Anda di halaman 1dari 29

4.1 - 4.3 Instruksi pengodean mortalitas.

Bagian ini membahas aturan dan pedoman yang disetujui World Health Assembly tentang pemilihan
sebab atau atau kondisi tunggal untuk tabulasi rutin dari sertifikat kematian dan rekam morbiditas.
Peodman juga disediakan untuk penerapan aturan pengodean kondisi yang dipilih untuk tabulasi.

4.1 Penyebab dasar kematian.


Konferensi Revisi Internasional Sepuluhtahunan Keenam (Sixth Decennial International Revision
Conference) telah menyetujui bahwa penyebab kematian untuk tabulasi primer hendaknya disebut
penyebab dasar kematian.
Dari titik pandang pencegahan kematian, perlu memutus rantai kejadian atau memberikan pengobatan
pada satu titik. Objektif kesehatan masyarakat yang paling efektif adalah mencegah penyebab yang
sedang berkembang menjadi bekerja. Untuk tujuan ini, penyebab dasar telah didefinisikan sebagai (a)
penyakit atau cedera yang memulai rangkaian kejadian sakit yang langsung menuju ke kematian, atau
(b) kecelakaan atau kekerasan yang mengakibatkan cedera fatal. Namun, untuk beberapa penyakit atau
cedera beberapa aturan diberlakukan.
Bagian 4.1–4.3 berisi instruksi tentang pengodean penyebab kematian untuk statistik mortalitas. Bagian
pertama, 4.1, menjelaskan konsep-konsep dasar, bagian 4.2 menjelaskan bagaimana mengidentifikasi
penyebab dasar kematian, dan bagian 4.3 memberikan detil lebih lanjut mengenai cara mengode
penyebab ganda pada kematian.

4.1.1 Aim of the instructions: International comparability


Statistik mortalitas digunakan secara luas untuk riset medis, pemantauan kesehatan masyarakat, evaluasi
intervensi kesehatan dan perencanaan dan follow up asuhan kesehatan. Analisis data mortalitas secara
khas melibatkan perbandingan set data, misalnya, yang mewakili berbagai daerah atau berbagai titik
waktu. Kalau data tidak dihasilkan dengan metode yang sama dan menurut standar yang sama,
perbandingan ini akan memberikan hasil yang menyesatkan. Untuk menstandarkan produksi data
mortalitas, WHO menerbitkan instruksi internasional untuk pengumpulan, pengodean dan klasifikasi
data, dan presentasi statistik penyebab kematian. Merupakan hal yang teramat penting bahwa produksi
data mortalitas mematuhi prosedur yang dijelaskan di bawah, karena setiap penyimpangan dari instruksi
internasional akan merusak pembandingan internasional.
Tujuan instruksi ini adalah untuk mengoptimalkan statistik mortalitas dari suatu titik pandang kesehatan
masyarakat. Beberapa instruksi mungkin terlihat salah atau dapat dipertanyakan dari perspektif medis
murni. Mereka tetap tidak boleh dikesampingkan, karena mereka bisa jadi dimotivasi oleh prinsip
epidemiologi dan kesehatan masyarakat yang memiliki dasar kuat. Kalau terdapat kesalahan yang nyata
maka ia harus dilaporkan ke WHO, yang akan baik menjelaskan dasarnya atau mengambil langkah
perbaikan pada tingkat internasional. Setiap negara jangan memperbaiki apa yang dianggap salah,

1
karena perubahan pada tingkat nasional akan memberikan data yang kurangbisa dibandingkan dengan
data yang berasal dari negara lain, sehingga kurang berguna untuk analisis.

4.1.2 The international death certificate


Instruksi pengodean mortalitas internasional beranggapan bahwa data telah dikumpulkan dengan
menggunakan sertifikat kematian yang sesuai dengan International Form of Medical Certificate of Cause
of Death (see Section XXX). Kalau tidak, penyebab kematian tidak bisa dikode menurut standar
internasional dan data itu tidak bisa dibandingkan secara internasional. Misalnya, beberapa instruksi
pengodean berlaku untuk kondisi yang dilaporkan sebagai akibat kondisi lain tertentu, dan pada kasus
ini penting sekali adanya perbedaan yang jelas antara penyebab-penyebab yang dilaporkan pada Bagian
1 dan pada Bagian 2. Lebih lanjut, informasi yang dilaporkan pada tempat lain di sertifikat, seperti cara
kematian atau apakah kehamilan ikut menyebabkan kematian, adalah perlu ketika menentukan kode
penyebab ganda pada kondisi yang dinyatakan pada sertifikat.
Dokter atau praktisi lain yang berwenang yang menandatangai sertifikat kematian bertanggung jawab
untuk menentukan kondisi sakit yang mana yang secara langsung menyebabkan kematian, dan untuk
menentukan kondisi pendahulu yang mengakibatkan adanya penyebab ini. Pembuat sertifikat harus
menggunakan keputusan klinisnya dalam mengisi sertifikat medis penyebab kematian. Sistem-sistem
otomatis tidak boleh melibatkan daftar atau ‘prompts’ lain untuk membimbing pembuat sertifikat karena
ini akan membatasi kisaran diagnosis sehingga memiliki efek yang merugikan terhadap ketepatan dan
kegunaan laporan tersebut.
Bagian Medis dari formulir terbagi atas dua bagian: Bagian 1 formulir adalah untuk penyakit yang
berhubungan dengan urutan kejadian yang langsung menyebabkan kematian, dan Bagian 2 adalah untuk
kondisi yang tidak berhubungan tapi bisa memudahkan kematian. Pada sertifikat semua data tambahan
yang perlu untuk mengode penyebab dasar yang benar harus dicatat, dan formulir pada Annex 7.1
menunjukkan informasi lain yang mana harus dikumpulkan. Untuk menyeragamkan cara informasi ini
dikumpulkan secara internasional, formulir harus dipatuhi secermat mungkin. Informasi kemudian dapat
digunakan untuk pengodean manual atau elektronik penyebab dasar dan ganda kematian.

2
Formulir internasional sertifikat medis penyebab kematian.

3
4
Detil tambahan yang dianjurkan untuk kematian perinatal (bayi lahir mati dan bayi lahir
hidup yang meninggal dalam 168 jam [1 minggu[ sejak lahir).

Penyebab kematian pada sertifikat kematian ICD 10


Informasi penyebab kematian berguna untuk
 Epidemiologi dan pencegahan
 Mengelolaan asuhan kesehatan
 Pembandingan kesehatan di berbagai populasi
Sertifikasi kematian adalah satu dari langkah-langkah awal dalam memperoleh gambaran kesehatan
masyarakat.
Penyakit atau kondisi yang tercatat di sertifikat kematian menunjukkan pendapat medis.
Sertifikat penyebab kematian yang diisi dengan benar menyediakan uraian dari urutan, jenis dan
hubungan kejadian yang telah menyebabkan kematian.
Diagnosis yang dilaporkan pada sertifikat dikode dengan ICD 10. Data yang dikode ini dianalisa dan
digunakan secara nasional dan internasional tanpa melihat apa pun bahasa yang digunakan untuk
menyelesaikan sertifikasi.

5
Frame A
Sertifikat kematian bisa terlihat berbeda pada banyak negara. Tapi bagian penyebab kematian identik
sedunia. Frame A memiliki dua bagian, Bagian 1 dan Bagian 2, dan sebuah bagian untuk mencatat
interval waktu antara mulainya suatu kondisi dan tanggal kematian.
Bagian 1
Digunakan untuk penyakit atau kondisi yang membentuk bagian dari sequence kejadian yang langsung
menuju ke kematian.
Penyebab langsung kematian dituliskan pada baris pertama, 1(a).
Harus selalu ada tulisan di baris 1(a).
Tulisan pada baris 1a bisa merupakan satu-satunya kondisi yang dilaporkan pada Bagian 1
Kalau terdapat dua atau lebih kondisi yang membentuk bagian dari sequence kejadian yang langsung
mengarah ke kematian, setiap kejadian di dalam sequence itu harus dicatat pada baris yang terpisah.
Pada semua kasus penyakit, cedera atau penyebab eksternal yang menyebabkan kematian harus dicatat.
Jangan dicatat cara kematian, seperti cardiac arrest, respiratory failure atau heart failure. Beru saha
untuk sespesifik mungkin. Penyebab kematian yang tidak diketahui harus dicatat pada kasus-kasus
ketika pengujian menyeluruh atau pemeriksaan autopsy tidak dapat menentukan penyebab kematian.
“Tidak diketahui” lebih baik daripada semua spekulasiakan kemungkinan penyebab kematian. Istilah
seperti “suspected” atau “possible” diabaikan pada evaluasi penulisan. Misalnya “suspected diabetes”
akan ditafsirkan sebagai “diabetes”. Empat baris mungkin tidak mencukupi untuk urutan kejadian.
Jangan sia-siakan tempat untuk kata-kata yang tidak perlu. Beberapa istilah klinis sangat meragukan.
Misalnya, “tumor” tidak menunjukkan sifatnya (lihat juga bagian akhir).
Duration – adalah interval waktu antara awal setiap kondisi yang dituliskan ke dalam sertifikat (bukan
awal diagnosis kondisi tersebut) dan tanggal kematian. Informasi duration berguna dalam pengodean
penyakit tertentu dan juga menyediakan cek yang berguna dalam pemeriksaan urutan susunan sequence
kondisi-kondisi.
Bagian 2
Bagian ini digunakan untuk kondisi-kondisi yang tidak termasuk di dalam Bagian 1 tapi kehadiran
membantu terjadinya kematian.
Frame B
Beberapa detil sering terlupakan pada Bagian 1 dan 2 (Frame A). Pertanyaan detil terpisah menanyakan
detil seperti pembedahan sebelumnya, cara kematian atau tempat kejadian. Frame B tidak diperlihatkan
pada lembar informasi ini.

