Anda di halaman 1dari 29

TUGAS COASS MATA

Dr. Djoko Heru Santosa, Sp. M



1. Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital Bola Mata !

(http://micymicy.blogspot.com/2011/04/anatomi-mata.html)
Cornea :
Merupakan lanjutan dari sklera, transparan, tebal 0,5-1 mm, tidak mengandung
pembuluh darah
Terdiri dari lapisan : stratum epitelium, lamina elastica anterior, stratum
propium, lamina elastica posterior, & stratum mesothelium
Nutrisi didapat dari a.ciliaris anterior & humor aquasus
Sclera :
Merupakan lapisan terluar dari bola mata
Terbentuk oleh jaringan fibrous dengan serat elastis
Antara lapisan sclera & koroid tdpt ruang sempit berisi sedikit air spatium
perikoroid
Retina :
Merupakan membran saraf yang tipis, halus, transparan
Bagian - bagiannya : pars coeca, pars optica, & ora serrata
Mengandung fotoreseptor, yaitu sel batang & sel kerucut
Ke arah belakang menerus sebagai nervus optikus
Humor aquosus :
Merupakan larutan garam yang encer, mengisi COA
Diproduksi oleh procc.ciliaris pada corpus ciliare
Lensa crystalina :
Bentuknya biconvex, avaskuler, tidak berwarna, transparan, bagian belakang
lebih cembung, diameter 9 mm, tebal 4 mm, terletak di belakang iris & di
depan corpus vitreum
Digantung oleh zonula Zinnii pada proc.ciliaris
Fungsi : untuk memfokuskan cahaya di retina sehingga terjadi gambaran yang
sempurna
Corpus vitreus :
Merupakan larutan garam & protein yang mempunyai konsistensi kenyal
Fungsi : untuk menyangga bola mata supaya tidak mudah mengkerut
Tidak mengandung pembuluh darah, nutrisinya dari pembuluh darah retina &
corpus ciliare
Conjunctiva :
Merupakan membran yang menutup sklera & kelopak bgn belakang
Mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet
Terdiri dari 3 bagian : c.palpebra (melapisi bgn dalam palpebra), c.bulbi
(melapisi bola mata), c.forniks (peralihan antara c.palpebra & c.bulbi)
Disarafi oleh n.trigeminus
Pada tepi bebas palpebra ada cilia (bulu mata)
(buku Lecture Notes Oftalmologi, Bruce James, dkk)





2. Gambarkan dan jelaskan Lintasan Penglihatan / Visual Pathway !


(http://www.psych.nyu.edu/pylkkanen/Neural_Bases/07_Reading.pdf)
Jalur penglihatan merupakan istilah untuk jalur syaraf yang menghubungkan bagian
belakang mata dengan visual cortex. Yaitu bagian otak yang menafsirkan citra cermin
yang dilihat oleh retina.
Bidang pandang masing-masing mata terbagi menjadi sisi nasal dan temporal. Jalur
penglihatan pada masing-masing sisi terdiri dari :
A. Syaraf optik yang terdiri dari urat-urat halus dari bidang nasal dan temporal.
B. Chiasma, merupakan tempat pertemuan syaraf-syaraf optik dari kedua belah
mata; urat-urat halus dari masing-masing retina melintas kesisi lainnya, dan
urat halus temporal berada pada sisi yang sama dan membentuk :
Lintasan optik (optic tract).
Radiasi optik, yang menyebar ke dalam.
Occipital cortex
Visual cortex kanan menerima informasi dari kedua bagian kiri bidang pandang,
sedangkan visual cortex kiri menerima dari bagian kanan bidang pandang. Serabut
syaraf optik dari sisi temporal bidang pandang menuju ke cortex sisi yang sama, tetapi
yang dari bidang nasal menyeberang pada chiasma dan menuju ke cortex sisi yang
berlawanan.
Sesungguhnya terdapat 2 jalur saraf penglihatan utama menuju visual cortex di otak,
yaitu melalui lateral geniculate nucleus (LGN) dan melalui superior colliculus.
Analisis tentang informasi visual, misalnya yang berhubungan dengan warna, dimulai
pada visual cortex utama. Sebagian dari informasi ini lalu dikirimkan kembali ke
superior colliculus. Akan tetapi, informasi ke superior colliculus dapat diterima
langsung dari retina melalui LGN. Jalur penglihatan dari retina ke LGN ini disebut
jalur penglihatan perifer (peripheral visual pathways), sedangkan jalur yang menuju
ke visual cortex disebut jalur penglihatan sentral (central visual pathways).

