. Kolimator pada tabunng sinar-x
Berfungsi untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas
lapangan penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra dengan adanya
focal spot kecil.
b. Kolimator pada detektor
Berfungsi untuk pengarah radiasi menuju ke detektor, pengontrol radiasi
hambur dan menentukan ketebalan lapisan ( slice thickness ).
3) Detektor dan DAS ( Data Acqusition system )
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detector yang
selanjutnya dan dilakukan proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi
detector dan DAS secara garis besar adalah: untuk menangkap 7 sinar-x yang
telah menembua objek, mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya tampak,
kemudian mengubah cahaya tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal electron,
lalu kemudian menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan mengubah sinyal
electron tersebut kedalam bentuk data digital.
C. Komputer
Merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan. Berfungsi untuk
melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan data, menaUmpilkan (
display ) gambar serta untuk menganalisa gambar. Adapun elemen-elemen pada
komputer adalah sebagai berikut: Input Device, unit yang menterjemahkan data-
data dari luar kedalam bahasa computer sehingga dapat menjalankan program atau
instruksi.
D. CPU ( Central Procesing Unit )
Merupakan pusat pengolahan dan pengolahan dari keseluruhan system
computer yang sedang bekerja. Terdiri atas :
1) ALU ( Arithmetic Logic Unit ) berfungsi untuk melaksanakan proses berupa
arithmetic operation seperti penambahan, pengurangan, pembagian, serta
perkalian
2) Control Unit berfungsi untuk mengontrol keseluruhan system computer dalam
melakukan pengolahandata.
3) Memory Unit berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun instruksi
yang sedang dikerjakan.
4) Output Device digunakan untuk menampilkan hasil program atau instruksi
sehingga dapat dengan mudah dilihat oleh personilyang mengoperasikannya,
misalnya CRT (Cathoda Ray Tube).
5) Layar TV Monitor berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari objek
yang diperiksa serta menampilkan instruksi-instruksi atau program yang
diberikan.
E. Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari computer ketika
melakukan scanning, rekonstruksi dan display gambar menggunakan:
1) Magnetik Disk digunakan untuk penyimpanan sementara dari data atau
gambaran, apabila gambaran akan ditampilkan dan diproses. Magnetic disk
dapat menyimpan dan mengirim data dengan cepat, bentuknya berupa piringan
yang dilapisi bahan ferromagnetic. Kapasitasnya sangat besar.
2) Floppy Disk biasa disebut dengan disket, merupakan modifikasi dari magnetic
disk, bentuknya kecil dan fleksibel atau lentur. Floppy disk mudah dibawa dan
disimpan. Kapaasitasnya relative kecil (sekarang sudah tidak digunakan lagi).
F. Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian system secara
umum serta berfungsi untuk merekonstruksi hasil gambaran sesuai dengan
kebutuhan.
G. Multiformat Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film. Pada satu film
dapat dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung jenis pesawat CT dan film
yang digunakan.
2.2. X-Ray Mobile
Pesawat X-Ray Mobile adalah peralatan elektronik yang sifatnya dapat
dipindah-pindahkan (mobile) yang berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada organ
tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi
merupakan pengisian muatan pada kondensator, sehingga x ray ini dioperasikan oleh
baterai.

Gambar 2. X-Ray Mobile

Pada dasarnya proses terjadinya x-ray pada pesawat rontgen mobile unit sama dengan
pesawat konvensional lainnya. Kebanyakan diagram tabung sinar-x memperlihatkan sinar-
x sebagai bentukan pola segitiga yang teratur seperti yang dihasilkan pada tititk fokus. Hal
ini memberikan tujuan yang baik dalam hal penekanan tentang kerja radiasi sinar-x diluar
tabung. Tetapi radiasi sebenarnya tidak seperti itu. Sebenarnya, sinar-x itu seperti cahaya
tampak yang dalam penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar
ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-x. Karena alasan tersebut
maka tabung sinar-x ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan
sebagian besar radiasi sinar-x, hanya sinar-x yang berguna yang dibiarkan keluar dari
tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-x yang berguna tadi disebut sebagai berkas
primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah garisnya ini disebut central ray.
Penggunaan pesawat rontgen mobile diperlukan hanya untuk pasien yang sama sekali tidak
dapat dipindahkan dari ruang perawatan untuk melakukan rontgen.
Gambar 4. Bagian-bagian X-Ray Mobile
Keterangan :
1. Tabung sinar-x 5. Panel kontrol
2. Kolimator 6. Pegangan kemudi
3. Lengan penopang 7. Bok kaset
4. Handswitch 8. Generator tegangan tinggi