Penyebab Kematian pada setifikat – langkah demi langkah


Mulai pada baris 1(a), dengan penyebab langsung, lalu mundur kembali menurut waktu ke kondisi
sebelumnya sampai diperoleh satu kondisi yang memulai sequence kejadian. Anda akan sampai ke saat
pasien masih sehat.

6
Sekarang, anda mestinya telah melaporkanpenyebab dasar atau asal pada baris terbawah yang digunakan
dan sequence kejadian yang berawal dari penyebab dasar sampai ke penyebab langsung di baris 1(a).
Akhirnya, catat interval waktu antara awal setiap kondisi yangdimasukkan ke dalam sertifikat dan
tanggal kematian. Kalau waktu atau tanggal awal kondisi tidak diketahui, anda harus mencatat perkiraan
terbaik. Masukkan unit waktu (menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun).
Contoh: 1.a. Cerebral hemorrhage 4 jam
b. Metastasis of the brain 4 bulan
c. Breast cancer 5 tahun
2. Arterial hypertension (3 tahun); diabetes mellitus (10 tahun).
 Tuliskan dengan jelas dan jangan gunakan singkatan
 Pastikan informasi telah lengkap.
 Jangan berspekulasi akan penyebab kematian
 Jangan masukkan hasil laboratorium atau pernataan seperti “ditemukan oleh partner”. (Bisa ada
bagian terpisah pada formulir untuk jenis informasi ini).
 Satu kondisi per baris mestinya cukup.

Istilah meragukan yang sering digunakan


Accident: Jelaskan kejadiannya; jelaskan tujuan seperti kecelakaan mobil, bunuh diri, serangan; jelaskan
tempat kejadian.
Alcohol, drugs: Jelaskan penggunaan: jangka panjang atau tunggal, adiksi.
Complication of surgery: Jelaskan penyakit yang menyebabkan pembedahan.
Dementia: Jelaskan penyeba: arteriosklerotik, trombotik, embolik …
Infection: Jelaskan primer atau sekunder, orgnisme penyebab; kalau primer jelaskan bakteri atau virus;
kalau sekunder jelaskan infeksi primernya.
Leukaemia: Jelaskan akut, subakut, kronik, limfatik, mieloid, monositik.
Pneumonia: Jelaskan primer, asprasi, penyebab, organisme penyebab; kalau akibat immobilitas, jelaskan
penyebab immobilitas.
Pulmonary embolism: Jelaskan penyebab embolisme; kalau pasca bedah atay immobilitas: jelaskan
penyakit yang menyebabkan pembedahan atau immobilitas.
Renal failure: Jelaskan akut, kronik atau terminal, penyebab dasar insuffisiensi seperti arteriosklerosis
atau infeksi; kalau akibat immobilitas, jelaskan penyebab immobilitas.
Thrombosis: Jelaskan arterial atau venosa; pembuluh darahnya; kalau pasca bedah atau immobilitas
jelaskan penyebab pembedahan atau immobilitas.
Tumour: Jelaskan sifat, lokasi, metastasis.
Urinary tract infection: Jelaskan situsnya di saluran kemih, organisme penyebab, penyebab dasar
infeksi’ kalau akibat immobilitas, jelaskan penyebab immobilitas.

7
4.1.3 Basic concepts
Pengode mortalitas harus memahami konsep-konsep dasar yang diberikan pada bagian ini.
Sequence
Istilah “sequence” merujuk pada urutan atau deretan kejadian medis yang setiap langkahnya merupakan
komplikasi dari atau disebabkan oleh langkah sebelumnya.
Example 1: 1(a) Myocardial infarction
due to
(b) Coronary thrombosis
due to
(c) Coronary atherosclerosis.
Infark miokardium disebabkan oleh trombosis koroner, yang juga merupakan komplikasi
dari aterosklerosis koroner. Akibatnya, sequence yang terjadi adalah infark miokardium
disebabkan oleh trombosis koroner yang disebabkan oleh aterosklerosis koroner.
Example 2: 1(a) Extensive haemorrhage
due to
(b) Traumatic amputation of right leg
due to
(c) Run over by street car
Perdarahan merupakan komplikasi dari amputasi traumatika, akibat dilindas trem. Jadi
sequence adalah perdarahan ekstensif akbat amputasi traumatika kaki kanan akibat
tergiling mobil di jalan.

Causal relationship
Hubungan sebab akibat terjadi kalau sebuah kondisi yang disebutkan pada sertifikat dapat disebabkan
oleh sebuah kondisi lain yang juga disebutkan pada sertifikat. Namun, apaka hubungan sebab akibat
dapat diterima atau tidak untuk pengodean mortalitas didasarkan tidak hanya pada penilaian medis tapi
juga pada pertimbangan epidemiologis dan kesehatan masyarakat. Jadi, hubungan yang dapat diterima
secara medis mungkin akan masuk dalam daftar yang tidak bisa diterima dalam instruksi pengodean,
karena sebuah langkah berikut di dalam sequence lebih penting dari titik pandang kesehatan
masyarakat.
Jadi, untuk menentukan hubungan sebab akibat yangdinyatakan dapat diterima atau tidak, pertama kali
periksa instruksi pada Seksi 4.2.3 (Sequence yang diterima dan ditolak). Hubungan yang tidak terdaftar
pada Seksi 4.2.3 harus diterima sejauh mungkin, karena pendapat penulis sertifikat mengenai penyebab
kematian tidak boleh disepelekan begitu saja. Kalau hubungan yang dinyatakan terlihat sangat tidak
mungkin, rujuk tabel putusan yang diakui secara internasional untuk pengodean mortalitas.
Sequence yang dilaporkan yang terlihat kurang mungkin harus diterima, kalau satu atau lebih langkah
perantara dapat menjelaskan hubungan sebab akibat. Misalnya, kalau hematemesis dinatakan sebagai
akibat dari sirosis hati, anggap bahwa hematemesis itu disebabkan oleh varise esofagus yang pecah,

8
varises bisa disebabkan oleh hipertensi porta, dan hipertensi porta disebabkan oleh sirosis hati. Penyebab
perantara yang diperkirakan tersebut tidak boleh digunakan untuk mengubah pengodean.
Perhatikan bahwa kondisi A tidak pernah bisa disebabkan oleh kondisi B kalau kondisi A memiliki masa
yang lebih lama atau awal kejadian penyakit yang lebih dini daripada kondisi B.
Duration
Pada setifikat kematian, setiap kondisi yang dilaporkan harus juga menyertakan informasi mengenai
lama penyakit. Durasi ini merujuk pada periode waktu antara awal penyakit atau kondisi dan saat
kematian. Perhatikan bahwa hal ini tidak selalu sama dengan saat ditegakkannya diagnosis kondisi, yang
mungkin bersamaan dengan, atau setelah dimulainya gejala-gejala.
Terminal cause of death
Penyebab terminal kematian adalah kondisi yang dituliskan pertama pada baris pertama Bagian 1
sertifikat kematian.
Example 3: 1(a) Myocardial infarction and pulmonary oedema
due to
(b) Coronary atherosclerosis
Infark miokardium adalah penyebab terminal kematian karena ia yang pertama
dimasukkan di baris pertama sertifikat

Starting point
Starting point ini adalah kondisi atau kejadian yang memulai sequence dari hubungan sebab akibat yang
bisa diterima yang berakhir dengan penyebab terminal kematian. Pada sertifikat yang diisi dengan benar,
kondisi yang dilaporkan di baris paling bawah di Bagian 1 adalah starting point dari sequence.
Example 4: 1(a) Myocardial infarction and pulmonary oedema
due to
(b) Coronary atherosclerosis
Aterosklerosis koroner adalah starting point, karena ia memulai sequence kejadian yang
menuju ke kematian..
Example 5: 1(a) Pneumonia
due to
(b) Hip fracture
due to
(c) Tripped on carpet
Tersandung di karpet adalah starting point karena ia memulai sequence kejadian yang
menuju ke kematian.