3. Gambarkan produksi dan sirkulasi Humor Aquosus !




Humor aqueous diproduksi oleh corpus ciliaris.
Setelah dikumpulkan di bilik mata belakang, humor aqueous mengalir melalui pupil
ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular Meshwork di sudut bilik mata depan.
Kemudian melalui kanalis Schlemm, humor aqueous mengalir ke dalam sistem vena
(Vena Ciliaris Anterior).
Outflow dari humor aqueous tergantung pada:
Lebar sudut bilik mata depan (COA)
Kerapatan jaringan trabekulum Meshwork


4. Sebutkan pembagian klinis Katarak beserta gejala dan tanda pada tiap stadium !
Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal
dimana kelainan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang
sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa
Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah
lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat
lensa.Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract.
Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit keturunan lain.
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahui
bahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan dengan
proses penuaan lensa.
Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium
imatur,stadium matur, dan stadium hipermatur.
insipien imatur matur hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah (air
masuk)
Normal Berkurang
(air+masa lensa
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik
mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Normal Positif Normal Pseudopos
Penyulit Negatif Glaukma Negatif Uveitis+glaukoma

1. Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan
gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-
bercak seperti baji (jari-jari roda),terutama mengenai korteks anterior, sedangkan
aksis relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheel yang nyata bila
pupil dilebarkan.
Ciri2 :
i. Visus masih cukup baik
ii. Bertanbah kabur bila bertambah usia
iii. Fundus reflek masih positif
iv. Kekeruhan ditepi lensa.


2. Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan
terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau
tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada
yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar
oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada
pemeriksaan, terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan
cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris
pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+)
Ciri2 :
Visus bertambah kabur t.u sore menjelang malam
Kekeruhan belum merata, bisa dinukleus atau di kapsul posterior
Fundus reflek mulai suram
Bisa terjadi komplikasi glaucoma




3. Stadium matur . Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya,
sehingga semua sinar yangmelalui pupil dipantulkan kembali di permukaan
anterior lensa. Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang
seperti mutiara. Shadow test membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat
harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika,oleh karena pada katarak polaris
anterior juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil.
Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada
daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur,
dengankoreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat
lebih buruk lagi1/300 atau satu per tak hingga, hanya ada persepsi cahaya,
walaupun lensanya belumkeruh seluruhnya. Keadaan ini disebut vera matur.
Ciri2 :
Kekeruhan lensa merata
Visus 1/300 1/
Fundus reflek (-)


4. Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah
mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah.
Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah
lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang
diatasnya, yaitu kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadikerusakan kapsul lensa,
yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan
lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini
disebut katarak Morgagni.


Ciri2 :
Kekeruhan lensa merata
Daerah kortek mulai mencair
Nukleus mengendap kebawah
Bisa terjadi glaucoma

- KATARAK INTUMESEN
o Kekeruhan lensa disertai pembengkakkan lensa akibat lensa
yang degenerative menyerap air
o Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa
menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga
bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal
o Hidrasi lensa mencembung Indek bias bertambah
MIOPISASI
- KATARAK MORGAGNI
o Seluruh lensa keruh dan nucleus lensa jatuh di inferior karena
lebih berat
IPM,Sidarta ilyas,FKUI,Edisi kedua

