Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan
bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis
pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut adalah penggunaan alat
Computed Tomografy Scanne (CT-Scanner) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk menembus benda padat. Sifat
ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam suatu benda
dengan menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil
pemotretan tersebut direkam dalam film sinar-x.  Zat radioaktif banyak digunakan dalam
bidang industry dan kedokteran. Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk
mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam
radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup
oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang
didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan
para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka
dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed Tomography
Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x.
Magnetic Resonance Imaging untuk melakukan pencitraan diagnosa penyakit pasien.
MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar
dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun
bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam
tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap
oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor
menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian
dalam. MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan
lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari CT-Scan dan MRI ?
2. Bagaimana perkmbangan CT-Scan dan MRI ?
3. Apa tujuan pemakaian CT-Scan dan MRI ?
4. Apa manfaat CT-Scan dan MRI ?
5. Bagaimana prinsip/cara kerja CT-Scan dan MRI ?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari CT-Scan dan MRI ?
7. Bagaimana perbedaan CT-Scan dan MRI ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian CT-Scan dan MRI
2. Mengetahui perkembangan CT-Scan dan MRI
3. Mengetahui tujuan CT-Scan dan MRI
4. Mengetahui manfaat CT-Scan dan MRI
5. Mengetahui prinsip/cara kerja CT-Scan dan MRI
6. Mengetahui penatalaksanaan dari CT-Scan dan MRI
7. Mengetahui perbedaan CT-Scan dan MRI

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. CT SCAN
1.1 Pengertian
Alat CT Scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila dioperasikan oleh
operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan waktu tertentu. CT Scan adalah
suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut
kecil dari organ tulang tengkorak dan otak serta dapat juga untuk seluruh tubuh.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu
kelainan, yaitu :
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi
e. Hydrocephalus
f. Inflamasi
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien
yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah
145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan
pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai
kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal
ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan
pemeriksaan CT Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material
sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya
alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi
zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam.

3
Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal. Berikut ini merupakan istilah-istilah lain
dari CT-Scan yang biasa digunakan, di antaranya:
a. Computed / Computerized Tomography (CT)
b. Computed Axial Tomography (CAT)
c. Computerized Aided Tomography
d. Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT)
e. Recontructive Tomography (RT)
f. Computed Transmission Tomography (CAT)
g. Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology"
dengan istilah Computed Tomography (CT).

1.2 Sejarah perkembangan CT-SCAN


a. Tahun 1917 , J.H. Radon melakukan transformasi radon, gambar dari objek yang tidak
diketahui dapat digambarkan dari proyeksinya
b. Tahun 1963 , A.M. Cormack mulai mengembangkan teknik untuk menentukan
distribusi penyerapan tubuh manusia
c. Tahun 1972 , G.N. Hounsfield dan J. Ambrose menghasilkan gambaran CT pertama
kali untuk keperluan klinis
d. Tahun 1974, 60 unit CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
e. Tahun 1975 , First Whole Body scanner in clinical use. Untuk pertama kalinya CT-
Scan dapat digunakan untuk pemeriksaan seluruh tubuh
f. Tahun 1979 , Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel
g. Tahun 1989, diperkenalkannya Spiral CT
h. Tahun 1998, diperkenalkannya Multislice CT
i. Tahun 2000, lebih dari 30000 clinical CT Installations

1.3 Tujuan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan
tanpa radioisotope. . Dengan demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai
semua organ dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining
menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi.

4
Yang penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien yang akan melakukan
pemeriksaan bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat proses
perekaman. CT scan sebaiknya digunakan untuk :
 Menilai kondisi pembuluh darah
 Menilai tumor atau kanker misalnya
 Kasus trauma/cidera.
 Menilai organ dalam.
 Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya
kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda melakukan.