9
Tentative starting point
Pada sertifikat yang diisi dengan benar kndisi yang dilaporkan pada baris terbawah di Bagian 1 adalah
starting point., tapi kalau sertifikat tidak diisi dengan benar maka starting point bisa dilaporkan di tempat
lain. Instruksi tentang bagaimana cara mengidentifikasi starting point pada kasus ini adalah umit.
Kadang-kadang beberapa instruksi berlaku pada sertifikat kematian yang sama, dan perlu sekali
menerapkan instruksi ini langkah demi langkah seperti diuraikan pada Seksi 4.2.1. (Menentukan starting
point) di bawah. Pada setiap langkah sebuah starting point sementara ditentukan, sebuah kondisi yang
untuk sementara dianggap starting point, tapi pada langkah kemudian bisa jadi disebabkan oleh sesuatu
yang lain. Starting point sementara bisa berubah beberapa kali di saat instruksi diterapkan pada
sertifikat.
Juga, cari informasi tambahan mengenai hubungan sebab akibat yang disediakan pembuat sertifikat. Ini
juga berlaku kalau informasi terlihat pada tempat yang “salah” di sertifikat. Misalnya, kalausequence
pada Bagian 1 dimulai dengan penyakit A, dan informasi di bagian lain di sertifikat menyatakan bahwa
penyakit A ini disebabkan oleh penyakit B, maka pertimbangkan penyakit B sebagai starting point
sementara.

Obvious cause
Beberapa instruksi pengodean akan menyuruh anda memeriksa apakah starting point sementara itu jelas
sekali disebabkan oleh kondisi lain yang disebutkan pada baris yang sama atau di bawahnya di sertifikat.
Kata “obviously / jelas sekali” adalah penting, dan jangan ada keraguan akan hubungan di antara
kondisi-kondisi itu. Instruksi lebih lanjut diberikan pada Seksi 4.2.1 Step SP6 – Obvious cause, dan pada
Seksi 4.2.4 (Instruski khusus pada Step SP6 Obvious Cause)
Example 6: 1(a) Sepsis
due to
(b) Peritonitis
2 Appendicitis with rupture
Peritonitis memulai sequence kejadian yang dilaporkan pada Bagian 1 sehingga ini adalah
starting point sementara. Namun, apendisitis dengan ruptur adalah penyebab “obvious”
dari peritonitis. Jadi, sequence kejadian dimulai dengan apendisitis, yang tentunya adalah
starting point dari sequence kejadian yang berakhir dengan sepsis, penyebab terminal
kematian.
First mentioned sequence
Sebuah sertifikat kematian dapat berisi beberapa sequence, dan instriksi pengodean akan memberitahu
anda untuk mencarii starting point dari sequence yang disebutkan pertama kali.
Untuk mengidentifikasi starting point dari sequence yang disebutkan pertama, mulai dengan penyebab
kematian terminal (kondisi yang pertama disebutkan pada baris paling atas di Bagian 1). Tentukan
apakah kondisi pertama yang disebutkan pada baris berikutnya di Bagian 1 dapat mengakibatkan
penyebab terminal kematian. Kalau ia tidak bisa, dan kalau terdapat lebih banyak kondisi yang
dituliskan pada baris tersebut, tentukan apakah kondisi kedua yangtertulis di baris ini dapat
megakibatkan penyebab terminal kematian. Teruskan sampai anda menemukan sebuah kondisi yang

10
dapat mengakibatkan terjadinya penyebab terminal kematian. Ini adalah starting point sementara dari
sequence.
Kalau tidak terdapat kondisi pada baris berikut yang dapat mengakibatkan penyebab terminal kematian,
maka tidak ada sequence yang berakhir dengan penyebab terminal kematian.
Kalau anda mendapatkan starting point sementara tapi terdapat kondisi yang dilaporkan pada baris di
bawahnya di Bagian 1, ulangi prosedur untuk baris berikut. Mulai dari starting point sementara yang
telah anda dapatkan pada langkah sebelumnya. Tentukan apakah kondisi pertama yang tertulis baris
bawah berikut di Bagian 1 dapat mengakibatkan starting point sementara. Kalau ia tidak bisa, dan kalau
terdapat kondisi lain pada baris itu, periksa apakah kondisi kedua yang dituliskan pada baris tersebut
dapat mengakibatkan starting point sementara. Teruskan sampai anda menemukan kondisi yang dapat
mengakibatkan starting point sementara. Inilah starting point sementara yang baru.
Kalau masih terdapat kondisi yang dilaporkan pada baris lebih bawah di Bagian 1, ulangi prosedur ini
erus sampai starting point sementara yang baru bisa diketahui. Kalau tidak ditemukan lagi kondisi yang
bisa mengakibatkan starting point sementara, maka starting point sementara yang ditemukan terakhir
adalah juga starting point dari sequence yang disebutkan pertama kali.
Gambar 2 mengilistrasikan contoh sertifikat dengan beberapa sequences. Starting point dari sequence
yang disebutkan pertma kali adalah yang abu-abu dengan lingkaran hitam tebal.

Fig. 2. Examples of certificates with several sequences

Example 7: 1(a) Pneumonia


due to
(b) Hip fracture and heart failure
due to
(c) Tripped on carpet, coronary atherosclerosis

11
Pneumonia dapat disebabkan oleh fraktur panggul, dan jadinya fraktur panggul adalah
starting point sementara. Fraktur panggul dapat disebabkan oleh tersandung, yang
menjadi starting point sementara yang baru. Karena tidak ada penyebab yang dilaporkan
di bawah baris 1©, maka tersandung di karpet adalah starting point dari sequence yang
sebutkan pertama kali.
Example 8: 1(a) Pneumonia
due to
(b) Heart failure and hip fracture
due to
(c) Coronary atherosclerosis and tripped on carpet
Pneumonia dapat disebabkan oleh kegagalan jantung, sehingga gagal jantung adalah ttik
awal sementara. Gagal jantung dapat disebabkan oleh aterosklerosis koroner, yang
merupakan starting point sementara yang baru. Karena tidak ada penyebab yang
dilaporkan di bawah baris 1(c), aterosklerosis koroner adalah starting point dari sequence
yang disebutkan pertama kali.
Example 9: 1(a) Pneumonia
due to
(b) Hip fracture and heart failure
due to
(c) Coronary atherosclerosis and tripped on carpet
Pneumonia dapat disebabkan oleh fraktur panggul, sehingga fraktur panggul adalah
starting point sementara. Namun, fraktur panggul tidak bisa disebabkan oleh
aterosklerosis koroner, namun bisa akibat tersandung, yang menjadi starting point
sementara yang baru. Karena tidak ada sequence yang dilaporkan di bawah baris 1(c),
maka tersandung di karpet adalah starting point dari sequence yang disebutkan pertama.

First mentioned condition


Beberapa instruksi pengodean merujuk pada kondisi yang “pertama disebutkan”. Ketika
mengidentifikasi kondisi yang pertama disebutkan, mulai dari baris paling atas Bagian 1 ke arah bawah,
dan dari kiri ke kanan.

Underlying cause of death


Hampir semua tapi tidak semua statistik mortalitas menunjukkan penyebab tunggal untuk setiap individu
tanpa memperhatikan berapa banyak kondisi yang dilaporkan pada sertifikat. Penyebab dasar kematian
adalah kondisi yang dipilih untuk tabulasi penyebab tunggal tersebut. Pada hampir semua kasus
penyebab dasar kematian adalah sama dengan starting point. Namun, kadang-kadang sebuah kondisi
yang bukan starting point dipilih sebagai penyebab dasar kematian untuk digunakan pada statistik. Lihat
juga teks pada “Modification”.
Example 10: 1(a) Bronchopneumonia
due to

12
(b) Hemiplegia
due to
(c) Cerebral infarction
Infark serebri memulai sequence kejadian yang menuju ke kematian sehingga ia adalah
starting point. Pada kasus ini ia juga merupakan penyebab dasar kematian.