2.3. Mammografi
Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar rontgen berdosis
rendah untuk mengidentifikasi ada tidaknya kanker payudara. Mamografi
menggambarkan dengan jelas perbedaan kepadatan tumor dan jaringan sekitarnya
sehingga kanker payudara ukuran kecil sekalipun dapat dideteksi.
Mammografi adalah pemeriksaan sederhana dengan menggunakan mesin X-ray.
Dengan menggunakan mesin mammografi tersebut, payudara ditempatkan di antara dua
plat dari mesin x-ray dan akan dilakukan penekanan. Keadaan ini mungkin menimbulkan
sedikit rasa tidak nyaman, namun hal ini penting untuk mendapatkan hasil gambar yang
baik. Penekanan tersebut hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur
mammografi biasanya memakan waktu sekitar 20-30 menit untuk satu payudara.
Mammografi merupakan pemeriksaan paling utama untuk melakukan deteksi kanker
payudara pada stadium awal. Meskipun hasil dari mammografi tidak 100% akurat, namun
mammografi merupakan metode terbaik untuk mendeteksi kanker payudara. Pemeriksaan
mammografi sebaiknya dilakukan dua tahun sekali pada usia 35 – 50 tahun, sedangkan
usia diatas 50 tahun dilakukan satu tahun sekali.
Gambar 5. Mammografi

Prinsip kerjanya adalah pesawat mammografi yang digunakan kapasitas tegangan


tabung rendah dan mAs yang tinggi. Tabung x-ray pada persawat mammografi dengan
target molibdenum (produksi energi rendah). Ada filter untuk mendapatkan kualitas berkas
yang sesuai dengan keperluan yang digunakan adalah molybdenum. Focal spot yang
ukuran fokusnya kecil yang diperlukan untuk mendapatkan ketajaman gambar. Pesawat
mammografi mempunyai kombinasi berkas yang membatasi luas lapangan penyinaran.
Pesawat mammografi dilengkapi dengan adanya kompressi mammae yang fungsinya
untuk mengkompressi mammae dan menahan payudara agar tidak bergerak. Grid yang
berfungsi untuk mengurangi sinar hambur diantara obyek dan film, pada tempat kaset
dmasukkan kaset yang berisi tunggal dengan kualitas tinggi dan berisi film beremulsi
tunggal mengurangi paparan radiasi, sehingga gambaran lebih baik. Phototimer detektor
diletakkan di bawah kaset seluruh automatic. Detektor mengukur kV yang optimal dan
filtrasi dari sebuah penyinaran.
Tabung sinar-X sudah terpasang bersama-sama dengan reseptor citra dan sandaran
payudara, serta komponen pelengkap yang dapat diputar terhadap sumbu horisontal untuk
mencapai proyeksi radiografi yang diharapkan. Tabung sinar-X memiliki focal spot yang
kecil dan menghasilkan spektrum sinar-X yang berenergi rendah. Kolimasi lapangan
radiasi dan posisi fokus tabung dibuat vertikal terhadap pasien. Konfigurasi ini bertujuan
untuk memastikan visualisasi yang maksimum dari jaringan payudara. Sumbu katoda-
anoda dibuat pada arah dinding dada sampai nipple sehingga efek heel memberikan
banyak foton dalam daerah payudara yang paling tebal dan transmisi fotonnya paling
rendah. Kompresi yang dibuat menggunakan piringan kompresi plastik bertujuan untuk
mengurangi ketebalan payudara dan meletakkannya pada posisi yang benar sehingga
proyeksi radiografi yang diharapkan dapat tercapai. Piringan kompresi dan meja sandaran
payudara harus memiliki transmisi sinar-X yang tinggi. Meja sandaran payudara terdiri
dari kombinasi film/screen mamografi atau reseptor digital. Meja tersebut juga bergabung
dengan sebuah grid anti hamburan. Dalam banyak sistem, spektrum sinar-X dipilih secara
otomatis berdasarkan ketebalan payudara dan transmisi melalui payudara.