1.4 Bagian-bagian CT Scan


Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok,
1. Sumber radiasi
adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa generator sinar X atau
radioisotop yang menghasilkan radiasi X.
2. Sistem deteksi
ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan, salah satu contoh detektor yang
biasa digunakan dalam CT-Scan adalah kristal natrium iodida yang “dikotori” (itu
bahasa yang tepat menurutku) dengan talium (kristal NaI(Tl).
3. Manipulator mekanis
yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak pemayaran yang bergantung
pada keduduan CT-Scan.
4. Komputer
berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian ditayangkan pada
penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang lintang dua dimensi atau peta
distribusi internal tiga dimensi obyek yang di mayar atau di scan. Serta satu perangkat
tambahan penting yaitu digital printer khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah
di scan.

5
1.5 Alat yang digunakan
1. Meja Pemeriksaan dan Gantry
Meja pemeriksaan merupakan tempat mengatur posisi pasien pada saat
pemeriksaan. Bentuk panjang, permukaannya berupa kurva dan terbuat dari
carbon graphite fiber yang mempunyai nilai penyerap rendah terhadap berkas
sinar. Pengaturan tinggi rendah, maju mundur, dari meja pemeriksaan melalui
tombol digital yang ditempatkan pada sisi meja pemeriksaan maupun pada gantry.
(Anonim, 1986)
Gantry adalah peralatan CT-Scan yang berbentuk kotak, di tengahnya terdapat
terowongan untuk keluar masuknya meja pemeriksaan tegak lurus, namun
demikian gantry dapat diposisikan menyudut ke posisi negatif maupun positif
kurang lebih 20 terhadap meja pemeriksaan.
Di dalam kotak gantry berisi tabung sinar X, filter, kolimator, lampu indikator
sebagai sentrasi, DAS ( Data Acquisition System ) dan detektor juga kipas
sebagai pendingin. Pada gantry dilengkapi tombol digital untuk mengatur posisi
gantry tersebut
(Anonim, 1986).
2. DAS dan Detektor
Sinar X setelah menembus obyek diteruskan oleh detektor yang selanjutnya
dilakukan proses pengolahan data.
Secara garis besar detektor dan DAS berfungsi sebagai :
1) Menangkap sinar X yang telah menembus obyek.
2) Merubah sinar X dalam bentuk sinyal-sinyal elektronik.
3) Menguatkan sinyal-sinyal elektronik.
4) Merubah sinyal elektronik ke data-data digital
Macam-macam detektor :
Detektor scintilasi kristal dan tabung pengganda elektron.
Detektor isian gas.
3. Kolimator
Kolimator pada Computed Tomography terdiri dari dua buah, yaitu :

6
Kolimator pada tabung sinar X, berfungsi :
- Mengurangi dosis radiasi.
- Pembatas luas lapangan penyinaran.
- Memperkuat berkas sinar.
Kolimator pada detektor, berfungsi :
- Penyearah radiasi menuju ke detektor.
- Mengontrol radiasi hambur.

1.6 Cara Kerja CT Scan dan Perkembangannya


Adapun cara kerja CT scan dapat dijelaskan sebagai berikut : Selama CT scan
bekerja, generator sinar X memberi daya ke tabung sinar X, sinar X dihasilkan oleh
tabung sinar X dan diemisikan seperti diputar mengelilingi pasien. Kemudian sinar X
dilewatkan melalui tubuh pasien ke detektor, yang mana ini sangat tergantung pada jenis
dan model CT scanner, mungkin terdiri dari ionisasi gas xenon atau kristal (seperti
cesium-iodine atau cadmium-tungsten). Selama satu putaran detektor menghasilkan
sinyal listrik, yang dibangkitkan setelah penyinaran sinar X. Sinyal listrik ini ditransfer ke
komputer, diproses dan direkonstruksi ke dalam gambar menggunakan algoritma yang
telah deprogram sebelumnya. Setiap putaran tabung sinar X dan detektor direkonstruksi
ke dalam gambar yang direferensikan sebagai irisan. Irisan dipresentasikan berupa
potongan melintang dari detail anatomi tubuh, dan memungkinkan susunan anatomi di
dalam tubuh dapat divisualisasikan hal yang tidak mungkin dengan radiography pada
umumnya. Collimator ditempatkan didekat tabung sinar X dan pada setiap detektor untuk
memperkecil sebaran radiasi dan berkas sinar X yang tepat dalam penggambaran pada
saat scan. Tinggi collimator ditentukan untuk mendapatkan ketebalan irisan yang
diinginkan.
Saat ini terdapat beberapa jenis CT scanner untuk penggunaan maupun
konfigurasi melakukan scanning berikutnya yang berbeda. CT scanner konvensional yang
telah dikenalkan pada tahun 1970, mempunyai kabel yang diletakkan pada susunan
detektor, dan oleh karena itu pada akhir putaran tabung sinar X, perakitan harus
dikembalikan untuk menghindari kebingungan kabel, CT konvensional yang kecepatan
scanningnya paling rendah. adalah CT scan spiral, yang juga dinamakan scanner helical

7
atau volumetric dimana mempunyai konfigurasi gelang seret yang memungkinkan rotasi
satu putaran kontinyu. Dalam scaning spiral meja pasien digerakkan melalui gantry,
sementara tabung sinar X dan detektor berputar seperti gerakan spiral mengelilingi
pasien. Kecepatan scanning lebih cepat jika irisan lebih tipis dan diperlukan breathhold
pasien yang lebih pendek dari pada CT konvensional. CT scan spiral dikenalkan pada
tahun 1989, sejak dikenalkan dapat memberi keuntungan dalam hal penggambaran CT,
meningkatkan kecepatan dan kualitas scanning dibandingkan dengan CT scanner
konvensional.
Scanner multi irisan telah dikenalkan sejak tahun 1998 dipandang sebagai
pengembangan lanjut dalam penggambaran CT, detektor mempunyai arah gerakan multi
row yang memungkinkan akuisisi multi irisan gambar selama satu putaran tabung sinar
X. Tergantung pada model pabrikasi, scanner multi irisan mungkin delapan kali lebih
cepat dari pada scanner spiral irisan tunggal dan irisan dapat setipis setengah irisan yang
tipis yang dapat dicapai oleh scanner spiral. Teknologi multi irisan masih dalam tahap
pengembangan sejak tahun 2001. Berkas elektron CT scanner, juga dinamakan CT
scanner ultra cepat, menggunakan teknologi scanning yang berbeda dari pada CT scanner
yang lain, dimana putaran tabung sinar X secara mekanis. Berkas elektron CT scanner
tidak memiliki bagian yang bergerak, yang demikian ini memungkinkan melakukan scan
dengan cepat. Berkas elektron yang dibangkitkan dari elektron gun difokuskan pada
putaran sinar X dan berkas sinar X dikendalikan sepanjang ring sasaran tungsten. Waktu
scan mendekati sepuluh kali lebih cepat dari pada scaner multi irisan karena hanya berkas
elektron yang bergerak selama scanning. Berkas elektron CT scan telah dikenalkan pada
pertengahan tahun 1980 dandirancang untuk penggambaran jantung dan penggambaran
bagian tubuh yang bergerak lainnya (seperti paru-paru) dan mempunyai kecepatan
scaning tinggi.
Peralatan CT imaging sering disuplay dengan piranti pengarsipan gambar (CD,
pita kaset), untuk piranti gambar hardcopy (film sinar X, gambar laser) dan kemampuan
jaringan, tergantung pada fasilitas kebutuhan. Karena CT menggunakan cara digital, CT
scanner seringkali di buatkan jaringan dengan perangkat digital lainnya, seperi sistem
MRI, untuk memfasilitasi dalam memudahkan perbandingan gambar pada penglihatan
monitor.

8
Sebagaimana putaran scanner, detektor mengambil sejumlah snapshot yang
dinamakan profil. Pada umumnya dalam setiap satu putaran diperoleh sekitar 1000 profil.
Setiap profil dianalisa komputer dan satu set profil penuh dari setiap rotasi membentuk
irisan gambar dua dimensi.

1. Pengoperasian Peralatan Scanner


Setelah operator scanning menyiapkan dan memposisikan pasien pada meja
scanning dengan tepat, opeartor berpindah ke ruang control dan memulai scan
dengan menggunakan control komputer. Biasanya scanning protocol komputer
telah diprogram sebelumnya untuk jenis scan pada umumnya (abdomen dan
tulang panggul, dada , kepala) dan beberapa komputer memungkinkan dipesan
scan protocol untuk dimasukkan. Selama scaning, operator menginstruksi pasien
melalui sistem intercome mengenai breathhold dan posisi. Selanjutnya pengaturan
komputer secara otomatis memindahkan meja pasien sesuai dengan parameter
scanning yang dipilih. Proses scan sendiri mungkin hanya membutuhkan waktu 5
sampai 15 menit, namun total pemeriksaan mungkin membutuhkan waktu sampai
di atas 30 menit, karena pasien harus disiapkan dan diposisikan.
Bila pemeriksaan telah lengkap, operator memproses data gambar menggunakan
komputer workstation. Tergantung fasilitas, gambar mungkin dikirim ke prosesor
film sinar X atau laser imager untuk dicetak sebagai hardcopy dan diberikan ke
ruang pembacaan atau mungkin disimpan dalam disket atau ditransfer melalui
sistem manajemen gambar digital untuk dipresentasikan memalui penglihatan
monitor.

2. Dengan Model Jaringan


Sebelum pasien dipindahkan dari meja, operator radiologi dapat mereview
gambar yang dikehendaki untuk meyakinkan kualitasnya cukup memenuhi untuk
keperluan diagnose. Gerakan artifak, yang berupa lapisan, embun atau ketidak
tepatan lain dalam gambar, mungkin terjadi jka pasien melakukan gerakan pada
saat scan dilaksanakan atau bila susunan gambar bergerak(seperti jantung, paru-
paru).

9
Pengurangan ketebalan irisan gambar yang dikehendaki, mengubah waktu
dari suntikan bahan kontras dan memperpendek waktu breathhold pasien dapat
membantu mengurangi kejadian gerakan artifak. Operator radiologi akan memilih
protocol scanning yang akan memberikan kualitas gambar maksimum dan dosis
radiasi minimum. Dosis radiasi pada umumnya untuk CT scan mendekati sama
dengan radiasi latar belakang alami , rata-rata orang kebanyakan dalam waktu
satu tahun. Dosis radiasi pasien dari CT scan sedikit lebih tinggi dari pada
prosedur sinar X pada umumnya. Scanner multi irisan yang lebih baru secara
signifikan menghantarkan dosis radiasi yang lebih tinggi dari pada scanner spiral
irisan tunggal, dosis lebih tinggi ini berkaitan dengan pasien pediatric khusus.
Asosiasi Ahli radiologi di Amerika Serikat (ASRT) telah mengeluarkan
pernyataan protocol scanning untuk scanning pediatric dan merekomendasikan
bahwa protocol scanning khusus untuk pasien pediatric dan pabrikasi perangkat
CT scan mengembangkan cakupan parameter yang disarankan untuk pasien
pediatric didasarkan pada berat. ASRT mendorong teknolog/operator CT scan
untuk sadar akan dosis radiasi untuk kasus pediatric jika diperlukan dapat
menggunakan tameng radiasi, atau mengatur posisi pasien menggunakan filter
dosis tertentu dan menambah pitch ratio (kecepatan meja/rotasi gantry) pada CT
scan spirall.

3. Sistem Komputer dan Sistem Kontrol


Bagian komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem CT Scanner,
yaitu mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan mengkonstruksi gambar
tomografi. Komputer terdiri atas processor, array processor, harddisk dan sistem
input-output.  Processor atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai fungsi
untuk membaca dan menginterprestasikan instruksi, melakukakaan eksekusi, dan
menyimpan hasil-hasil dalam memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data
16,32 atau 64 bit. Tipe komputer yang digunakan bisa mikro komputer dan bisa
mini komputer, namun harus memenuhi unjuk kerja dan kecepatan bai sistem CT
Scanner. Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan software. 

10
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dan
keyboard. Masing-masing sebagai operator station dan viewer station dan
keduanya mempunyai tugas yang berbeda. Operation Station mempunyai fungsi
sebagai operator kontrol untuk mengontrol beberapa parameter scan seperti
tegangan anoda, waktu scan dan besarnya arus filamen. Sedangkan viewer station
mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian ini
mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti
hard copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat
dilakukan pekerjaan untuk mendiagnosa hasil scanning.

4. Peta distribusi besaran fisis


Citra yang dihasilkan oleh CT-Scan secara matematis dapat dipandang
sebagai peta distribusi spasial parameter fisis f(x,y) dalam bidang dua dimensi
tampang lintang obyek, tegak lurus sumbu z. Parameter fisis ini, yang besarnya
dinyatakan dengan angka-angka, ditampilkan pada perangkat display dalam
representasi warna, biasanya dalam derajat keabuan (grayscale) sehingga peta ini
tampak sebagai gambar hitam putih di layar monitor. Bagian gambar yang
memiliki warna paling gelap atau derajat keabuan paling tinggi merepresentasikan
nilai parameter fisis yang kecil, sebaliknya bagian gambar yang paling terang atau
derajat keabuan paling kecil merepresentasikan nilai parameter fisis yang besar.
Singkatnya, gambar/citra yang dihasilkan oleh CT-Scan dapat dipandang sebagai
peta distribusi besaran fisis, sehingga perbedaan tampilan warna atau derajat
keabuan pada citra rekonstruksi menunjukkan perbedaan peta distribusi kerapatan
internal obyek yang di scan.

5. Kegunaan CT Scan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi
gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan
komputer.

11
Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi,
untuk melihat bagian dalam tubuh. Jenis sinar-x khusus, mengambil “gambar”
dari potongan tubuh sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada
daerah tertentu. CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang
belakang, dada, perut, panggul, dan sinus.

1.7 Kelebihan dan Kekurangan CT-SCAN


Kelebihan CT scan
 Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
 Tidak invasive (tindakan non-bedah).
 Waktu perekaman cepat.
 Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.

Kekurangan CT scan

 Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar
X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi
kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
 Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan
tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu.
 Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.

1.8 Indikasi
Bebera indikasi perlunya tindakan pemeriksaan CT SCAN pada kasus trauma adalah :

Menurut New Orland :

 Sakit kepala.
 Muntah.
 Umur lebih 60 tahun.
 Adanya intoksikasi alcohol.
12
 Amnesia retrograde.
 Kejang.
 Adanya cedera di area clavicula ke superior.

Menurut The Cranadian CT Head :

 GCS ( Glasgow Coma Score ) < 15 setelah 2 jam kejadian.


 Adanya dugaan open / depressed fracture.
 Muntah – muntah ( > 2 kali ).
 Umur > 65 tahun.
 Bukti fisik adanya fraktur di basal skull.

1.9. Penatalaksaan
a. Persiapan  Pasien
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu
dengan menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk
memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum
waktu prosedur dilakukan.
b. Test awal yang dilakukan meliputi :
 Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
 Melakukan pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila ada
permintaan untuk melakukannya ) saat dilakukan pemeriksaan.
 Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
 Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras
maka wajah akan nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh
badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari reaksi obat tersebut.
 Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap
iodine.
 Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila
pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer.

13
 Bersihkan rambut pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh
dikepang dan tidak boleh memakai wig.
c. Prosedur
a. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa
sudut yang dicurigai adanya kelainan.
d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan
memakai protektif lead approan.
g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan.
d. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi
dapat diberikan deladryl 50 mg.
b. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur
berlangsung.
c. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat
kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan
fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.

1 Magnetic Resonance Imaging ( MRI )


2.1 Pengertian

MRI adalah suatu alat diagnostik muthakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio,
tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif, yang menghasilkan
rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan meng-gunakan
medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi
getaran terhadap inti atom hidrogen.

14
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran
penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen. Tehnik
penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada
banyak parameter. Alat tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan
coronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila pemilihan
parameternya tepat, kualitas gambaran detil tubuh manusia akan tampak jelas , sehingga
anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki-nya, terutama kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh
pasien sehingga sangat sesuiai untuk diagnostik jaringan lunak. Teknik penggambaran
MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak
parameter. Bila pemilihan para-meter tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat
memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras.

2.2 Cara kerja MRI.


Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar. Penderita
berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet. Magnet akan
menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-proton atom
hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan menggerakkan proton-proton

15
dalam tubuh dan menghasilkan sinyal yang diterima akan diproses oleh komputer guna
menghasilkan gambaran struktur tubuh yang diperiksa.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.

2.3. Kelebihan MRI.


Ada beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan yaitu :
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti
otak, sumsum tulang sertamuskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah
posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.

2.4. Perkembangan MRI.


Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat
sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil
penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic Resonance
(NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja.
Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR
Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan
pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran
potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR.

16
Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa
sebaiknya NMR diletakkan, maka atas saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIO-
LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan diletakkan
di bagian Radiologi.

2.5. Prinsip dasar dari MRI


Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet
mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat
diletakkan dalam alat MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan arah medan
magnet . Demikian juga arah spinning dan precessing akan sejajar dengan arah medan
mag-net. Saat diberikan frequensi radio , maka atom H akan mengabsorpsi energi dari
frequensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya energi, atom H akan
mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar
dan lamanya energi radio frequensi yang diberikan. Sewaktu radio frequensi dihentikan
maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali inilah,
atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal
tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diper-kuat. Selanjutnya komputer
akan mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai
irisan.

2.6. Istrumen MRI


Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe
magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan
koil, yaitu :
1.Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal.
2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal.
3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial .

17
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan
oblik.
c. Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi
serta mendeteksi sinyal
d. Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua
komponen alat MRI dan menyim-pan memori beberapa citra
e. Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent atau
untuk menyimpan citra.

2.7. Penatalaksanaan pasien dan tehnik pemeriksaan


Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen,
alat resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke ruang
MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan memakai baju pemeriksaan dan
menanggalkan benda-benda feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan jepit
rambut, gigi palsu dan lainnya.
Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara
mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien
bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien menggunakan alat pacu jantung,
logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma
serebral, dan lain-lain.
Transfer pasien menuju ruangan MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan
(non ambulatory) lebih kompleks dibandingkan peme-riksaan imaging lainnya. Hal ini
karena medan magnet pesawat MRI selalu dalam keadaan “on” sehingga setiap saat dapat
terjadi resiko kece-lakaan, dimana benda-benda feromagnetik dapat tertarik dan
kemungkinan mengenai pasien atau personil lainnya. Salah satu upaya untuk meng-atasi
hal tersebut, meja pemeriksaan MRI dibuat mobile, dengan tujuan : pasien dapat
dipindahkan ke meja MRI di luar ruang pemeriksaan dan da-pat segera dibawa ke luar
ruangan MRI bila terjadi hal-hal emergensi. Selain itu meja cadangan pemeriksaan perlu
disediakan, agar dapat mempercepat penanganan pasien berikutnya sebelum pemeriksaan
pasien sebelumnya selesai. Upaya untuk kenyamanan pasien diberikan, antara lain

18
dengan penggunaan Earplugs bagi pasien untuk mengurangi kebisingan, penggunaan
penyangga lutut / tungkai , pemberian selimut bagi pasien, pemberian tutup kepala .
Untuk persiapan pelaksanaan pemeriksaan perlu dilakukan beberapa hal berikut.
Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien seperti nama, usia dan lain-lain,
mengatur posisi tidur pasien sesuai dengan obyek yang akan diperiksa. Memilih jenis koil
yang akan diguna-kan untuk pemeriksaan, misalnya untuk pemerik-saan kepala
digunakan Head coil, untuk pemeriksaan tangan, kaki dan tulang belakang digunakan
Surface coil.
Memilih parameter yang tepat, misalnya untuk citra anatomi dipilih para-meter
yang Repetition Time dan Echo Time pendek, sehingga pencitraan jaringan dengan
konsentrasi hidrogen tinggi akan berwarna hitam. Untuk citra pathologis dipilih
parameter yang Repetition Time dan Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk
gambaran cairan serebro spinalis dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak
berwarna putih. Untuk kontras citra antara, dipilih parameter yang time repetition
panjang dan time echo pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen
tinggi akan tampak berwarna abu-abu.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet
(land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat
mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada
hidung.
Untuk menentukan bagian tubuh dibuat Scan Scout (panduan pengamatan),
dengan parameter, ketebalan irisan dan jarak antar irisan serta format gambaran tertentu.
Ini merupakan gambaran 3 dimensi dari sejumlah sinar yang telah diserap. Setelah
tergambar scan scout pada TV monitor, maka dibuat pengamatan- peng-amatan
berikutnya sesuai dengan kebutuhan.
Pemeriksaan MRI yang menggunakan kon-tras media, hanya pada kasus-kasus tertentu
saja . Salah satu kontras media untuk pemeriksaan MRI adalah Gadolinium DTPA yang
disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg berat badan.

19
2.11 Interpretasi Hasil Pemeriksaan Dengan MRI
Interpretasi hasil dengan pemeriksaan MRI adalah berupa gambaran penampang
organyang diperiksa secara aksial, sagital, coronal atau oblik. Dalam gambaran yang
ditunjukkanMRI akan dapat terlihat jelas jika terdapat kelainan atau lesi-lesi patologi.
Kelainan yangterlihat dalam MRI dapat berupa robekan, bentuk yang abomal, ukuran
yang abnormal, lukaatau ulcerasi beserta lokasi penyebarannya dan lain-lain.Sebagai
contoh pemeriksaan dengan MRI adalah pemeriksaan dengan MRI pada kasustrauma
kepala. Pada pemeriksaan kasus ini dapat terlihat jelas adanya perdarahan
ataupembengkakan. Kelainan lain di otak seperti pelebaran abnormal dinding pembuluh
darah,tumor atau peradangan dapat diketahui dengan pemindaian MRI.Dengan
didapatnya gambaran yang sempurna dengan pemindaian MRI, tentunya haltersebut akan
memudahkan seorang dokter untuk membuat suatu diagnosa klinik terhadapsuatu kasus
penyakit dan dapat memberikan penanganan atau pengobatan yang tepat danefektif
terhadap suatu kasus penyaki

2.12 perbedaan CT SCAN dan MRI

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
CT-Scan (Computed Tomografy Scaner) adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk mendapat gambaran dari bebagai sudut kecildari tulang tengkorak dan otak. CT-
Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal untuk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti susunan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat pemeriksaan diagnostik radiologi,
yang menghasilkan rekaman gambar potongsn penampang tubuh atau organ manusia
dengan menggunakan medan magnet dan resonansi getaran terhadap inti atom hydrogen.

B. Saran
Kami berharap makalah ini menjadi kontributif yang positif yang tdak ada
hentinya. Tak henti untuk terus dikoreksi, tak henti untuk melahirkan berbagai motivasi
dan inovasi serta tak henti untuk memberika inspirasi kepada orang lain untuk juga
memberikan kontribusi yang jauh lebih baik dari kami.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://pamujiandri.wordpress.com/2011/07/25/-mri/ acces tanggal 8 September 2018

http://mozaaqlahusaa.blogspot.com/2015/06/-ct-scan.html acces tanggal 8 september 2018

http://mathub.wordpress.com/2008/07/14/prinsip-kerja-ct-scan/ acces tanggal 9 september 2018

http://harnawatiaj.wordspress.com/2008/03/09/ct-scan/ acces tanggal 10 september 2018

http://hwp-electromedic12.blogspot.com/2017/12/v-behaviorurldefaultvmlo_14.html=1 acces
tanggal 11 september 2018

22

Anda mungkin juga menyukai