Modification
Instruksi pengodean khusus pada sequence spesifik dan kategori ICD bisa memberikan efek bahwa
sebuah kondisi yang berbeda dari starting point dipilih sebagai penyebab dasar kematian untuk
digunakan pada statistik. Pada kasus ini kode penyebab dasar sering melambangkan kombinasi dari
starting point dengan kondisi lain yang dilaporkan atau sebuah komplikasi atau konsekuensi dari starting
point yang memiliki kepentingan tertentu dalam kesehatan masyarakat. Prosedur yang merupakan cara
kode ICD 10 untuk starting point diganti dengan kode lain diebut sebagai modifikasi.
Example 10: 1(a) Heart disease
due to
(b) Generalized atherosclerosis.
Aterosklerosis umum memulai sequence kejadian yang menyebabkan kematian sehingga
ia merupakan starting point. Namun, menurut instruksi khusus tentang aterosklerosis
umum, aterosklerosis umum atau tidak dijelaskan yang menyebabkan penyakit jantung
dinyatakan pada statistik mortalitas sebagai penyakit jantung aterosklerotik. Karena
modifikasi ini, penyakit jantung aterosklerotik adalah penyebab dasar kematian.

Tentative underlying cause of death


Penyebab dasar kematian sementara – Beberapa instruksi khusus pada modifikasi dapat berlaku pada
sertifikat kematian yang sama. Kalau demikian, gunakan instruksi selangkah demi selangkah. Kode yang
dipiih sebagai hasil dari setiap langkah disebut penyebab dasar kematian sementara.
Example 11: 1(a) Myocardial infarction
due to
(b) Coronary atherosclerosis
due to
(c) Generalized atherosclerosis.
Aterosklerosis umum memulai sequence kejadian yang menuju ke kematian sehingga ia
adalah starting point. Terdapat instruksi modifikasi khusus yang berhubungan dengan
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner pada ICD, dan pada langkah berikut
aterosklerosis koroner dipilih sebagai penyebab dasar kematian sementara. Tapi terdapat
instruksi-instruksi lebih lanjut pada aterosklerosis koroner dan infark miokardium, dan
pada langkah terakhir infark miokardium dipilih sebagai penyebab dasar.

13
4.2 Selecting the underlying cause of death
Ketika mengode dan mengklasifikasi penyebab kematian, anda pertama kali harus memberikan kode
ICD pada semua kondisi yang dituliskan pada sertifikat kematian. Banyak instruksi pengodean
didasarkan pada kode ICD yang spesifik dan untuk menentukan apakah ada instruksi yang berlaku, anda
perlu mengetahui kode ICD untuk semua kondisi pada sertifikat. Ini disebut dengan pengodean
penyebab ganda (see Section 4.3 Multiple causes). Selanjutnya, anda memilih sebuah penyebab dasar
kematian untuk digunakan pada statistik mortalitas. Ini disebut pengklasifikasian penyebab dasar
kematian.
Untuk umumnya sertifikat kematian, pemilihan penyebab dasar kematian merupakan prosedur yang
tidak begitu rumit. Namun terdapat banyak kasus ketika penyebab dasar tidak terlihat dengan segera.
Untuk memastikan apakah kasus yang mudah dan rumit dikode sesuai dengan aturan internasional, perlu
mengikuti instruksi pengodean dengan hati-hati, langkah demi langkah. Kalau tidak, statistik kematian
yang dihasilkannya tidak akan dapat dibandingkan secara internasional, yang dengan serius mengurangi
nilai data untuk tujuan kesehatan masyarakat.
Pemilihan penyebab dasar kematian melbatkan dua langkah terpisah. Pertama, anda mengidentifikasi
starting point – penyakit atau kejadian yang memulai rangakaian kejadian yang mengarah ke kematian.
Selanjutnya, anda periksa apakah ada instruksi khusus yang bisa diterapkan pada starting point yang
telah diidentifikasi. Kalau ada, langkah selanjutnya adalah memodifikasi starting point yang telah anda
pilih pada langkah pertama.
Perhatikan bahwa tujuan prosedur pemilihan adalah untuk menghasilkan statistik mortalitas seberguna
mungkin. Jadi, instruksi berikut bisa merefleksikan kepentingan untuk kesehatan masyarakat ketimbang
apa yang benar dari titik pandang medis murni. Instruksi berikut selalu berlaku, apakah mereka dianggap
benar atau tidak secara medis.
Pada contoh pengodean di bawah, pernyataan “due to” di antara baris-baris pada Bagian 1 tidak
digunakan lagi. Namun tetap saja harus dianggap bahwa apa pun yang dilaporkan pada baris atas di
Bagian 1 dianggap sebagai akibat dari apa yang dilaporkan pada baris di bawahnya.

4.2.1 Find the starting point (Steps SP1 - SP8)


Untuk mengidentifikasi starting point, ikuti delapan langkah yang diuraikan pada bagian ini. Langkah ini
disebut SP1 – SP8 (aturan Starting Point 1 -aturan Starting Pont 8). Setap langkah berisi satu aturan
pemilihan. Pada setiap langkah terdapat uraian aturan pemilihan tersebut dan sebuah instruksi yang
menunjukkan apa yang akan dilakukan setelah itu. Untuk beberapa aturan terdapat pula “bullet points”
dengan instruksi yang lebih detil.
Step SP1 – Penyebab tunggal di sertifikat.
Kalau hanya satu kondisi yang dilaporkan pada sertifikat, baik pada Bagian 1 atau Bagian 2, ini adalah
starting point dan juga penyebab dasar. Selanjutnya, pergi ke Step M4.
Kalau terdapat dua atau lebih kondisi pada sertifikat: Pergi ke Step SP2.

14
Step SP2 – Hanya satu baris digunakan pada Bagian 1.
Kalau penulis sertifikat hanya menggunakan satu baris pada Bagian 1 tapi menuliskan dua atau lebih
kondisi pada baris ini, maka kondisi yang pertama dituliskan adalah starting point sementara.
Selanjutnya pergi ke Step SP6.
Juga, kalau hanya satu kondisi yang dilaporkan pada Bagian 1 tapi satu atau lebih kondisi terdapat pada
Bagian 2, maka kondisi tunggal pada Bagian 1 adalah starting point sementara. Selanjutnya pergi ke
Step SP6.
Kalau penulis sertifikat telah menggunakan lebih dari satu baris pada Bagian 1, pergi ke Step SP3
Example 1: 1(a) Myocardial infarction and diabetes mellitus
(b)
(c)
(d)
2
Infark miokardium disebutkan pertama pada sertifikat dan merupakan starting point
sementara. Selanjutnya pergi ke Step SP6 untuk mencek lebih lanjut apakah aturan
seleksi dan modifikasi selanjutnya berlaku.
Example 2: 1(a) Myocardial infarction
(b)
(c)
(d)
2 Diabetes mellitus
Infark miokardium disebutkan pertama di sertifikat dan merupakan starting point
sementara. Selanjutnya pergi ke Step SP6 untuk mencek lebih jauh apakah aturan seleksi
dan modifikasi berlaku.

Step SP3 – Lebih dari satu baris digunakan pada Bagian 1, penyebab pertama pada baris
terbawah menjelaskan semua entri di atas.
Kalau terdapat kondisi-kondisi yang dilaporkan pada lebih dari satu baris di Bagian 1, periksa apakah
semua kondisi yang dilaporkan pada baris(-baris) di atas baris terbawah yang digunakan pada Bagian 1
dapat disebabkan oleh kondisi pertama pada baris terbawah yang digunakan.
Kalau semua kondisi pada baris(-baris) di atas baris terbawah yang digunakan pada Bagian 1 dapat
disebabkan oleh kondisi pertama pada baris terbawah yang digunakan, maka kondisi ini adalah – untuk
sementara – merupakan starting point. Selanjutnya pergi ke Step SP6.
Kalau semua kondisi pada baris(-baris) di atas baris terbawah yang digunakan pada Bagian 1 tidak bisa
disebabkan oleh kondisi yang dituliskan pertama pada baris terbawah yang digunakan, coba dapatkan
penjelasan dari penulis sertifikat. Kalau tidak ada informasi tersedia, pergi ke Step SP4.
Pada Step SP3, tidak perlu menilai hubungan sebab akibat antara kondisi-kondisi yang dilaporkan pada
baris di atas baris terbawah yang digunakan. Cukuplah bahwa setiap kondisi pada baris di atas baris

15
terbawah yang digunakan bisa disebabkan oleh kondisi yang dilaporkan pertama pada baris terbawah
yang digunakan.
Pada Step SP3, tidak ada keharusan bahwa kondisi yang dituliskan di atas baris terbawah yang
digunakan memiliki durasi yang secara berurutan lebih lama daripada baris paling atas. Kondisi yang
disebutkan pertama pada baris terbawah yang digunakan tetap bisa menyebabkan semua kondisi yang
dituliskan di atasnya, kalau tidak satu pun dari mereka memiliki durasi yang lebih lama daripada durasi
kondisi yang dituliskan pertama pada baris terbawah yang digunakan.
 Perhatikan bahwa apakah hubungan sebab akibat dinyatakan sebagai benar atau tidak, bisa
menunjukkan kepentingan untuk kesehatan masyarakat ketimbang apa yang bisa diterima dari
titik pandang medis murni. Jadi, periksa instruksi pada Seksi 4.2.3 (Sequence yang diterima dan
ditolak) terlebih dahulu. Selalu ikuti instruksi pada Seksi 4.2.3, apakah mereka terlihat benar atau
tidak secara medis.
 Hubungan yang dituliskankan namun tidak terdaftar sebagai ditolak pada Seksi 4.2.3, harus
diterima sejauh mungkin. Mereka melambangkan pendapat penulis sertifikat tentang penyebab
yang mengarah pada kematian dan jangan dianggap enteng.
 Kalau hubungkan yang dituliskan terlihat sangat tidak mungkin, rujuk pada “decision tables”
yang diakui untuk pengodean mortalitas.
Example 3: 1(a) Bronchopneumonia
(b) Hemiplegia
(c) Cerebral infarction
(d)
2
Bronkopneumonia dan hemiplegia dapat disebabkan oleh infark serebri. Ini berarti bahwa
infark serebri adalah starting point sementara.
Example 4: 1(a) Kaposi sarcoma 1 year
(b) HIV 3 years
(c) Blood transfusion 5 years
(d) Haemophilia since birth
2
Sarkoma Kaposi, HIV dan transfusi darah semuanya bisa disebabkan oleh hemofilia,
yang merupakan kondisi pertama (dan juga satu-satunya) tertulis di baris terbawah yang
digunakan pada Bagian 1. Ini berarti bahwa hemofilia adalah starting point sementara
Example 5: 1(a) Pneumocystosis 6 months
(b) HIV 5 years
(c) Ruptured spleen 7 years
(d) Assault -fist fight 7 years
2
Serangan pada bertinju adalah satu-satunya kondisi yang dituliskan pada baris terbawah
yang digunakan pada Bagian 1. Ia bisa menyebabkan semua pada baris di atasnya, dengan
berasumsi bahwa transfusi darah sebagai pengobatan untuk limpa yang ruptur. Lihat juga

16
Seksi 4.1.3 (Basic Concepts) tempat asumsi penyebab perantara dijelaskan pada bagian
hubungan sebab akibat.
Example 6: 1(a) Liver metastases 2 months
(b) Bronchopneumonia 4 days
(c) Stomach cancer 6 months
(d)
2
Metastasis hati dan bronkopneumonia keduanya dapat disebabkan oleh kanker lambung.
Ini berarti bahwa kanker lambung adalah starting point sementara, walau pun
bronkopneumonia tidak mungkin menyebabkan metastasis hati dan bronkopneumonia
memiliki durasi yang lebih singkat daripada metastasis hati.
Example 7: 1(a) Liver metastases and pulmonary oedema
(b) Bronchopneumonia
(c) Stomach cancer
(d)
2
Metastasis hati, edema paru dan bronkopneumonia semuanya dapat disebabkan oleh
kanker lambung. Ini berarti bahwa kanker lambung adalah starting point sementara, walau
pun bronkopneumonia tidak bisa menyebabkan metastasis hati.
Example 8: 1(a) Liver metastases 2 months
(b) Bronchopneumonia 4 days
(c) Stomach cancer and cerebral infarction 6 months
(d)
2
Metastasis hati dan bronkopneumona keduanya dapat disebabkan oleh kanker lambung,
yang merupakan kondisi yang pertama disebutkan pada baris terbawah yang digunakan
pada Bagian 1. Ini berarti bahwa kanker lambung adalah starting point sementara, walau
pun bronkopneumonia tidak dapat menyebabkan metastasis hati dan bronkopneumonia
memiliki durasi yang lebih singkat daripada metastasis hati.
Example 9: 1(a) Liver metastases
(b) Bronchopneumonia and stomach cancer
(c)
(d)
2
Metastasis hati tidak bisa disebabkan oleh brnkopneumonia. Ini berarti bahwa tidak ada
starting point sementara yang bisa diidentifikasi pada Step SP3. Jadi, pergi ke Step SP4.

17
Step SP4 – Penyebab pertama pada baris terbawah yang digunakan tidak menjelaskan semua
entri di atasnya, tapi sequence berakhir pada kondisi terminal.
Kalau terdapat hanya satu sequence yang berakhir dengan kondisi terminal, cari sarting point dari
sequence ini. Ini adalah starting point sementara. Selanjutnya, pergi ke Step SP6.
Kalau terdapat dua atau lebih sequence kondisi atau kejadian yang berakhir pada kondisi terminal,
tentukan sequence yang disebutkan pertama seperti yang diuraikan pada Seksi 4.1.3 dan cari starting
point dari sequence yang pertama disebutkan ini. Selanjutnya, pergi ke Step SP6.
Kalau tidak ada sequence yang berakhir pada kondisi terminal: Pergi ke Step SP5

 Seperti dsebutkan pada Step SP3, selalu ikuti instruksi pada Seksi 4.2.3 walau pun
mereka terlihat benar atau sala secara medis.
 Hubungan yang disebutkan tapi tidak terdaftar sebagai ditolak pada Seksi 4.2.3 harus
diterima sedapat mungkin. Mereka melambangkan pendapat pembuat sertifikat tentang
penyebab yang menuju ke kematian dan tidak boleh diingkari dengan enteng.
 Kalau hubungan yang disebutkan terlihat amat tidak mungkin, rujuk decision tables yang
diakui secara internasional untuk pengodean mortalitas.
 Ketika mengevaluasi sebuah sequence, ingat juga bahwa menurut Seksi 4.2.3 (Sequence
yang diterima dan ditolak) sebuah kndisi A tidak bisa disebabkan oleh sebuah kondisi B
kalau kondisi A memiliki durasi yang lebih lama daripada kondisi B

Example 10: 1(a) Liver metastases 2 months


(b) Cerebral infarction and stomach cancer 6 months
(c)
(d)
2
Infark serebri tidak bisa menyebabkan metastasis hati, tapi metastasis hati bisa
disebabkan oleh kanker lambung. Jadi kanker lambung adalah starting point sementara.
Example 11: 1(a) Bronchopneumonia 2 months
(b) Cerebral infarction and liver metastases 6 months
(c) Atherosclerosis and stomach cancer
(d)
2
Aterosklerosis tidak bisa menyebabkan metastasis hati. Namun, terdapat tiga sequence
yang dapat diterima pada sertifikat: 1) bronkopneumonia akibat infark serebri, yang
disebabkan pula oleh aterosklerosis; 2) bronkopneumonia disebabkan oleh infark serebri,
yang disebabkan oleh kanker lambung; dan 3) bronkopneumonia abikat metastasis hati,
yang disebabkan oleh kanker lambung. Tapi sequence yang pertama disebutkan adalah
bronkopneumonia akibat infark serebri yang ditimbulkan oleh aterosklerosis. Akibatnya
aterosklerosis adalah starting point sementara.

18
Step SP5 - No sequence in Part 1
Kalau tidak terdapat sequence yang berakhir pada kondisi terminal, maka kondisi terminal adalah juga
starting point sementara. Selanjutnya pergi ke Step 6.
Example 12: 1(a) Liver metastases
(b) Cerebral infarction
(c) Atherosclerosis
(d)
2 Stomach cancer
Aterosklerosis tidak bisa menyebabkan metastasis hati. Juga, tidak ada sequene pada
Bagian 1 yang berakhir pada kondisi terminal, karena infark serebri tidak bisa
menyebabkan metastasis hati. Karena tidak ada sequence yang berakhir pada kondisi
terminal, maka kondisi terminal itu sendiri – metastasis hati - menjadi starting point
sementara.

Step SP6 - Obvious cause


Sekarang periksa apakah starting point sementara yang anda pilih pada Step SP1 – Step SP5 jelas sekali
disebabkan oleh kondisi lain pada sertifikat. Kalau starting point sementara berada pada Bagian 1, maka
kondisi lain ini pasti berada pada baris yang sama, lebih ke bawah pada Bagian 1, atau pada Bagian 2.
Kalau starting point sementara berada pada Bagian 2, maka kondisi lain ini harus juga pada Bagian 2.
Selanjutnya periksa apakah ada kondisi lain yang disebutkan pada baris yang sama atau di bawah
starting point sementara yang baru anda dapatkan, yang jelas sekali mengakibatkan terjadinya starting
point sementara yang baru ini. Terus mencari starting point sementara yang baru sampai anda
menemukan sebuah starting point yang jelas tidak disebabkan oleh sebuah kondisi yang dilaporkan pada
baris yang sama atau di bawahnya di sertifikat. Kemudian pergi ke Step 7.
Kalau tidak ada kondisi yang disebutkan pada sertifikat yang jelas sekali menyebabkan starting point
sementara yang anda pilih pada Step SP1 – Step SP5, pergi ke Step SP7
 Kalau starting point sementara berada pada Bagian 1, cari penyebab starting point
sementara yang sangat jelaspertama kali pada baris yang sama di Bagian 1, selanjutnya
pada baris yang lebih bpawah pada Bagian 1, dan akhirnya pada Bagian 2. Penyebab
yang sangat jelas jangan dicari pada baris di atas starting point sementara.
 Kalau starting point sementara berada pada Bagian 2, cari penyebab yang sangat jelas
pada Bagian 2 juga. Penyebab yang sangat jelas jangan dicari pada Bagian 1.
 Kalau sebuah kondisi A memiliki durasi yang lebih lama daripada kondisi B, maka
kondisi B tidak bisa menjadi penyebab sangat jelas kondisi A.
 Kalau terdapat beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab sangat jelas starting point
sementara, pilih yang pertama disebutkan.
 “Penyebab sangat jelas” berarti bahwa tidak ada keraguan bahwa starting point sementara
disebabkan oleh kondisi lain yang diebutkan pada sertifikat. Tidak cukup kalau dikatakan

19
bahwa sequence ini telah akan diterima kalau starting point sementara dilaporkan sebagai
akibat dari kondisi lain.
 Rujuk pada Seksi 4.2.4 (Instruksi khusus untuk Step SP 6 obvious cause) untuk instruksi
lebih lanjut. Perhatikan bahwa apakah suatu kondisi B dianggap merupakan penyebab
jelas sebuah kondisi A bisa lebih mencerminkan kepentingan untuk kesehatan masyarakat
daripada apa yang didorong oleh titik pandang medis murni. Jadi, selalu ikuti instruksi
pada Seksi 4.2.4, walau pun mereka terlihat benar atau tidak secara medis.

Example 13: 1(a) Liver metastases


(b) Cerebral infarction
(c)
(d)
2 Stomach cancer
Infark serebri tidak bisa menyebabkan metastasis hati, dan metastasis hati menjadi
starting point sementara. Tapi kanker lambung adalah penyebab yang sangat jelas dari
metastasis hati, dan kanker lambung adalah starting sementara yang baru.
Example 14: 1(a) Sepsis
(b) Peritonitis
(c)
(d)
2 Necrosis of intestine, mesenteric infarction
Sepsis dapat disebabkan oleh peritonitis, dan peritonitis adalah starting point sementara.
Tapi nekrosis usus adalah penyebab sangat jelas dari pertitonitis, sehingga nekrosis usus
adalah starting point sementara yang baru. Selanjutnya, infark mesenterium adalah
penyebab sangat jelas dari nekrosis usus, dan infark mesenterium menjadi starting point
final.
Example 15: 1(a) Sepsis
(b) Peritonitis
c)
(d)
2 Mesenteric embolism, ruptured appendicitis
Sepsis dapat disebabkan oleh peritonitis, dan peritonitis adalah starting point sementara.
Selanjutnya, embolisme mesenterium dan apendiks pecah keduanya merupakan penyebab
sangat jelas dari peritonitis. Karena embolisme mesenterium disebutkan pertama, maka is
merupakan starting point sementara yang baru.

20
Step SP7 - Ill-defined conditions
Sekarang periksa appakah starting point tertlis pada tabel kondisi definisi kabur (Annex 7.3. List of ill-
defined conditions). Kalau ada di sana, maka starting point sementara dianggap berdefini kabur.
Kemudian lakukan sebagai berikut:
Kalau terdapat kondisi lain yang dilaporkan pada sertifikat, periksa apakah mereka semua berdefinisi
kabur. Kalau semua kondisi lain berdefinisi kabur, pergi ke Step M1.
Kalau terdapat paling kurang stau kondisi yang tidak berdefinisi kabur, maka lupakan kondisi yang
berdefinis kabur. Pergi ke Step SP1 dan pilih starting point lain seolah-olah kondisi berdefinisi kabur
tadi tidak tertulis pada setifikat.
Kalau starting point tidak berdefinisi kabur, pergi ke Step SP8.
 Perhtikan bahwa R57.2 (Septic shock), R65.0 (Systemic Inflammatory Response
Syndrome dengan asal infeksi tanpa kegagalan organ, R65.1 (Systemic Inflammatory
Response Syndrome dengan asal infeksi dengan kegagalan organ), dan R95 (Sudden
infant death) tidak dianggp berdefinisi kabur.
 Pada beberapa kasus kondisi berdefinis kabur dapat berdampak pada bagaimana kondisi
lain pada sertifikat dikode. Kalau demikian, lupakan kondisi berdefinisi kabur ketika
memilih starting point, tapi pertimbangkan ia ketika mengode kondisi lain pada sertifikat.

Example 16: 1(a) Respiratory failure


b)
(c)
(d)
2 Mesenteric embolism
Kegagalan pernafasan adalah satu-satunya kondisi yang disebutkan pada Bagian 1 dan ia
adalah starting point sementara menurut Step SP2 dan Step SP6. Tapi kegagalan
pernafasan berada di dalam tabel kondisi berdefinisi kabur, sehingga lupakan kegagalan
pernafasan dan ulangi prosedur pemilihan dari Step SP1. Embolisme mesenterium adalah
starting point yang baru menurut Step SP1.
Example 17: 1(a) Anaemia
(b) Splenomegaly
(c)
(d)
2
Splenomegali, starting point sementara menurut Step SP3, berada di dalam tabel kondisi
berdefinisi kabur. Lupakan splenomegali dan ulangi prosedur pemilihan dari Step SP1.
Sekarang, anemia adalah starting point yang baru menurut Step SP2. Namun,
splenomegali memodifikasi pengodean anemia (liha Indeks Alfabet – Volume 3).
Kodelah anemia splenomegali.

21
Step SP8 û Conditions unlikely to cause death
Selanjutnya periksa apakah starting point sementara terdaftar pada tabel kondisi-kondisi yang tak
biasanya menyebabkan kematian (Annex 7.4, List of conditions unlikely to cause death). Kalau ada di
sana, lakukan sebagai berikut:
Kalau terdpat kondisi lain yang dilaporkan pada sertifikat, periksa apakah semua mereka berdefinisi
kabur atau tidak biasanya menyebabkan kematian. Kalau semuanya berdefinisi kabur atau tak biasanya
menyebabkan kematian, pergi ke Step M1.
Kalau terdapat kondisi lain yang dilaporkan yang tidak berdefinisi kabur atau tidak biasanya
menyebabkan kematian, pertama periksa apakah kematian disebabkan oleh sebuah reaksi terhadap
pengobatan kondisi yang tidak biasanya menyebabkan kematian yang anda pilih sebagai starting point
sementara. Kalau benar, maka pilih reaksi terhadap pengobatan sebagai starting point. Selanjutnya pergi
ke Step M1.
Kalau kematian tidak disebabkan oleh reaksi terhadap pengobatan kondisi yang tidak biasanya
menyebabkan kematian, periksa apakah kondisi itu merupakan penyebab kondisi lain yang tidak berada
di dalam daftar kondisi yang biasanya tidak menyebabkan kematian. Klalau ya, maka kondisi yang tidak
biasanya menyebabkan kematian itu masih tetap sebagai starting point sementara. Selanjutnya, pergi ke
Step M1.
Kalau tidak reaksi terhadap pengobatan dan tidak ada komplikasi dari kondisi yang biasanya tidak
menyebabkan kematian, maka lupakan kondisi yang biasanya tidak menyebabkan kematian. Pergi ke
Step SP1 dan pilih starting point lain seolah-olah kondisi yang biasanya tidak menyebabkan kematian itu
tidak tertulis di dalam sertifikat.
 Kalau sertifikat menyebutkan beberapa pengobatan untuk kondisi yang biasanya tidak
menyebabkan kematian, pilih pengobatan awal.
 Komplikasi berarti sebuah kondisi yang bisa akibat kondisi yang biasanya tidak
menyebabkan kematian, atau akibat pengobatan kondisi yang biasanya tidak
menyebabkan kematian.
Kalau starting point bukan kondisi yang biasanya tidak menyebabkan kematian, maka pergi ke Step M1.