2.4 Dental Panoramik


Radiografi panoramik ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola
erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan
mengevaluasi trauma. Selain itu radiografi panoramik juga dapat digunakan untuk
menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya secara keseluruhan, urutan erupsi
gigi, dan melihat adanya fraktur pada rahang mandibula dan maksila. Radiografi
panoramik merupakan pemeriksaaan yang memperlihatkan keadaan serta hubungan
maksila dan mandibula secara keseluruhan dalam satu radiografi. Selain itu penyakit
periodontal yang ditandai dengan kehilangan tulang alveolar dapat dideteksi dengan
radiografi panoramik.

Gambar 6. Dental Panoramik

Penggunaan radiografi panoramik menggunakan peralatan yang tidak biasa, yaitu unit
panoramik X – ray, layar film, pengintensifan layar dan kaset. Pada penggunaannya, film
dan X – ray tubehead bergerak mengelilingi pasien. X – ray tubehead berotasi mengelilingi
kepala pasien dengan satu arah ketika film berotasi pada arah berlawanan. Pasien dapat
berdiri atau duduk dengan posisi yang tidak berubah atau seimbang. Sumber sinar – X dan
tempat kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu sama lain. Celah sempit pada
tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu pasien mengenai film yang berputar
berturut – turut pada tiga sumbu rotasi, satu bumbu konsentris untuk region anterior pada
rahangnya (tepatnya disebelah insisivus pada regio premolar). Dan dua sumbu rotasi
eksentris untuk bagian samping rahang (tepatnya dibelakang molar tiga kiri dan kanan).
Pergerakan dari film dan tubehead menghasilkan gambar dari sebuah proses disebut
tomography.

2.5 Bone Densitometry


Bonedensitometer atau juga disebut dual energi X-ray Absorptiometri (DEXA).
Alat ini dimungkinkan untuk mengukur kepadatan tulang belakang, tulang paha dan
pergelangan tangan, serta komposisi tubuh total (lemak). Bonedensitometer tercatat secara
ilmiah merupakan metode terbaik untuk mengukur kepadatan tulang. Pemeriksaan energi
pada DEXA memperkirakan jumah konten mineral tulang di daerah tertentu dari tubuh.
Prmriksaan DEXA mengukur jumlah sinar-x yang diserap oleh tulang. Pemeriksaan
mempermudah petugas radiologi dalam membedakn antara tulang dengan jaringan lunak,
Memberikan estimasi yang sangat akurat dari kepadatan tulang. Scan kepadatan tulang
lebih cepat dan tidak memerlukan radionuklida serta bebas rasa sakit. Metode ini juga dapat
digunakan untuk menentukan apakah jenis obat yang meningkatkan kepadatan tulang dari
waktu ke waktu.

Gambar 7. Bone Densitometry

Macam-macam densitometer yaitu: SPA (Single Photon Absorptiometry) untuk


mengukur pergelangan tangan. SXA (Single Energy x-ray Absorptiometry) untuk
mengukur pergelangan tangan atau tumit. Ultrasound untuk mengukur densitas tulang
tumit, digunakan untuk skrining. QTC (Quantitative Computed Tomography) untuk
mengukur tulang belakang dan pinggang. DEXA untuk mengukur tulang belakang,
pinggang dan seluruh tubuh. PDXA (Peripheral Dual Energy x-ray Absorptiometry) untuk
mengukur pergelangan tangan, tumit atau jari. RA (Radiographic Absorptiometry)
menggunakan sinar-x pada tangan atau sepotong metal kecil untuk menghitung kepadatan
tulang.

2.6 USG (Ultrasonografi)


Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan ultrasound
(gelombang suara) yang dipancarkan oleh transduser. Suara merupakan fenomena fisika
untuk mentransfer energi dari satu titik ke titik yang lainnya sehingga mendapatkan
gambaran yang jelas hampir semua bagian tubuh, kecuali bagian tubuh yang dipenuhi
udara atau ditutupi tulang.

