TEKNIK SEDERHANA
DETEKSI ENTEROBIASIS
MENGGUNAKAN PERIPLASWAB
(Materi Penunjang Pembelajaran Berbasis Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
Oleh :
Didik Sumanto, SKM, M.Kes (Epid)
2012
PENDAHULUAN
Penyakit cacingan merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Dari penelitian Subahar pada 1995 didapatkan
prevalensi penyakit cacingan sebesar 60 - 70%. Tingginya prevalensi ini
disebabkan oleh iklim tropis dan kelembaban udara tinggi di Indonesia
dan merupakan lingkungan yang baik untuk perkembangan cacing, serta
diperparah dengan kondisi sanitasi dan higiene yang buruk. Cacingan
merupakan penyakit endemik dan kronik. Penyakit ini tidak mematikan,
tetapi menggangu kesehatan tubuh manusia. Pada akhirnya bisa
menurunkan kualitas sumerdaya manusia (SDM). Hal ini bisa terjadi
karena penderita cacingan akan mengalami kurang gizi, anemia,
mengeluh saluran pencernaan, mengalami penurunan daya tubuh,
penurunan kemampuan belajar pada anak dan yang paling merugikan
adalah terjadinya penurunan produktifitas kerja pada orang dewasa.
(Harian terbit, 2007).
Penyebaran infeksi cacing yang lebih luas adalah penyebaran
cacing kremi (Enterobiasis vermicularis) dibandingkan jenis cacing
lainnya. Penularannya dapat terjadi dalam satu keluarga atau kelompok
yang hidup dalam satu lingkungan yang sama seperti pada asrama dan
rumah piatu. Penyakit cacingan ini sering menginfeksi anak-anak. Hasil
penelitian di daerah Jakarta Timur melaporkan bahwa kelompok usia
terbanyak yang menderita enterobiasis adalah kelompok usia antara 5-9
tahun yaitu mencapai 54,1% dari anak yang diperiksa. (Srisasi G,2004)
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan yang dibuat dari
usap perianal (perianal swab) yang diambil dengan cara melekatkan
scotch adhesive tape pada saerah perianal. Dilakukan pemeriksaan
mikroskopis untuk melihat adanya telur cacing. Pengambilan apusan
perianal sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum mandi dan buang
air besar. Pemeriksaaan diulang sebanyak tiga kali atau lebih sebelum
menyatakan hasilnya negative. Kadang telur cacing ditemukan pada
1
pemeriksaan tinja atau urine. Cacing betina ditemukan dalam tinja dan
sekitar anus pada saat dilakukan pemeriksaan rectum dan vagina. (I
Nyoman Kandung, 2000).
Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah
yang pada ujungnya dilekatkan Scotch adhesive tape.Meskipun alat untuk
mendiagnosa adanya infeksi cacing menurut Graham scotch ini sudah
tersedia, bukan berarti tidak ada kendala dalam pemeriksaan di
lapangan. Sebuah pemeriksaan di lapangan diperlukan suatu gagasan
atau cara supaya mendapatkan hasil optimal, namun tetap berdasar
pada ketelitian dan hasil diagnosa.
Selotipe dan plastik mika merupakan salah satu bahan yang biasa
dipakai untuk ketrampilan. Dengan dimanfaatkanya bahan ini sebagai
media dalam pemgambilan sampel, maka secara otomatis dapat
meringankan dan membantu berbagai pihak baik pemerintah, instansi
kesehatan, ataupun masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat ditijau
dari segi biaya, efisiensi waktu, hasil temuan, ketepatan pemeriksaan.
Teknik diagnosis laboratorium untuk infeksi cacing kremi memiliki
perbedaan yang berarti khususnya pada saat pengambilan spesimen
pemeriksaan. Pada umumnya bahan pemeriksaan untuk cacing perut
adalah berupa feses dari penderita, namun untuk pemeriksaan infeksi
cacing kremi sampel feses tidak akan banyak membantu bahkan
memberikan peluang terjadinya hasil pemeriksan yang negatif palsu
(false negative). Diperlukan bahan pemeriksaan berupa apusan perianal
(anal swab) untuk keberhasilan diagnosis laboratorium infeksi cacing
kremi.
Apusan
perianal
yang
diambil
dari
penderita
juga
manusia.
Untuk
bertelur
cacing
betina
sering
kali
(I
Nyoman
Kandun,
2000)
Perkembangannya
daerah
dimana
kondisi
kebersihannya
dibawah
standar.
(Gandahusada S, 2004).
METODE ANAL SWAB
Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah
yang pada ujungnya dilekatkan Scotch adhesive tape. Bila adhesive tape
di tempelkan di daerah sekitar anus, telur cacing akan menempel pada
perekatnya, kemudian adhesive tape diratakan pada kaca benda dan
dibubuhi sedikit toluol pada pemeriksaan mikroskopik. Apusan perianal
yang diambil dari penderita juga memprasyaratkan kondisi tertentu bagi
penderita hingga bahan apusan yang diambil layak dan diyakini akan
memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang sebenarnya. Bahan
apusan perianal ini harus diambil dari penderita saat pagi hari selepas
bangun tidur sebelum mandi, buang air besar dan aktifitas lain yang
dapat menghilangkan telur cacing dari daerah perianal. (Gandahusada S,
2004).
Pengambilan sampel menurut Teknik Graham Scotch Adhesive
Tape dilakukan dengan tiga cara yaitu menggunakan alat yang berbeda :
batang pengaduk dengan adhesive tape di lekatkan pada ujung batang,
di tempelkan pada dubur dan pada saat pemeriksaan, adhesive tape di
lepas untuk di letakkan di obyek glass ; obyek glass dengan adhesive
tape, adhesive tape dilekatkan pada ujung obyek glass, kemudian
ditempelkan ke dubur,adhesive tape di letakkan di obyek glass lain untuk
5
ditempelkan
pada
perianal.
Pemerikasaan
dilakukan
di
Scotch
Adhesive
Tape
merupakan
satu-satunya
teknik
pemeriksaan infeksi cacing kremi pada saat ini dan diyakini dapat
memberikan hasil terbaik dalam penegakan diagnosa infeksi cacing
kremi. Untuk pemeriksaan seorang demi seorang memang tidak ada
masalah, namun apabila pemeriksaan dilakukan dalam suatu kegiatan
survei cepat di lapangan yang melibatkan sampel dalam jumlah relatif
besar maka teknik ini masih dirasakan kurang praktis dan memiliki
hambatan dalam pelaksanaannya.
Waktu Pengambilan Sampel
Waktu
pengambilan
sampel
yang
sering
dilakukan
dalam
sampel
menggunakan
kertas
selofan
yang
Pada
ini
menjadi
sangat
mendasar
mengingat
specimen
aplikasi
model
alat
Periplaswab
dalam
pengambilan
specimen
memberikan
Apabila
biasanya
kemudahan
dalam
menggunakan
dalam
scoth
penegakan
adhesive
tape
ini dapat dikatakan aman karena bahan yang digunakan terbuat dari
plastik, sehingga apabila menyentuh kulit anus tidak menimbulkan rasa
sakit.
Hal ini dapat ditijau dari segi biaya, efisiensi waktu, hasil temuan,
ketepatan pemeriksaan. Pastilah hal ini dapat dibedakan jelas dengan
pemeriksaan menurut Graham Scoth dengan mengarah pada tujuan yang
sama. Selain tidak berbahaya bahan untuk penbuatan media ini juga
mudah didapat. Sehingga dengan melakukan survei cepat ini di harapkan
dapat mengurangi infeksi kecacingan pada masyarakat
Bagi pemerintah, hal ini dapat sangat membantu meminimalkan
prevalensi kecacingan karena semua daerah baik pedalaman maupun
kota dapat dijangkau. Sehingga secara otomatis dapat dengan mudah
membuat langkah-langkah penagulangan infeksi cacing. Dengan biaya
yang
terjangkau
dapat
menyejahterakan
masyarakat
di
bidang
kesehatan.
Manfaat penggunaan periplaswab
Bagi petugas kesehatan adanya Periplaswab merupakan solusi
atas keengganan pengambilan sampel pemeriksaan diluar jam kerja
petugas. Adanya Periplaswab akan meringankan beban petugas karena
pengambilan sampel dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat mengingat
kemudahan dan kepraktisan penggunaan alat ini. Adanya Periplaswab
juga
akan
laboratorium
mempersingkat
tinggal
waktu
melakukan
pemeriksaan
pembacaan
karena
hasil
saja.
petugas
Adanya
alat
ini
karena
dapat
membuat
sendiri
di
rumah.
Menghindarkan adanya rasa malu pada anak dan anggota keluarga yang
akan diperiksa karena pengambil sampel dapat dilakukan oleh keluarga
itu sendiri. Adanya berbagai kemudahan dan kepraktisan tersebut pada
akhirnya masyarakat secara perlahan akan meningkat partisipasinya
dalam melakukan deteksi dini infeksi cacing kremi. Khusus bagi
masyarakat sekolah, dapat memasukkan materi ini ke dalam kurikulum
ketrampilan sehingga siswa dapat menghasilkan produk Periplaswab
yang dapat dijual ke masyarakat luas.
Spesifikasi alat PERIPLASWAB
Bentuk alat Periplaswab yang diciptakan sebagaimana tampak
dalam gambar berikut :
Selotipe
5,75 cm
2,3 cm
8 cm
3 cm
8 cm
(a)
(b)
Spesifikasi alat :
a. Plastik mika dipotong dengan ukuran 3 cm x 16 cm, yang dilipat
menjadi
bagian
membagi
ukuran
panjangnya
sehingga
Guna
melakukan
pembacaan
hasil
secara
mikroskopis
dari
alat
Periplaswab
5 cm
4
cm
9 cm
12
(a)
(b)
13
Negatif
34,7%
Positif
65,3%
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas jenis alat dari segi
biaya, waktu dan ketepatan hasil.
Efisiensi alat periplaswab
Tingkat efisiensi merupakan
obyek
glass
dalam
menekan
biaya
yang
dikeluarkan
per
unit
dikategorikan
menjadi
dua
yaitu
efisien
apabila
waktu
50.26
60
50
37.13
40
Waktu (detik) 30
20
10
0
Periplswab
Obyek Glass
maka dilakukan uji beda dengan menggunakan paired t test. Hasil yang
diperoleh menunjukkan p value (0,000)< 5%. Dengan demikian terdapat
pebedaan yang signifikan antara Periplaswab dan obyek glass dengan
kategori Periplaswab lebih efisien daripada obyek glass sebagai alat
pengambil spesimen apusan perianal.
Jumlah telur
(buti/cm2)
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45
Sampel
Periplaswab
Obyek glass
0.08
butir/cm2),
sedangkan
angka
maksimum
periplaswab
menunjukan angka lebih kecil yaitu 29,7 butir/cm 2 dari obyek glass (50,6
butir/cm2).
13.4
Obyek Glass
Diagram 10. Angka Rata-Rata Jumlah Telur yang Ditemukan Kedua Jenis
Alat (Periplaswab dan Obyek glass) dalam butir/cm 2
Diagram 10 menunjukkan rata-rata jumlah telur yang ditemukan
dalam butir/cm. Pada diagram terlihat rata-rata periplaswab 13,6
butir/cm2 lebih tinggi dibanding obyek glass 13,43 butir/cm 2.
Untuk memperkuat hasil, maka digunakan uji beda antar dua
variabel yang sebelumnya telah diuji kenormalan dengan uji kolmogorov
smirnov. Diperoleh kedua variabel data berdistribusi normal dengan p
value > dari 5%, sehingga untuk mengetahui perbedaan kedua jenis alat
digunakan paired t test. Hasil menunjukkan bahwa p value (0,962) >
5% artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara periplaswab dan
obyek glass dari segi ketepatan hasil.
18
masing-masing
alat
dengan
didapatkan
waktu
pengambilan
dan 4 menit.
waktu (menit)
50
40
30
20
10
0
1
10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46
Periplaswab
Obyek glass
13.57
Periplaswab
Obyek glass
19
Diagram 12. Rerata Tingkat Efisiensi Alat dari Segi Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pada diagram 12, rata-rata waktu pemeriksaan yang dibutuhkan
periplaswab adalah 13.57 menit. Angka ini lebih kecil dibandingkan
dengan obyek glass yaitu 18,13 menit. Dengan demikian rata-rata waktu
pemeriksaan yang dibutuhkan periplaswab lebih singkat dari obyek.
Terdapat
beberapa
faktor
yang
menyebabkan
periplaswab
21
PENGANTAR
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat merupakan satu langkah
awal dalam menghasilkan produk ilmiah yang pada akhirnya diharapkan
dapat dijadikan rujukan bagi pengembangan keilmuan. Perkembangan
ilmu akan dirasakan semakin cepat bilamana dunia pendidikan selalu
memperhatikan
seluruh
hasil-hasil
pengkajian
ilmiah
dan
Oktober 2012
22
DAFTAR ISI
Pendahuluan .................................................................... 1
Enterobiasis
.................................................................... 3
............................................................
.................................................................... 8
23