Example 18: 1(a) Hearing loss


(b)
(c)
(d)
2 Ischemic heart disease
Penurunan pendengaran adalah starting point sementara menurut Step SP1, tapi
penurunan pendengaran berada di tabel kondisi yang dianggap biasanya tidak
menyebabkan kematian. Terdapat kondisi lain pada sertifikat, penyakit jantung iskemik,
yang tida berada di dalam kondisi yang tidak biasanya menyebabkan kematian. Lupakan
penurunan pendengaran dan ulang preosedur pemilihan dari Step SP1. Penyakit jantung
iskemik adalah starting point yang baru menurut Step SP1.

22
Example 19: 1(a) Liver failure
(b) Excessive use of paracetamol
(c) Migraine type headache
(d)
2
Sakit kepala tipe migrain adalah starting point sementara menurut Step SP3. Ia berada di
dalam tabel kondisi yang dianggap tidak biasanya menyebabkan kematian. Kondisi ini
diobati dengan parasetamol dan terdapat reaksi terhadap pengobatan, yaitu kegagalan
hati. Lupakan kondisi yang yang biasanya tidak menyebabkan kematian, dan pilih reaksi
terhadap pengobatan, yaitu kegagalan hati, sebagai starting point.

Example 20: 1(a) Sepsis


(b) Submandibular abscess
(c) Caries
(d)
2
Karies adalah starting point sementara menurut Step SP3. Ia berada di dalam tabel kondisi
yang dianggap tidak biasanya menyebabkan kematian, tapi pada kasus ini ia
menyebabkan komplikasi yang tidak dianggap tidak biasanya menyebabkan kematian.
Karena itu, pilih karies sebagai starting point.
Example 21: 1(a) Headache
(b) Caries
(c)
(d)
2 Ischemic heart disease
Karies adalah starting point sementara menurut Step SP3. Ia berada di dalam tabel kondisi
yang biasanya tidak menyebabkan kematian. Sebuah komplikasi dilaporkan, yaitu sakit
kepala, tapi ia berada di dalam tabel kondisi berdefinisi tidak jelas. Lupakan karies dan
sakit kepala, dan mulai prosedur seleksi mulai dari Step SP1. Penyakit jantung iskemik
adalah starting point yang baru menurut Step SP1.

23
4.2.2 Check for modifications of the starting point (Steps M1 û M4)
Starting point yang anda identifikasi dengan menggunakan Step SP1 – SP8 sekarang dianggap penyebab
dasar sementara. Bisa saja terdapat instruksi pengodean khusus pada penyebab dasar sementara ini, atau
alasan lain untuk memodifikasi penyebab dasar sementara. Periksa apakah penyebab dasar sementara
harus dimodifikasi dengan menerapkan aturan modifikasi yang diuraikan pada pada langkah M1 – M3
(Modification rule 1 – Modification rule 3). Setiap langkah berisi saturan aturan modifikasi. Pada setiap
langkah terdapat uraian tentang aturan modifikasi itu sendiri dan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Terdapat pula bullet points dengan instruksi yang lebih detil dan penjelasannya.
Step M1 - Special instructions
Periksa apakah instruksi pengodean khusus berlaku pada penyebab dasar sementara. Kalau instruksi
pengodean khusus berlaku, berikan penyebab dasar sementara sesuai dengan instruksi.
Selanjutnya, periksa apakah ada instruksi khsus berlaku pada penyebab dasar sementara yang baru ini.
Yaitu, terapkan kembali Step M1. Ulangi sampai anda telah mendapatkan penyebab dasar sementara
yang tidak terganggu oleh instruksi pengodean khusus lebih jauh. Selanjutnya, pergi ke Step M2.
 Rujuk Seksi 4.2.5 (Instruksi khusus pada Step M1: Linking dan provisi lain) untuk
instruksi detil pada penyebab dasar sementara yang spesifik.
 Menurut beberapa dari instruksi khusus ini, penyebab dasar sementara bergabung dengan
penyebab kematian lain yang dilaporkan di dalam sertifikat menjadi penyebab dasar
sementara yang baru. Kalau terdapat beberapa kombinasi semacam itu yang bisa berlaku
pada penyebab dasar sementara, lantas terapkan kombinasi dengan kondisi lain yang
dsebutkan pertama kali (linkage yang pertama disebutkan).
 Perhatikan bahwa beberapa instruksi khusus hanya berlaku pada keadaan spesifik,
misalnya apakah suatu kondisi A dilaporkan sebagai penyebab kondisi B, atau kematian
pada usia spesifik.
 Kadang-kadang Volume 1 atau indeks Alfabet (Volume 3) menunjukkan sebuah kode
untuk kombinasi penyebab dasar sementara dengan penyebab lain yang disebutkan pada
sertifikat. Gunakan kode kombinasi hanya kalau judul kode dengan jelas menunjukkan
etiologi kondisi.
Kalau tidak ada instruksi pengodean khusus yang berlaku, maka starting point yang anda temukan pada
Step SP1 – Step SP8 adalah penyebab dasar sementara. Selanjutnya, pergi ke Step M2.

Example 1: 1(a) Myocardial infarction


(b) Ischemic heart disease
(c)
(d)
2
Penyakit jantung iskemik adalah starting point sementara menurut Step SP3. Terdapat
instruksi khusus pada penyakit janutng iskemik yang dilaporkan bersama infark
miokardium, dan menurut instruksi ini infark miokardium adalah penyebab dasar
sementara.

24
Example 2: 1(a) Ischemic heart disease
(b) Atherosclerosis
(c)
(d)
2 Myocardial infarction
Aterosklerosis adalah starting point sementara menurut Step SP3. Terdapat sebuah
instruksi khusus pada aterosklerosis yang dilaporkan bersamaan dengan penyakit jantung
iskemik, dan satu lagi pada aterosklerosis yang dilaporkan bersama infark miokardium.
Penyakit jantung iskemik dilaporkan pertama pada sertifikat, jadi terapkan instruksi
tentang aterosklerosis yang dilaporkan bersama penyakit jantung iskemik dan pilih
penyakit jantung iskemik sebagai starting point yang baru. Selanjutnya, terdapat instruksi
khusus tentang penyakit jantung iskemik yang dilaporkan bersama infark miokardium.
Terapkan instruksi ini dan pilih infark miokardium sebagai penyebab dasar sementara
yang baru.
Example 3: 1(a) Ischemic heart disease
(b) Atherosclerosis
(c)
(d)
2 Cerebral infarction
Aterosklerosis adalah starting point semetara menurut Step SP3. Terdapat instruksi
khusus tentang aterosklerosis yang dilaporkan bersama penyakit januntg iskemik, dan
satu lagi tentang aterosklerosis yang dilaporkan bersama infark serebr. Penyakit jantung
iskemik dilaporkan pertama pada sertifikat, jadi terapkan instruksi tentang aterosklerosis
yang dilaporkan bersama penyakit jantung iskemik dan pilih penyakit jantung iskemik
sebagai penyebab dasar sementara yang baru.
Example 4: 1(a) Cerebrovascular infarction
(b) Atherosclerosis
(c) Hypertension
(d)
2 Myocardial infarction
Hipertensi adalah starting point sementara menurut Step SP3. Terdapat instruksi khusus
pada hipertensi yang dilaporkan bersama infark serebrovaskuler dan dengan infark
miokardium. Infark serebrovaskuler disebutkan pertama pada sertifikat, jadi terapkan
instruksi tentang hipertensi yang dilaporkan bersama infark serebrovaskuler dan pilih
infark serebrovaskuler sebagai penyebab dasar sementara yang baru.
Example 5: 1(a) Dementia
(b) Atherosclerosis
(c)
(d)
2

25
Aterosklerosis adalah starting point sementara menurut Step SP3. Terdapat instruksi
khusus tentang aterosklerosis yang dilaporkan sebagai penyebab dementia. Terapkan
instruksi ini dan pilih dementia aterosklerotik sebagai penyebab dasar sementara.
Example 6: 1(a) Atherosclerosis
(b)
(c)
(d)
2 Dementia
Aterosklerosis adalah starting point sementara menurut Step SP2. Walau pun ada
instruksi khusus tentang dementia yang dilaporkan sebagai disebabkan oleh
aterosklerosis, instruksi ini tidak berlaku karena dementia dilaporkan pada Bagian 2 dan
tidak sebagai disebabkan oleh aterosklerosis. Pada kasus ini aterosklerosis tetap sebagai
starting point sementara.
Example 7: 1(a) Epilepsy
(b) Alcoholism
(c)
(d)
2
Alkoholisme adalah starting point sementara menurut Step SP3. Pada Volume 1, sebuah
daftar inklusi pada G40.5 (Special epileptic syndromes) menyebutkan “kejang epilepsi
yang berhubungan dengan alkohol”. Namun, judul kode pada G40.5, sindroma epileptik
khusus, tidak menyebutkan alkohol. Jadi, pertahankan alkoholisme sebagai starting point
sementara,

Step M2 - Specificity
Kalau penyebab dasar sementara menyebutkan sebuah kondisi secara umum dan sebuah nama yang
menunjukka informasi yang lebih tepat mengenai situs atau sifat kondisi ini dilaporkan pada sertifikat,
informasi yang lebih informatif ini adalah penyebab dasar sementara yang baru.
Selanjutnya, periksa apakah penyebab dasar sementara yang baru ini bisa lebih dipertajam oleh nama
lain yang ada pada sertifikat. Kalau iya, terapkan kembali Step M2. Ulangi sampai anda telah
mendapatkan penyebab dasar sementara yang tidak bisa dipertajam lagi.
 Deskripsi yang lebih spesifik harus merujuk pada kondisi yang sama dengan penyebab
dasar sementara. Jangan abaikan kondisi umum, seperti aterosklerosis, karena kondisi
yang lebih spesifik tapi tidak berhubungan dilaporkan pada sertifikat (lihat juga Example
9).
 Perhatikan bahwa penyebab dasar sementara yang baru itu sendiri kadang-kadang
dipertajam oleh nama yang lebih umum (lihat Example 10).
 Kalau beberapa ekspresi lain pada sertifikat menyediakan informasi yang lebih tepat
tentang penyebab dasar sementara, mulai dengan kondisi lain yang pertama disebutkan.

26
 Perhatikan bahwa beberapa instruksi mengenai kespesifikan hanya berlaku pada keadaan
spesifik, misalnya ketika sebuah kondisi A dilaporkan sebagai penyeab dari kondisi B.
Example 8: 1(a) Cerebrovascular accident
(b) Atherosclerosis
(c)
(d)
2 Arterial embolism to brain stem
Aterosklerosis adalah starting point sementara menurut Step SP3. Terdapat instruksi
khusus tentang aterosklerosis yang dilaporkan bersama cerebrovascular acccident.
Terapkan instruksi ini dan pilih serebrovascular accident sebagai starting point yang baru
sesuai dengan Step M1. Jenis cerebrovascular accident dijelaskan lebih tajam pada
Bagian 2 sebagai embolisme batang otak. Ini adalah penyebab dasar sementara yang baru.
Example 9: 1(a) Cerebrovascular accident

(b) Atherosclerosis
(c)
(d)
2 Oat cell cancer originating in upper right lobe
Aterosklerosis adalah starting point sementara menurut Step SP3. Terdapat instruksi
khusus tentang aterosklerosis dengan cerebrovascular accident. Terapkan instruksi ini dan
pilih cerebrovascular accident sebagai penyebab dasar sementara. Tidak terdapat
deskripsi yang lebih spesifik dari jenis cerebrovascular accident pada sertifikat, dan
cerebrovascular accident tetap menjadi penyebab dasar sementara.
Example 10: 1(a) Meningitis
(b) Tuberculosis
(c)
(d)
2
Tuberkulosis adalah starting point sementara menurut Step SP3. Manifestasinya
disebutkan meningitis, dan kedua nama ini bergabung menjadi meningitis tuberkulosa,
yang menjadi penyebab dasar sementara.

Step M3 - Re-check Step SP6, M1 and M2


Kalau, pada titik ini, penyebab dasar sementara tidak sama dengan starting point yang anda pilih pada
Step SP1 – Step SP8, maka kembali ke Step SP6. Ulangi prosedur yang dijelaskan pada Step SP6 dan
M1-M2
 Jangan kembali ke Step SP6 kalau penyebab yang dipilih pada Step M1 atau M2secara
benar dilaporkan sebagai akibat kondisi lain, kecuali kalau kondisi ini didefinisikan
dengan kabur.

27
 Juga, jangan kembali ke Step SP6 kalau penyebab dasar sementara adalah reaksi terhadap
pengobatan kondisi yang kurang mungkin menyebabkan kematian, sebagaimana dipilih
pada Step SP8.
Example 11: 1(a) Sepsis
(b) Arterial disease, arterial embolism of left leg
(c)
(d)
2 Colon cancer
Penyakit arteri adalah starting point sementara menurut Step SP3. Embolisme arteri
tungkai kiri, dilaporkan sebagai kondisi kedua pada baris 1(b), adalah bentuk spesifik dari
penyakit arteri. Jadi, pilih embolisme arteri tungkai kiri sebagai penyebab dasar sementara
pada Step M2. Terapkan kembali Step SP6, karena starting point sementara tidak sama
dengan yang dipilih pada Steps SP1-SP8. Tapi kanker kolon merupakan penyebab yang
jelas dari embolisme arteri, dan kanker kolon menjadi starting point yang baru. Tidak
perlu modifikasi lebih lanjut. Kode kanker kolon (C18.9 Malignant neoplasm of colon,
unspecified) sebagai penyebab dasar kematian.
Example 12: 1(a) Sepsis
(b) Arterial disease, arterial embolism of left leg
(c) Atherosclerosis
(d)
2 Colon cancer
Aterosklerosis adalah starting point sementara menurut Step SP3. Terdapat instruksi
khusus tentang aterosklerosis yang dilaporkan sebagai penyebab penyakit arteri, dan
menurut instruksi ini penyakit arteri adalah starting point yang baru sesuai dengan Step
M1. Embolisme arteri pada tungkai kiri, dilaporkan sebagai kondisi kedua pada baris
1(b), merupakan deskripsi yang lebih spesifik pada jenis penyakit arteri dan dipilih
sebagai starting point sementara pada Step M2. Jangan terapkan kembali Step SP6,
karena embolisme arteri tungkai kiri dilaporkan sebagai akibat dari aterosklerosis, dan ini
adalah hubungan sebab akibat yang benar. Tidak diperlukan modifikasi lebih lanjut. Kode
embolisme arteri tungkai kiri (I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah)
sebagai penyebab dasar kematian.

Step M4 - Instructions on medical procedures, poisoning, main injury and maternal deaths
Akhirnya, terapkan instruksi berikut pada penyebab dasar yang telah anda capai
 Kalau penyebab dasar yang anda capai dengan menerapkan Step SP1-SP8 dan Step M1-
M3 adalah pembedahan atau prosedur medis jenis lain, terapkan instruksi pada Seksi
4.2.9 (Instruksi khusus pada Step M4: Surgery and other medical procedures)
 Kalau penyebab dasar yang anda capai dengan menerapkan aturan seleksi dan modifikasi
pada Step SP1-SP8 dan M1-M3 adalah cedera atau keracunan (sebuah kode pada S00-

28
T98), kode penyebab eksternal dari cedera atau keracunan sebagai penyebab dasar
kematian.
 Kalau penyebab dasar adalah Bab XX (External causes of morbidity and mortality) uga
pilh cedera utama. Lihat instruksi pada Seksi 4.2.6 (Instruksi khusus pada Step M4: Main
injury in deaths from external causes).
 Kalau starting point yang anda pilih dengan menerapkan Step SP1-SP8 dan Step M1-M3
adalah keracunan dan lebih dari satu zat toksik dilaporkan padasertifikat, terapkan
instruksi pada Seksi 4.2.7 (Instruksi khusus pada Step 4: Keracunan oleh obat dan zat
biologis) untuk mengidentifikasi obat terpenting yang terlibat.
 Kalau yang meninggal adalah perempuan, dan kehailan, melahirkan dan nifas disebutkan
pada sertifikat, tentukan apakah akan mengode penyebab dasar pada Bab XV
(Kehamilan, kelahiran dan nifas) mengikuti instruksi pada Seksi 4.2.8 (Instruksi khusus
pada Step M4: Kematian maternal)
Ketika anda telah mendapatkan sebuah penyebab kematian yang tidak diubah lebih lanjut pada Step SP6
atau M1-M3 maka anda telah sampai pada penyebab dasar kematian.
Walu pun penyebab kematian yang anda identifikasi tidak diubah lebih jauh oleh Step SP6 atau M1-M3
namun restriksi tetap berlaku. Misalnya bahwa penyebab dibatasi pada satu jenis kelamin atau kisaran
usia tertentu, atau penyebab kematian adalah tidak mungkin berdasarkan lokasi geografis. Jadi, selalu
periksa apakah restriksi itu berlaku pada penyebab dasar yang anda pilih.

29

Anda mungkin juga menyukai