Gambar 8. Ultrasonografi (USG)

Dengan kemajuan teknologi saat ini, aplikasi dan manfaat alat USG telah demikian
luasnya. USG (ultrasonografi) adalah salah satu alat untuk memeriksa tubuh yang
dianggap cukup akurat dan efektif untuk mengetahui kelainan patologis pada organ yang
diperiksa. Karena kepraktisan dan keakuratannya maka USG banyak dipergunakan dokter
untuk membantu penegakkan diagnosa pasien.
BAB III
PEMBAHASAN

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat khususnya dalam bidang


kesehatan banyak digunakan untuk mengetahui penyakit yang ada dalam tubuh manusia
khususnya yang bagian tubuh yang tidak dapat dilihat secara kasat mata maka dari itu adanya
bidang ilmu yang mengkaji tentang ilmu mendiagnosa penyakit dengan melihat gambar yakni
Ilmu Radiologi. Radiodiagnostik, yaitu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar
pengion (Sinar X) untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang bisa di dokumentasikan.
Dalam dunia medis, baik itu kedokteran, Radiologi, kebidanan maupun keperawatan dan lain
sebagainya diperlukan suatu alat untuk menunjang pekerjaan. Alat-alat tersebut
dikelompokkan menurut kegunaannya.
Pada tanggal 21 Mei 2019, dilakukan kunjungan kerja di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura Pontianak, dimana pada kunjungan kerja tersebut didapatkan mengenai informasi
bahwa dalam pengaplikasian alat-alat radiologi. CT Scan ( Computed Tomography Scanner )
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil
dari tulang tengkorak dan otak. Tujuan utama penggunaan ct scan adalah untuk pemeriksaan
seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Informasi yang telah didapatkan ketika kunjungan kerja ialah sebelum CT-Scan digunkan maka
harus dikalibrasi terlebih dahulu agar keakuratan dari alat yang bersankutan sesuai dengan yang
ditetapkan. Pengkalibrasiannya sendiri menggunakan phantom yang berbentuk silinder dan
berisi air murni. Ukuran phantom ini disesuaikan dengan protokol pemeriksaan yang
digunakan pada saat kalibrasi, kalibrasi untuk protokol kepala dewasa menggunakan phantom
dengan ukuran diameter 20 cm, sedangkan kepala anak-anak 15 cm (Seeram, 2011). Tahap
selanjutnya adalah pengujian phantom. Pengukuran nilai CT-Scan dilakukan dengan
menempatkan alat uji kalibrasi CT-Scan (Phantom) di atas meja scanner, kemudian atur alat
sehingga berada pada pertengahan lampu indikator vertikal dan horisontal pada gantry.
Scaning dilakukan untuk mendapatkan irisan axial di pertengahan phantom. Setelah muncul
gambar di monitor dilakukan pengukuran nilai CT number dengan menempatkan ROI sebesar
2-3 cm2 (200-300 mm2) dipertengahan phantom. Nilai yang diperoleh ini kemudian dicatat
sebagai hasil pengukuran. CT-Scan yang dimiliki RS. Untan sudah memiliki fitur dapat
menampilkan gambar 4D, dilengkapi juga fitur dapat mencatat dosis serapan otomatis yang
akan terekam dan dapat terbaca oleh komputer dimana dada = 17mGy, perut = 15mGy, kepala
lebih besar dosis serap yang diterima dikarenakan densitas tulangnya lebih besar, dan lain-
lainnya. Sudah menggunakan gunakan 16 slice, slice disini dapat memberikan informasi dalam
proses scanning sehingga hasil citra yang akan ditampilkan lebih baik ketika slice yang
digunakan semakin banyak. Dalam penelitian Khairunnisak dkk, pada tahun 2017, digunakan
CT-Scan denan slice 64.
Berikutnya alat X-Ray mobile adalah peralatan elektronik yang sifatnya dapat
dipindah-pindahkan (mobile) yang berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada organ tubuh
bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi merupakan pengisian
muatan pada kondensator, sehingga x ray ini dioperasikan oleh baterai. Pada bagian keluaran
sinar x-ray berbentuk seperti jendela dimana dapat diatur lebar atau kecilnya sinar x-ray yang
akan digunakan melalui tombol, sehingga jaringan-jaringan baik tidak terkan paparan sinar x
–ray. X-ray mobile memiliki faktor error yang lebih besar diakibatkan tidak lengkapnya
spesifikasi pada alat ini yang berbanding terbailk dengan CT-Scan, dosis permukaan juga tidak
ada sehingga diharuskan perhitungan manual dalam menentukan nilainya. Alat ini