5. Sebutkan pembagian klinis Glaukoma beserta gejala dan tanda !
Glaucoma primer Sudut terbuka
Sudut tertutup
Glaucoma kongenital Primer
Rubella
Sekunder akibat kelainan mata turunan lain (missal
aniridia tidak adanya iris)
Glaucoma sekunder Trauma
Pembedahan mata
Terkait dengan penyakit mata lainnya (misal uveitis)
Peningkatan tekanan vena episklera)
lecture notes oftalmologi ; Bruce James, Chris Chew & Anthony Bron
Primer, tidak diketahui penyebabnya
a. Glaukoma sudut tertutup akut
b. Glaukoma sudut terbuka kronik



Sumber : Oftalmologi Umum, Daniel F Vaughan
Pembagian glaukoma sudut tertutup :
a. Stadium prodromal/subakut :
Gejala : sakit kepala sebelah pada mata yang sakit ( timbul pada waktu
sore hari/ ditempat gelap), penglihatan sedikit menurun, melihat hallo
disekitar lampu, mata merah
Tanda : injeksi silier ringan, edema kornea ringan, TIO meningkat
b. Stadium akut/ inflamasi
Gejala : sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit, kadang
disertai mual muntah, mata merah, penglihatan kabur, melihat hallo
Tanda : injeksi silier, edema kornea, COA dangkal, Tyndall effect (+),
pupil melebar/lonjong, reflek pupil (-), TIO sangat tinggi
c. Stadium kronis
Gejala : sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit, kadang
disertai mual muntah, mata merah, penglihatan kabur, melihat hallo
Tanda : terdapat sinekia closure persisten, injeksi silier, edema kornea,
COA dangkal, Tyndall effect (+), pupil melebar/lonjong, reflek pupil
(-), TIO sangat tinggi
d. Absolut
Gejala dan tanda : penglihatan buta (visus = 0), sakit kepala, mata
merah, TIO sangat tinggi, kesakitan
e. Degenerative
Gejala dan tanda : visus = 0, degenerasi kornea ( bullae,vesikel), mata
perih sekali, TIO tinggi tanpa rasa sakit.

Sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata
a. Kelainan lensa : luksasi, pembengkakan, fakoltik
b. Kelainan uvea : uveitis, tumor
c. Trauma : perdarahan dalam bilik mata depan (hifema), perforasi kornea
dan prolaps iris
d. Pembedahan : bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah
pembedahan katarak
e. Lainnya : akibat trombosis vena retina sentral (rubeosis iridis),
penggunaan kortikosteroid berlebih
Kongenital, glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital
Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-2. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.
Sagung Seto.
6. Sebutkan pembagian klinis berdasarkan letak anatomis Uveitis beserta gejala dan
tanda !

o Uveitis anterior
- Iritis : inflamasi yang dominan pada iris
- Iridosiklitis : inflamasi pada iris dan pars plicata

Gejala utama uveitis anterior akut adalah fotofobia, nyeri, merah, penglihatan
menurun,dan lakrimasi. Sedangkan pada uveitis anterior kronik mata terlihat
putih dan gejala minimal meskipun telah terjadi inflamasi yang berat.

Tanda-tanda objektif adanya uveitis anterior adalah injeksi silier, keratic
precipitate (KP), nodul iris, sel-sel akuos, flare, sinekia posterior, dan sel-sel
vitreus anterior.

o Uveitis intermediet : inflamasi dominan pada posterior dan retina perifer
Gejala uveitis intermediet biasanya berupa floater, meskipun kadang-kadang
penderita Mengeluhkan gangguan penglihatan akibat edema makular sistoid
kronik.

Tanda dari uveitis intermediet adalah infiltrasi seluler pada vitreus (vitritis)
dengan beberapa sel di COA dan tanpa lesi inflamasi fundus.

o Uveitis posterior : inflamasi bagian uvea di belakang batas basis vitreus

Dua gejala utama uveitis posterior adalah floater dan gangguan
penglihatan. Keluhan floater terjadi jika terdapat lesi inflamasi perifer.
Sedangkan koroiditis aktif pada makula atau papillomacular bundle
menyebabkan kehilangan penglihatan sentral.

Tanda-tanda adanya uveitis posterior adalah perubahan pada vitreus
(seperti sel, flare, opasitas, dan seringkali posterior vitreus detachment),
koroditis, retinitis, dan vaskulitis.

o Panuveitis : inflamasi pada seluruh uvea
Panuveitis merupakan kondisi terdapat infiltrasi sel kurang lebih
merata di semua unsur di traktus uvealis. Ciri morfologi khas seperti
infiltrat geografik secara khas tidak ada
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/09/panuveitis_files-of-drsmed.pdf
7. Sebutkan pembagian secara klinis ablasio retina berdasarkan penyebab !
a. Ablasi retina regmatogenosa
Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke
belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina
oleh badan kaca cair (fluid vitreus) yang masuk melalui robekan atau lubang
pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas
dari lapis epitel pigmen koroid.
Mata yang berbakat mengalami ablasi retina adalah mata dengan miopi
tinggi, pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian
perifer, 50% ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama.
b. Ablasi retina eksudatif
Yaitu ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan
mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya
cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi)
c. Ablasi retina tarikan atau traksi
Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan
parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan
penglihataan turun tanpa rasa sakit.
Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan
diabetes mellitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca
akibat bedah atau infeksi
Pengobatan ablasi akibat tarikan di dalam badan kaca dilakukan dengan melepaskan
tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan yang disebut
vitrektomi.
Gejala dan tanda:
a. Metamorfopsi berupa makropsi dan mikropsi
b. Fotopsi (melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari sampai beberapa
minggu sebelumnya)
c. Seolah-olah melihat suatu tirai yang bergerak ke suatu arah karena cairan
ablasi bergerak mencari tempat yang rendah
d. Visus sentral hilang jika terjadi di bagian temporal (letak makula lutea). Tetapi
jika terdapat di bagian nasal, visus sentral lebih lambat terganggu
e. Lambat laun tirai makin turun dan menutupi sama sekali matanya (karena
terdapat ablasi retina total sehingga persepsi cahayanya menjadi 0)

8. Sebutkan gejala dan tanda ulcus cornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri !
a. Ulkus Kornea Bakterialis

1) Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah
tengah kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan
berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat
menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin
yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.

2) Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik
kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.
Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang
disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat
hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.

3) Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral
kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam
kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea
dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu
dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang
bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat

hipopion yang banyak

4) Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang
dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga
memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus
terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-
kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang
menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di
temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya
ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis
b. Ulkus Kornea Fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai
beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.
Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang
agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti
bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal
penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit
disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan
bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik.
Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi
siliar disertai hipopion.




Ulkus Kornea Fungi

9. Sebutkan gejala-gejala dan tanda konjungtivitis bakteri, alergika atau virus
Bakteri Virus Alergi
Purulen Non purulen
Kotoran/secret Mengucur Sedikit Sedikit Sedikit
Air mata/lakrimasi Sedang Sedang Mengucur Sedang
Gatal sedikit - Sedikit Mencolok
Injeksi umum Local Umum Umum
Nodulpreaurikular jarang Lazim Lazim -
Pewarnaan bakteri Bakteri Monosit Eosinofil
Usapan PMN PMN Limfosit
Sakittenggorokandanpanas
yang menyertai
Jarang - Sewaktu-
waktu
-









10. Sebutkan differential diagnosis dari mata merah beserta jelaskan tanda dan gejalanya
Algoritma differential diagnosis dari mata merah berdasarkan American Family
Physician (2006)






























Nyeri??
Mata merah
Ya
Tidak
Penglihatan Kabur
Ya
Tidak
Fotofobia Tidak
Discharge??
Ya
Opthalmic
Referral
Iritis/uveitis
Glaukoma akut
Keratitis
dll
Ya
Tidak
Purulen Berair
Konjungtivitis
bakterial
Konjungtivitis
viral atau
allergika
Gatal??
Ya
Tidak
Konjungtivitis
allergika
Konjungtivitis
viral
Gatal??
Ya Tidak
Konjungtivitis
allergika
Dry eye
Blepharitis
Opthalmic
Referral
Episkleritis
Skleritis
Dry eye
Blepharitis
Topical drug
toxicity
dll



a. Mata merah, Visus Normal
i. Sekret (-)
1. Pinguekula
2. pterigium
3. Hematoma subkonjungtiva
4. Episkleritis- skleritis
ii. Sekret (+) : Konjungtivitis
b. Mata merah, Visus turun
i. Keratitis
ii. Ulkus kornea
iii. Uveitis
iv. Glaucoma
v. Endoftalmitis
vi. Panoftalmitis

Konjungtivitis keratitis Iritis akut Glaucoma akut
Sakit Kesat Sedang Sedang-
berat
Hebat-
menyebar
Kotoran Seringpurulen Reflex epifora Ringan
Fotofobia Ringan Hebat sedang
Kornea Jernih&terang Hebat Edema epitel
Iris Normal Muddy Abu2 hijau
Penglihatan N < N <N <N
Sekret + - - -
Flare - -/+ ++ -
Pupil N < N < N >N
Tekanan N N <N>
(pegal
)
> N (sptpegal)
Vaskularisasi a. konjungtiva a. siliaris Pleksus episkleral
posterior siliaris
Injeksi konjungtival Siliar siliar episkleral
Pengobatan Antibiotic Antibiotic,siklopegik Steroid +
siklop
egik
Miotikadiamox
+ operasi
Uji Bakteri Sensibilitas Infeksi
lokal
Tonometri

11. Apa fungsi dari obat:
a. Midriasil :
Termasuk obat sikloplegik (parasimpatolitik) untuk melebarkan pupil yang
kegunaan utamanya adalah:
i. Melebarkan pupil untuk keperluan oftalmoskopi.
ii. Melumpuhkan otot-otot akomodasi, terutama pada pasien muda, untuk
membantu pemeriksaan refraksi
iii. Melebarkan pupil dan melumpuhkan otot akomodasi pada uveitis,
untuk mencegah pembentukan sinekia serta meredakan nyeri dan
fotofobia.
b. Pantokain :
Salah satu jenis anestetik topikal yang berguna untuk sejumlah prosedur
diagnostik dan terapeutik, termasuk tonometri, pengangkatan benda asing atau
jahitan, gonioskopi, kerokan konjungtiva, dan tindakan bedah ringan pada
kornea dan konjungtiva. Satu dua tetes biasanya sudah cukup, tetapi dosisnya
dapat diulang selama tindakan berlangsung.
c. Timolol :
Obat penyekat adrenergik-beta non-selektif yang diberijab secara topikal
untuk pengobatan glaukoma sudut terbuka, glaukoma afakik, dan beberapa
jenis glaukoma sekunder. Satu kali pakai dapat menurunkan tekanan
intraokular selama 12-24 jam.
d. Pilocarpine :
Miotikum. Salah satu jenis obat parasimpatomimetik yang meningkatkan
aliran keluar humor aqueous dengan bekerja pada anyaman trabekular melalui
kontraksi otot siliaris. Namun pilocarpine jarang digunakan sejak
ditemukannya analog prostaglandin, tapi masih dapat bermanfaat pada
sejumlah pasien.
e. Acetazolamide:
Penghambat anhidrase karbonat pada corpus ciliare untuk mengurangi sekresi
aqueous. Pemberian penghambat anhidrase karbonat per oral terutama berguna
dalam menurunkan tekanan intraokular pada kasus glaukoma sudut terbuka
tertentu dan dapat dipakai pada glaukoma sudut tertutup dengan sedikit efek.
f. Manitol :
Jenis obat hiperosmotik yang dipakai untuk mengurangi tekanan intraokular
dengan membuat plasma jadi hipertonik terhadap humor aqueous. Obat ini
pada umumnya dipakai dalam penanganan glaukoma akut sudut tertutup dan
kadang-kadang pra atau pascabedah bila diindikasikan penurunan tekanan
intraokular.
g. Gentamicin :
Antibiotik yang diterima secara luas untuk digunakan pada infeksi mata berat,
terutama ulkus kornea yang disebabkan oleh organisme gram-negatif.
Antibiotik ini juga efektif terhadap banyak atfilokok gram-positif, tetapi tidak
efektif terhadap streptokok. Telah banyak ditemukan strain bakteri yang
resisten terhadap gentamicin.
h. Kloramfenikol :
Antibiotik yang efektif terhadap sejumlah besar organisme gram-positif dan
gram-negatif. Obat ini jarang menimbulkan sensitisasi lokal, tetapi sejumlah
kasus anemia aplastik telah terjadi pada terapi jangka panjang.
i. Efisel tetes :
Sebagai midriatikum.
j. Atropine tetes
Merupakan sikloplegik yang efektif dan bekerja lama. Selain sebagai
sikloplegik pada anak, atropine dipakai secara topikal dua atau tiga kali sehari
dalam pengobatan iritis. Obat ini juga dipakai untuk mempertahankan pupil
agar tetap lebar setelah tindakan operasi intraokular.






12. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Hipopion : Pus di bilik mata depan

b. Hifema : Darah dibilik mata depan

c. Sinekia anterior : Perlekatan iris ke kornea

d. Sinekia posterior : Perlekatan iris ke lensa





e. Keratic presipitate : Penimbunan sel-sel radang di kornea posterior pada
uveitis.

f. Infiltrat : Sel-sel radang

g. Pterygium : Pertumbuhan jaringan berbentuk segitiga yang meluas dari
konjungtiva hingga menutupi kornea.

h. Trikiasis : Inversi dan pergesekan bulu mata ke bola mata.

i. Entropion : Kelopak mata yang melipat ke dalam.



13. Sebutkan trias akomodasi
a. Konvergensi
b. Konstriksi pupil (miosis)
c. Pencembungan lensa

14. Sebutkan cara koreksi miopia
Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif
terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila
pasien dikoreksi dengan -3.0 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga
bila diberi S-3.25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -3.0 agar untuk
memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi.

15. Sebutkan kelainan refraksi dan definisinya
a. Emetropia
Keadaan refraksi mata, di mana semua sinar yang sejajar, yang datang dari
jarak tak terhingga, dan jatuh pada mata yang dalam keadaan istirahat, akan
dibiaskan tepat di retina.
b. Ametropia
Keadaan refraksi mata, di mana sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga dan jatuh di mata dalam keadaan istirahat tak pernah dikumpulkan
tepat di retina. Macam-macam ametropia adalah hipermetropia, miopia,
astigmatisme.
c. Hipermetropia
Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar yang sejajar yang datang dari jarak
tak terhingga, oleh mata yang dalam keadaan istirahat dibiaskan di belakang
retina.
d. Miopia
Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat dibiaskan di depan retina.
e. Astigmatisme
Di sini sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga, oleh mata dalam
keadaan istirahat, dibiaskan tak tertentu, refraksi dalam tiap meridian tidak
sama.

f. Presbiopia
Merupakan kelainan refraksi, di mana pungtum proksimum, yaitu titik dekat
yang dapat dilihat dengan akomodasi maksimal telah begitu jauh, sehingga
pekerjaan dekat yang halus sukar dilakukan, akibat berkurangnya daya
akomodasi. Di sini sinar yang divergen, yang datang dari jarak dekat,
dibiaskan di belakang retina.

16. Apa yang dimaksud dengan:
a. Enukleasi : Pengangkatan seluruh bola mata secara bedah.
b. Eviserasi : Pengangkatan isi bola mata.
c. Afakia : Tidak adanya lensa kristalina.
d. Psedofakia : Adanya lensa tanam intraokular buatan setelah ekstraksi
katarak.
e. Endoftalmitis : Infeksi intraokular yang luas.
f. Eksenterasi : Pengangkatan seluruh isi orbita, termasuk bola mata dan
sebagian atau seluruh kelopak mata.

17. Sebutkan pembagian klinis retinopati diabetika berdasarkan gambaran funduskopinya
Klasifikasi retinopati DM (menurut bagian mata FK UI/RSCM)
- Derajat I : terdapat mikroaneurismata dengan atau tanpa eksudat lemat pada
fundus okuli

- Derajat II : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak dengan atau
tanpa eksudat lemak pada fundus okuli

- Derajat III : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak, terdapat
neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli.

- Derajat IV : vena- vena melebar, sianosis, tampak sebagai sosis.


- Derajat yang lebih berat : jika pada gambaran fundus mata kiri tidak sama
beratnya dengan mata kanan.

18. Sebutkan pembagian klinis retinopati hipertensi berdasarkan gambaran funduskopinya
Klasifikasi Retinopati Hipertensi (menurut FK UI)
Tipe 1 :
- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sclerosis, dan terdapat
pada orang muda
- Pada funduskopi : arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan
tajam, perdarahan ada atau tidak ada,eksudat ada atau tidak ada
Tipe 2 :
- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sclerosis senile, terdapat pada
oraang tua
- Funduskopi : pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan
sheeting setempat
- Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil



Tipe 3 :
- Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosclerosis, terdapat pada orang
muda
- Funduskopi : penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena crossing,
perdarahan multiple, cotton wool patches, macula star figure
Tipe 4 : Hipertensi yang progresif
- Funduskopi : edema papil, cotton wool patches, hard eksudat , dan star figure
exudat yang nyata.
Klasifikasi Retinopati Hipertensi menurut Schele :
- Stadium I : terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah kecil
- Stadium II : penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang
penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang,
membentuk cabang keras
- Stadium III : lanjutan stadium II, dengan eksudat Cotton, dengan perdarahan yang
terjadi akibat diastole di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan
berkurangnya penglihatan
- Stadium IV : seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure,
disertai keluhan : penglihatan menurun dengan tekanan diastole kira-kira 150
mmHg

Menurut Keith Wagener Barker, dimana klasifikasi ini dibuat berdasarkan
meninggalnya penderita dalam waktu 8 tahun :
- Derajat 1 : penciutan ringan pembuluh darah. Dalam periode 8 tahun 4%
meninggal
- Derajat II : penambahan penciutan, ukuran pembuluh nadi dalam diameter yang
berbeda-beda dan terdapat fenomena crossing. Dalam periode 8 tahun 20%
meninggal
- Derajat III : tanda-tanda pada derajat 2 ditambah perdarahan retina dan cotton
wool patches. Dalam 8 tahun 80% meninggal
- Derajat IV : tanda-tanda derajat 3 dengan edema papil yang jelas. Dalam eriode 8
tahun 98% meninggal dunia.


19. Sebutkan perbedaan dari injeksi konjuntival dan injeksi perikorneal/siliar
Injeksi Konjungtival Injeksi Korneal / Injeksi Siliar
Berwarna pembuluh darah yang merah segar Berwarna lebih ungu dibandingkan dengan
pelebaran pembuluh darah konjungtival
Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini
disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat
longgar pada konjungtiva bulbi yang mudah
lepas dari dasarnya sklera
Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva
bila digerakkan karena melekat erat dengan
jaringan perikornea
Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian
perifer, karena asalnya dari bagian perifer atau
arteri siliar anterior
Ukuran sangat halus terletak disekitar korneal,
paling padat sekitar korneal dan berkurang
kearah forniks
Pada radang konjungtiva pembuluh darah
terutama didapatkan didaerah forniks
Pembuluh darah tidak tampak
Dengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan
lenyap sementara
Pembuluh darah perikornea tidak menciut bila
diberi epinefrin atau adrenalin 1:1000
Tidak ada fotofobia Fotofobia
Gatal Hanya lakrimasi, sakit tekan dalam sekitar
kornea
Pupil dalam ukuran normal dengan reaksi
normal
Pupil irregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)






































TUGAS COASS
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS





Oleh :
Agnes Triana Basja
01.207.5438



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2011





TUGAS COASS
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS





Oleh :
Diah Ayu Aryani
01.207.5468



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2011

Anda mungkin juga menyukai