diperuntukan untuk pasien yang tidak bisa bergerak (salah satunya pasien ruangan ICU).
Pemeriksaan mamografi dikhususkan untuk pemeriksaan kanker payudara baik dari
stadium 0 hingga stadium akhir. Dikarenakan penggunaannya berupa mengradiasikan di
daerah yang sensitif maka penggunakan mamograf harus berusia 40 tahun atau lebih dan
pengecekan secara rutin minimal 1 tahun sekali. Tidak diancurkan bagi usia produktif
menggunakan alat ini karena bukannya menyembuhkan tetapi dapat memicu penyakit
kankernya sendiri untuk tumbuh, terkecuali sudah divonis mengidap penyakit kanker payudara.
Sebaiknya pula, bagi usia remaja untuk melakukan pengecekan menggunakan ultrasonografi
yang tidak menggunkan sumber radiasi. Alat ini belum beroperasi di RS. Untan dikarenakan
keterbatasan fisikawan medis wanitanya.
Dental panoramik yang ada di RS. Untan merupakan jenis ekstraoral dimana hasil yang
diberikan akan berupa sisi rahang atas, rahang bawah, rahang kiri, dan rahang kanan, bahkan
bentuk tengkorak juga akan ter-scanning oleh alat ini. Dibarengi juga dengan alat separometri
pada sisi ujungnya untuk mendeteksi pada bagian telinga. Di RS. Untan, alat ini tidak dapat
bekerja otomatis dikarenakan ada error pada alat namun masih bisa digunakan secara manual
tetapi memerlukan ruang gelap untuk mencetak hasil film.
Bone Densitometri sendiri merupakan alat untuk mendeteksi dan menghitung densitas
atau kepadatan dari tulang, bagian bawah meja sebagai sumber radiasi dan pada bagian atas
yang bergerak dan menangkap radiasi disebut detektor, radiasi yang dihasilkan juga relatif kecil
sehingga dapat digunakan selama 5-15 menit. Alat ini menggunakan komputer biasa jadi dapat
digunakan pada jenis komputer namun dibarengi dengan software khusus penangkap data.
Kemungkinan hasil yang akan diterima berupa angka ataupun grafik. Untuk saat ini, di RS.
Untan tidak mengoperasikan alat ini dikarenak software pendukunya rusak.
Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan ultrasound (gelombang
suara) yang dipancarkan oleh transduser. Trandusernya sendiri akan mengirim gelombang suara ke
tempat yang dituju dan akan dipantulkan kembali sampai tranduser menerimanya kembali dan biasanya
pada wajah tranduser diberi jel untuk mengurangi gesekan pada kulit terkhusus pada ibu hamil. USG
digunakan juga sebelum penggunaan terapi x-ray, sehingga memberi efek aman pada pasien tanpa
adanya radiasi yang terpapar ke tubuh. Hasil gambar di USG yang dimiliki RS. Untan masih
1D. Dalam penelitian Mugeni DKK, tahun 2011 menggunak USG 3D-4D dimana hasil citra
akan lebih baik dan memberi keuntungan, karena gambar bisa direkam di CD ROM.
Computerized Radiology dan printer CT-Scan digunakan untuk mengedit hasil citra
CT-Scan layaknya photoshop agar kontras warna dan tingkat kecerah dapat diatur sehingga
hasilnya akan lebih cerah yang kemudian dicetak menggunakan printer CT-Scan. Film yang
digunakan juga berbahan fosfor, dapat digunakan berkali-kali namu yang terbaca hanya
penggunaan yang terakhir. Terakhir ada, film box yang dilengkapi dengan lampu dan
kontrolernya untuk memberi tingkat intensitas cahaya dalam pembacaan film yang telah
dicetak namun masih terlihat kurang jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian ini ialah alat-alat radiologi
yang sudah dimiliki oleh RS. Universitas Tanjungpura sudah banyak namun masih
ada yang belum dapat dioperasikan dikarenakan kurangnya tenaga ahli dan alatnya
sudah tidak dapat beroperasi kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Khairunnisak, Dian Milvita, Kri Yudi Pati Sandy. 2017. Uji Kesesuaian Pesawat CT – Scan
64 Slice Merek Philips di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
Menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 Vol. 6, No. 4. Universitas Andalas: Jurnal
Fisika Unand.
Mugeni Sugiharto, Oktarina. 2011. Pengembangan Metode Skreening Usg Di Puskesmas
Poned Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Pusat Humaniora.

Seeram, E. 2011. Computed Tomography : Physical Principles, Clinical Applications and


Quality Control. Second Edition. W.B. Saunders Company : USA.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai